1. IDENTITAS
Mata kuliah : Block Community Medicine
Semester : Ganjil
Beban Studi : 2 SKS
Pertemuan : I (1x50’)
Abortus
Pokok Bahasan :
Tujuan Intruksi Umum : Mahasiswa mengetahui tentang abortus yang berkaitan
dalam bidang kedokteran forensik dan hukum kesehatan
Tujuan Intruksi Khusus : Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan
TIK 6 TIK 7
TIK 2
TIK 1
3. URAIAN MATERI
Pada pertemuan ini akan dijelaskan kepada mahasiswa tentang langkah-langkah survey
skunder pada kasus-kasus perlukaan korban hidup secara benar, sistematis, dan
lengkap.
4. STRATEGI PEMBELAJARAN MIKRO
N Tahap Learning Rovolution
o Pembel Interaksi Belajar Metode Media Eval Alo Atribut
ajaran Mengajar pembel pembel uasi kasi Soft Sum
ajaran ajaran Bela Wa Skill/ ber
jar ktu Karakte Bela
r jar
Dosen Mahasis
wa
1 Pendahu Memberi Menjaw Cerama Media Tida 5’ - Mamp 1,2,3
. luan salam, ab h tatap persenta k ada u
memipin salam, muka se berko
do’a Berdo’a (Power munik
pembuka bersama Point), asi
majelis Laptop, efektif
dan LCD - Memil
memperk Proyekt iki
enalkan or, landas
diri pengera an
Memberi Menden s suara ilmiah
kan garkan kedokt
apresiasi eran
kepada yang
mahasisw baik
a yang - Mamp
telah u
hadir melak
tepat ukan
waktu pengel
untuk olaan
mengikuti masal
perkuliah ah
an Ilmu
Menyamp Menden Kedok
aikan garkan teran
penjelasa Forens
n tentang ik dan
TIU dan Medik
TIK mata olegal,
kuliah - Mawa
Menjelas Menden s diri
kan garkan dan
deskripsi penge
singkat mbang
mata an diri
kuliah
Menjelas Menden
kan garkan
relevansi
mata
kuliah
saat ini
dengan
mata
kuliah
pertemua
nI
Melakuka Merespo
n n
flashback pertanya
singkat an
terhadap
apa yang
telah
dibahas
pada
pertemua
nI
2 Penyajia Menjelas Menden Cerama Media Soal 40’ - Mamp
. n kan garkan, h tatap persenta ujian u
tentang menjawa muka, se mod berko
b diskusi (Power ul munik
:
pertanya contoh Point), dan asi
Pembuata an, kasus, Laptop, ujian efektif
n bertanya role LCD blok pada
Visu play Proyekt pada anggot
m et or, akhir a tim
Reper pengera blok dan
tum s suara keluar
ga
pasien
- Mamp
u
melak
ukan
langka
h-
langka
h
survey
primer
pada
kasus
Ilmu
Kedok
teran
Forens
ik dan
Medik
olegal,
denga
n
benar
- Memil
iki
landas
an
ilmiah
kedokt
eran
yang
baik
- Memil
iki
kebias
aan
untuk
berani
bertan
ya dan
berdis
kusi
secara
ilmiah
- Mamp
u
melak
ukan
pengel
olaan
masal
ah
traum
a
- Mawa
s diri
dan
penge
mbang
an diri
3 Penutup - Mem Menden Cerama Media Soal 5’ - Mamp
. buat garkan, h tatap persenta ujian u
kesim memberi muka, se mod berko
pulan tanggapa diskusi (Power ul munik
dari n, Point), dan asi
mater bertanya, Laptop, ujian efektif
i yang berdo’a LCD blok - Memil
disam bersama Proyekt pada iki
paika or, akhir landas
n. pengera blok an
- Mem s suara ilmiah
buka kedokt
sesi eran
disku yang
si baik
tamba - Memil
han iki
- Memi kebias
nta aan
tangg untuk
apan berani
dari 1 bertan
atau 2 ya dan
orang berdis
maha kusi
siswa secara
- Menj ilmiah
elask - Mawa
an s diri
kelanj dan
utan penge
mater mbang
i ini an diri
pada
prakti
k
ketera
mpila
n
klinik
dasar
(KK
D)
- Memi
mpin
do’a
penut
up
majel
is
I. Materi / Bahan Perkuliahan
Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan abortus dalam segi medis
dan segi hukum
Dikatakan klasik karena dari dahulu sampai sekarang kehadiran kehidupan baru
ini tetap menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai, yaitu antara insan yang
didambakan dengan yang tidak. Ini sama klasiknya dengan euthanasia yaitu
permasalahan yang dihadapi di akhir kehidupan.
