Anda di halaman 1dari 24

RINOSINUSITIS AKUT

DEPARTEMEN / SMF ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK - BEDAH KEPALA DAN LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNAIR – RSUD DR. SOETOMO
JANUARI 2024
RINOSINUSITIS AKUT

 penyakit yang ditandai oleh inflamasi mukosa hidung dan


sinus paranasal < 12 minggu.

Klasifikasi berdasarkan:
1) Etiologi
2) Waktu
3) Rekurensi
BERDASARKAN ETIOLOGI

1) Rinosinusitis akut viral (common cold): < 10 hari.

2) Rinosinusitis akut pasca viral: memberat > 5 hari atau menetap >10 hari,
tapi < 12 minggu.

3) Rinosinusitis akut bakterial: ditandai dengan 3 dari 5 gejala yaitu:

 Sekret yang berubah warna

 Nyeri lokal berat (biasanya unilateral)

 Demam > 38° C

 Peningkatan CRP / LED

 ‘Double sickening’
BERDASARKAN WAKTU

1) Akut: < 4 minggu

2) Subakut: > 4 minggu tetapi < 12 minggu


BERDASARKAN REKURENSI

1) Rinosinusitis akut 2) Rinosinusitis kronis


rekuren: eksaserbasi akut:
o ≥ 4 episode rinosinusitis o Perburukan intensitas
akut per tahun
o Intervensi -> perbaikan
o Bebas gejala di tiap (baseline, bukan
interval normal).
o 1 episode ->
rinosinusitis akut pasca
viral / bakterial, atau
minimal tediagnosa
risnosinusitis akut pasca
viral (endoskopi atau
tomografi komputer).
FAKTOR RISIKO

 Lingkungan: lembab, dingin, polusi


 Anatomi
 Infeksi odontogenic
 Alergi
 Kerusakan silia
 Merokok: 53.1% perokok menderita rinosinusitis akut.
 Gangguan cemas
 Penyakit komorbid: bronkitis, asma, penyakit kardivaskuler,
diabetes maligna, keganasan.
PATOGENESIS

 Barrier epitel

Infeksi virus di Endositosis Ekspresi gen dan


epitel mukosa (diperantarai oleh replikasi virus
hidung reseptor) (hitungan jam)
PATOGENESIS

 Respon imunitas

Virus merusak
Surfaktan anti
Infeksi virus di silia dan
mikroba dan
epitel mukosa integritas tight
mucus, sitokin
hidung junction (ZO-1
dan kemokin.
dan ocludin)
PATOGENESIS

 Motilitas silia

Pasca infeksi Protein RSV


Hari ke-5:
RSV (24-28 jam menganggu
hilangnya silia
pertama) aktivitas silia

Infeksi virus Apoptosis dan Hilangnya epitel,


influenza nekrosis sel sel bersilia
PATOGENESIS

 Sel Goblet

Inflamasi: edema,
Respon imun
ekstravasasi
Infeksi virus di mengeliminasi
cairan, produksi
epitel mukosa virus (kerusakan
mucus, obstruksi
hidung minimal pada
drainase sinus
host)
paranasal.

Sel goblet Menghambar


Infeksi virus
menghasilkan virus masuk Rinosinusitis
influenza
sialic acid ke dalam sel bakterial
(IFV)
(glikoprotein) epitel
PATOGENESIS

 Faktor kimia
 nitrik oksid
 Stimulasi saraf
 neuromediator
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Dewasa
Anak
o Gejala > 2
Gejala > 2:
o Salah satunya: kongesti atau adanya
secret hidung (anterior / posterior). o Hidung tersumbat
o Nyeri pada wajah (rasa tertekan)
o Sekret berubah warna
o Penciuman hilang / berkurang
o Endoskopi (salah satu): o Batuk (siang dan malam hari)
• Polip hidung
• Sekret mukopurulen di meatus media
• Edema/ obstruksi mukosa di meatus Onset akut dan durasi < 12 minggu
media
(menurut ICAR:RS).
o Gambaran tomografi computer:
perubahan mukosa KOM dan/atau sinus
paranasal.
DIAGNOSIS

Rinosinusitis Akut Bakterial:

minimal 3 gejala / tanda:  Terdapat tonsilitis akut dan / atau


limfadenopathia colli
 Sekret purulen
 Terdapat tanda bronkitis akut
 Nyeri wajah unilateral (ekspirasi memanjang)

 Demam lebih dari 380 C  Terdapat kekambuhan asma

 Gejala lebih dari 10 hari dan / atau  Peningkatan LED di atas 20 dan
terdapat double sickening CRP di atas 5.
(perburukan gejala sesudah
mengalami perbaikan)

 Terdapat gambaran Otitis Media Akut


NASOENDOSKOPI

pemeriksaan secara visual dan langsung pada rongga hidung,


sinus paranasal sampai nasofaring mempergunakan alat
endoskopi.

Indikasi:
 Identifikasi awal
 Evaluasi
 Pengambilan sampel
 Debridemen
NASOENDOSKOPI
TERAPI MEDIKAMENTOSA

Rinosinusitis akut:
 Dekongestan
 NSAID/ Paracetamol
 Irigasi hidung dengan larutan salin
 Probiotik
 Vitamn C
 Zinc
 Kortikosteroid intranasal
 Herbal medicine
TERAPI MEDIKAMENTOSA

Rinosinusitis akut bakterial:


 Antibiotik IV -> jika komplikasi orbita dan intracranial.

Prinsip pemilihan antibiotik:


 Diagnosis sesuai kriteria ABRS
 Derajat keparahan -> VAS
 Eradikasi maksimal bakteri pathogen
 Kenali prevalensi resistensi local
 Menggunakan AB efektif berdasarkan pemahaman
farmakodinamik dan farmakokinetik
KOMPLIKASI

Orbita Intrakranial
Klasifikasi Chandler:  Empiema epidural/ subdural
1. Selulitis pre septal  Abses otak
2. Selulitis orbita  Meningitis
3. Abses subperiostel  Cerebritis
4. Abses orbita  Trombosis sinus kavernosus
5. Trombosis sinus
kavernosus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai