Anda di halaman 1dari 20

Meningitis

Departemen Neurologi FK UI RSCM. 2017. Buku Ajar Neurologi Buku 1


Ed. 1. Tangerang: Penerbit Kedokteran Indonesia
2012. Harrison’s Principal of Internal Medicine Ed. 18. Jakarta: EGC
Definisi
Meningitis ialah inflamasi pada selaput meninges bagian arachnoid,
piamater maupun yang melibatkan cairan serebrospinal. Dapat
disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamur, parasite) maupun non
infeksi (penyakit sistemik, keganasan atau reaksi hipersensitivitas)
Etiologi Faktor Risiko
• S. pneumoniae • Alkohol
• N. meningitidis • Diabetes
• Streptococcus grup B
• Splenektomi
• H. influenza
• Listeria monocytes
• Trauma kepala dengan fraktur basis
cranii dan rinorhea CSE
• M. tuberculosis
• C. neofarmus • Tidak vaksin
• Treponema pallidum • Terdapat infeksi sebelumnya
• Enterovirus
• Virus herpes simpleks 2
Epidemiologi
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan
perempuan dan distribusi terlihat lebih nyata pada bayi dan dewasa usia
> 60 tahun

Insidens Meningitis TB di Indonesia pada 2015 adalah 1.020.000 orang.


Berdasarkan data RSUPN Cipto Mangunkusumo pada bulan Januari
2015 – April 2016 didapatkan 116 kasus Meningitis TB dari total 289
infeksi otak. Sementara di Bandung didapatkan insiden Meningitis
Kriptokokus (29,8%) pada pasien HIV positif dan 8,1 % dari keseluruhan
pasien dengan gejala meningitis subakut.
Patofisiologi
Bakteri menyebar secara hematogen sampai ke selaput otak  Invasi
kuman-kuman ke dalam ruang subaraknoid  penyebaran sel-sel
leukosit polimorfonuklear ke dalam ruang subarakhnoid  terjadi
eksudat
Gejala Klinis
• Meningitis TB : Gejala awal tidak khas. Durasi onset gejalanya adalah
5-30 hari. Dapat ditemukan tanda meningitis subakut : demam,
letargi, nyeri kepala, kaku kuduk beberapa hari sampai beberapa
minggu, kelainan saraf kranial, keringat malam dan SIADH (syndrome
of inappropriate secretion of antidiuretic hormone)
• Meningitis Kriptokokus : demam, tanda peningkatan TIK akibat
gangguan penyerapan CSS (nyeri kepala, gangguan penglihatan,
diplopia, muntah proyektil, penurunan kesadaran), meningismus,
papil edema, paresis saraf kranial atau kejang
• Kaku kuduk merupakan suatu kondisi kekakuan pada leher akibat
perangsangan pada selaput otak, dan kondisi ini dapat ditemukan pada
Meningitis
• SIADH : Kondisi ketika kadar hormon yang tinggi menyebabkan tubuh
menahan air. mual dan muntah, sakit kepala, kebingungan, lemah, dan
kelelahan
• Meningismus : kaku kuduk, pemeriksaan "Kernig's sign" pasien dibaringkan 
telentang, dengan panggul dan lutut difleksikan membuat sudut 90 derajat.
Pada pasien dengan "Kernig’s sign” yang positif, rasa nyeri akan membatasi
ekstensi lutut secara pasif. Tanda "Brudzinski" positif apabila fleksi pada
leher menyebabkan fleksi pada lutut dan panggul secara involunter. 
• Meningitis bacterial akut (N. meningiditis) : bersifat cepat dan progresif.
Dapat berupa demam, nyeri kepala, kaku kuduk, penurunan kesadaran,
mual, muntah, fotofobia, ruam maculopapular difus, lesi petekie pada
badan dan ekstremitas bawah. Membran mukosa serta konjungtiva dan
telapak
• Meningitis viral : nyeri kepala, demam, meningismus, fotofobia, nyeri saat
menggerakkan bola mata, lemas, myalgia, anoreksia, mual muntah, nyeri
perut atau diare
• Ruam makulopapular adalah jenis ruam yang ditandai oleh daerah datar
berwarna merah pada kulit yang ditutupi oleh benjolan kecil yang
konfluen
Pemeriksaan Penunjang
• Analisis cairan serebrospinal : Meningitis TB -> pleiositosis dengan predominan limfosit, protein
tinggi dan rasio glukosa CCS disbanding glukosa serum rendah
• Pemeriksaan BTA CSS : disarankan menggunakan volume > 6 mL dengan sentrifugasi dan
pengamatan 20-30 menit
• Pemeriksaan kultur (gold standard) -> butuh waktu 2-8 minggu
• Foto toraks -> TB milier
• CT Scan dan MRI : meningitis -> gambaran infark, tuberculoma, abses
Diagnosis definitive Meningitis TB bila
1. Ditemukan BTA di CSS
2. M. tuberculosis tumbuh pada kultur
3. Pemeriksaan asam nukleat M. tuberculosis atau PCR positif

