Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH TENTANG PENYAKIT MALARIA

DISUSUN OLEH:
HUPAZMI FAJRI

PUSKESMAS KELAPA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta petunjuk-
Nya sehingga tersusunlah makalah ini untuk memenuhi angka kredit dupak.

Dengan segala kerendahan hati saya menyadari dan mengakui, bahwa isi dalam
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih dalam proses pembelajaran.

Tidaklah akan terwujud dalam penyusunan makalah ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak yang membantu kami. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya, harapan saya semoga Allah SWT. membalas kebaikan-kebaikan semua


pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Kelapa, November 2021

Penulis,

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampai saat ini malaria masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat dinegara-negara seluruh dunia, baik didaerah tropis maupun sub
tropis, terutama dinegara berkembang termasuk Indonesia.Malaria masih
menjadi ancaman bagi masyarakat di Indonesia, karena tingginya angka
kesakitan dan kematian pada usia produktif. Bahkan malaria yang menyerang
ibu hamil bisa menjadi ancaman bagi bangsa. Malaria pada kehamilan dapat
disebabkan oleh keempat spesies plasmodium, tetapi plasmodium Falciparum
merupakan parasit yang dominan dan mempunyai dampak paling berat
terhadap morbiditas dam mortalitas ibu dan janinnya. Di daerah endemi
malaria wanita hamil lebih mudah terinfeksi parasit malaria dibandingkan
wanita tidak hamil. Kemudahan infeksi itu terjadi karena kekebalan yang
menurun selama kehamilan, akibatnya dapat terjadi peningkatan Prevalensi
densitas parasit malaria berat.
Pada ibu menyebabkan anemi, malaria serebral, edema paru, gagal
ginjal bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada janin menyebabkan abortus,
persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian janin. Infeksi
malaria pada wanita hamil sangat mudah terjadi karena adanya perubahan
sistim imunitas ibu selama kehamilan, baik imunitas seluler maupun imunitas
humoral, serta diduga juga akibat peningkatan horman kortisol pada wanita
selama kehamilan.
Laporan dari berbagai negara menunjukan insidens malaria pada
wanita hamil umumnya cukup tinggi, dari El vador 55,75% yaitu 63 kasus dari
113 wanita hamil dari berbagai tempat bervariasi antara 2-76% (6,13). 
Berdasarkan hal-hal diatas terlihat bahwa malaria selama kehamilan
perlu mendapat perhatian khusus. Selanjutnya pada tinjauan pustaka ini akan
dibahas pengaruh malaria terhadap ibu dan janinnya serta kontrol terhadap
malaria selama kehamilan.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Laporan Pendahuluan dengan kasus ibu hamil dengan Malaria?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan dengan kasus ibu hamil dengan Malaria?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Laporan Pendahuluan dengan kasus ibu hamil dengan
Malaria.
2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan dengan kasus ibu hamil dengan
Malaria.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Laporan Pendahuluan dengan kasus ibu hamil dengan Malaria


1. Definisi Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
parasit dari genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering
periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh
karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal
2. Etiologi
Menurut Departemen Kesehatan tahun 2005, penyebab penyakit
malaria adalah parasit malaria, suatu protozoa dari genus Plasmodium.
Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 jenis spesies plasmodium
penyebab malaria pada manusia, yaitu :
a. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika yang sering
menyebabkan malaria yang berat (malaria serebral dengan kematian).
b. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana.
c. Plasmodium malariae, penyebab malaria quartana.
d. Plasmodium ovale, menyebabkan malaria ovale tetapi jenis ini jarang
dijumpai.
3. Manifestasi klinik
Gejala malaria terdiri dari beberapa serangan demam dengan
interval tertentu (disebut paroksisme), diselingi oleh suatu periode yang
penderitanya bebas sama sekali dari demam (disebut periode laten). Gejala
yang khas tersebut biasanya ditemukan pada penderita non-imun. Sebelum
timbulnya demam, biasanya penderita merasa lemah, mengeluh sakit
kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual di ulu hati, atau muntah.
Masa tunas malaria sangat tergantung pada spesies Plasmodium yang
menginfeksi. Masa tunas paling pendek dijumpai pada malaria falciparum,
yang terpanjang pada malaria kuartana (Plasmodium malariae). Masa

