DEFINISI
sistemik, selama perjalanan penyakit
dapat menyerang seluruh organ tubuh,
ada masa laten tanpa manifestasi lesi
di tubuh, dan dapat ditularkan kepada
bayi di dalam kandungan.
Ordo : Spirochaetalis
Famili :
Spirochaetaceae
Genus : Treponema
CIRI-CIRI TREPONEMA PALIDUM
Tidak dapat bertahan di
udara kering, suhu
panas, desinfektans,
sabun Berbentuk
Stadium aktif
berlangsung setiap spiral
30 jam
Berukuran
Berkembang biak panjang : 6
dengan cara 15 m, tebal
membelah secara 0,25 m
melintang
Terdiri dari 8
Dapat bergerak maju mundur, 24 kumparan
berotasi, undulasi dari sisi
yang satu ke sisi yang lain
EPIDEMIOLOGI
Insidens sifilis di berbagai negeri di seluruh dunia pada
tahun 1996 berkisar antara 0,04 -0,52%.
Insidens yang terendah di Cina, sedangkan yang tertinggi
di Amerika Selatan.
Di Indonesia insidensnya 0,61%. Penderita yang
terbanyak ialah stadium laten, disusul sifilis stadium I
yang jarang, dan yang langka ialah sifilis stadium II. 2
KLASIFIKASI SIFILIS
Sifilis dibagi
menjadi :
Sifilis Sifilis Akuisita
Kongenital (Didapat)
Stadium Rekuren
St. SI S II S III
Keterangan:
St. = Sanggama tersangka
SI = Sifilis stadium I
S II = Sifilis stadium II Djuanda A dan Natahusada E.C. Sifilis.dalam editor: Djuanda A, hamzah M, Aisah S.
llmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed 5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
S III = Sifilis stadium III Indonesia. 2007. p 393-412.
PATOGENESIS
Stadium dini
T. pallidum mikrolesi / selaput lendir melalui
senggama kulit kuman membiak, jaringan bereaksi
dengan membentuk infiltrat
Treponema di antara endotelium kapiler dan jaringan
perivaskular di sekitarnya. Enarteritis pembuluh darah
kecil perubahan hipertrofik endotelium obliterasi
lumen (enarteritis obliterans). Kehilangan pendarahan
erosi S1.
PATOGENESIS
Kuman mencapai kelenjar getah bening regional secara
limfogen, hematogen dan membiak, menyebar ke semua
jaringan tubuh. Multiplikasi ini diikuti oleh reaksi jaringan
S II
Stadium laten: tidak disertai gejala, meskipun masih
terdapat infeksi yang aktif. Jika imunitas gagal mengontrol
infeksi sehingga T.pallidum membiak lagi ditempat S I dan
menimbulkan lesi rekuren atau kuman tersebut menyebar
melalui jaringan menyebabkan reaksi serupa dengan lesi
rekuren S II.
Lesi menular tersebut dapat timbul berulang-ulang, tetapi
tidak melebihi 2 tahun
PATOGENESIS
Stadium Lanjut
Stadium laten dapat berlangsung bertahun-tahun,
treponema dalam keadaan dorman. Namun antibodi
tetap ada dalam serum penderita
Keseimbangan antara treponema dan jaringan dapat
berubah Guma SIII
SIFILIS AKUISITA SIFILIS DINI
Masa tunas 2-4 minggu,
bakteri masuk kedalam
Kelainan Kulit :
selaput lendir atau kulit
Dimulai sebagai papul
melalui mikrolesi
lentikular yang
(senggama) kuman
permukannya segera
berkembang biak dan terjadi
menjadi erosi
penyebaran secara
kemudian ULKUS
hematogen dan limfogen.
