Pembimbing :
dr. Putri Fathiyah, Sp.B
Disusun oleh :
Jessy Afria Wulan D
(16174270)
PENDAHULUAN
Hernia
• Hernia inguinalis direk terjadi sekitar 15% dari
semua hernia inguinalis. Kantong hernia inguinalis
direk menonjol langsung ke anterior melalui
inguinalis
inding posterior kanalis inguinais medial terhadap
arteria, dan vena epigastrika inferior
direk
Hernia
• Hernia inguinalis indirek, disebut juga hernia
inguinalis lateralis, karena keluar dari rongga
peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang
inguinalis
terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior,
kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis,
dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari annulus
inguinalis ekternus.
indirek
ETIOLOGI
Secara fisiologis, kanalis inguinalis merupakan kanal atau saluran
yang normal. Pada fetus, bulan kedelapan dari kehamilan
terjadi descensus testiculorum. Penurunan testis yang
sebelumnya terdapat di rongga retroperitoneal, dekat ginjal,
akan masuk kedalam skrotum sehingga terjadi penonjolan
peritoneum yang dikenal sebagai processus vaginalis peritonei.
Pada umumnya, ketika bayi lahir telah mengalami obliterasi
sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanal tersebut.
Biasanya obliterasi terjadi di annulus inguinalis internus,
kemudian hilang atau hanya berupa tali. Tetapi dalam beberapa
hal sering belum menutup yang hasilnya ialah terdapatnya hernia
didaerah tersebut. Setelah dewasa kanal tersebut telah menutup.
Namun karena daerah tersebut ialah titik lemah, maka pada
keadaan yang menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen
kanal itu dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis.
PATOFISIOLOGI
Secara patofisiologi peningkatan tekanan intra abdomen akan mendorong
anulus inguinalis internus terdesak. Hernia inguinalis dapat terjadi karena
anomali kongenital atau karena yang didapat faktor yang dipandang
berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, dan
kelemahan otot dinding perut karena usia. Lebih banyak pada laki- laki dari
pada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan
pintu masuk hernia pada Anulus Internus yang cukup besar sehingga dapat
dilalui oleh kantong dan isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka
cukup lebar itu. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya
prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut
dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Bila otot dinding perut
berkontraksi, kanalis dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis
inguinalis, kelemahan dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan
inguinalis.
Manifestasi klinis
Anamesa
Pemeriksaan Pemeriksaan
fisik penunjang
• Abses dingin yang berasal dari spondilitis ABSES DINGIN
torakolumbalis dapat menonjol di fosa ovalis
• kadang tidak dapat dibedakan dari benjolan LIPOMA
jaringan lemak preperitoneal pada hernia femoralis.
• Limfadenitis yang disertai tanda radang lokal
umum dengan sumber infeksi di tungkai bawah, LIMFADENITIS
perineum, anus, atau kulit tubuh kaudal dari tingkat
umbilikus.
DIAGNOSA BANDING
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan
melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau
penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah
direposisi.
OPERATIF
Pengobatan operatif merupakan satu satunya
pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi
operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.
Prinsip dasar operasi hernia adalah hernioraphy, yang
terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
KOMPLIKASI
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia
dapat tertahan di dalam kantong hernia pada hernia irreponibilis, hal ini
terjadi jika hernia terlalu besar atau terdiri dari omentum, organ ekstraperitoneal, atau
hernia akreta. Di sini tidak timbul gejala klinik kecuali berupa benjolan. Dapat pula
terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang
menimbulkan obstruksi usus yang sederhana. Jepitan cincin hernia akan menyebabkan
gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga
terjadi oedem organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong
hernia. Timbulnya oedem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah
sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan
kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau isi hernia
terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi
PROGNOSIS
Nama : Tn.E
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
ANAMNESIS
KU : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign
TD : 120/80 mmhg
HR : 88x/i
RR : 20 x/menit
Tº : 36,4ºC
Status generalis
Kepala
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung: tidak ada secret/bau/perdarahan
Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi, mukosa tidak pucat.
Thoraks
Jantung
Perkusi: batas jantung ICS IV PSL dekstra sampai ICS V MCL sinistra
Pulmo
Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi
Palpasi : Fremitus teraba normal
Perkusi: Sonor
Abdomen
Inspeksi : flat
Palpasi : soepel, H/L tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
Perkusi: tympani
Ekstremitas
Oedem : (-/-)
Status Lokalis
Regio inguinalis dextra
Inspeksi: terdapat benjolan di bawah lig.inguinale,
diameter 8 cm x 4 cm, permukaan rata, warna sesuai
warna kulit, tidak kemerahan.
Palpasi: tidak teraba hangat, kenyal, batas atas tidak
jelas, tidak dapat
dimasukkan, transluminasi (-), tidak nyeri.
Hematologi
Hernia inguinalis
dextra
PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Rencana operasi
S : benjolan didaerah selangkangan, nyeri perut
O
ku : baik
Kes : cm
TD : 120/90
HR : 82x/i
RR : 20x/i
T : 37,00C
A : Hernia Inguinalis Dx
P : ivfd rl 20gtt/i
Inj. Ceftriaxone
Inj. Ranitidine
Inj. Ketorolac
Rencana op
S : nyeri dibagian post op
O
ku : baik
Kes : cm
TD : 120/90
HR : 82x/i
RR : 20x/i
T : 37,00C
P : ivfd rl 20gtt/i
Inj. Ceftriaxone
Inj. Ranitidine
Inj. Ketorolac
S : nyeri dibagian post op
O
ku : baik
Kes : cm
TD : 120/90
HR : 82x/i
RR : 20x/i
T : 37,00C
P : ivfd rl 20gtt/i
Inj. Ceftriaxone
Inj. Ranitidine
Inj. Ketorolac
S : nyeri dibagian post op berkurang
O
ku : baik
Kes : cm
TD : 120/90
HR : 82x/i
RR : 20x/i
T : 37,00C
P : PBJ
Cefixime 2x1
Ranitidine 2x1
Asam mefenamat 3x1
TERIMA KASIH