Sementara tingkat aborsi yang diinduksi tidak begitu jelas, namun terdapat
bukti dari 4,5 juta kehamilan yang terjadi setiap tahun di Indonesia pada waktu
sekitar penelitian tersebut dilakukan 760.000 (17%) dari kehamilan yang terjadi
adalah kelahiran yang tidak diinginkan.
1. Abortus spontan
b. Abortus Insipiens
c. Abortus Kompletus
d. Abortus Inkompletus
e. Missed Abortion
2. Abortus provocatus
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan
oleh tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun
3. Infeksi dan tetanus
4. Gagal ginjal akut
5. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh:
1) Menunggang kuda
2) Lari-lari
3) Loncat-loncat
1) Obat emetika
2) Obat burgativa/lantiva
3) Obat emergoga/obat pelancar haid
a. Aspirasi suction
b. Dilatasi dan kuretase (D&C)
c. Dilatasi dan ekstraksi (D&E)
d. Histerotomi
e. Aborsi dengan prostaglandin
f. RU-486 (mifepristone)
2.7 Pemeriksaan Korban Abortus
Temuan autopsi pada korban yang meninggal tergantung pada cara melakukan
abortus serta interval waktu antara tindakan abortus dan kematian. Abortus yang
dilakukan oleh ahli yang terampil mungkin tidak meninggalkan bekas dan bila telah
berlangsung satu hari atau lebih, maka komplikasi yang timbul atau penyakit yang
menyertai mungkin mengaburkan tanda-tanda abortus kriminal. Lagi pula selalu
terdapat kemungkinan bahwa abortus dilakukan sendiri oleh wanita yang
bersangkutan.
Pasal 75
a. Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit
genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis
bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah
melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan
konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan
berwenang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 76
a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang
memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
Menteri.
Pasal 77
(1) Yang dimaksud dengan praktik aborsi yang tidak bermutu, tidak aman dan tidak
bertanggung jawab adalah aborsi yang dilakukan dengan paksaan dan tanpa
persetujuan perempuan yang bersangkutan, yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang tidak profesional, tanpa mengikuti standar profesi dan pelayanan
yang berlaku, diskriminatif, atau lebih mengutamakan imbalan materi dari pada
indikasi medis.
(2) Namun sayangnya didalam UU Kesehatan ini belum disinggung soal masalah
kehamilan akibat hubungan seks komersial yang menimpa pekerja seks
komersial.
(3) Dalam peraturan pemerintah sebagai pelaksanaan dari pasal ini dijabarkan antara
lain mengenai keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau
janinnya, tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian & kewenangan bentuk
persetujuan, sarana kesehatan yang ditunjuk.
Dalam KUHP terdapat pasal-pasal yang berkaitan dengan abortus yaitu pasal
283, 299, 346, 347, 348, 349, 535 KUHP.
(1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya
diobati dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan bahwa karena
pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat puluh lima ribu
rupiah.
(2) Jika yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib,
bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
(3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencarian,
maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 346 KUHP
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun enam bulan.
(2) Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana
penjara paling lima tujuh tahun.
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
berdasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterapkan dalam Pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal itu dapat dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Dari Pasal 346, 347 dan 348 KHUP, jelas bahwa undang-undang tidak
mempersoalkan masalah umur kehamilan atau berat badan dari fetus yang keluar.
Sedangkan pasal 349 dan 299 KUHP memuat ancaman hukuman untuk orang-orang
tertentu yang mempunyai profesi atau pekerjaan tertentu bila mereka turut membantu
atau melakukan kejahatan seperti yang dimaksud ke tiga pasal tersebut.
Yang dapat dikenakan hukuman adalah tindakan menggugurkan atau
mematikan kandungan yang termasuk tindakan pidana sesuai dengan pasal-pasal pada
KUHP (abortus kriminalis). Sedangkan tindakan yang serupa demi keselamatn ibu
yang dapat dipertanggung jawabkan secara medis (abortus medicinalis atau abortus
therapeuticus), tidaklah dapat dihukum walaupun pada kenyataan dokter dapat
melakukan abortus medisinalis, itu diperiksa oleh penyidik dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan di pengadilan.
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
KESIMPULAN
Bagian : Forensik
Skenario
Seorang perempuan berusia 16 tahun dibawa oleh orang tuanya ke praktek dokter
keluarga karena diketahui hamil 12 minggu, sementara pasien belum menikah. Orang
tua meminta dokter untuk melakukan aborsi terhadap anak mereka, dikarenakan laki-
laki yang menghamili anaknya tidak bertanggung jawab.
Soal
1. A
2. B
3. C
4. D
5. C
6. A
7. C