Anda di halaman 1dari 31

HERNIA INGUINALIS LATERALIS

DEXTRA REPONIBLE

Rani Winda Paramuditha


11 16 777 14 094

Pembimbing:
dr. I Made Wirka, Sp.B
Pendahuluan
Definisi
• Hernia didefinisikan adalah suatu
penonjolan abnormal organ atau jaringan
melalui daerah yang lemah (defek) yang
diliputi dari dinding rongga bersangkutan.
Anatomi
Kanalis inguinalis  saluran oblik yang Batas Kanalis Inguinalis:
menembus bagian bawah dinding Kraniolateral  annulus
anterior abdomen inguinalis internus
♂  Tempat lewatnya struktur-struktur Caudomedial  AIE, diatas
yang berjalan dari testis ke abdomen & tuberkulum pubikum
Atap  aponeurosis
sebaliknya.
m.oblikus eksternus
♀  Saluran dilalui oleh ligamentum
abdominis & didasarnya
teres uteri yang berjalan dari uterus ke terdapat ligamentum
labium majus pudendus. inguinale.
♀ & ♂  saluran ini dilewati oleh nervus Isi  funiculus spermaticus
ilioinguinalis. pada laki-laki dan
ligamentum rotundum pada
perempuan.
Etiologi
• Kongenital : terjadi akibat prosesus vaginalis
peritoneum persisten disertai dengan anulus
inguinalis yang cukup lebar.

• Didapat :
1. Prosesus vaginalis yang tetap terbuka
2. Peninggian tekanan intraabdomen
3. Kelemahan otot dinding perut
PATOFISIOLOGI
Peninggian
tekanan Kelemahan
intraabdom dinding
en abdomen

Isi rongga
abdomen
Isi rongga
(usus)
melewati abdomen
dinding melewati
inguinal anulus
inguinalis
Masuk ke
kanalis
Masuk ke
inguinalis
kanalis
inguinalis
Menonjol ke
fascia
transversalis

Hernia
Masuk ke
scrotum, terjadi
inguinalis
penonjolan keluar lateralis
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Sifat HIL HIM H. Femoralis
Penyebab Kongenital/akuisita Akuisita Akuisita

Umur Anak, dewasa, tua Dewasa, tua Dewasa, tua

Kelamin Laki lebih banyak Laki lebih banyak Wanita banyak

Bentuk Lonjong Oval/bulat Oval/bulat

Letak benjolan Diatas lig. Inguinale Diatas lig. Inguinale Dibawah lig.
dapat sampai ke tidak sampai ke Inguinal, tidak ke
skrotum/labium skrotum/labium skrotum/labium
Rangsang
mengedan, batuk

Tes Visibel - Benjolan keluar dari - Langsung di - Di bawah lig.


kraniolateral ke medial Inguinal pada fossa
kaudomedial - Keluar cepat ovalis
- Keluar lambat - Keluar lambat
Tes Oklusi Benjolan tidak keluar Benjolan keluar Benjolan keluar

Tes Taktil Menekan ujung jari Pada sisi jari -

Tes Zieman Dorongan pada jari II Jari III Jari IV


Pemeriksaan Penunjang
• Leukocytosis dengan shift to the left yang
menandakan strangulasi
• Elektrolit, kadar kreatinine yang tinggi akibat
muntah-muntah dan menjadi dehidrasi
• Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya
masalah dari traktus genitourinarius yang
menyebabkan nyeri lipat paha.
• Pem. Laboratorium, toraks foto, EKG :
persiapan operasi
Penatalaksanaan
• Konservatif: reposisi dan pemakaian
penyangga untuk mempertahankan isi
hernia yang telah di reposisi
• Operatif : herniotomi dan hernioraphy
Prognosis

Prognosis hernia tergantung dari umur penderita, serta kondisi


dari isi kantong hernia. Prognosis baik jika infeksi luka dan
obstruksi usus segera ditangani.
Kasus
IDENTITAS
• Nama : Tn. J
• Umur : 28 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Maahas
• Agama : Islam
• Tanggal Pemeriksaan: 18 Februari 2020
• Rumah sakit : RSUD Luwuk
• Ruangan : Cempaka
ANAMNESIS
• Keluhan utama: Benjolan pada kantung pelir sebelah kanan

• Anamnesis terpimpin:

Pasien masuk dengan keluhan adanya benjolan pada kantung


pelir sebelah kanan yang muncul sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit, pasien juga mengeluhkan rasa nyeri pada
benjolan yang muncul pada scrotumnya, terutama ketika
mengedan. Benjolan mulai menghilang setelah beberapa jam
di RS. Keluhan sakit kepala (-), demam (-), mual (-), muntah
(-), batuk (-), BAB dan BAK terasa seperti biasa.
• Riwavat Penyakit Dahulu:

Keluhan pertama kali dirasakan 2 tahun yang lalu. Riwayat


asma (-), riwayat DM (-), HT (-).
• Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang
menderita penyakit yang sama seperti pasien.
• Riwayat Pengobatan :-
• Riwayat Sosial : Pasien bekerja sebagai
seorang buruh bangunan
• PEMERIKSAAN FISIK
• KU : sakit sedang Kesadaran: Composmentis
• VS : TD : 130/80 x/menit RR : 20 x/menit
N : 84 x/menit S : 36,7ºC

• Status generalis:
Kepala:
• Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Hidung : tidak ada secret/bau/perdarahan
• Telinga : tidak ada secret/bau/perdarahan
• Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi,
mukosa tidak pucat.

Leher: Dalam batas normal


Thoraks Cor:
Pulmo: I: ictus cordis tidak tampak (+)
I: Simetris (+), tidak ada retraksi P: ictus cordis teraba di ICS IV
P: Vocal fremitus kanan = kiri Midclavicularis Sinistra (+)
P: Sonor (+) P: batas jantung dalam batas
A: Vesikuler +/+, Ronkhi -/- normal
Wheezing -/- A: BJ I dan BJ II murni reguler (+)

Abdomen:
I: permukaan datar, massa (-), Ekstremitas
jejas (-) -Superior : akral hangat +/+,
A: peristaltik (+) kesan normal edema -/-
P: tympani seluruh lapang -Inferior : akral hangat +/+, edema
abdomen -/-
P: tidak ada nyeri tekan
• Status Lokalis:
• Regio inguinalis dextra :
• Inspeksi: terdapat benjolan berbentuk lonjong pada scrotum dextra,
diameter ± 7 cm x 5 cm, permukaan rata, warna sesuai warna kulit,
tidak kemerahan.
• Palpasi: tidak teraba hangat, kenyal, batas atas tidak jelas, dapat
dimasukkan, transluminasi (-), terasa nyeri (+).
• Auskultasi : bising usus (+).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium (09 Maret 2018):
Hematologi
•Hb : 16,7 gr/dl (14 - 18 gr/dL)
•Leukosit : 12,8 x 103 /uL (4,8-10,8 x 109/L)
•Eritrosit : 5,5 x 106 /uL (4,7 – 6,1 x 106/uL)
•Hematokrit : 49,4% (42-52%)
•Trombosit : 394 x 103 /uL (150-450 x 109/L)
RESUME
•Pasien laki-laki, usia 28 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan
ada benjolan di scrotum dextra yang dirasakan satu hari sebelum
masuk rumah sakit, terasa nyeri terutama ketika mengedan dan hilang
beberapa jam sebelum masuk Rumah Sakit.

•Pemeriksaan fisik:
TD : 130/80 x/menit RR : 20 x/menit
N : 84 x/menit S : 36,7ºC

Regio inguinalis Dextra


•Inspeksi: terdapat benjolan berbentuk lonjong pada scrotum dextra,
diameter ± 7 cm x 5 cm, permukaan rata, warna sesuai warna kulit,
tidak kemerahan.
•Palpasi: tidak teraba hangat, kenyal, batas atas tidak jelas, dapat
dimasukkan, transluminasi (-), terasa nyeri (+).
• DIAGNOSIS KERJA
Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponibilis

• RENCANA TATALAKSANA
 Medikamentosa :
 IVFD RL 20 tpm
 Anbacim 1gr/12j/iv
 Ketorolac 30mg/8j/iv
 Omeprazole 40mg/12j/iv
 Rawat ruangan untuk rencana operasi Repair Hernia Dextra