5
tunas parasit malaria adalah 12 hari untuk malaria falciparum, 14 hari
untuk malaria vivax, 28 hari untuk malaria kuartana, dan 17 hari untuk
malaria ovale. Malaria mempunyai gambaran karakteristik demam
periodik, anemia, dan splenomegali. Gejala yang klasik yaitu terjadinya
’Trias Malaria’ secara berurutan ;  periode dingin, periode demam, dan
periode berkeringat.
a. Anemia merupakan gejala yang sering dijumpai pada infeksi malaria.
Beberapa mekanisme terjadinya anemia adalah : pengrusakan eritrosit
oleh parasit, hambatan eritropoiesis sementara, hemolisis oleh karena
proses complement mediated immune complex, eritrofagositosis,
penghambatan pengeluaran retikulosit, dan pengaruh sitokin.
b. Splenomegali sering dijumpai pada penderita malaria, limpa akan teraba
setelah tiga hari dari serangan infeksi akut, limpa menjadi bengkak,
nyeri dan hiperemis. Limpa merupakan organ yang penting dalam
pertahanan tubuh terhadap infeksi malaria.
c. Pola demam malaria. Demam pada malaria ditandai dengan adanya
paroksisme, yang berhubungan dengan perkembangan parasit malaria
dalam sel darah merah. Puncak serangan panas terjadi berbarengan
dengan lepasnya  merozoit-merozoit ke dalam peredaran darah (proses
sporulasi). Untuk beberapa hari pertama, pola panas tidak beraturan,
baru kemudian polanya yang klasik tampak sesuai spesiesnya. Pada
malaria falciparum, pola panas yang ireguler itu mungkin berlanjut
sepanjang perjalanan penyakitnya sehingga tahapan-tahapannya yang
klasik tidak begitu nyata terlihat.Suatu paroksisme demam biasanya
mempunyai tiga stadium yang berurutan sebagai berikut :
1) Stadium dingin/cold stage Stadium ini mulai dengan menggigil dan
perasaan sangat dingin. Nadi penderita cepat, tetapi lemah. Bibir
dan jari-jari sianotik. Kulitnya kering dan pucat, penderita mungkin
muntah dan pada penderita anak sering terjadi kejang. Stadium ini
berlangsung selama 15 menit-1 jam.

6
2) Stadium demam/hot stage Setelah menggigil/ merasa dingin, pada
stadium ini penderita mengalami serangan demam. Muka penderita
menjadi merah, kulitnya kering dan dirasakan sangat panas seperti
terbakar, sakit kepala bertambah keras, dan sering disertai dengan
rasa mual atau muntah-muntah. Nadi penderita menjadi kuat
kembali. Biasanyapenderita merasa sangat haus dan suhu badan
bisa meningkat sampai 41 derajat celcius. Stadium ini berlangsung
selama 2-6 jam. 
3) Stadium berkeringat/sweating stage, Pada stadium ini penderita
berkeringat banyak sekali, sampai membasahi tempat tidur. Namun
suhu badan pada fase ini turun dengan cepat, kadang-kadang
sampai di bawah normal. Biasanya penderita tertidur nyenyak dan
pada saat terjaga, ia merasa lemah, tapi tanpa gejala lain. Stadium
ini berlangsung 2-4 jam.Sesudah serangan panas pertama, terjadi
interval bebas panas selama antara 48-72 jam, lalu diikuti dengan
serangan panas berikutnya seperti yang pertama; dan demikian
selanjutnya. Gejala-gejala malaria ’klasik’ seperti yang telah
diuraikan tidak selalu ditemukan pada setiap penderita, dan ini
tergantung pada spesies parasit, umur dan tingkat imunitas
penderita.
4. Pemeriksaan penunjang
Diagnostik malaria sebagaimana penyakit pada umumnya
didasarkan pada gejala klinis, penemuan fisik, pemeriksaan laboratorium
darah dan uji imunoserologis.
Ada 2 cara diagnostik yang diperlukan untuk menentukan
seseorang itu positif malaria atau tidak yaitu pemeriksaan darah tepi
(tipis/tebal) dengan mikroskop dan deteksi antigen. Meskipun sangat
sederhana pemeriksaan darah tepi dengan mikroskop merupakan gold
standard dan menjadi pemeriksaan terpenting yang tidak boleh dilupakan.
Interpretasi yang didapat dari hasil pemeriksaan darah tepi adalah jenis dan
kepadatan parasit.

