EKTIMA
Oleh:
Elisabeth Grety, S.Ked
Pembimbing :
dr. Hj. Rohanna Sari Suaib, Sp.KK
1
EKTIMA
I. PENDAHULUAN
tebal berwarna kuning dan biasanya berlokasi di tungkai bawah, yaitu tempat
menyebabkan klinis infeksi yang luas dari pioderma superfisial hingga infeksi
jaringan lunak yang invasif, tergantung dari organisme, lokasi infeksi, dan
stratum korneum atau pada folikel rambut. Jika tidak diobati, pioderma bisa
Ektima biasa terjadi karena impetigo yang tidak diobati akibat tertutupi
alas kaki atau pakaian, yang biasa terjadi pada tunawisma atau pada tentara
yang ditugaskan di daerah iklim lembab dan panas. Higienitas yang buruk dan
kurangnya gizi juga merupakan faktor predisposisi dari ektima. Ektima dapat
diamati di segala usia atau jenis kelamin dan biasa didapatkan pada orang-
orang dengan malnutrisi. Lesi ektima juga sering terlihat pada ektrimitas
2
bawah anak-anak, lansia yang terabaikan, atau orang dengan penyakit
patogenesis ektima. Lesi ektima yang banyak pada pergelangan dan punggung
kaki adalah pioderma yang paling sering terjadi saat waktu perang di daerah
I. EPIDEMIOLOGI
Semua kalangan umur, jenis kelamin, dan ras bisa terkena, terutama
kulit dan bakteri penyebab. Ektima dapat diamati di segala usia atau jenis
kelamin dan biasa didapatkan pada orang-orang dengan malnutrisi. Dari data
yang dikumpulkan di Divisi Kulit anak, Bagian Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin
II. ETIOLOGI
3
dibeberapa bagian tubuh seperti aksila, perineum, faring, dan tangan. Faktor
aureus pada pioderma dapat menginvasi aliran darah, replikasi bakteri, dan
III. DIAGNOSIS
1. Manifestasi Klinis
4
Gambar 1 : Staphylococcus aureus, Ektima. Luka dengan krusta tebal yang banyak pada kaki
pasien dengan diabetes dan gagal ginjal. Lesi ektima juga muncul pada kaki yang lain, lengan, dan
tangan.(2)
Gambar 2 : Ektima(8)
2. Temuan Laboratorium
possitive
5
- Kultur dapat terisolasi Staphylococcus aureus dan atau
1. Folikulitis
terlihat pustul folikuler kecil dan berbentuk kubah, sering ditembus oleh
rambut halus. Krusta tipis tipis dapat menutupi muara folikel yang
menyembul.(1)
2. Ektima gangrenosum(8)
6
dengan warna biru merah yang biasanya menimbulkan jaringan nekrotik
disekitarnya.(6)
3. Impetigo krustosa
mempunyai dua bentuk klinis, yaitu bulosa dan non bulosa. Persamaan
dan dasarnya ialah erosi. Sebaliknya ektima terdapat baik pada anak
ialah ulkus.(1,8)
7
Gambar 4 : Impetigo krustosa (8)
V. PENATALAKSANAAN
impetigo.(2) Jika terdapat sedikit, krusta diangkat lalu diolesi dengan salap
8
1. Pencegahan
Isoprophil gel untuk tangan dan atau bagian yang termasuk didalamnya.(6)
2. Terapi Topikal
sekitar dan pada lesi kutaneus. Gunakan dua kali sehari pada kulit lesi dan
sering sisebabkan oleh bakteri stafilokok atau streptokok baik pada dewasa
3. Antibiotik oral
9
pengobatan pun bervariasi, beberapa minggu dari terapi sangat
10
Gambar 5. Organisme, Pilihan Agen Antimikroba, dan Alternatif 6
11
12
Gambar 5. Organisme, Pilihan Agen Antimikroba, dan Alternatif 6
13
VI. KOMPLIKASI(10)
VII. PROGNOSIS
14
DAFTAR PUSTAKA
Wiryadi BE, Natahusada EC, et al., editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th
2. Craft N, Lee PK, Zipoli MT, Weinberg AN, Swartz MN, Johnson RA.
Superficial and Cutaneous Infections and Pyodermas. In: Wolff K, Goldsmith LA,
Katz SI, Gilchrest BA, Paller A, Leffell DJ, editors. Fitzpatrick's Dermatology in
3. Ngan Vanessa. Fusidic Acid and Mupirocin. [online] 2008 [cited 2014
dalam: pertemuan Ilmiah Nasional KSDAI. Makssar, Badan penerbit FKUI: 2010.
hal:141-2
5. Davis Loretta. Ecthyma. [online] 2009 [cited 2011 Juli 28]:[1 screen].
Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology 6th ed. New York: McGraw-Hill;
2009. p. 598-604.
Founder for Dermatology. [serial online] 2008. December [cited 2014 November
15
8. Graham-Brown R, Burns T. Infeksi Bakteri. dalam: Dermatologi Catatan
16