Sifilis Primer (S I)
ULKUS DURUM PADA S I
Ciri khas ULKUS DURUM
Biasanya soliter
radang negatif
tekan (indolen)
SIFILIS PRIMER (S I)
Ulkus Durum pada anus Ulcus Durum di Lidah
ULKUS DURUM
Umumnya lokasi afek primer
genital, jg dpt ekstra genital
Pada pria tempat paling sering
Sulkus Koronarius
Pada wanita Labia mayor dan
labia minor
Di tempat lain Lidah, tonsil
dan anus
S I (SIFILIS PRIMER)
Afek primer dapat sembuh
sendiri tanpa pengobatan dlm
3 10 minggu
PAPUL
PUSTUL
Bentuk lain
KELAINAN KULIT PADA STADIUM II
Makula eritem, bulat lonjong (roseola sifilitika) terutama pada dada, perut, punggung,
lengan, tangan ke seluruh tubuh
Kelainan kelenjar
Tulang : periostitis
Ginjal, meningen
SIFILIS AKUISITA- STADIUM LATEN
DINI &REKURENS
STADIUM LATEN STADIUM
DINI REKURENS
Kelainan klinis
Stadium ini seperti Kadang-
Tanda-tanda kelainan kadang dapat
(+) < dari 2 stadium II, juga timbul
klinis (-),
tahun namun kelainan
bersifat
setelah kelainan seperti
menular.
infeksi. bersifat stadium I.
setempat.
SIFILIS AKUISITA STADIUM LANJUT
(TIDAK MENULAR)
STADIUM III
primer.
paresis generalisata.
SIFILIS KONGENITAL
SIFILIS KONGENITAL
Stigmata
SK (Jaringan parut
SK SK dini atau
lanjut
terbagi (+) < 2 deformitas
(+) > 2 akibat
: tahun penyembuhan
tahun kedua
stadium)
GAMBARAN KLINIS SIFILIS
KONGENITAL DINI
Kelainan kulit yang pertama kali terlihat:
Bula bergerombol, simetris pada telapak tangan dn kaki, badan. Cairan bula banyak
T.pallidum . Bayi tampak sakit, bentuk ini disebut pemfigus sifilitika.
Kelainan lain :
Timbul pada bayi berumur beberapa minggu dan mirip erupsi S II, berbentuk papul atau papulo
Osteokondritis terjadi sebelum berumur 6 bulan. Ujung tulang terasa nyeri dan bengkak sehingga
Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Penerbit Hipokrates,2000.p170-1Sirergar RS. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit. Edisi kedua, Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2004: p301-3
GAMBARAN KLINIS SIFILIS KONGENITAL
DINI
Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Penerbit Hipokrates,2000.p170-1Sirergar RS. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit. Edisi kedua, Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2004: p301-3
GAMBARAN KLINIS SIFILIS KONGENITAL DINI
Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Penerbit Hipokrates,2000.p170-1Sirergar RS. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit. Edisi kedua, Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2004: p301-3
SIFILIS KONGENITAL LANJUT
Umumnya terjadi usia 7-15 tahun
Dpt menyerang kulit ,tulang, selaput lendir dan alat dalam
Guma Yang khas guma pada hidung dan mulut , jika kerusakan di
septum nasiperforasi destruksi kolaps
Djuanda A dan Natahusada E.C. Sifilis.dalam editor: Djuanda A, hamzah M, Aisah S. llmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed 5.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. p 393-412.
STIGMATA
Stigmata adalah jaringan parut atau deformitas akibat
penyembuhan kedua stadium tersebut
Stigmat
pertumbuhan septum nasi pada cavum nasi depresi pada
jembatan hidung (Saddle nose)
Maksila tumbuh abnormal ( Bulldog jaw )
a pada Gigi Hutchinson Gigi tersebut lebih kecil daripada normal, sisi
gigi konveks , daerah menggigit konkaf khas pada gigi insisi
lesi permanen.
Gigi mulberry
dini:
Ragades terutama pada sudut mulut
Jaringan parut koroid koroidoretinitis pada SK dini
Kuku onikia
Djuanda A dan Natahusada E.C. Sifilis.dalam editor: Djuanda A, hamzah M, Aisah S. llmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed 5.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. p 393-412.