7
Deteksi antigen digunakan apabila tidak tersedia mikroskop untuk
memeriksa preparat darah tepi atau pada daerah yang sulit dijangkau dan
keadaan darurat yang perlu diagnosis segera. Teknik yang di gunakan
untuk deteksi antigen adalah immunokromatografi dengan kertas dipstick
yang dikenal dengan Rapid Diagnostic Test (RDT). Alat ini dapat
mendeteksi antigen dari P. falciparum dan non falciparum terutama P.
vivax .
5. Masalah yang lazim muncul
a. Hipertertermia b.d peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek langsung
sirkulasi kuman pada hipotalamus.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh asupan
makanan yang tidak adekuat;anorexia;mual/muntah.
c. Nyeri akut b.d respon inflamasi sistemik, myalgia, atralgia, diaphoresis.
d. Resiko syok (hipovolemik) b.d penurunan volume darah ke jaringan
tubuh (hipovolemia, anemia).
e. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d penurunan sirkulasi
jaringan ke otak (masa trombositopenia,parsial abnormal,peningkatan
TIK).
f. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d disfungsi endokrin
(diaphoresis poliuri).
g. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (peningkatan TIK).
6. Penatalaksanaan
a. Perbaiki keadaan umum penderita (pemberian cairan dan perawatan
umum). Pemberian cairan adalah faktor yang sangat penting dalam
penanganan malaria berat. Bila berlebihan akan menyebabkan edema
paru, sebaliknya bila kurang akan menyebabkan nekrosis tubular akut
yang berakibat gagal ginjal akut.
b. Monitoring vital sign antara lain : keadaan umum, kesadaran,
pernafasan, tekanan darah, suhu, dan nadi setiap 30 menit (selalu dicatat
untuk mengetahui perkembangannya), kontraksi uterus dan bunyi
jantung janin juga harus dipantau.

8
c. Jaga jalan nafas untuk menghindari terjadinya asfiksi, bila perlu beri
oksigen.
d. Pemberian antipiretik untuk mencegah hipertermi: parasetamol 10
mg/kg.bb/kali, dan dapat dilakukan kompres.
e. Jika kejang, beri antikonvulsan : diazepam 5-10 mg iv. (secara perlahan
selama 2 menit) ulang 15 menit kemudian jika masih kejang;
maksimum 100 mg/24 jam. Bila tidak tersedia diazepam, dapat dipakai
fenobarbital 100 mg im/kali (dewasa) diberikan 2 kali sehari.
f. Untuk konfirmasi diagnosis, lakukan pemeriksaan SD tebal. Penilaian
sesuai kriteria diagnostik mikroskopik.
g. Apabila tidak tersedia fasilitas yang memadai, persiapkan penderita
untuk dirujuk ke tingkat pelayanan kesehatan lebih tinggi yang
menyediakan perawatan intensif.
7. Penanganan Malaria pada Persalinan
Persalinan penderita malaria yang positif pada pemeriksaan apusan
darah tebal/DDR (+), memerlukan pengawasan yang lebih cermat, sebagai
berikut:
a. Pada kala I :
1) Wanita hamil dengan infeksi malaria berat harus dirawat di unit
perawatan intensif (bila mungkin).
2) Pemantauan ketat kontraksi uterus dan denyut jantung janin
(monitoring CTG) sehinggadapat diketahui adanya gawat janin
lebih awal.
3) Bila ditemukan tanda gawat janin pada persalinan, merupakan
indikasi seksio sesarea.
b. Perawatan umum pada kala I:
1) Demam, bila suhu rektal >39oC dikompres dan diberi antipiretik
(parasetamol 3-4 x 500 mg/hari).
2) Anemia, dapat diberi transfusi PRC (packed red cell).
3) Hipoglikemi, diberi 50 ml glukosa 50% bolus intravena dan
dilanjutkan dengan infus glukosa 5% atau 10%.

