HERNIA INGUINALIS
Oleh :
Feby Febriatama 1840312202
Preseptor :
dr. Fauzil, Sp.B
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia
dapatan atau akuisita. Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai dengan lokasi
Sekitar 80-90% hernia ditemukan pada laki-laki dan 10% pada perempuan.1
hernia terjadi pada sisi kanan, sebesar 20-25% di sisi kiri, dan sebesar 15% terjadi
bilateral.3
jumlah 18.145 kasus.4 Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah,
jumlah kasus hernia inguinalis yang dirawat inap pada tahun 2010 - 2011 yaitu 410
kasus. Ini merupakan jumlah dari kasus hernia inguinalis yang terjadi di 6 rumah
sakit yang ada di Sulawesi Tengah. Rumah Sakit Umum Anutapura Palu merupakan
rumah sakit yang memiliki jumlah kasus hernia inguinalis yang dirawat inap periode
hernia inguinalis.
2
1.3 Batasan Masalah
3
BAB 2
PEMBAHASAN
internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis otot
transversa abdominis. Anulus ini berbentuk U dan berada 1,25 cm di atas ligamentum
inguinal, di tengah antara simfisis pubis dan spina iliaka anterior suprior. Di medial
bawah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus inguninalis
eksternus yang merupakan bagian terbuka dari aponeurosis otot oblikus eksternus
abdominis. Anulus ini atapnya adalah aponeurosis otot oblikus eksternus abdominis
4
Gambar 2. Lokasi terjadinya hernia
Secara umum, hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Semua hernia terjadi melalui celah
lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh
letaknya, hernia diberi nama sesuai lokasi anatominya, seperti hernia inguinal,
berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada
5
Tipe Deskripsi Hubungan Dibungkus Onset biasanya pada
vasa spermatica
epigastrica interna
inferior
kegagalan penutupan
medialis abdomen
lateral pembuluh epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui
dua pintu dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia
6
Gambar 3. Hernia Inguinalis Lateralis
inguinale di bagian inferior, pembuluh epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi
otot rektus di bagian medial. Dasar segitiga Hasselbach dibentuk oleh fasia
yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga daerah ini potensial untuk menjadi
lemah. Hernia medialis, karena tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak ke
Hernia directa tidak begitu sering seperti hernia indirecta; kurang lebih 15 %
dari seluruh hernia inguinalis dan biasanya bilateral. Biasanya terjadi pada laki-laki
berusia lebih dari 40 tahun, jarang terjadi pada wanita dan terjadi sebagai akibat
7
karena itu, hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada lelaki tua. Hernia ini
jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi. Mungkin
terjadi hernia geser yang mengandung sebagian dinding kandung kemih. Kadang
ditemukan defek kecil di m. oblikus internus abdominis, pada segala usia, dengan
Kantung hernia inguinalis direk berasal dari dasar kanalis inguinalis, yaitu
segitiga Hesselbach; menonjol secara langsung; dan kantung hernia ini tidak
mengandung aponeurosis otot obliqus ekstemus. Hanya pada keadaan yang jarang,
hernia ini sedemikian besarnya sehingga mendesak keluar melalui anulus super-
fisialis dan turun ke dalam skrotum. Kandung kemih sering menjadi komponen
8
2.3 Epidemiologi
Hernia lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan rasio 4-
8:1. Tidak terdapat predileksi ras pada hernia inguinalis.13 Hampir 75% dari hernia
kanan, sebesar 20-25% di sisi kiri, dansebesar 15% terjadi bilateral.3Tahun 2004 di
Indonesia, hernia inguinalis menempati urutan ke-8 dengan jumlah 18.145 kasus.4
Manado Periode Agustus 2012 – Juli 2014 didapatkan pasien hernia inguinalis
lateralis sebanyak 146 pasien dengan distribusi pada bulan Agustus-Desember tahun
2012 sebanyak 35 pasien (24,0%), tahun 2013 sebanyak 59 pasien (40,4%) dan bulan
Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, jumlah kasus
hernia inguinalis yang dirawat inap pada tahun 2010 - 2011 yaitu 410 kasus. Ini
merupakan jumlah dari kasus hernia inguinalis yang terjadi di 6 rumah sakit yang ada
di Sulawesi Tengah. Rumah Sakit Umum Anutapura Palu merupakan rumah sakit
yang memiliki jumlah kasus hernia inguinalis yang dirawat inap periode 2010 – 2011
terbanyak yaitu 269 kasus.14 Pada tahun 2012, jumlah kasus hernia inguinalis yang
dirawat inap di Sulawesi Tengah yaitu 270 kasus. Sedangkan jumlah kasus hernia
inguinalis yang dirawat inap di kota Palu pada tahun 2012 yaitu 244 kasus.15
inguinalis yang dirawat inap di RSU Anutapura Palu tahun 2012, Berdasarkan umur,
jumlah pasien tertinggi menderita hernia inguinalis, yaitu pada kelompok umur > 60
tahun sebanyak 28 orang (35%), dan yang terendah adalah pada kelompok 11-20
9
terbanyak memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 23 orang (28,8%), yang
kedua yaitu petani sebanyak 22 orang (27,5%) dan yang terendah adalah pada
pekerjaan pelajar dan anggota DPR yaitu masing-masing sebanyak 1 orang (1,2%).
