Anda di halaman 1dari 85

Hernia Abdominalis

Pembimbing : dr. Khomeini, Sp.B


Pendahuluan
 Latin = robekan, Yunani = tunas
 Penonjolan viskus melalui suatu celah
pada dinding rongga dimana viskus
tersebut terletak.
 Memiliki 3 bagian :
1. Isi
2. Cincin
3. Kantung
Epidemiologi
• Tujuh puluh lima persen dari seluruh hernia terjadi
di inguinal. Perbandingan hernia indirek dan direk
ialah 2 : 1,
• Hernia inguinal dekstra lebih sering dibandingkan
hernia inguinal sinistra.
• Ada sekitar 750.000 per tahun herniorrhaphies
dilakukan di Amerika Serikat, 25000 untuk hernia
femoral, 166.000 untuk hernias umbilical, 97000
untuk incisional hernias, dan 76.000 untuk hernia
abdominal lainnya.
Anatomi
Anatomi dinding abdomen terdiri dari :
• a. Kutis
• b. Sub kutis
• c. Fascia scarpae
• d. M. Obliqus externus
• e. M. Obliqus internus
• f. M. Transverse abdominalis
• g. Fascia transversalis abdomen
• h. Extraperitoneal adipose

• i. Peritoneum
Inguinal Region

Rectus m

Linea alba
External oblique m.
& apon

Inguinal ligament Spermatic


cord
Inguinal Region
External
oblique m.
External oblique
Internal apon.
oblique m.
Transversus
abdominus m Transv. fascia

Cremaster
Conjoint
(sperm. Cord)
tendon

Cooper’s
Inferior epigastric vessels
ligament
External inguinal ring
Insidensi

• Pada anak-anak:
1. 10 – 20/ 1000 kelahiran hidup
2. Laki-laki : perempuan = 4: 1
3. Mayoritas indirecta, directa <1%
4. Bayi prematur 7 – 10 %
Insidensi

• Pada orang dewasa:


1. Angka kejadian = 10 – 15%
2. Rasio laki-laki : perempuan = 12 : 1
3. Pada usia 25 – 40 th = 5 – 8%
4. Pada usia ≥ 75 tahun = ≥ 45%
Types of Hernias of
Abdominal wall
• Berdasarkan arahnya, Hernia dibagi:
1. Eksterna  kantung menonjol keluar dari
dinding abdomen
2. Interparietal  terletak pada dinding abdomen
3. Interna  bila kantungnya terdapat di dalam
rongga visceral
Cont’d
• Berdasarkan letaknya:
1. Inguinalis
2. Umbilicus dan
paraumbilikal
3. Epigastrik
4. Diapragma
5. Femoral
Cont’d
• Berdasarkan keadaan klinis , Hernia:
1. Reponibel  penonjolan viskus dapat
dikembalikan ke dalam abdomen
2. Ireponibel:
- Inkarserata :isi hernia terjepit oleh cincin
hernia, tidak dapat kembali kerongga asal,
terjadi gangguan pasase usus (obstruksi)
- Strangulata :terjadi gangguan pasase usus
dan gangguan vaskularisasi karena
jepitan oleh cincin hernia.
Hernia Lainnya
• Hernia Richter
 sebagian dinding usus mengalami inkarserasi/
strangulasi
• Sliding Hernia
 sebagian kantung hernianya dibentuk oleh
dinding organ yang mengalami herniasi
• Pantaloon Hernia
 terdapat Hernia inguinalis lateralis dan medialis
secara bersamaan
Hernia lainnya

• Spingelian
• Insisional
• Obturator
• Grynfelt
• Petit
Cont’d
• Hernia Inguinalis:
1. Inguinalis Lateralis  Pintu hernia
terletak lateral dari Vasa epigastrica
inferior = Inguinalis Indirecta

2. Inguinalis Medialis  Pintu hernia


terletak medial dari Vasa epigastrica
inferior = Inguinalis Directa
Gejala Klinis Hernia
• Benjolan yang keluar masuk
• Benjolan bisa menetap keluar
• Rasa kurang enak daerah benjolan
• Berbaring benjolan hilang
• Tekanan abdomen meningkat benjolan keluar
• Kembung
• Mual & muntah
• Tidak dapat flatus & BAB
• Nyeri di daerah benjolan
Inguinal Anatomy
Inguinal Hernia :