9
4) Edema paru
Penderita diletakkan pada posisi setengah duduk, oksigenasi
konsentrasi tinggi serta diberi furosemid 40 mg intravena. Bila perlu
dilakukan ventilasi mekanik dengan tekanan positif akhir respirasi
(PEEP)
8. Malaria serebral
Penderita harus dirawat dengan cermat, keseimbangan cairan dan
tingkat kesadaran diperhatikan. Dapat diberi natrium fenobarbital 10-15
mg/kgbb. im. dosis tunggal dan bila kejang dapat diberi diazepam 0,15
mg/kgbb. iv. (maksimum 10 mg)
a. Pada kala II :
Jika tidak ada kontraindikasi, persalinan dapat pervaginam,
indikasi persalinan denganekstraksi vakum/ forseps tergantung keadaan
obstetrik saat itu.
b. Kemoterapi/Pemberian Obat Anti Malaria
Penderita malaria berat memerlukan obat anti malaria yang
mempunyai daya bunuh terhadap parasit secara cepat dan kuat, serta
bertahan dalam aliran darah dalam waktu yang cukup lama. Oleh
karena itu sebaiknya diberikan parenteral, sehingga mempunyai efek
langsung dalam darah. Obat anti malaria yang direkomendasi :
1) Kina (Kina HCl 25%, 1 ampul 500 mg/2 ml).
2) Aman digunakan pada semua trimester kehamilan
3) Tidak menyebabkan abortus dalam dosis terapi
4) Pemberian IV untuk usia kehamilan > 30 minggu tidak
menyebabkan kontraksi uterus (menginduksi partus) atau
menyebabkan fetal distress.
5) Efek samping yang utama : hipoglikemi
6) Pemberian kina dapat diikuti dengan hipoglikemi, karenanya perlu
diperiksa gula darah /12 jam.
7) Artesunate dan artemether sudah pernah dipakai dengan aman dan
berhasil pada beberapa kasus ibu hamil.

10
8) Mengingat keterbatasan sarana maupun tenaga ahli di
puskesmas/RS, maka kasus malaria berat yang memerlukan
perawatan/pengobatan dengan fasilitas tertentu (misal:
hemo/peritoneal dialisis, transfusi tukar, dll) yang tidak tersedia
sebaiknya dirujuk ke RS tingkat yang lebih tinggi (fasilitas lengkap).
9. Patofisiologi

10. Pencegahan
Setiap wanita yang tinggal di daerah endemis atau akan
bepergian ke daerah endemis sebaiknya diberi kemoprofilaksis meskipun
tidak memberikan perlindungan absolut terhadap infeksi malaria; namun
dapat menurunkan parasitemia dan mencegah komplikasi malaria berat
dan meningkatkan berat badan bayi.
Klorokuin merupakan obat yang paling aman bagi wanita hamil
dengan dosis 300 mg basa (2 tablet) diberikan setiap minggu. Bagi
wanita hamil yang akan bepergian ke daerah endemis malaria pemberian
dimulai 1 minggu sebelum ber-ngkat, selama berada di daerah endemis,
sampai 4 minggu setelah keluar dari daerah tersebut.

11
Upaya lain untuk pencegahan infeksi malaria adalah dengan
memutuskan rantai penularan pada host, agen ataupun lingkungan
dengan cara :
a. Mengurangi kontak/gigitan nyamuk Anopheles dengan menggunakan
kelambu, obat nyamuk.
b. Membunuh nyamuk dewasa.
c. Membunuh jentik nyamuk

12
B. Asuhan Keperawatan dengan kasus ibu hamil dengan Malaria

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. L


DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN
NUTRISI DI RUMAH SAKIT

Tanggal pengkajian : 7 Agustus 2017


Pukul : 10.00 WIB
Nama perawat : Ns. Y
Ruang : Melati

I. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. L
Umur : 35 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pajerukan kulon RT 01 RW 05 Kalibagor
Tanggal masuk : 17 Januari 2016
No RM : 485763
B. Identitas penanggungjawab
Nama : Tn. H
Umur : 48 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Alamat : Pajerukan kulon RT 01 RW 05 Kalibagor

