Anda di halaman 1dari 31

HERNIA INGUINALIS LATERALIS

DEXTRA REPONIBLE

Rani Winda Paramuditha


11 16 777 14 094

Pembimbing:
dr. I Made Wirka, Sp.B
Pendahuluan
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.

Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis. Hernia


inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis.
Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia
ingunalis medialis dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak
dua pertiga dari hernia ingunalis medialis.

Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada


wanita. Perbandingan antara pria dan wanita untuk hernia
ingunalis 7 : 1. Prevalensi hernia ingunalis pada pria dipengaruhi
oleh umur.
Definisi
• Hernia didefinisikan adalah suatu
penonjolan abnormal organ atau jaringan
melalui daerah yang lemah (defek) yang
diliputi dari dinding rongga bersangkutan.
Anatomi
Kanalis inguinalis  saluran oblik yang menembus bagian bawah Batas Kanalis Inguinalis:
dinding anterior abdomen Kraniolateral  annulus inguinalis internus
♂  Tempat lewatnya struktur-struktur yang berjalan dari Caudomedial  AIE, diatas tuberkulum
testis ke abdomen & sebaliknya. pubikum
♀  Saluran dilalui oleh ligamentum teres uteri yang berjalan Atap  aponeurosis m.oblikus eksternus
abdominis & didasarnya terdapat
dari uterus ke labium majus pudendus.
ligamentum inguinale.
♀ & ♂  saluran ini dilewati oleh nervus ilioinguinalis.
Isi  funiculus spermaticus pada laki-laki
dan ligamentum rotundum pada perempuan.
Etiologi
• Kongenital : terjadi akibat prosesus vaginalis
peritoneum persisten disertai dengan anulus
inguinalis yang cukup lebar.

• Didapat :
1. Prosesus vaginalis yang tetap terbuka
2. Peninggian tekanan intraabdomen
3. Kelemahan otot dinding perut
Berdasarkan
terjadinya:
1. H. Kongenital
2. H. Akuisita

Menurut letaknya:
- H. Inguinalis
Arah herniasi:
- H. Diafragmatika
- H. Eksterna Klasifikasi
- H. Umbilikalis
- H. Interna
- H. Femoralis
- H. Lumbalis

Menurut sifatnya:
- H. Reponibilis
- H. Ireponibilis:
H. Akreta, H.
Inkarserata, H.
Strangulata
PATOFISIOLOGI
Peninggian tekanan
Kelemahan dinding
intraabdomen
abdomen

Isi rongga abdomen


(usus) melewati dinding Isi rongga abdomen
inguinal melewati anulus
inguinalis

Masuk ke kanalis
inguinalis Masuk ke kanalis
inguinalis

Menonjol ke fascia
transversalis

Hernia
Masuk ke scrotum, inguinalis
terjadi penonjolan
keluar lateralis
Manifestasi Klinis

Benjolan di lipat Nyeri viseral di Nyeri disertai


paha berbentuk daerah muntah apabila
lonjong yang epigastrium atau terjadi inkarserasi
hilang timbul paraumbilikal atau strangulasi
Diagnosis

• Manifestasi Klinis
Anamnesis

• I : (HIL) tampak benjolan bentuk lonjong di inguinal yang berjalan dari kraniolateral ke
kaudomedial, dapat sampai ke skrotum.
• I : (HIM) tampak benjolan bentuk oval/bulat, tidak mencapai skrotum
• P : Teraba berisi usus, omentum. Ditemukan sensasi gesekan dua permukaan sutera (silk
Pemfis sign)

• Tes Visibel
• Tes Oklusi
• Tes Taktil
• Tes Zieman
Sifat HIL HIM H. Femoralis
Penyebab Kongenital/akuisita Akuisita Akuisita

Umur Anak, dewasa, tua Dewasa, tua Dewasa, tua

Kelamin Laki lebih banyak Laki lebih banyak Wanita banyak

Bentuk Lonjong Oval/bulat Oval/bulat

Letak benjolan Diatas lig. Inguinale Diatas lig. Inguinale Dibawah lig.
dapat sampai ke tidak sampai ke Inguinal, tidak ke
skrotum/labium skrotum/labium skrotum/labium
Rangsang
mengedan, batuk

Tes Visibel - Benjolan keluar dari - Langsung di - Di bawah lig.


kraniolateral ke medial Inguinal pada fossa
kaudomedial - Keluar cepat ovalis
- Keluar lambat - Keluar lambat
Tes Oklusi Benjolan tidak keluar Benjolan keluar Benjolan keluar