Lokais tersering ganglia basal


• Pemeriksaan CSS dengan tinta india -> standar diagnosis meningitis kriptokokus untuk
menemukan jamur
• Deteksi antigen kriptokokus dengan Teknik lateral flow immunochromatographic assay di CSS
• Kultur jamur (gold standard) : butuh waktu 3-8 hari
• Pencitraan : penyangatan pada meningen, massa padat / granuloma, atrofi, edema serebri,
hidrosefalus

This micrograph depicts the presence of aerobic Gram-negative Neisseria meningitidis diplococcal
bacteria; Mag. 1150X. Meningococcal disease is an infection caused by a bacterium called N.
meningitidis or the meningococcus. The meningococcus lives in the throat of 5-10% of healthy
people. Rarely, it can cause serious illness such as meningitis or blood infection.
Histopatologi meningitis bakterial: kasus otopsi seseorang dengan meningitis pneumokokus
menunjukkan infiltrat radang pada pia mater yang terdiri dari granulosit neutrofil (inset,
pembesaran lebih tinggi).
Kriptokokus dengan pem. Tinta india dan pewarnaan wright
Putih pendek : tuberculoma pada hipokampus kiri
Putih Panjang : tuberculoma pada cerebellopontine angle kiri
Tatalaksana
• Pemberian antibiotic dalam 60 menit sejak dating ke IGD
• Meningitis TB
1. OAT 2RHZE/7-12RH dapat ditambahkan piridoksin (Vitamin B6) 25-50
mg/kg/hari untuk cegah sefek samping neuritis primer.
2. Untuk kasus putus obat OAT kategori II 2RHZES/7-12RH
• Meningitis TB tanpa HIV
1. Dewasa (> 14 tahun) deksametason 0,4 mg/kgbb/24 jam dan dilakukan
pengurangan dosis pada minggu ke 6-8
2. Anak prednisolone 4 mg/kgbb/hari selama 4 minggu lalu pengurangan
dosis selama 4 minggu lagi
OAT lini satu diberikan selama 12 bulan yang dibagi 2 fase, 2 bulan pertama,
10 bulan berikutnya. Untuk 2 bulan pertama kombinasi isoniazid, rifampisin,
pirazinamid dan etambutol / streptomisin. 10 bulan : isoniazid dan
rifampisin

• Meningitis Kriptokokus
1. Terapi induksi amfoterisin B (0,7 – 1 mg / kgbb / hari) IV selama 2 minggu
+ flukonazol 800 – 1200 mg / hari / oral. Setelah 2 minggu dilanjutkan fase
konsolidasu dengan flukonazol 800 mg / hari / oral selama 8 minggu, namun
flukonazol tetap dilanjutkan hingga CD4 > 200 sel/mikroliter
Komplikasi
• Peningkatan TIK : obstruksi yang menyebabkan gangguan reabsorpsi
CSS pada granulasi aracknoid oleh kapsul polisakarida jamur
• Hiponatremia : insufisiensi adrenal, SIADH dan CSWS (cerebral salt
wasting syndrome)

• Cerebral salt-wasting syndrome (CSWS) is a rare endocrine condition


featuring a low blood sodium concentration and dehydration in
response to injury (trauma) or the presence of tumors in or
surrounding the brain. In this condition, the kidney is functioning
normally but excreting excessive sodium.
Prognosis
Prognosis meningitis tergantung kepada umur, mikroorganisme spesifik
yang menimbulkan penyakit, banyaknya organisme dalam selaput otak,
jenis meningitis dan lama penyakit sebelum diberikan antibiotik.

Penderita usia neonatus, anak-anak dan dewasa tua mempunyai prognosis


yang semakin jelek, yaitu dapat menimbulkan cacat berat dan kematian.

Tingkat kematian meningitis karena H. influenzae 3-7%, N. meningitidis


atau group B streptococci dan L. monocytogenes 15% dan S. pneumoniae
20%

Anda mungkin juga menyukai