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah pasien hernia inguinalis yang terbanyak berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 79 orang (98,8%), sedangkan yang terendah adalah jenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 1 orang (1,2 %). Berdasarkan klasifikasi hernia
menurut jalur keluarnya organ, jenis yang terbanyak diderita oleh penderita hernia
inguinalis adalah HIL (D) sebanyak 43 orang (53,8 %), dan yang terendah adalah
HIM (D) dan HIL bilateral yaitu masingmasing sebanyak 1 orang (1,2%).4
Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia di anulus
internus yang cukup lebar, sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain
itu, diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang
sudah terbuka cukup lebar itu. Pada orang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat
mencegah terjadinya hernia inguinalis antara lain, kanalis inguinalis yang berjalan
miring, struktur otot oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis
ketika berkontraksi, dan fasia transversa kuat yang menutupi trigonum Hesselbach
dalam rongga abdomen, adanya prosesus vaginalis yang terbuka, dan kelemahan
proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
10
daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
yang kuat dan mengangkat barang – barang berat, mengejan. Kanal yang sudah
tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena
terjadi akibat tingginya tekanan intraabdomen akibat konstipasi, batuk kronis, dan
bukan faktor terbesar yang menyebabkan hernia, melainkan faktor kolagen. Hernia
merupakan penyakit yang diakibatkan ketidakseimbangan tipe kolagen I dan III. Hal
ini didukung bukti histologis dan hubungan antara hernia dan penyakit lain yang
Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia. Ukuran defek dapat
bervariasi, mungkin sangat kecil atau sangat luas. Defek kecil dengan dinding yang
kaku akan membuat isi hernia terperangkap, sehingga mencegah pergerakan isi
11
Gambar 5. Bagian-bagian dari hernia
Isi hernia bisa berupa jaringan dari rongga ekstraperitoneal seperti vesika
urinaria pada hernia ingunalis medial atau direk. Jika hernia meluas maka
peritoneum bisa juga tertarik kedalam isi hernia bersama struktur intraperitoneal
seperti usus atau omentum, dikenal sebagai sliding type hernia inguinal.
Pada umumnya ketika peritoneum berada dalam dibawah otot abdomen yang
subkutan membentuk kantong. Kantong ini akan membawa usus dan omentum
melalui defek. Pada kebanyakan kasus, organ intraperitoneal dapat bergerak bebas
keluar masuk hernia yang disebut hernia reducible/reponible, tetapi jika terbentuk
adhesi atau defeknya kecil, usus dapat terperangkap dan tidak dapat kembali ke
tinggi.