Tes Taktil Menekan ujung jari Pada sisi jari -

Tes Zieman Dorongan pada jari II Jari III Jari IV


Pemeriksaan Penunjang
• Leukocytosis dengan shift to the left yang
menandakan strangulasi
• Elektrolit, kadar kreatinine yang tinggi akibat
muntah-muntah dan menjadi dehidrasi
• Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya
masalah dari traktus genitourinarius yang
menyebabkan nyeri lipat paha.
• Pem. Laboratorium, toraks foto, EKG :
persiapan operasi
Penatalaksanaan
• Konservatif: reposisi dan pemakaian
penyangga untuk mempertahankan isi
hernia yang telah di reposisi
• Operatif : herniotomi dan hernioraphy
Prognosis

Prognosis hernia tergantung dari umur penderita, serta kondisi


dari isi kantong hernia. Prognosis baik jika infeksi luka dan
obstruksi usus segera ditangani.
Kasus
IDENTITAS
• Nama : Tn. J
• Umur : 28 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Ds. Marana, Kec. Sindue,
Kab. Donggala
• Agama : Islam
• Tanggal Pemeriksaan: 9 Maret 2018
• Rumah sakit : RSU Anutapura Palu
• Ruangan : Garuda Bawah
ANAMNESIS

• Keluhan utama: Benjolan pada kantung pelir sebelah kanan

• Anamnesis terpimpin:

Pasien masuk dengan keluhan adanya benjolan pada


kantung pelir sebelah kanan yang muncul sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit, pasien juga mengeluhkan rasa
nyeri pada benjolan yang muncul pada scrotumnya, terutama
ketika mengedan. Benjolan mulai menghilang setelah
beberapa jam di RS. Keluhan sakit kepala (-), demam (-),
mual (-), muntah (-), batuk (-), BAB dan BAK terasa seperti
biasa.
• Riwavat Penyakit Dahulu:

Keluhan pertama kali dirasakan pasien saat kelas 2 SD.


Keluhan serupa muncul kembali 2 tahun yang lalu.
Riwayat asma (+), riwayat DM (-), HT (-).

• Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang


menderita penyakit yang sama seperti pasien.

• Riwayat Pengobatan :-

• Riwayat Sosial : Pasien bekerja sebagai


seorang buruh bangunan
• PEMERIKSAAN FISIK
• KU : sakit sedang Kesadaran: Composmentis
• VS : TD : 130/80 x/menit RR : 20 x/menit
N : 84 x/menit S : 36,7ºC

• Status generalis:
Kepala:
• Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Hidung : tidak ada secret/bau/perdarahan
• Telinga : tidak ada secret/bau/perdarahan
• Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi,
mukosa tidak pucat.

Leher: Dalam batas normal


Thoraks Cor:
Pulmo: I: ictus cordis tidak tampak (+)
I: Simetris (+), tidak ada retraksi P: ictus cordis teraba di ICS IV
P: Vocal fremitus kanan = kiri Midclavicularis Sinistra (+)
P: Sonor (+) P: batas jantung dalam batas
A: Vesikuler +/+, Ronkhi -/- normal
Wheezing -/- A: BJ I dan BJ II murni reguler (+)

Abdomen:
I: permukaan datar, massa (-), Ekstremitas
jejas (-) - Superior : akral hangat +/+,
A: peristaltik (+) kesan normal edema -/-
P: tympani seluruh lapang - Inferior : akral hangat +/+,
abdomen edema -/-
P: tidak ada nyeri tekan
• Status Lokalis:
• Regio inguinalis dextra :
• Inspeksi: terdapat benjolan berbentuk lonjong pada scrotum dextra,
diameter ± 7 cm x 5 cm, permukaan rata, warna sesuai warna kulit,
tidak kemerahan.
• Palpasi: tidak teraba hangat, kenyal, batas atas tidak jelas, dapat
dimasukkan, transluminasi (-), terasa nyeri (+).
• Auskultasi : bising usus (+).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium (09 Maret 2018):
Hematologi
•Hb : 16,7 gr/dl (14 - 18 gr/dL)
•Lekosit : 9,8 x 103 /uL (4,8-10,8 x 109/L)
•Eritrosit : 5,5 x 106 /uL (4,7 – 6,1 x 106/uL)
•Hematokrit : 49,4% (42-52%)
•Trombosit : 394 x 103 /uL (150-450 x 109/L)
RESUME
•Pasien laki-laki, usia 28 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan
ada benjolan di scrotum dextra yang dirasakan satu hari sebelum
masuk rumah sakit, terasa nyeri terutama ketika mengedan dan hilang
beberapa jam sebelum masuk Rumah Sakit.