13
Jenis kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan pasien : Suami
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mual dan muntah-muntah pada usia kandungan 25
minggu.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RS pada tanggal 7 Agustus 2017 pukul 14.00 WIB
diantar oleh suaminya ( Tn. H). Suaminya mengatakan pasien mual dan
muntah.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah menderita penyakit
apapun.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarga pernah ada yang menderita hipoglikemia.
D. PemeriksaanFisik
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Tanda-tanda Vital :S =38oC,
TD = 90/70 mmHg,
N =97x/menit,
RR =28x/menit.
3. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala
1) Kepala : Mesosephal
2) Rambut : Hitam tidak mudah dicabut
3) Mata : Bulu mata tidak mudah dicabut, sclera
tidak ada ikterik, konjungtiva anemis
4) Hidung : Tampak terpasang kanul O2 (2 Liter/menit)
5) Telinga : Bersih, tidak ada serumen, reflek suara
baik
6) Mulut : Gigi kekuningan, tidak lengkap

14
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
tidak adapembengkakanpada trachea
8) Ekstremitas : Ekstremitas atas tangan kiri terpasang infus
RL 7 tetes/menit.
b. Dada ( Paru )
1) Inspeksi
Bentuk dada simetris tampak RR 28x/menit.
2) Palpasi
Tidak ada pembengkakan pada paru, tidak ada nyeri.
3) Perkusi
Hipersonor
4) Auskultasi
Suara napas kadang terdengar ronchi.
E. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 9,8 gr/dl
Pemeriksaan Tetes Darah
1. Tetesan preparat darah tebal terdapat parasit pembesaran 800 kali
lapang pandang
2. Tetesan preparat darah tipis
Eritrosit : 90.000/ul
Trombosite : 145 rb/ul
RDT (Rapid Diagnostik Test)

F. Pola Virginia Handerson


1. Pola Pernafasan
Sebelum sakit : Pasien dapat bernafas normal dan tidak
menggunakan alat bantu pernafasan.
Saat dikaji:Pasien mengeluh sesak napas dan tampak terpasang kanul
O2(2 liter/menit).
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari dengan nasi, sayur dan lauk

15
Saat dikaji : Saat dirawat di rumah sakit, makan ¼ porsi setiap
kali jadwal makan
3. Kebutuhan Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x sehari, feses lunak, warna kuning dan BAK
lancar warna jernih kekuningan
Saat dikaji : BAB 1x sehari, feses lunak, warna kuning dan BAK
lancar warna jernih kekuningan
4. Gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan
Saat dikaji : Pasien tampak keseimbangannya terganggu karena
tidak bisa bernapas
5. Kebutuhan Istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Pasien biasa tidur 8 jam sehari
Saat dikaji : Malam hari kadang terbangun karena sesak napas dan
menangis karena teringat anaknya
6. Personal Hygiene
Saat dikaji : Pasien mandi di seka oleh istrinya pagi dan sore serta
gosok gigi
7. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : Pasien merasa aman dan nyaman jika bersama
keluarga dan istrinya
Saat dikaji : Pasien mengeluh tidak nyaman karena sering sesak
napas dan gelisah mengingat anaknya yang meninggal
8. Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit : Pasien ganti baju 2x sehari dan dapat berpakaian
sendiri
Saat dikaji : Memakai pakaian dibantu oleh suaminya
9. Kebutuhan Spiritual
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan ibadah solat 5 waktu
Saat dikaji : Pasien tidak bisa sholat di RS dan merasa putus asa
karena penyakitnya serta tidak menerima kematian anaknya

16
10. Kebutuhan berkomunikasi dan berhubungan
Sebelum sakit : Hubungan pasien dengan keluarga baik biasa
berkomunikasi dengan bahasa jawa
Saat dikaji : Pasien kurang berkomunikasi dengan baik karena
stress

11. Temparatur tubuh


Sebelum sakit : Pasien biasa memakai pakaina tipis jika panas begitu
juga sebaliknya
Saat dikaji : Pasien suhunya normal S : 38oC
12. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Sebelum sakit : Pasien biasa menyempatkan bermaian dan rekreasi
bersamaanak dan suaminya
Saat dikaji : Pasien tidak bisa pergi kemana - mana, hanya keluarga
dan tetangga yang sering menjenguk di RS untuk menghibur
13. Kebutuhan Belajar
Sebelum Sakit : Pasien tidak tahu tentang penyakit PPOK yang
dideritanya
Saat dikaji : Pasien mulai mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya karena penjelasan perawat.
10. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :

a)      Pola Nutrisi

Makan : 3 kali sehari, porsi sedang, jenis nasi,sayur, lauk pauk, dan
buah keluhan
Minum : 8 kali sehari, 1 gelas, jenis air putih, teh, susu
b)      Pola eliminasi

BAB                :    1 kali sehari, warna kuning, konsistensi lembek, bau khas,
keluhan tidak ada.

