PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan
sebagai suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang
lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di
berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada
umumnya daerah inguinal.
Gambar 2. Hernia Inguinalis Medialis (a) dan Hernia Inguinalis Lateralis (b)
2. ETIOLOGI
3. PATOFISIOLOG I
Gejala
Pasien mengeluh ada tonjolan di lipat paha, pada beberapa orang adanya
nyeri dan membengkak pada saat mengangkat atau ketegangan. Seringnya hernia
ditemukan pada saat pemeriksaan fisik misalnya pemeriksaan kesehatan sebelum
masuk kerja. Beberapa pasien mengeluh adanya sensasi nyeri yang menyebar
biasanya pada hernia ingunalis lateralis, perasaan nyeri yang menyebar hingga ke
scrotum. Dengan bertambah besarnya hernia maka diikuti rasa yang tidak nyaman
dan rasa nyeri, sehingga pasien berbaring untuk menguranginya.
Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit
dibandingkan hernia ingunalis lateralis dan juga kemungkinannya lebih berkurang
untuk menjadi inkarserasi atau strangulasi.
Tanda
Perbedaan HIL dan HIM pada pemeriksaan fisik sangat sulit dilakukan
dan ini tidak terlalu penting mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat
jenisnya. Hernia ingunalis pada masing-masing jenis pada umumnya memberikan
gambaran yang sama .hernia yang turun hingga ke skrotum hampir sering
merupakan hernia ingunalis lateralis.
Pada inspeksi, saat pasien berdiri dan tegang, pada hernia direct
kebanyakan akan terlihat simetris, dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna.
Tonjolan akan menghilang pada saat pasien berbaring.
Pada palpasi, dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya
tahanan pada hernia inguanalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan
terasa dan tidak adanya tahanan pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika
pasien diminta untuk batuk pada pemeriksaan jari dimasukan ke annulus dan
tonjolan terasa pada sisi jari maka itu hernia direct. Jika terasa pada ujung jari
maka itu hernia ingunalis lateralis. Penekanan melalui cincin interna ketika pasien
mengedan juga dapat membedakan hernia direct dan hernia inguinalis lateralis.
Pada hernia direct benjolan akan terasa pada bagian depan melewati Trigonum
Hesselbachs dan kebalikannya pada hernia ingunalis lateralis. Jika hernianya
besar maka perbedaan dan hubungan secara anatomi antara cincin dan kanalis
inguinalis sulit dibedakan. Pada kebanyakan pasien, jenis hernia inguinal tidak
dapat ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan operasi.
6. PENATALAKSANAAN
a. Konservatif
Terapi konservatif sambil menunggu penyembuhan melalui proses alami
dapat dilakukan pada hernia umbilikus sebelum anak berumur dua tahun. Terapi
konservatif berupa penggunaan alat penyangga dapat dipakai sementara, misalnya
pemakaian korset. Sedang pada hernia inguinalis pemakaiannya tidak dianjurkan
karena selain tidak dapat menyembuhkan, alat ini dapat melemahkan otot dinding
perut.
Penanganan konservatif terhadap hernia ireponibel; dengan posisi
Trendelenberg, diharapkan dengan adanya gaya gravitasi isi hernia dapat masuk
kembali, pemberian muscle relaxan, diharapkan dapat mengurangi jepitan,
pemberian obat penenang, sehingga penderita berkurang kecemasannya dan
mengurangi/menenangkan tekanan intra abdominal sehingga isi hernia dapat
masuk kembali, dan pemberian kompres es untuk merangsang musculus cremaster
sehingga isi hernia dapat masuk kembali ke cavum peritoneum.
b. Operatif
Management operatif pada hernia inguinalis terdapat dua metode umum,
yaitu Open Hernia Repair dan Laparoskopi. Open hernia Repair disebut juga
herniorrhaphy dengan melakukan incise lapisan kulit pada hernia. Open hernia
repair dapat meliputi Metode Marcy, Bassini, Shouldice, McVay, dan Lichtenstein.
Sedangkan laparoskopi merupakan terapi alternative dengan incisi kecil. Tujuan
seluruh hernia repair adalah untuk menutup defek myofacial di mana menjadi
tempat keluarnya penonjolan organ. pada umumnya, metode di atas merupakan
diseksi anterior pada kanalis ingunal dan kantong hernia (herniektomy), diikuti
oleh myofacial repair, dan penutupan kanalis.
Umumnya terapi operatif merupakan terapi satu-satunya yang rasional.
Usia lanjut tidak merupakan kontraindikasi operasi elektif. Kalau pasien dengan
hernia inkarserata tidak menunjukkan gejala sistemik dapat dicoba melakukan
reposisi postural. Jika usaha reposisi berhasil, dapat dilakukan operasi herniorafi
elektif setelah 2-3 hari sewaktu oedem jaringan sudah hilang dan keadaan umum
pasien sudah lebih baik.
Semua hernia inguinalis indirek maupun direk yang besar tak tergantung
dari usia, harus diperbaiki, kecuali ada indikasi yang kuat seperti penyakit
pernafasan. Hernia inkarserata maupun strangulasi harus dilakukan operasi segera.
Bila isi hernia sudah nekrosik dilakukan reseksi. Kalau sewaktu operasi daya
pulih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah lima menit
dievaluasi kembali warna, peristalik, dan pulsasi pada a. arkuata pada usus. Jika
ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat, yang memas terjadi pada hernia
direk, sebaiknya digunakan marleks untuk menguatkan dinding perut setempat.
Pada hernia inguinalis lateralis reponibilis, maka dilakukan tindakan
bedah elektif, karena ditakutkan terjadi komplikasi. Pada hernia irreponibilis,
diusahakan agar isi hernia dapat dimasukkan kembali. Penderita istirahat baring
dan dipuasakan atau mendapat diet halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada
benjolan lakukan secara berulang-ulang, sehingga isi hernia masuk untuk
kemudian dilakukan bedah elektif dikemudian hari atau menjadi inkarserasi.
Maka harus dilakukan bedah darurat. Tindakan bedah pada hernia ini disebut
herniotomi yaitu memotong hernia dan herniorafi yaitu menjahit kantong hernia.
Pada bedah elektif, maka harus dibuka, isi hernia dimasukkan, kantong diikat dan
dilakukan Bassini plasty untuk memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis, sedang pada bedah darurat, prinsipnya seperti bedah elektif. Cincin
hernia langsung dicari dan dipotong. Usus dilihat apakah vital atau tidak. Bila
vital dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan
anastomosis end to end.
7. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding untuk hernia inguinalis adalah:
a. Hernia femoralis
Hernia yang terjadi melalui kanal femoral, dan lebih sering pada
wanita. Penonjolan berada di bawah ligamentum inguinal dan lateral
tuberkel pubis.
b. Hidrokel
Hidrokel merupakan akumulasi cairan abnormal pada tunika
vaginalis karena adanya paten prosesus vaginalis persisten yang
mengelilingi testis. Kejadian hidrokel paling sering pada infant. Benjolan
hidrokel tidak nyeri, mempunyai batas atas tegas, positif pada pemeriksaan
luminesensi dan tidak dapat dimasukkan kembali. Selain itu testis pada
daerah hidrokel tidak teraba.
c. Limfadenopati
Merupakan pembesaran kelenjar limfe dikaitkan dengan riwayat
trauma, infeksi atau keganasan. Massa teraba mobile dan tidak dipengaruhi
oleh batuk. Perlu dilihat apakah terdapat infeksi pada kaki sesisi kadang
benjolan dapat dimasukkan.
d. Testis ektopik
Yaitu testis yang masih berada di kanalis inguinalis, mudah
diketahui dengan meraba daerah skrotum.
e. Torsio testis
Torsi testis disebabkan oleh terpeluntirnya korda spermatika dan
menyebabkan menurunnya suplai darah ke testis. Torsi testis intravaginal
menghasilkan nyeri hebat skrotum unilateral yang tiba-tiba diikuti oleh
pembengkakan inguinal dan / atau skrotum
f. Abses Psoas
Hernia inguinalis akan berada di sisi superior dari ligamentum
inguinalis namun psoas abses akan lebih rendah. Mungkin menyebabkan
nyeri dan dapat menunjukkan limfadenopati. Pasien abses dapat disertai
dengan tanda penyakit sistemik seperti takikardia, takipnea dan demam.
g. Lipoma
Secara klinis, tidak timbul atau memperbesar dengan manuver
Valsava.
8. KOMPLIKASI
Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery. New
York. WB Saunders Company. 795-801
Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartzs Principles of Surgery.
Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.
Cook, John. 2000. Hernia. General Surgery at the Distric Hospital. Switzerland.
WHO. 151-156.
Cook, John. 2000. Hernia. General Surgery at the Distric Hospital. Switzerland.
WHO. 151-156.
http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/Inguinal-Hernia-Symptoms
Inguinal Hernia: Anatomy and Management
http://www.medscape.com/viewarticle/420354_4
Jenkins, Jon L & Braen, G. Richard. 2004. Manual Of Emergency Medicine.
USA:Lippincott Williams & Wilkins.