• PROGNOSIS : Dubia et bonam


Gambaran Klinis Pasien
FOLLOW UP
PH 1 S: Nyeri pada daerah P:
19 Februari 2020 scrotum (+) berkurang, BAB IVFD RL 20 tpm
(+), BAK biasa Anbacim 1gr/12j/iv
Ketorolac 30mg/8j/iv
O:
TD 120/80 mmHg Omeprazole 40mg/12j/iv
N 80x/menit Rencana op bila setuju
S 36,7°c (elektif)
P 20x/menit Lengkapi pemeriksaan
Abdomen : peristaltik (+), Konsul Interna
distensi (-) Konsul anastesi
 
A: hernia inguinalis lateralis Hasil Lab:
dextra reponibilis GDS : 114
Urea: 19
Creatinin : 0.86
SGOT : 28
SGPT : 31
Albumin : 4.0
CT : 7.00
BT : 2.30
HbsAg : non-reaktif
FOLLOW UP
PH 2 S: Tidak ada keluhan, P:
20 Februari 2020 nyeri pada daerah IVFD RL 20 tpm
scrotum (-), BAB (+), Anbacim 1gr/12j/iv
BAK biasa Ketorolac 30mg/8j/iv
O: Omeprazole 40mg/12j/iv
TD 130/80 mmHg
N 88x/menit Konsul Interna dan
S 36,6°c anastesi
P 20x/menit
Abdomen : peristaltik (+),
distensi (-)

A: hernia inguinalis
lateralis dextra
reponibilis
FOLLOW UP
PH 3 S: Tidak ada keluhan, P:
21 Februari 2020 nyeri pada daerah IVFD RL 20 tpm
scrotum (-), BAB (+), Anbacim 1gr/12j/iv
BAK biasa Ketorolac 30mg/8j/iv
O: Omeprazole 40mg/12j/iv
TD 120/80 mmHg
N 78x/menit Pasien menolak
S 36,6°c dilakukan operasi dan
P 20x/menit pulang paksa
Abdomen : peristaltik (+),
distensi (-)

A: hernia inguinalis
lateralis dextra
reponibilis
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Dari hasil anamnesis didapatkan data Hernia merupakan protrusi atau
bahwa pasien berjenis kelamin laki-laki penonjolan isi suatu rongga melalui defek
berusia 28 tahun datang ke rumah sakit atau bagian lemah dari dinding rongga
dengan keluhan adanya benjolan di bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin,
scrotum sebelah kanan yang dialami satu kantong dan isi hernia.
hari sebelum masuk rumah sakit. Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan
pada pria daripada wanita. Perbandingan
antara pria dan wanita untuk hernia
ingunalis 7 : 1.
Prevalensi hernia ingunalis pada pria
dipengaruhi oleh umur.
KASUS TEORI
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan Berdasarkan teori, untuk membedakan
benjolan pada daerah skrotum yang hernia inguinalis lateralis dan hernia
berbentuk lonjong. Benjolan keluar dari medialis dapat dilihat dari bentuk, letak
kraniolateral ke kaudomedial dan keluar benjolan dan beberapa tes.
secara lambat. Hernia inguinalis lateralis, didapatkan
benjolan yang berbentuk lonjong,
sementara hernia inguinalis medialis
benjolan berbentuk bulat.
Letak benjolan untuk hernia inguinalis
lateralis diatas lig. Inguinale dapat sampai
ke skrotum/labium, sementara hernia
inguinalis medialis, diatas lig. Inguinale
tidak sampai ke skrotum/labium
Pada kasus hernia inguinalis lateralis,
pemeriksaan darah rutin kurang menunjang
untuk dijadikan penunjang untuk menegakkan
diagnosis. Pemeriksaan darah rutin dilakukan
untuk menilai apakah terdapat faktor komorbid
yang lain, seperti infeksi atau anemia.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan, dapat ditegakkan diagnosis pasien ini
mengalami hernia inguinalis lateralis
ireponibilis, hal ini sudah sesuai dengan teori-
teori yang telah dipaparkan.
TEORI KASUS
Operatif merupakan satu-satunya Pada pasien hanya diberikan
pengobatan yang rasionil untuk terapi konservatif berdasarkan
hernia. Indikasi operasi sudah ada gejala yang timbul, yaitu
begitu diagnosis ditegakkan. diberikan anti nyeri.
Prinsip dasar operasi terdiri dari Pada pasien tidak dilakukan
herniotomi dan hernioplasti. tindakan operatif, dikarenakan
pasien tidak setuju untuk
dilakukan tindakan operatif
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai