Anda di halaman 1dari 11

BAB V

PEMBAHASAN

A. Penafsiran Dan Pembahasan Temuan Hasil Penelitian

Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah

dilakukan pembahasan adalah penjelasan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan peneliti yang dihuungkan dengan tujuan penelitian ini. Dalam bab

ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan juga keterbatasan yang

ditemukan pada penelitian ini.

1. Karakteristik Responden

a. Usia Terhadap Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil penelitian mengenei profil pengetahuan

SMAN 1Sumedang tentang pitiriasis versicolor baik responden yang

diberi penyuluhan dan responden yang tidak diberikan penyuluhan,

distribusi usia dikategorikan menjadi 2 yaitu usia <15 tahun dan >15

tahun. Responden terbanyak pada usia >15 tahun sebanyak 160 orang

(84%).

Berdasarkan hasil penelitian ini baik dari responden yang tidak

diberikan penyuluhan dan responden yang diberikan penyuluhan,

tingkat pengetahuan baik lebih banyak pada responden dengan usia

<15 tahun sebanyak 27 orang (87%). Tingkat pengetahuan cukup dan

kurang pada responden yang tidak diberikan penyuluhan dan


responden yang diberikan penyuluhan lebih banyak pada responden

dengan usia >15 tahun sebanyak 45 orang (28%).

Seharusnya Makin bertambah usia seseorang maka proses-

proses perkembangan mentalnya akan bertambah baik, akan tetapi

pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini


18
tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Menurut

Santrock (2003) pada masa remaja akhir, remaja mulai berminat pada

karir, pacaran dan eksplorasi identitas seringkali lebih nyata dalam

masa remaja akhir dibanding dalam masa remaja awal Dan bisa di

pengaruhi oleh beberapa faktor seperti keseriusan dalam menjawab

kuesioner.

b. Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan hasil penelitian, dari 191 orang yang menjadi

responden baik yang diberi penyuluhan dan responden yang tidak

diberikan penyuluhan dari penelitian ini sebagian besar berjenis

kelamin perempuan sebanyak 118 orang (62%), responden laki-laki

sebanyak 73 orang (38%). Tingkat pengetahuan baik lebih banyak

pada responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 90 orang

(76%). Tingkat pengetahuan cukup dan kurang lebih banyak pada

responden berjenis kelamin laki-laki 21 orang (29%).

Menurut Carole Wade (2007) sex berarti jenis kelamin mengacu

pada dimensi biologis seseorang sebagai laki-laki atau perempuan

Perbedaan pengethuan ini mungkin disebabkan juga karena akses

informasi tentang pitiriasis versicolor, dan biasanya perempuan


cenderung lebih memperhatikan kecantikan, kesehatan dan kebersihan

badan dibanding laki-laki..

c. Sumber Informasi Responden

Berdasarkan hasil penelitian, dari 191 orang dibagi menjadi 2

kelompok kelompok pertama diberi penyuluhan dan kelompok yang

ke 2 tidak diberi penyuluhan. Dari penelitian ini sebagian besar

responden yang diberikan penyuluhan mendapatkan pengetahuan

yang baik sebanyak 94 orang (98%). Tingkat pengetahuan cukup dan

kurang lebih banyak pada responden yang tidak diberikan penyuluhan

sebanyak 47 orang (49%).

Sumber informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan.18

2. Tingkat pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan responden

pada penelitian ini dikelompokkan menjadi 3 katagori baik, cukup dan

kurang. Baik sebanyak 142 orang (74,3%), cukup sebanyak 38 orang

(19.8%), dan kurang sebanyak 11 orang (5.8%). Dimana dari hasil

penelitian diperoleh sebanyak 91 orang (95%) dengan penyuluhan dan

88 orang (93%) tanpa penyuluhan telah memiliki pengetahuan yang

baik tentang ada berapakah lapisan kulit, yaitu ada 3 lapisan yaitu
23,9
epidermis, dermis, dan subkutis. Namun masih ada siswa yang
menjawab selain dari 3 lapisan sebanyak 5 orang (5%) dengan

penyuluhan dan 7 orang (7%) tanpa penyuluhan. Ini bisa disebabkan

oleh kurangnya perhatian siswa akan informasi yang diberikan atau

informasi yang ada.

Sebanyak 94 orang (98%) dengan penyuluhan dan 76 orang

(80%) tanpa penyuluhan telah memiliki pengetahuan yang baik

tentang pitiriasis versicolor (panu) adalah infeksi jamur superfisial

pada kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum

orbiculare.11 Namun masih ada sedikit yang menjawab salah tentang

pengertian pitiriasis versicolor. Sebanyak 2 orang (2%) dengan

penyuluhan dan 19 orang (20%) tanpa penyuluhan. Ini bisa

disebabkan karena berbagai faktor yang kompleks dan saling

mempengaruhi. Diantaranya ada beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi pengetahuan seseorang usia, dan pengalama.

Sebanyak 94 orang (98%) dengan penyuluhan dan 91 orang (

96%) tanpa penyuluhan memiliki pengetahuan yang baik mengenai

penyebab pitiriasis versicolor (panu) adalah jamur.11 Namun masih

ada yang menjawab bakteri, atau virus yang menjadi penyebab

pitiriasis versicolor sebanyak 2 orang (2%) dengan penyuluhan dan 4

orang (4%). Ini bisa diakibatkan oleh kurangnya perhatian reponden

terhadap informasi yang ada atau informasi yang disediakan.

Sebanyak 90 orang (94%) dengan pengetahuan 80 (84%)

tanpa penyuluhan memiliki pengetahuan yang baik mengenai

Pitiriasis versicolor (panu) adalah penyakit universal tapi lebih banyak

dijumpai di daerah beriklim tropis.11 Namun masih ada yang


menjawab iklim subtropics dan sedang sebanyak 6 orang (6%) dengan

penyuluhan dan 15 orang (16%) tanpa penyuluhan. Ini bisa

disebabkan kurang perhatian responden terhadap sumber informasi

yang ada atau yang disediakan.

Sebanyak 91 orang (95%) dengan penyuluhan dan 88 orang

(93%) tanpa penyuluhan memiliki pengetahuan yang baik mengenai

Apakah penyakit pitiriasis versicolor (panu) menular Iya , karena

penyebab pitiriasis versicolor (panu) adalah jamur.11 Namun masih

ada yang menjawab tidak menular atau menular tetapi penyebabnya

virus sebanyak 5 orang (5%) dengan penyuluhan dan 7 orang (7%)

tanpa penyuluhan.ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti

usia, sumber informasi, dan pengalaman. Atau bisa juga dikarenakan

kurang perhatian responden terhadap sumber informasi yang ada atau

yang disediakan.

Sebanyak 92 orang (96%) dengan penyuluhan menjawab

dengan baik tentang Golongan usia manakah yang bisa mengalami

pitiriasis versicolor (panu) yaitu Remaja dan dewasa menurut

Penelitian Pamudji (2002). Sebanyak 13 orang (14%) tanpa

penyuluhan menjawab benar ini menunjukan jumlah yang sedikit

dibanding dengan menjawab yang salah sebanyak 82 orang (86%)

tanpa penyuluhan dan 4 orang (4%) dengan penyuluhan. Ini

disebabkan karena masih belum memahami golongan usia yang bisa

mengalami pitiriasis versicolor sehingga responden lebih memilih

orang tua atau bayi bisa mengalami pitiriasis versicolor padahal


Malassezia spp. Membutuhkan lemak, sehingga jarang ditemukan

pada kulit anak dan orang tua, tapi biasanya ditemukan pada usia

produksi sebum tinggi.7

Sebanyak 96 orang (100%) dengan penyuluhan menjawab

dengan benar tentang Pitiriasis versicolor (panu) menyerang

terbanyak pada usia 15-24 menurut Penelitian Pamudji (2002). Ini

menunjukan bahwa responden memperhatikan dengan baik terhadap

sumber informasi yang ada atau yang disediakan. Sebanyak 39 orang

(41%) tanpa penyuluhan menjawab dengan baik dan 56 orang (59%)

tanpa penyuluhan menjawab salah. Ini menunjukan pemahaman

terhadap usia yang terserang pitiriasis versicolor kurang dipahami bisa

di akibatkan oleh sumber informasi yang kurang atau kurang

memperhatikan terhadap informasi yang telah tersedia.