• Insidensi:
– Tdak diketahui
– Western countries : 10-15%, Male : female = 12:1
– Puncak Insiden: anak , dewasa : 40 - 60 tahun
Etiology
• kongenitalal dan didapat
• 3 faktor penting yang saling
mempengaruhi:
1. Patent processus vaginalis
2. Peningkatan tekanan intra abdomen yang
berulang
3. Kelemahan otot dan jaringan ikat daerah
abdomen
Klasifikasi
• Menurut Nyhus :
1. Tipe 1 = HIL dengan ukuran cincin interna yang
normal
2. Tipe 2 = HIL dengan ukuran cincin interna yang
melebar
3. Tipe 3A = HIM dengan kelemahan dinding
posterior
4. Tipe 3B = HIL dengan kelemahan dinding
posterior
5. Tipe 3C = Hernia femoralis
6. Tipe 4 = Hernia rekurens
Types of Inguinal Hernia :
Peningkatan tekanan intra
abdomen kronis/ akut
• Aktivitas fisik yang berlebihan
• Konstipasi
• Batuk kronis
• Gangguan berkemih obstruktif
• Kehamilan multipel
Manifestasi Klinis:
• Local :
– Penonjolan yang bisa keluar masuk
– Tidak nyaman pada lipat paha, nyeri
– Akut maupun kronis
– Terkadang hanya berupa keluhan pegal atau
rasa tidak nyaman pada daerah lipat paha 
ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
kesehatan rutin

• Systemic : Tanda obstruksi


– Kolik abdomen, muntah, distensi abdomen, dan
konstipasi.
Clinical Grading

Reduction pain Obstruction


toxic
Grade
• reponible + - - -
• irreponible - - - -
• incarceration - colic + -
• strangulation - steady + ++
increase
leucocytosis
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi:
1. Hernia ingunalis lateralis  berbentuk
ellips, tidak mudah tereduksi, terkadang
mencapai skrotum.

2. Hernia inguinalis medialis  bentuk


sirkular, simetris, terletak dekat cincin
externa. (Trigonum Hasselbach)
Palpasi
• Tes Kompresi:
Jari pemeriksa menutup cincin interna
dan penderita diminta melakukan
manuver valsalva:
1. Tidak ada penonjolan = HIL
2. Terdapat penonjolan = HIM
Penunjang Diagnostik

• Untuk persiapan operasi


Kondisi yang meningkatkan
tekanan intraabdomen:
• Batuk kronik • Kelainan jaringan ikat
bawaan
• Penyakit Paru Obstruktif
Kronik • Defek sintesis kolagen

• Obesitas • Riwayat dilakukan insisi


pada abdomen kuadran
• Kehamilan kanan bawah
• Berat lahir kurang dari 1500 • Aneurisma arteri
gram.
• Merokok
• Riwayat keluarga dengan
hernia • Pekerjaan yang banyak
mengangkat beban berat
• Manuver valsava
• Kerja fisik yang berlebihan
• Asites
Diagnosis Banding
1. Hidrokel
1. Lipoma
2. Tumor Testis
2. Limfadenitis
3. Torsio Testis
3. Limfadenopati
4. Epididimitis
4. Abses
5. Testis Ektopik
5. Hematoma
6. Anerisma dan
6. Varikokel psedoanerisma
femoral
7. Kista
Treatment

• Indikasi Operasi:
– Semua hernia
• Resiko OP minimal
• Resiko pada hernia yang tidak diterapi:
Terjadi strangulasi
Herniotomy

• Insisi dan Diseksi


hernoitomy

• Identifikasi anatomis
Herniotomy

• Diseksi kantung
Herniotomy

• Ligasi kantung
Treatment :

• 1884 Edoardo Bassini (Italy)


– “Father of Modern Herniorrhaphy”
– Diseksi dan rekontruksi dari kanal inguinal
– Splitting dari obliqus externus aponeurosis
– Diseksi &ligasi tinggi dari kantong hernia
– mengaitkan obliqus internus m., transversal Fascia,
ke ligamen inguinal
Eduardo Bassini Herniorhhapy