17
BAK               :    5 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas, keluhan tidak
ada.
c)      Pola istirahat   :    7 jam per hari, keluhan kadang susah tidur

d)     Pola Seksualitas:  2 kali seminggu, keluhan kadang terasa sakit

e)      Personal Hygiene: mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3 kali sehari, mencuci
rambut 3 kali seminggu, ganti pakaian 2 kali sehari

f)       Pola aktivitas : Ibu melakukan kegiatan sehari-hari seperti memasak,


menyapu, mencuci dan melakukan jalan-jalan pagi.

11.  Kebiasaan yang mengganggu kesehatan

a)      Merokok          : Ibu mengatakan tidak merokok, tetapi suami merokok

b)      Minum Jamu    : Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu-jamuan.

c)      Minum-minuman beralkohol dll : Ibu mengatakan tidak pernah minum-minuman


beralkohol

12.  Riwayat Psikososial spiritual dan ekonomi :

-       Ibu, suami dan keluarga senang dengan kehamilan ini

-       Kelurga mendukung kehamilan ini

-       Ibu mengikuti kegiatan arisan, pengajian dan PKK di desa

-       Ibu mengerjakan sholat 5 waktu

-       Ibu berencana akan memberikan ASI eksklusif

-       Ibu berencana akan melahirkan di BPS Yana

-       Ibu akan merawat bayinya sendiri, dibantu suami

-       Ibu sudah mempersiapkan biaya persalinan

18
12.Hewan peliharaan dan keadaan lingkungan : Di rumah ibu memelihara ayam dan
itik, lingkungan tempat tinggal ibu bersih, aman dan nyaman

DATA OBYEKTIF

I.Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum     : Baik      
Kesadaran       : Komposmentis
2.Vital Sign
a)      Suhu              : 38,5 0C

b)      Nadi              : 80 kali /menit

c)      TD                 : 150/100 mmHg

d)     Respirasi       : 20 kali / menit

3. Antopometri
a)      BB sebelum hamil: 50 kg                  BB selama hamil : 60 kg

b)      TB     : 155 cm

c)      LILA            : 23 cm

II. Pemeriksaan Fisik


Kepala :simetris, tidak ada benjolan, tidak ada ketombe
Rambut                     : hitam, bersih, tidak rontok
Wajah                         : pucat, tidak ada edema, ada kloasma gravidarum
Hidung                      : tidak ada polip, tidak ada perdarahan
Mulut                        : bersih, tidak ada luka
Bibir                : tidak ada stomatitis, pucat
Gigi                : tidak ada karises      
Lidah              : tidak ada stomatitis, bersih  
Gusi                 : tidak berdarah,

19
Leher  : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,limfe dan
pelebaran vena jugularis.
Telinga            : simetris, tidak ada serumen, bersih
Payudara        : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada pembekakan
Puting             : menonjol, tidak lecet
Pengeluaran     : belum ada kolostrum
Areola               : Bersih, hiperpigmentasI
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka, pembesaran sesuai
umur kehamilan,ada linea nigra
Pemeriksaan Palpasi Leopold :
Leopold I        : Fundus terisi bagian yang lunak kurang melenting dan kurang
bundar kesimpulan bokong.
Leopold II      : Teraba keras, mendatar seperti papan di sebelah kiri kesimpulan
punggung kiri.
Leopold III     : Perut bagian bawah teraba bulat, keras, melenting. Kesimpulan
presentasi kepala.
Leopold IV     : 
TFU                 : setinggi pusat, 24 cm di atas sympisis
DJJ                  : 120/ menit
TBJ                  : ( TFU-12) x 155 = (24-12) x 155 = 12 x 155= 1860 gram
Genitalia          : tidak ada odem, tidak ada varises,
Anus                : tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas dan bawah    : simetris, tidak ada oedem, jumlah jari normal
Pemeriksaan Panggul Luar      :
Distansia Spinarum                 : 24 cm ( normal = 23-26 cm)
Distansia kristarum                 : 27 cm ( normal = 26-29 cm)
Distansia Boudelogue : 19 cm ( normal = 18-20 cm)
Lingkar Panggul                      : 83 cm (normal : 80-90 cm)