•Pemeriksaan fisik:
TD : 130/80 x/menit RR : 20 x/menit
N : 84 x/menit S : 36,7ºC

Regio inguinalis Dextra


•Inspeksi: terdapat benjolan berbentuk lonjong pada scrotum dextra,
diameter ± 7 cm x 5 cm, permukaan rata, warna sesuai warna kulit,
tidak kemerahan.
•Palpasi: tidak teraba hangat, kenyal, batas atas tidak jelas, dapat
dimasukkan, transluminasi (-), terasa nyeri (+).
• DIAGNOSIS KERJA
Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponibilis

• RENCANA TATALAKSANA
 Medikamentosa :
 IVFD RL 20 tpm
 Pronalges Supp.
 Inj. Dexametason 1 amp/iv
 Rawat ruangan untuk rencana operasi Repair Hernia Dextra

• PROGNOSIS : Dubia et bonam


Gambaran Klinis Pasien
FOLLOW UP
PH 1 S: Nyeri pada daerah P:
10 Maret 2018 scrotum (+) berkurang, BAB IVFD RL 20 tpm
(+), BAK biasa Rencana op bila setuju
(elektif)
O: Lengkapi pemeriksaan
TD 120/80 mmHg Konsul Interna
N 80x/menit Konsul anastesi
S 36,7°c
P 20x/menit Hasil Lab:
Abdomen : peristaltik (+), GDS : 114
distensi (-) Urea: 19
Creatinin : 0.86
A: hernia inguinalis lateralis SGOT : 28
dextra reponibilis SGPT : 31
Albumin : 4.0
CT : 7.00
BT : 2.30
FOLLOW UP
PH 2 S: Tidak ada keluhan, P:
11 Maret 2018 nyeri pada daerah IVFD RL 20 tpm
scrotum (-), BAB (+), Konsul Interna dan
BAK biasa anastesi

O:
TD 130/80 mmHg
N 88x/menit
S 36,6°c
P 20x/menit
Abdomen : peristaltik (+),
distensi (-)

A: hernia inguinalis
lateralis dextra
reponibilis
FOLLOW UP
PH 3 S: Tidak ada keluhan, P:
12 Maret 2018 nyeri pada daerah IVFD RL 20 tpm
scrotum (-), BAB (+),
BAK biasa Pasien menolak
dilakukan operasi dan
O: pulang paksa
TD 120/80 mmHg
N 78x/menit
S 36,6°c
P 20x/menit
Abdomen : peristaltik (+),
distensi (-)

A: hernia inguinalis
lateralis dextra
reponibilis
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Dari hasil anamnesis didapatkan data Hernia merupakan protrusi atau
bahwa pasien berjenis kelamin laki-laki penonjolan isi suatu rongga melalui defek
berusia 28 tahun datang ke rumah sakit atau bagian lemah dari dinding rongga
dengan keluhan adanya benjolan di bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin,
scrotum sebelah kanan yang dialami satu kantong dan isi hernia.
hari sebelum masuk rumah sakit. Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan
pada pria daripada wanita. Perbandingan
antara pria dan wanita untuk hernia
ingunalis 7 : 1.
Prevalensi hernia ingunalis pada pria
dipengaruhi oleh umur.
KASUS TEORI
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan Berdasarkan teori, untuk membedakan
benjolan pada daerah skrotum yang hernia inguinalis lateralis dan hernia
berbentuk lonjong. Benjolan keluar dari medialis dapat dilihat dari bentuk, letak
kraniolateral ke kaudomedial dan keluar benjolan dan beberapa tes.
secara lambat. Hernia inguinalis lateralis, didapatkan
benjolan yang berbentuk lonjong,
sementara hernia inguinalis medialis
benjolan berbentuk bulat.
Letak benjolan untuk hernia inguinalis
lateralis diatas lig. Inguinale dapat sampai
ke skrotum/labium, sementara hernia
inguinalis medialis, diatas lig. Inguinale
tidak sampai ke skrotum/labium
Pada kasus hernia inguinalis lateralis, pemeriksaan darah rutin kurang
menunjang untuk dijadikan penunjang untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan
darah rutin dilakukan untuk menilai apakah terdapat faktor komorbid yang lain,
seperti infeksi atau anemia.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang telah dilakukan, dapat ditegakkan diagnosis pasien ini mengalami hernia
inguinalis lateralis ireponibilis, hal ini sudah sesuai dengan teori-teori yang telah
dipaparkan.
TEORI KASUS

Operatif merupakan satu-satunya Pada pasien hanya diberikan terapi


pengobatan yang rasionil untuk hernia. konservatif berdasarkan gejala yang
Indikasi operasi sudah ada begitu timbul, yaitu diberikan anti nyeri.
diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar Pada pasien tidak dilakukan tindakan
operasi terdiri dari herniotomi dan operatif, dikarenakan pasien tidak setuju
hernioplasti. untuk dilakukan tindakan operatif tersebut.

Anda mungkin juga menyukai