KELAINAN STIGMATA
Gigi Hutcinson Gigi Mulberry
KELAINAN STIGMATA
Rhagades
STIGMATA DAN LESI LANJUT
Stigmata pada
lesi lanjut:
Korena keratitis
interstisial
Tulang
Atropi Optikus
Trias Hutchinson
Keratitis interstisial
Kelainan gigi
Hutchinson
Ketulian nervus VIII.
Djuanda A dan Natahusada E.C. Sifilis.dalam editor: Djuanda A, hamzah M, Aisah S. llmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed 5.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. p 393-412.
PEMERIKSAAN UNTUK
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
Treponema
pallidum
Tes Serologik
Sifilis (STS)
Pemeriksaan
pembantu lain
MDL/S/Peb/2006
PEMERIKSAAN TREPONEMA
PALLIDUM
1. Pemeriksaan - mikroskop
lapangan gelap melihat
pergerakkan Treponema pallidum.
Flokulasi / aglutinasi
V.D.R.L. (Venereal Disease Research
Laboratory)
R.P.R (Rapid Plasma Reagen)
A.R.T. (Automated Reagen Test)
Kahn
TES NON TREPONEMA
S II : Positif tinggi
Bergun
a pada
keadaa
n:
Tes Non
Treponema
berulang kali (+)
namun dicurigai
adanya sifilis
laten
Tes Non
Pd keadaan
Treponema
false
(-) namun
positive pd
dicurigai
tes Non
adanya
Treponema
sifilis lanjut
TES TREPONEMA DIGOLONGKAN 4
KELOMPOK:
MDL/S/Peb/2006
TES IMOBILISASI
Kekurangannya :
Rx lambat, baru (+) pd akhir stadium I,
Tidak dapat - untuk menilai hasil pengobatan,
Teknik sulit dan biayanya mahal
TES
IMUNOFLUORESENSI
Fluorecent Treponemal Antibody Absorption Test (FTA-Abs)
Antigen untuk test ini adalah bakteri T. pallidum. Bakteri ini tidak bisa
dikultur sehingga bakteri ini dikembang biakan dan diekstraksi dari
jaringan testikular kelinci.Kemudian hasil ekstraksi di sebar meratakan
dan difiksasi di kaca objek.
Meningitis tuberkulosa
MDL/S/Peb/2006
PEMERIKSAAN
LAIN
Pem sinar Rontgen u melihat kelainan khas
pd tulang, kelainan sistim kardiovaskular
Pem EKG u menilai kelainan sistim
kardiovaskular
Pem USG u menilai kelainan organ tubuh lain
hepar, ginjal
PENATALAKSANAAN
Obat pilihan untuk terapi sifilis : Penisilin
MDL/S/Peb/2006
MENURUT LAMA KERJA
PENISILIN
Procain
Aqueous Penicillin + 2 %
Benzathine
Procain Aluminium
Pecillin G
Penicillin G Monostearate
(PAM)
Intermediate
Golongan Short acting Long acting
acting
Lama kerja
obat
24 jam 72 jam 2 3 minggu
Seminggu
Cara Setiap hari Setiap 3 hari
sekali
pengobatan MDL/S/Peb/2006
Sifilis Pengobatan Pemantauan
Serologik
Sifilis primer 1. Penisilin G benzatin dosis 4,8 juta unit IM, 2,4 juta unit dan Pada bulan I, III,
diberikan 1x seminggu. VI, & XII & setiap
2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 6 juta, diberi 0,6 6 bulan pada
Pengobatan
dengan
kortikosteroid 20-
40 mg sehari MDL/S/Peb/2006
REAKSI JARISH
HERXHEIMER
Gejala :
-Febris
-Nyeri kepala
-Malaise
-Keringat banyak
-Menggigil
-Kemerahan pd
kulit & kelainan
kulit yg ada +
hebat / + merah.
DOSIS PENISILIN YANG
DIANJURKAN
Stadium dini (menular)
OLEH WHO
: Dosis total 30 gram/15
hari
Stadium lanjut (tidak : Dosis total 60 gram/30
menular) hari
1.Herpes simplek
3.Skabies 2.Morbili
MDL/S/Peb/2006