20
III. Data Penunjang    :
a.       Pemeriksaan Laboratorium     :

Tanggal           :  7 Agustus 2017

Hasil                : (+) Positif, terkena malaria dengan Hb : 10 gr %

b.      Pemeriksaan Penunjang lain    :


 USG/ foto Rontgen, hasil tidak dilakukan.
 Hb : 9,8 gr/dl
 Pemeriksaan Tetes Darah
1. Tetesan preparat darah tebal terdapat parasit pembesaran 800 kali
lapang pandang
2. Tetesan preparat darah tipis
Eritrosit : 90.000/ul
 Trombosite : 145 rb/ul
 RDT (Rapid Diagnostik Test)
 Res Serosol
IFA (Inderat Flovorescen Antibody)
IHA (Interean Hemoglotinatiaon)
c.       Catatan Medik Lain    : -

21
I. ANALISA DATA

No Symptom/Sign Etiologi Problem

1. DS:- Pasien mengatakan Asupan makanan yang Ketidakseimbangan nutrisi


mual dan muntah-muntah tidak adekuat , kurang dari kebutuhan tubuh
pada usia kandungan 25 anorexia, mual, muntah
minggu.

DO : Pasien terlihat lemas

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Asupan makanan


yang tidak adekuat , anorexia, mual, muntah d.d mual dan muntah-muntah pada
usia kandungan 25 minggu.

H. INTERVENSI

Nama : Ny.L                                  No.Reg: 48.57.63


Umur : 35 Tahun                               Ruang : Melati
No Dx. Keperawatan Tujuan NOC NIC Paraf
1 Ketidakseimbangan Setelah Kriteria hasil : - Anjurkan pasien
nutrisi kurang dari dilakukan untuk meningkatkan
-Adanya
kebutuhan tubuh b.d tindakan intake Fe
peningkatan berat
Asupan makanan keperawatan
badan sesuai -Anjurkan pasien
yang tidak adekuat , selama 1x 24
dengan tujuan. untuk meningkatkan
anorexia, mual, jam
protein dan vitamin C
muntah d.d mual dan diharapkan
-Mampu
muntah-muntah pada pemenuhan
mengidentifikasi - Yakinkan diet yang
usia kandungan 25 kebutuhan
kebutuhan nutrisi dimakan mengandung

22
minggu. nutrisi pasien
- Tidak ada tanda- tinggi serat untuk
terpenuhi
tanda mal nutrisi mencegah konstipasi

- Monitor jumlah
nutrisi dan kandungan
kalori

-Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kaloi dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.

I. IMPLEMENTASI

Nama : Ny.L                                  No.Reg: 48.57.63


Umur : 35 Tahun                               Ruang : Melati
No.Dx Hari/Tanggal/ Implementasi Respon Ttd
Jam
1 Senin, -Menganjurkan pasien Klien mengatakan bahwa
7 Agustus 2017 untuk meningkatkan intake mual dan muntah sudah
Pukul : Fe mulai berkurang

-Menganjurkan pasien
untuk meningkatkan
protein dan vitamin C

- Meyakinkan diet yang


dimakan mengandung
tinggi serat untuk

23
mencegah konstipasi

- Memonitor jumlah
nutrisi dan kandungan
kalori

-Mengkolaborasikan
dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kaloi
dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.

I. EVALUASI

Nama : Ny.L                                  No.Reg: 48.57.63


Umur : 35 Tahun                               Ruang : Melati

No.Dx Hari/Tanggal/Jam Evaluasi Paraf


1 Senin, S:
7 Agustus 2017
- Klien mengatakan mual dan muntah
berkurang

O:

- porsi makan pasien ½ porsi

A:

- Masalah belum teratasi

24
P:

-Lanjutkan intervensi monitor pemberian


nutrisi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari
genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles
dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia,
pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya
pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal

Malaria pada kasus ibu mengandung harus mendapatkan perhatian khusus


dan sebaiknya di bawa kerumah sakit untuk diperiksa dan diobati karna dapat
berdampak pada kandungan .

B. Saran
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit malaria adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara yang disebut dengan 3M plus, yaitu:
 Menguras bak mandi untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk
yang berkembang dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak
mandi.
 Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang
memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
 Menimbun barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan
dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.

25
26

Anda mungkin juga menyukai