This micrograph depicts the presence of aerobic Gram-negative Neisseria meningitidis diplococcal
bacteria; Mag. 1150X. Meningococcal disease is an infection caused by a bacterium called N.
meningitidis or the meningococcus. The meningococcus lives in the throat of 5-10% of healthy
people. Rarely, it can cause serious illness such as meningitis or blood infection.
Histopatologi meningitis bakterial: kasus otopsi seseorang dengan meningitis pneumokokus
menunjukkan infiltrat radang pada pia mater yang terdiri dari granulosit neutrofil (inset,
pembesaran lebih tinggi).
Kriptokokus dengan pem. Tinta india dan pewarnaan wright
Putih pendek : tuberculoma pada hipokampus kiri
Putih Panjang : tuberculoma pada cerebellopontine angle kiri
Tatalaksana
• Pemberian antibiotic dalam 60 menit sejak dating ke IGD
• Meningitis TB
1. OAT 2RHZE/7-12RH dapat ditambahkan piridoksin (Vitamin B6) 25-50
mg/kg/hari untuk cegah sefek samping neuritis primer.
2. Untuk kasus putus obat OAT kategori II 2RHZES/7-12RH
• Meningitis TB tanpa HIV
1. Dewasa (> 14 tahun) deksametason 0,4 mg/kgbb/24 jam dan dilakukan
pengurangan dosis pada minggu ke 6-8
2. Anak prednisolone 4 mg/kgbb/hari selama 4 minggu lalu pengurangan
dosis selama 4 minggu lagi
OAT lini satu diberikan selama 12 bulan yang dibagi 2 fase, 2 bulan pertama,
10 bulan berikutnya. Untuk 2 bulan pertama kombinasi isoniazid, rifampisin,
pirazinamid dan etambutol / streptomisin. 10 bulan : isoniazid dan
rifampisin
• Meningitis Kriptokokus
1. Terapi induksi amfoterisin B (0,7 – 1 mg / kgbb / hari) IV selama 2 minggu
+ flukonazol 800 – 1200 mg / hari / oral. Setelah 2 minggu dilanjutkan fase
konsolidasu dengan flukonazol 800 mg / hari / oral selama 8 minggu, namun
flukonazol tetap dilanjutkan hingga CD4 > 200 sel/mikroliter
Komplikasi
• Peningkatan TIK : obstruksi yang menyebabkan gangguan reabsorpsi
CSS pada granulasi aracknoid oleh kapsul polisakarida jamur
• Hiponatremia : insufisiensi adrenal, SIADH dan CSWS (cerebral salt
wasting syndrome)