•Approksimasi Aponeurosis M.
transversus abdominis dengan
Lig. Inguinale Poupart

•Letak Spermatic Cord secara


anatomis tidak berubah
Halstead

• Menyerupai Teknik
Bassini
• Spermatic Cord pasca
reparasi terletak diatas
Aponeurosis M.
obliquus abdominis
externus
Chester B McVay, MD, PhD
1940 (Cooper’s ligament repair)
• Approksimasi Fascia
transversalis dengan Lig.
Cooper
• Efektif untuk Hernia
femoralis, selain untuk
Hernia directa dan indirecta
• Umumnya membutuhkan
relaxing incision karena
tegangan yang terjadi
S EE Shouldice, 1945
• Fascia transversalis
dibagi, kemudian
diapproksimasikan
dengan Lig. Poupart

• Conjoined tendon dan


M. obliquus abdominis
internus
diapproksimasikan
dengan Lig. Poupart
Tension Free =Mesh Graft

• Menggunakan
prostesis mesh untuk
menutup dasar
Canalis inguinalis
• Mesh dijahitkan pada
Lig. Poupart, Lig.
lacunare dan
Aponeurosis M.
transversus abdominis
• Bebas tegangan
Laparoskopik Herniorrhaphy

• Diperkenalkan pertama oleh Ger, 1977


• 3 macam teknik:
1. IPOM (Intra Peritoneal Onlay Mesh)
2. TAPP (Trans Abdominal Pre Peritoneal Mesh)
3. TEP (Totally Extra Peritoneal Mesh
Placement)
Keuntungan Laparoskopik

1. Tension Free repair dengan reparasi seluruh


Orificium myopectineal
2. Diseksi dan kerusakan jaringan minimal
3. Nyeri pasca bedah lebih ringan
4. Angka komplikasi rendah
5. Angka rekurensi rendah
6. Lama rawat inap lebih singkat
Kerugian laparaskopi

1. Tidak dapat digunakan untuk kasus


strangulata
2. Tidak dapat digunakan pada penderita
dengan riwayat post operasi daerah
pelvis yang ekstensif
3. Harus menggunakan Narkose umum
Komplikasi
• Intra Operatif:
1. Trauma pada Spermatic Cord
2. Trauma pada Vasa spermatica  atrofi/
nekrosis testis
3. Trauma pada N. Ilioinguinalis, N.
Genitofemoralis, N. cutaneus femoris
lateralis
4. Trauma pada Vasa femoralis
Komplikasi

• Post Operatif:
1. Infeksi
2. Hematoma
3. Trauma pada nervus akibat fibrosis
maupun pembentukan neuroma pasca
bedah
4. Adhesi dan obstruksi usus
Femoral Hernia :

• Insidensi :
– Female : Male = 4/1
– Multipara
– Wanita Tua

• Komplikasi : Strangulation, Richter hernia


• Treatment : Mc Vay herniorrhapy
Umbilical Hernia
• protusi isi abdomen melalui cincin umbilical kedalam dinding
abdomen
• Defek Kongenital

  > 2 cm :
Regression (-)
• Often incarcerated
• Th/ : Vest over pan,
mesh graft
Epigastric hernia :

• Penonjolan kantong
hernia (peritoneum)
dengan isinya di Linea
alba (garis tengah antara
xiphoid dan umbilikus)
• Mirip keluhan
peptic ulcer
• Th/ : tutp defek dan
reposisi isi hernia
Ventral Hernia

• Incisional hernia :
post operative
• Predispostion :
– wound infection
– faulty technique
– wound dehiscence
– obesity
– malnutrition
Spigelian hernia :
• Hernia at linea semilunaris
Spigeli
• Benjolan di sebelah atas
titik Mc Burney kanan atau
kiri pada tepi lateral M.
rectus abdominis
• D/: USG
• Th/ Herniotomy and
hernioraphy
Lumbar hernia :

• Hernia :
– Grijnfelt
– Petit

• Th :
– Herniotomy
– Hernioplasty
Pelvic Hernia

• Obturator hernia,:
– Howship Romberg
sign
– DRE : hernial lump

• Sciatic hernia
• Th/: operative
Other Hernias :