Bagian tersempit dari kantong pada defek dinding abdomen disebut leher
kantong. Ketika jaringan terperangkap didalam hernia, leher sempit ini bertindak
sebagai cincin kontraksi yang menghambat aliran balik vena dan meningkatkan
tekanan didalam hernia, sehingga menyebabkan ketegangan dan memicu nyeri. Jika
hernia berisi usus maka akan menyebabkan obstruksi secara total atau parsial dan
menunjukan gejala ileus obstruksi. Jika tekanan meningkat, darah arteri tidak dapat
12
masuk ke hernia dan isi hernia menjadi iskemik bahkan infark, sehingga dikatakan
hernia telah mengalami strangulasi. Dinding usus akan perforasi, melepaskan agen
memiliki leher kecil dan kaku. Istilah inkarserata tidak didefinisikan secara jelas dan
benjolan bisa hilang atau timbul dan mengecil, timbul bila menangis, mengejan saat
defekasi, mengangkat benda berat dan dapat ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau
mual muntah bila terjadi komplikasi.10 Pada hernia strangulasi, dimana aliran darah
ke isi hernia terganggu akantimbul rasa tegang, bengkak, panas, memerah pada
daerah sekitar benjolan, dan tanda-tanda inflamasi, selain itu perasaan sakit akan
bertambah hebat.10
2.6 Diagnosis
2.6.1 Anamnesis
Uraian lebih lanjut tentang keluhan utama, misalnya bagaimana sifat keluhan,
13
diagnosis. Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi
hernia.10 Pasien sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah
peritonealis, tetapi dengan berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka
lipat paha yang muncul waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan
viseral karena renggangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus
masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual muntah baru timbul
kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau
gangren.10
a. Inspeksi
Adanya benjolan pada kedua sisi lipat paha, skrotum atau labia dalam posisi
berdiri dan posisi berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk sehingga
inguinalis dan mencapai labium majus atau sampai dasar skrotum, selalu
kemudian berada di atas lipatan inguinal dan berjalan miring dan lateral atas
14
muncul ke depan, maka kita berhadapan dengan hernia inguinalis
medialis.19,17
b. Palpasi
diantaranya:
Finger test
Gunakan tangan kanan untuk hernia sisi kanan, pakai tangan kiri untuk
hernia sisi kiri. Dengan jari kelingking kulit scrotum diinvaginasikan, jari
tersebut digeser sampai kuku berada diatas spermatic cord dan permukaan
spermatic cord kearah proksimal maka akan terasa jari tersebut masuk
lateralis, terasa impuls pada ujung jari, bila hernia inguinalis medialis
Jika dilakukan perabaan pada kantong hernia dengan cara menggesek dua
lapis kantong hernia, maka akan terasa seperti sensasi gesekan dua
permukaan sutera.
Tes Visibel
15
dan berbentuk lonjong. Apabila benjolan yang keluar langsung ke bagian
depan dan berbentuk bulat, maka itu disebut hernia inguinalis medial.
c. Auskultasi
obstruksi usus.17
d. Perkusi
Jika isi kantung hernia adalah gas, maka akan terdengar bunyi timpani.17
kantong yang terisi cairan. Namun, pada hernia inguinal inkarserata, USG
foto inguinal pada menit ke-5, 10, dan 45 secara serial. Herniografi dapat
16
2.7 Differential Diagnosis
Inguinalis
kulit
pseudofluktuatif
2.8 Penatalaksanaan
a. Konservatif
kambuh lagi. Reposisi adalah suatu usaha atau tindakan untuk memasukkan
secara hati-hati dan dengan tekanan yang lembut dan pasti.Reposisi ini
dilakukan pada hernia inguinalis yang reponibel dengan cara memakai kedua
tangan. Tangan yang satu memegang lekuk yang sesuai dengan pintunya
17
b. Operatif
yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.10 Pada
Kantong dibuka, dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian
dan ligamentum inguinale. Teknik ini dapat diterapkan baik pada hernia direk
maupun indirek.
18
Kelemahan teknik Bassini dan teknik lain yang berupa variasi teknik
yang dijahit.
Pada tahun 1980-an dikenalkan suatu teknik operasi bebas regangan, yaitu
teknik ini banyak dipakai. Pada teknik ini digunakan mesh prostesis untuk
2.9 Komplikasi
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi
hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel, ini dapat terjadi
kalau isi hernia terlalu besar atau terdiri dan omenturn, organ ekstra peritoneal
(hernia geser atau hernia akreta). Disini tidak timbul gejala klinik kecuali berupa
benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi
Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia richter. Jepitan
cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada
pemulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur didalam
jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah
jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi
transudat berupa serosanguinus. Kalau isi hernis terdiri dari usus, dapat terjadi
19
perforasi yang dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi
Pada pasien dewasa. tingkat komplikasi dari herniorafi inguinal yang terbuka
berbeda antara 1% sampai 26% dengan banyak laporan yang tersusundari 7% sampai
I 2%. Kira-kira 700 ribu herniorafi inguinal yang terjadi setiap tahunnya, komplikasi
yang muncul kira-kira 10% dari orang-orang ini memiliki sebuah masalah yang
cukup besar.24
Infeksi luka merupakan masalah yang sering dihadapi. Sebuah infeksi yang
lebih dalam dapat berdampak dalarn kernunculan kembali hernia. Kandung kemih
dapat luka dengan cara saat dasar saluran inguinal dibentuk kembali dan dilakukan
kemunculannya.
2.10 Prognosis
Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isikantong
hernia.Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani. Penyulit
pasca bedah seperti nyeri pasca herniorafi, atrofi testis, dan rekurensi hernia
20
KESIMPULAN
Hernia adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah
yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Hernia diberi nama sesuai lokasi
IngunalisMedialis (HIM). Sebesar 60% hernia terjadi pada sisi kanan, sebesar 20-
baik terjadi secara kongenital maupun didapat. Faktor yang dipandang berperan
adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga
abdomen, dan kelemahan dinding abdomen karena usia. Hernia inguinalis dapat
ingunalis adalah adanya benjolan/bengkak di lipat paha, kadang disertai pula dengan
nyeri. Pada hernia strangulata dapat timbul rasa tegang, bengkak, panas, memerah
pada daerah sekitar benjolan, dan tanda-tanda inflamasi, selain itu perasaan sakit
Terapi hernia inguinalis dapat berupa konservatif dan operatif, yaitu berupa
dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong hernia.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Claudia G. Rawis, dkk. Pola Hernia Inguinalis Lateralis di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Periode Agustus 2012 – Juli 2014; Jurnal e-Clinic (eCl),
Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015.
2. Rasjad C. Hernia. In: Sjamsuhidayat R, Jong WD, editors. Buku Ajar Ilmu
Bedah (Edisi ke-3). Jakarta: EGC, 2010; p. 619-29.
3. Luthfi A, Thalut K. Dinding perut, hernia, retroperitoneum, dan omentum.
Dalam (Sjamsuhidajat R, Karnadiharja W, Prasetyono TOH, et al, ed) Buku Ajar
Ilmu Bedah edisi 3. Hal. 615-41. 2007. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4. Mayasari I & Ahram A. Karakteristik Penderita Hernia Inguinalis yang Dirawat
Inap di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu Tahun 2012. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako. 2012
5. Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Profil Rumah Sakit Umum Anutapura
Palu. RSU. Palu: Anutapura. 2012
6. Aru W, Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III (Edisi V). Jakarta:
Interna Publishing. 2009.
7. Sherman V, Macho JR, Brunicardi FC. Inguinalis hernias. In: Brunicardi FC,
Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Matthews JB, et al, editors.
Schwartz’s Principles of Surgery (9th ed.). New York: McGraw-Hill
Companies, 2010; p. 1305-42
8. Ellis H. The abdomen and pelvis. Dalam Clinical Anatomi: A revision and
applied anatomy for clinical students, 11th ed. Hal. 51-64. USA: Blackwell
Publishing Ltd.2006
9. Kingsnorth AN, Giorgobiani G, Bennett DH. Hernias, umbilicus, and abdominal
wall. Dalam (Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connel PR, ed.) Bailey and
love’s: Short Practice of Surgery 25th ed. Hal. 968-90. 2008. London: Edward
Arnold Ltd.
10. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi III.
Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2011. Hal 619-628
11. Seibert A., MD. Understanding hernia – the basic on April 18, 2012. (online
journal diakses pada Februari 2018)
22
12. Townsend, Courtney M. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery (17th ed.).
Philadelphia: Elsevier Saunders, 2004; p. 1199-217)
13. Hebra A. Pediatric hernias. Tersedia dari:
http://emedicine.medscape.com/article/932680-overview#a6. Diunduh pada
Februari 2018
14. Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Profil Rumah Sakit Umum Anutapura
Palu. RSU. Palu: Anutapura. 2012.
15. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Data Keadaan Morbiditas Pasien
Rawat Inap Rumah Sakit. Dinkes. Palu. 2012.
16. Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR. Schwartz’s Principle of Surgery, Edisi
ke-10. New York : Mc Graw Hill. 2010
17. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 313-317
18. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356
19. C. Palanivelu. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery. Edisi I.
Penerbit GEM Foundation. 2004. Hal 39-58
20. Petroze RT, Groen RS, Niyonkuru F. Estimating operative disease prevalence in
low income country results of nationwide population survey surgery. 2012.
21. American College of Surgeons. Pediatric hernia inguinal and femoral repair.
Tersedia dari: http://www.facs.com. Diunduh pada Februari 2018
22. Glick, P.L., & Boulanger, S.C. Inguinal Hernias and Hydroceles. In A.G. Coran,
N.S. Adzick, & T.M. Krummel, Pediatric Surgery .2012. (pp. 985-1001).
Philadelphia, USA: Elsevier Saunders.
23. Bailey and love’s: Short Practice of Surgery 25th ed. Hal. 968-90. 2008.
London: Edward Arnold Ltd.
24. Sabiston and Lyerly, Text Book of Surgery The Biological Basis of Modern
Surgical Practice, 15nd ed, 1.219- 1.232, W. B, Saunders Company,
London.1997.
25. Cameron, J. L, Terapi Bedah Mutakhir, edisi IV, 709- 713, Binarupa Aksara,
Jakarta. 1997.
23