Sebanyak 83 orang (86%) dengan penyuluhan menjawab

dengan benar mengenai Tempat timbulnya pitiriasis versicolor (panu)

yaitu pada Badan, lengan atas, wajah, dan leher.9,10 Sebanhyak 33

orang (35%) tanpa penyuluhan menjawab dengan benar dan sebanyak

62 orang (65%) tanpa penyuluhan menjawab salah. Ini menunjukan

kurangnya pemahaman terhadap tempat timbulnya pitiriasis

versicolor. Seharusnya bisa timbul di Pitiriasis versicolor biasanya

mengenai wajah, leher, badan, lengan atas, ketiak, paha, dan lipatan

paha.9,10

Sebanyak 96 orang (100%) dengan penyuluhan dan 80 orang

( 84%) tanpa penyuluhan menjawab dengan benar mengenai Faktor


yang berperan dalam timbulnya pitiriasis versicolor (panu) adalah

Lingkungan yang lembab.15 Sedangkan 15 orang (16%) tanpa

penyuluhan menjawab salah. Ini menunjukan kurangnya informasi

yang ada atau kurang memahami tentang tempat timbulnya pitiriasis

versicolor. Sehingga responden memilih Kontak dengan binatang, dan

Kulit terbakar Sinar matahari.

Sebanyak 96 orang (100%) dengan penyuluhan dan 84 orang

(88%) menjawab dengan benar mengenai Berikut ini adalah tanda dan

gejala pada kulit yang terkena pitiriasis versicolor (panu) adalah Gatal

ringan.16 Namun sebanyak 11 orang (12%) tanpa penyuluhan

menjawab salah. Ini dikarenakan kurang pemahaman atau

pengalaman dan usia yang bisa mempengaruhi tingkat pengetahuan

responden. Sehingga responden lebih menjawab terasa panas.

Sebanyak 66 orang (69%) dengan penyuluhan dan 32 orang

(34%) tanpa penyuluhan menjawab dengan benar mengenai Berikut

ini adalah gambaran terbanyak dari Pitiriasis versikolor (panu) Hanya

timbul bercak putih. Sebanyak 30 orang ( 27%) dengan penyuluhan

dan 63 orang (66%) tanpa penyuluhan menjawab salah ini bisa

disebabkan karena pemahaman yang kurang terhadap gambaran dari

pitiriasis versicolor. Seharusnya mereka memilih hanya bercak putih

atau Biasanya timbul makula dalam berbagai ukuran dan warna.

Warna setiap lesi bervariasi dari hampir putih sampai coklat

kemerahan atau berwarna coklat kekuningan dengan kata lain terlihat

sebagai bercak-bercak berwarna-warni.11


Sebanyak 93 orang (97%) dengan penelitian dan 81 orang

(85%) tanpa penelitian menjawab dengan benar mengenai Jenis obat

luar yang digunakan untuk pengobatan pitiriasis versicolor (panu)

adalah Anti jamur. Dan sebanyak 3 orang (3%) dengan penyuluhan

dan 14 orang (15%) tanpa penyuluhan menjawab dengan salah. Ini

bisa dikarenakan pemahaman yang kurang terhadap jenis obat untuk

mengobati pitiriasis versicolor. Sehinga responden menjawab anti

bakteri atau anti virus.

Sebanyak 96 orang (100%) dengan penyuluhan menjawab

dengan benar mengenai Obat manakah yang cocok untuk mengobati

pitiriasis versicolor (panu) yaitu Ketoconazole ( krim untuk megobati

infeksi yang disebabkan jamur).14 Dan sebanyak 8 orang (8%) tanpa

penyuluhan menjawab salah. Ini menunjukkan kurang memperhatikan

sumber informasi yang telah tersedia. Sehingga responden memilih

Gentamicin (obat untuk pengobatan penyakit kulit lini pertama).