• Littre Hernia, Scrotal hernia


• Internal Hernia :
– paraduodenal
– mesenteric
– Foramen of Winslow Hernias
– Diaphragmatic hernia
Hernia diafragmatica

• Non traumatik
– Kongenital (bochdalek, morgagni)
– Akuisita
• Sliding hernia
• Paraesofageal hernia

• traumatik
Dr khomeini SpB

HERNIA DIAFRAGMATIKA
KONGENITAL
Patofisiologi

• 70 – 80% merupakan hernia posterolateral melalui


foramen Bochdalek yang terbentuk akibat kegagalan
penutupan kanalis pleuro-peritoneal pada 10 minggu
kehidupan janin.
• Usus halus, gaster, limpa serta sebagian kolon
transversum dari rongga peritoneal dapat masuk ke
rongga toraks (90% sebelah kiri). Selanjutnya paru-paru
di rongga toraks yang bersangkutan tidak berkembang
(hipoplasi) dan tidak berfungsi baik pada waktu lahir
Diagnosis

• Langsung atau setelah 2-3 hari setelah


kelahiran terdapat sindroma distres
pernapasan.
Hernia hiatus
Pengertian

Hernia adalah protusio (penonjolan) abnormal suatu


organ atau bagian suatu organ melalui lubang (apertura) pada
stuktur disekitarnya, umumnya protusio organ abdominal melalui
celah dari dinding abdomen. (Sue Hinchliff, 1999 : 206).
            Hernia adalah penonjolan dari organ internal melalui
pembentukan abnormal atau lemah pada otot yang
mengelilinginya. (Winter Griffith, 1997 : 340)
         Merupakan suatu keadaan dimana terjadi perpindahan
secara intermiten (sementara) atau secara permanen (menetap)
bagian lambung, disertai perpindahan bagian esophagus dari
iintra abdomen kedalam rongga dada (rongga toraks) di atas
diagfragma melaluio hiatus esophagus yang normal.
PENYEBAB

• Penyebab terjadinya hernia hiatus umumnya


tidak diketahui, tetapi kondisi ini lebih sering
terjadi pada orang-orang yang berusia lebih dari
50 tahun, memiliki berat badan yang berlebih
(terutama wanita)
• Trauma pasca operasi
• Congenital abnormality
• Kehamilan trimester ke-3
Etiologi
Karena hernia hiatus tidak begitu sering dijumpai pada
usia dibawah 40 tahun, maka penyebab yang sering sebagai
berikut: 
1. kelemahan otot sering disebutkan sebagai suatu faktor primer
dalam patogenesinya. Hilangnya tonus otot pada usia menengah
atau setelah menderita penyakit yang lama, kelemahan otot
membuatnya lebih lemas dan merupakan predisposisi untuk
timbulnya hernia hiatus.
2. meningkatnya tekanan intra abdominal yang memudahkan
(membantu) bagian atas lambung untuk melewari pembukaan
diafragma. 
3. Diet yang rendah serat merupakan penyebab utama konstipasi
dan penyakit divertikel, boleh juga merupakan suatu penyebab
hernia hiatus. 
4. Keadaan obesitas biasa dijumpai pada pasien hernia hiatus.
5. Kehamilan trimester III.
Ada 2 jenis utama hernia hiatal, yaitu :
• Sliding hiatal hernia. Pada jenis ini
sambungan antara esofagus dan lambung
demikian juga bagian lambung itu sendiri, yang
normalnya terletak dibawah diafragma,
menonjol naik ke atas. Risikio terjadinya hernia
jenis ini meningkat seiring dengn proses penuan.
• Rolling Hiatal Hernia (Paraesophageal
hernia). Pada hernia jenis ini, sambungan
antara esofagus dan lambung berada pada
tempatnya yang normal, yaitu di bawah
diafragma, tetapi bagian lambung terdorong
naik ke atas diafragma dan berada di sebelah
esofagus.
GEJALA

