ANNISA MUWAFFAQ
N 111 21 110
Pembimbing :
Kongenital :
Terjadi sejak lahir karena tidak menutupnya processus vaginalis
pada saat penurunan testis, dengan manifestasi Hernia Inguinalis
Lateralis.
Akuisita :
Terjadi akibat kelemahan dinding bawah abdomen karena tekanan
intra-abdominal
Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu annulus dan
kanalis inguinalis. Pada bayi dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh
kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosessus vaginalis peritoneum
sebagai akibat proses penurunan testis ke skrotum.
Inspeksi HIL : Jika pasien mengejan benjolan timbul di lipat paha berbentuk
lonjong yang berjalan
HIM : Benjolan berbentuk bulat
Teknik operasi
1. Teknik bassini
2. Teknik shouldice
3. Teknik Mcvay
4. Teknik lichenstein-Tension free
Teknik operasi : posisi
Klinis: penderita gelisah, suhu tubuh tinggi, nyeri menetap di suatu tempat (di
penonjolan), penderita cepat masuk dalam keadaan syok. Apabila isi hernia
strangulata terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat
menimbulkan abses lokal, fistel maupun peritonitis (jika terjadi hubungan
dengan rongga perut) yang dapat mengakibatkan pasien meninggal
PROGNOSI
S
Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia
serta kondisi dari isi kantong hernia. Prognosis baik
jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani.
Angka kekambuhan setelah pembedahan kurang
dari 3%.
TINJAUAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. C
Umur : 58 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
Status : Sudah Menikah
Alamat : Pantoloan
No. RM : 01-06-05-99
Tanggal Masuk RS : 17 Februari 2023
Tanggal Pemeriksaan : 19 Februari 2023
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Benjolan pada kedua kantung pelir
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien laki-laki masuk rumah sakit dengan keluhan benjolan pada kedua kantung pelir
namun lebih menonjol pada sebelah kanan. Keluhan dirasakan hilang timbul dan sejak
seminggu lalu benjolan terasa menetap. Pasien juga mengatakan merasakan nyeri saat
mengedan dan batuk. Keluhan lain seperti demam (-), mual (-), muntah (-), BAB dan BAK
biasa
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Pasien mengatakan sudah pernah mengalami hal serupa dan
riwayat post operasi HIL sinistra 10 tahun yang lalu dan operasi HIL
dextra 1 tahun lalu di RS Anutapura. Riwayat penyakit DM (-),
Hipertensi (-).
Kesan :
Hernia inguinalis bilateral
RESUME
Pasien laki-laki masuk rumah sakit dengan keluhan benjolan pada kedua
kantung pelir namun lebih menonjol pada sebelah kanan. Keluhan dirasakan
hilang timbul dan sejak seminggu lalu benjolan terasa menetap. Pasien juga
mengatakan merasakan nyeri saat mengedan dan batuk. Keluhan lain seperti
demam (-), mual (-), muntah (-), BAB dan BAK biasa. Pasien mengatakan
sudah pernah mengalami hal serupa dan riwayat post operasi HIL sinistra 10
tahun yang lalu dan operasi HIL dextra 1 tahun lalu di RS Anutapura. Riwayat
penyakit DM (-), Hipertensi (-).
Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 68 x/menit,
respirasi 20x/menit dan suhu 36,7 C. Pada pemeriksaan abdomen inspeksi
tampak cembung dan terdapat bekas operasi di regio inguinalis dextra dan
sinistra, auskultasi peristaltik (+) kesan normal, perkusi timpani (+), palpasi nyeri
tekan (-). Pada pemeriksaan regio inguinalis dextra, inspeksi tampak benjolan
lonjong pada scrotum dextra dengan ukuran +/- 7cm, palpasi : teraba benjolan
pada scrotum dengan konsistensi kenyal, permukaan licin, teraba hangat, nyeri
tekan (-), tidak dapat direposisi, auskultasi : Terdengar bunyi peristaltik usus.
Pada pemeriksaan USG Inguinal didapatkan hasil Tampak canalis inguinalis
kanan terbuka dengan defek +/- 2.15 cm disertai herniasi loop-loop usus hingga
ke scrotum melalui defek tersebut dan Tampak canalis inguinalis kiri terbuka
dengan defek +/- 1.91 cm disertai herniasi cairan melalui defek tersebut. Kesan
Hernia inguinalis bilateral.
Diagnosis Kerja
Recurrent Hernia Inguinalis
Lateralis Dextra
Penatalaksanaan
Tindakan pembedahan: Post-op :
Laparoscopi Hernia - IVFD RL 18 tpm
- Anbacim 1gr/12jam/iv
Penatalaksanaan Non-Operatif
- Ketorolac 30 mg/8 jam/iv
Pre-op:
- Omeprazole 40 mg/12 jam/iv
IVFD RL 18 tpm
- Asam traneksamat 250 mg/8 jam/iv
Anbacim 1gr/12 jam/iv
- Diet cair
Omeprazole 40 mg/ 12 jam/iv - Minum 1-2 sdm/ jam
- Mobilisasi
Diagnosis post operasi
Recurrent Hernia Inguinalis Lateral
Dextra
Gambaran klinis
DOKUMENTASI
FOLLOW
UP
FOLLOW
UP
FOLLOW
UP
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan aloanamnesis dari pasien
langsung, serta dari pemeriksaan fisik yang dilakukan. Berdasarkan teori, benjolan
yang keluar dan tidak dapat dimasukkan kembali adalah termasuk dalam klasifikasi
hernia inguinalis dextra ireponibilis, hernia inguinalis lateralis dextra ireponibilis
adalah jika isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke rongga abdomen akibat
adanya perlengketan dengan usus dan biasanya akan disertai dengan keluhan nyeri.
Pada hernia inguinalis lateralis dextra ireponibilis benjolan akan selalu ada dan
tidak akan menghilang walaupun dalam posisi berbaring. Setelah dihubungkan
dengan teori bahwa anamnesis yang didapatkan mengarah ke hernia inguinalis
lateralis ireponibilis.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan adanya benjolan pada scrotum sebelah
kanan dan berwarna sama seperti kulit disekitarnya. Dari palpasi didapatkan bahwa
terdapat nyeri tekan dan suhu lebih hangat dibanding daerah yang lainnya. Dan
pada pemeriksaan auskultasi didapatkan bunyi bising usus positif kesan normal.
Pada Thumb test tidak di dapatkan benjolan yang keluar sesuai dengan teori Penderita
dalam posisi tidur telentang atau pada posisi berdiri. Setelah benjolan dimasukkan kedalam
rongga perut, ibu jari kita tekankan pada annulus internus. Penderita disuruh mengejan atau
meniup dengan hidung atau mulut tertutup atau batuk. Bila benjolan keluar waktu
mengejan berarti hernia inguinalis medialis dan bila tidak keluar berarti hernia inguinalis
lateralis.
Pada pasien ini dilakukan tindakan laparaskopi hernioraphy untuk mengatasi keluhan
pasien, hal ini sudah sesuai dengan teori. Tindakan laparoskopi dilakukan dengan
menggunakan alat berbentuk tabung yang dinamakan laparaskop. Alat ini dimasukkan ke
dalam sayatan kecil yang dibuat di dinding perut. Operasi hernioraphy yang dilakukan
hernioplasti. Hernioplasti adalah tindakan bedah untuk mencegah terjadinya munculnya
kembali dengan cara memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang kanalis inguinais. Pada pasien ini telah dilakukan hernioplasti. Teknik hernioplasti
yang digunakan pada pasien ini adalah laparoskopi dengan pendekatan transabdomibal
preperitoneal (TAPP). Pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoskopik
dalam cavum abdomen dan memperbaiki regio inguinal dari dalam.
Terapi post operasi yang diberikan pada kasus ini ialah infus Ringer Lactat
kolf 500cc 18 tetes per menit untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang,
Anbacim 1gr/24jam/IV sebagai antibacterial, Asam tranexamat 0.5gr/8jam/IV
sebagai anti perdarahan, Ketorolac 30mg/8jam/IV untuk mengatasi nyeri,
Omeprazole 40mg/12jam/IV. Pasien dianjurkan untuk menjalani mobilisasi
miring kanan dan kiri. 6 jam pasca operasi pasien di perbolehkan minum air/susu
dan mobilisasi duduk. 24 jam pasca operasi pasien diperbolehkan jalan-jalan.
Pasien diizinkan untuk rawat jalan pada hari ke-3 post operasi
Terimakasih