Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIFTERI

DI SUSUN OLEH:
PUTRI ANINDYA RUKMANA
P27220017 156

PRODI SARJANA TERAPAN BERLANJUT PROFESI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN DIFTERI

A. DEFINISI
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang sangat menular yang terjadi secara
lokal pada mukosa saluran pernafasan atau kulit, yang disebabkan bakteri
Corynabacterium Diphteria, ditandai oleh terbentuknya eksudat yang membentuk
membran pada tempat infeksi, dan diikuti oleh gejala-gejala umum yang
ditimbulkan oleh eksotoksin yang diproduksi bakteri tersebut (Sudoyo Aru,2009)

B. ETIOLOGI
Disebabkan oleh Corynabacterium Diphteria, bakteri gram positif yang
bersifat polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora, aerobik dan dapat
memproduksi eksotoksin (Sudoyo Aru,2009). Klasifikasi penyakit difteri secara
klinis adalah menurut lokasinya :
1. Difteri Nasal Anterior
2. Difteri Nasal Posterior
3. Difteri Fausial (Farinks)
4. Difteri Laryngeal
5. Difteri Konjungtiva
6. Difteri Kulit
7. Difteri Vulva / Vagina
Menurut tingkat keparahannya (Sudoyo Aru,2009) :
1. Infeksi ringan, apabila pseudomembrane hanya terdapat pada mokosa hidung
dengan gejala hanya pilek dan gangguan menelan
2. Infeksi sedang, apabila pseudomembrane telah menyerang sampai faring dan
laringsehingga keadaan pasien terlihat lesu dan agak sesak.
3. Infeksi berat, apabila terjadi sumbatan nafas yang berat dan adanya gejala-
gejala yang ditimbulkan oleh eksotoksin seperti miokarditis, paralisis dan
nefritis
C. MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi dari bakteri Corynabacterium Diphteria umumnya 2-5 hari.
(range 1-10 hari), pada difteri kutan adalah 7 hari sesudah infeksi primer pada kulit.
Tanda gejala pada pasien dengan difteri :
1. Demam dengan suhu sekitar 38oC
2. Kerongkongan sakit dan suara parau
3. Perasaan tidak enak, mual muntah dan lesu
4. Sakit kepala
5. Rinorea, berlendir dan kadang-kadang bercampur darah
(Sudoyo Aru,2009)

D. PATOFIOLOGI
Biasanya bakteri berkembang biak pada atau di sekitar permukaan selaput
lendir mulut atau tenggorokan dan menyebabkan peradangan. Bila bakteri sampai ke
hidung, maka hidung akan berair. Peradangan bisa menyebar dari tenggorokan ke
pita suara (laring) dan menyebabkan pembengkakan sehingga saluran udara
menyempit dan terjadi gangguan pernafasan.Bakteri ini ditularkan melalui percikan
ludah dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang telah terkontaminasi
oleh bakteri. Ketika telah masuk dalam tubuh, bakteri melepaskan toksin atau racun.
Toksin ini akan menyebar melalui darah dan bisa menyebabkan kerusakan jaringan
di seluruh tubuh, terutama jantung dan saraf.
Akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ini banyak bergantung pada efek
eksotoksin yang diproduksi. Toksin menghambat pembuatan protein sel sehingga
sel mati. Nekrosis jaringan pada tempat menempelnya kuman akan menunjang
perkembang-biakan kuman dan produksi toksin selanjutnya, serta pembentukan
membran yang melekat erat pada dasarnya. Basil hidup dan berkembang biak pada
traktus respiratorius bagian atas, terlebih bila terdapat peradangan kronis pada
tonsil, sinus dan lain-lain. Tetapi walaupun jarang, basil dapat pula hidup pada
daerah vulva, telinga dan kulit. Pada tempat ini basil membentuk pseudomembran
dan melepaskan eksotoksin. Pseudomembran dapat timbul lokal atau kemudian
menyebar dari faring atau tonsil ke laring dan seluruh traktus respiratorius bagian
atas sehingga menimbulkan gejala yang lebih berat. Kelenjar getah bening
sekitarnya akan mengalami hiperplasia dan mengandung toksin.
PATHWAY