• Sebagian besar sliding hiatal hernia berukuran sangat kecil,


dan sebagian besar penderita tidak mengalami gejala.
Gejala yang muncul biasanya hanya bersifat ringan. Gejala
biasanya berhubungan dengan refluks gastroesofageal dan
dispepsia, terutama saat penderita berbaring setelah
makan. Gejala biasa bertambah jika penderita mengedan,
membungkukan badan, dan mengangkat beban berat,
demikian juga saat sedang hamil.
• Pada penderita Paraesophageal hiatal hernia akan
mengalami nyeri dada, kesulitan untuk menelan, kembung
dan bersendawa
Manifestasi Klinis

1. Keluhan esofagitis refluks.


2. Rasa jantung terbakar (heartburn).
3. Regurgitasi asam dan disfagia karena spasme
esophagus.
4. Perdarahan.
5. Muntah mendadak.
6. Bunyi tympani pada pemeriksaan perkusi.
7. Nyeri uluh hati.
Pemeriksaan Penunjang

1. Radiografi yaitu tampak bayangan udara dibelakang


jantung pada foto dada atau thoraks
2. Fluroscopi yaitu bagian lambung yang mengalami
herniasi tidak ikut dalam gelombang peristaltik yang
mendorong esofagus kebawah.
3. Endoscopi yaitu untuk mengetahui komplikasi yang
mungkin timbul tetapi pemeriksaan ini jarang
digunakan.
Evaluasi diagnostic
1. Pemeriksaan barium dari hernia
sepanjang esophagus.
2. Pemeriksaan endoskopi melihat defek.
Komplikasi

1. Hemoragi
2. Obstruksi
3. Pneumonia
4. Perdarahan saluran cerna
PENGOBATAN
Sebagian besar sliding hiatal hernia tidak
membutuhkan penanganan, kecuali jika timbul gejala
gejala refluks.
Beberapa penanganan sederhana yang bisa dilakukan
antara lain :
• Tidur dengan kepala lebih tinggi
• Makan dalam porsi kecil
• Menurunkan berat badan
• Tidak berbaring atau berolahraga setelah makan
• Tidak menggunakan pakaian yang ketat
• Tidak mengkonsumsi atau membatasi yang asam
(misalnya jus jeruk dan minuman cola ), alkohol, kopi , dan
makanan tertentu (misalnya bawang, coklat, serta
makanan yang pedas, asam, dan berlemak )
Dengan pemberian obat seperti :
 Obat antasida
 Obat metoklopramide
 Kolinergik
 Simetidin
• Tindakan Operasi
HERNIA FEMORALIS
HERNIA FEMORALIS

• Umumnya dijumpai pada wanita tua


• Wanita 4 x > dari laki2
• Benjolan dilipat paha
• Sering mengalami strangulata
• Pemeriksaan fisik :
• benjolan dibawah lig.inguinalis
• dimedial v.femoralis
• lateral tuberkulum pubikum
• Pintu masuk hernia : anulus femoralis  masuk kanalis femoralis – keluar pada
fosa ovalis dilipat paha.
FAKTOR PENYEBAB

• Peninggian tekanan intra abdomen


• Kehamilan multipara
• Obesitas
• Usia lajut ( degenrasi jaringan )
• Sekunder : komplikasi operasi H inguinalis
ANATOMI
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS

• Limfadenitis inguinal
• Lipoma
• Cold absces – dari torakolumbal
• Torsio testis
• Undescended testis
• HIL
TERAPI

• OPERASI :
– HERNIOTOMI
– HERNIORAFI
REFFERENSI

1. Hernia Dinding Abdomen, in Schwartz,Seymour I,M.D, Shires, G


Tom Shires,M.D; Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah ( Principles of
Surgery ); alih bahasa: dr Laniyati,dr Agnes Kartini dkk; edisi
6;EGC;2000;509 – 517
2. Dinding Perut<Hernia,Retroperitoneum,dan Omentum,in Buku
Ajar Ilmu Bedah;edisi revisi;editor : Sjamsuhidayat,R,de
Jong,Wim; EGC; 1997;701-720
3. Hernias & Other Lesions of the Abdominal Wall; in Current
Surgical Diagnosis & Treatment; Way,Lawrence W,
Doherty,Gerard M;eleventh edition; a Lange Medical
Book;McGrawHill;2003;783-796.
TERIMA KASIIIH…..

Anda mungkin juga menyukai