Sebanyak 87 orang (91%) dengan penyuluhan dan 78 orang

(82%) tanpa penelitian menjawab benar mengenai Pada waktu apa

kita menggunakan obat untuk mengobati pitiriasis versicolor (panu)

Sesudah mandi. Sebanyak 9 orang (9%) dengan penyuluhan dan 17

orang (18%) tanpa penyuluhan menjawab salah. Ini dikarenakan

responden kurang memahami pemakaian obat salep yang digunakan

untuk pitiriasis versicolor. Sehingga responden memilih sesudah dan

sebelum mandi. Sebanyak 96 orang (100%) dengan penyuluhan dan

93 orang (98%) tanpa penyuluhan menjawab benar mengenai Dalam

sehari, pembersihan badan (mandi) sebaiknya dilakukan berapa kali 2


– 3 kali sehari. Tetapi masih ada yang menjawab salah sebanyak 2

orang (2%) tanpa penyuluhan ini disebabkan oleh kurangnya

perhatian terhadap informasi yang ada.

Sebanyak 96 orang (100%) dengan penyuluhan dan 80 orang

(84%) tanpa penyuluhan menjawab benar mengenai Cara mencegah

timbulnya pitiriasis versicolor dengan Hindari kondisi yang lembab.15

Sebanyak 15 orang (16%) tanpa penyuluha menjawab salah. Ini

dikarenakan kurang pemahaman terhadap sumber informasi yang

tersedia mengenai pencegahan terhadap pitiriais versicolor seperti

mengeringkan tubuh dengan handuk hingga benar-benar kering

sebelum memakai baju, karena kondisi yang lembab sangat

memudahkan jamur untuk berkembang, jangan malas untuk mengelap

keringat, tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain seperti

handuk, sabun batang, sepatu atau sandal saat menggunakan fasilitas

umum, menggunakan alas kaki jika sedang berjalan di tempat yang

lembab seperti kamar mandi umum, tempat bilas atau disekitar kolam

renang, dan membiasakan tubuh dengan sabun antiseptic setelah

selesai berenang atau kegiatan berolahraga lainnya. Sehingga

responden menjawab Makanan-makanan bergizi dan Pakai sunblock.

Sebanyak 81 orang (84%) dengan penyuluhan dan 87 orang

(92%) tanpa penyuluhan menjawab dengan benar mengenai

Pemeriksaan lanjutan untuk penyakit pitiriasis versicolor yang

digunakan dengan cara Kerokan kulit ( pemeriksaan ini dilakukan

kepada pasien yang dicurigai menderita penyakit kulit yang


disebabkan jamur ).17, 27 Sebanyak 15 orang (16%) dengan penyuluhan

dan 8 orang (8%) tanpa penyuluhan menjawab dengan salah. Ini

dikarenakan kurang perhatian responden terhadap sumber informasi

yang ada atau yang disediakan.

Sebanyak 92 orang (96%) dengan penyuluhan menjawab

dengan benar mengenai Berapakah prognosis (kemungkinan sembuh)

bagi orang yang pernah menderita penyakit pitiriasis versicolor (panu)

100%.9 Sebanyak 40 orang (42%) tanpa penyuluhan menjawab benar

lebih banyak menjawab salah sebanyak 55 orang (58%) tanpa

penyuluhan dan 4 orang (4%) dengan penyuluhan menjawab salah.

Hal ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman responden tentang

prognosis sehingga responden lebih memilih untuk menjawab 75%,

dan 50%.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner dengan cross sectional

yang melihat kejadian pada saat waktu tertentu yang memiliki kelemahan

yaitu:

1. Hanya dapat menggambarkan tingkat pengetahuan saja.

2. Responden tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang

terlewati dan tidak di jawab sehingga nilainya menjadi 0.

3. Karena menggunakan kuesioner data yang didapat tergantung jawaban

responden, terkadang ada responden yang menjawab asal-asalan sehingga

data yang di dapat mungkin bukan gambaran yang sebenarnya.


4. Suasana yang kurang tepat dimana responden akan menghadapi ujian

salah satu mata pelajaran sehingga responden ingin segera menyelesaikan

kuesioner dan menjawab seadanya.

Anda mungkin juga menyukai