Faktor 1. Imunisasi tidak lengkap Kuman C. Difteriae Masuk melalui mukosa


Pencetus 2. Faktor lingkungan dan kulit
3. Daerah endemik bakteri

Berkembang biak pada


Resiko infeksi Memproduksi toksin permukaan mukosa
saluran nafas bagian atas

Menghambat Seluruh tubuh


pembentukan protein Lokal
dalam sel toksin

Sel mati, respon inflasi


Jantung Saraf Ginjal
lokal

Psudomembran Nekrosis toksik Neurotististoksik Tampak


(eksudat, fibrin, sel dan degenarasi dengen degenerasi perdarahan
radang, eritrosit, hialin lemah pada adrebnal dan
nekrosis, sel-sel epitel) selaput melien nekrosis tubular
adekuat
Miokarditis payah
Udem sof tissue jantung Paralisis
dipalatumole, Proteinuria
otot mata,
Edema kongesti ekstremitas
infiltrasi sel mono inferior
Obstruksi saluran Inkotinensia
nuclear pada serat
pernafasan toksin dan sistem urine aliran
konduksi berlebih

Menyumbat jalan
nafas Kelebihan
( volume cairan Ansietas Hambatan
penurunan curah gangguan komunikasi
jantung
menelan verbal
Ketidakefektifan pola
nafas

Sumber : (NANDA,2015,Sudoyo Aru,2009)


E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Bakteriologik, preparat apusan kuman difteri dari bahan asupan mukosa hidung
dan tenggorokan (nasofaringeal swab)
2. Darah rutin : Hb, leukosit, hitung jenis, eritrosit, albumin
3. Urin lengkap : aspek, protein, dan sidimen
4. Enzim CPK, segera saat masuk RS
5. Ureum dan kreatinin (Bila dicurigai ada komplikasi ginjal)
6. EKG (Endo Kardio Gram)
7. Pemeriksaan radiografi torak untuk mengecek adanya hiperinflasi
8. Tes schick
(Widoyono, 2005)

F. PENATALAKSANAAN
1. Memperhantikan intake cairan dan makanan
2. Pastikan kemudahan depekasi
3. Pemberian antitusif untuk mengurangi batuk
4. Aspirasi skret secara periodik
5. Berikan oksigen dan trakeostomi
6. Pemberian serum anti difteri (SAD)
7. Antibiotik
8. Kortikostiroid
(Sumarmo, 2002)
Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Gangguan Difteri

A. Pengkajian
1. Biodata
a. Umur : Biasanya terjadi pada anak-anak umur 2-10 tahun dan jarang
ditemukan pada bayi berumur dibawah 6 bulan dari pada orang dewasa
diatas 15 tahun
b. Suku bangsa : Dapat terjadi diseluruh dunia terutama di negara-negara
miskin
c. Tempat tinggal : Biasanya terjadi pada penduduk di tempat-tempat
pemukiman yang rapat-rapat, higine dan sanitasi jelek dan fasilitas
kesehatan yang kurang
2. Keluhan Utama
Klien marasakan demam yang tidak terlalau tinggi, lesu, pucat, sakit kepala,
anoreksia, lemah
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengalami demam yang tidak terlalu tinggi, lesu, pucat, sakit kepala,
anoreksia
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengalami peradangan kronis pada tonsil, sinus, faring, laring, dan
saluran nafas atas dan mengalami pilek dengan sekret bercampur darah
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami difteri
6. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolism
Jumlah asupan nutrisi kurang disebabkan oleh anoraksia
b. Pola aktivitas
c. Klien mengalami gangguan aktivitas karena malaise dan demam
d. Pola istirahat dan tidur
Klien mengalami sesak nafas sehingga mengganggu istirahat dan tidur
e. Pola eliminasi
Klien mengalami penurunan jumlah urin dan feses karena jumlah asupan
nutrisi kurang disebabkan oleh anoreksia
a. Pada diptheria tonsil – faring
1) Malaise
2) Suhu tubuh < 38,9 º c
3) Pseudomembran ( putih kelabu ) melekat dan menutup tonsil dan
4) dinding faring
5) Bulneck
b. Diptheriae laring
1) Stridor
2) Suara parau
3) Batuk kering
4) Pada obstruksi laring yang berat terdpt retraksi suprasternal, sub costal
dan supraclavicular
c. Diptheriae hidung
1) Ringan
2) Sekret hidung serosanguinus  mukopurulen
3) Lecet pada nares dan bibir atas
4) Membran putih pada septum nasi

B. Diagnosa Keperawatan (Nanda, 2015)


Dari beberapa data yang di dapatka pada pasien difteri, kami menyimpulkan
diagnosa yang dapat muncul yaitu :
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas akibat
pembengkakan / edema laring.
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan, kesulitan menelan.

C. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa NOC NIC
o
1 Ketidakefe 1. Respiratory Status Airway Management
ktifan pola Ventilation - Buka jalan nafas, gunakan
nafas 2. Respiratory Status : Airway teknik chin lift atau jaw
berhubunga Patency thrust bila perlu
n dengan 3. Vital Sign Status - Posisikan pasien untuk
Obstruksi Kriteria Hasil : maksimalkan ventilasi
jalan nafas 1. Mendemonstrasikan batuk - Identifikasi pasien
akibat efektif dan suara nafas yang perlunya pemasangan alat
pembengka bersih, tidak ada sianosis jalan napas buatan
kan / dan dypneu - Pasang mayo bila perlu
edema 2. Menunjukkan jalan napas - Lakukan fisioterapi dada
laring yang paten (klien tidak jika perlu
merasa tercekik, irama - Keluarkan secret dengan
napas, frekuensi pernapasan batuk dan suction
dalam rentang normal, tidak - Auskultasi pernapasan
ada suara napas abnormal) - Berikan bronkodilator bila
3. Tanda- tanda vital dalam perlu
rentang normal - Monitor respirasi dan
status O2
2 Ansietas 1. Anxiety Level Anxiety Reduction
berhubunga 2. Sosial Anxiety Level (Penurunan kecemasan)
n dengan Kriteria Hasil : - Gunakan pendekatan yang
Kurang 1. Klien mampu menenangkan
pengetahua mengidentifikasi dan - Nyatakan dengan jelas
n, mengungkapkan gejala harapan terhadap pelaku
Kesulitan cemas pasien
menelan 2. Mengidentifikasi, - Jelaskan semua prosedur
mengungkapkan dan dan apa yang dirasakan
menunjukkan teknik untuk selama prosedur
mengontrol cemas - Pahami perspekstif pasien
3. Vital sign dalam batas terhadap situasi stress
normal - Temani pasien untuk
4. Postur tubuh, ekspresi memberikan keamanan
wajah, bahasa tubuh dan dan mengurangi takut
tingkat aktifitas - Dorong keluarga untuk
menunjukkan berkurangnya menemani anak
kecemasan - Lakukan back/ neckrub
- Dengarkan dengan penuh
perhatian
- Identifikasi tingkat
kecemasan
- Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
- Intruksikan pasien
menggunakan teknik
relaxasi
- Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Relaxation Therapy
- Jelaskan alasan untuk
relaksasi dan manfaat,
batas, dan jenis relaksasi
yang tersedia
- Menciptakan lingkungan
yang tenang dengan
cahaya redup dan suhu
senyaman mungkin
- Ajak pasien bersantai dan
membiarkan sensasi
terjasi
- Menunjukkan dan berlatih
teknik relaksasi pada
pasien

D. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan tindakan mandiri dasar berdasarkan
ilmiah, masuk akal dalam melaksanakan yang bermanfaat bagi klien yang antipasi
berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan pewujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan keperawatan pada kien dapat
berupa tindakan mandiri atau tindakan kolaborasi. Dalam pelaksanaan tindakan
langkah – langkah yang dilakukan adalah : mengkaji kembali keadaan klien,
validasi rencana keperawatan, menentukan kebutuhan dan bantuan yang diberikan
serta menetapkan strategi tindakan yang dilakukan. Selain itu juga dalam
pelaksanaan tindakan, semua tindakan yang dilakukan pada klien dan respon klien
pada setiap tindakan keperawatan didokumentasikan dalam catatan keperawatan
dalam pendokumentasian adalah waktu tindakan dilakukan, tindakan dan respon
klien, serta diberi tanda tangan sebagai aspek legal dari dokumentasi yang
dilakukan. (Asmmadi, 2008: hal.177).

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
proses yang dilakukan dalam menilai keberhasilan suatu tindakn keperawatan dan
menentukan seberapa jauh tujuan sudah dicapai. Evaluasi merupakn aspek penting
daam proses keperawatan, karena menghasilkan kesimpulan apakah intervensi
keperawatan diakhiri atau dilanjutkan kembali atau dimodifikasi. Dalam evaluasi
prinsip obyektifias, rehabilitas, dan validasi dapat dipertahankan agar kepustakan
yang diambil tepat. Evaluasi proses keperawatan ada 2 yaitu : evaluasi proses dan
evaluasi hasil (Asmadi, 2008: hal. 177). Evaluasi proses adalah evaluasi yang
dilakukan segera setelah tindakan dilakukan dan di dokumentasikan pada catatan
keperawatan. Sedengkan evaluasi akhir adalah evaluasi yang dilakukan untuk
mengukur sejauh mana pencapaian tujuan yang ditetapkan dan dilakukan pada
akhir asuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Nanda. 2015. Asuhan Keperawatan Praktis Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction

Sudoyo aru, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1,2,3 Edisi 4. Jakarta :
Internal Publishing

Sumarmo, herry. 2002. Buku Ajar Infeksi & Pediatrik Tropis Edisi Kedua. Jakarta : Idai

Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan


pemberantasannya. Jakarta : Erlangga Medical Series

Anda mungkin juga menyukai