Anda di halaman 1dari 29

Diare Akut Akibat

Intoleransi Laktosa

Pembimbing:
Dr. dr. Sulaiman Yusuf, Sp. A (K)
Pendahuluan
Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara
berkembang

Di Indonesia sendiri dapat ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya.
Sebagian besar kasus terjadi pada anak di bawah usia lima tahun (70-80%)

Penyebab diare akut adalah adanya infeksi akut intestinum yang dapat disebabkan oleh infeksi
virus, bakteri, atau parasit. Selain itu, diare akut juga dapat disebabkan oleh faktor non infeksi
seperti malabsorbsi makanan, obat-obatan, keracunan makanan, serta alergi.

Penyebab paling sering pada bayi dan anak adalah malabsorbsi makanan yaitu intoleransi laktosa
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : RYA
Usia Kronologis : 2 bulan 9 hari
Usia Koreksi : 1 bulan 9 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Aceh Utara
No RM :1-06-53-80
Tanggal Masuk RS : 25 September 2015
Tanggal Pemeriksaan : 30 Oktober 2015
Anamnesis
Keluhan Utama

• Mencret

Keluhan Tambahan

• Muntah, perut kembung

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang dibawa oleh ibunya dengan keluhan mencret sejak 5 hari SMRS.
Ibu pasien mengatakan frekuensi BAB pasien lebih dari 3 kali dalam sehari. BAB
pasien cair berwarna kuning tanpa disertai darah dan lendir. Ibu pasien
mengatakan bahwa pasien mengalami mencret setelah diberi susu formula.
Selain itu, ibu pasien juga mengatakan anaknya mengalami muntah sejak 1 hari
SMRS. Muntah dikeluhkan sebanyak 2 kali. Muntah berisi susu kira-kira
sebanyak 1 sendok makan. Ibu pasien juga mengeluhkan perut anaknya
kembung sejak 1 hari SMRS. Demam tidak dikeluhkan. Batuk dan sesak juga
tidak dikeluhkan. Ruam kemerahan di kulit tidak ada. BAK dalam batas normal.
Riwayat Kehamilan

• Ibu pasien ANC teratur ke dokter selama hamil. Umur ibu saat hamil
adalah 32 tahun. Tidak ada riwayat demam saat hamil maupun sakit
lainnya. Tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan maupun jamu-
jamuan selama kehamilan.

Riwayat Persalinan

• Pasien merupakan anak ketiga, lahir kurang bulan dengan usia gestasi
36 minggu. Pasien lahir secara sectio caesarea atas indikasi ketuban
pecah dini dengan berat badan lahir 1900 gram. Pasien segera
menangis saat lahir dan kulit kemerahan.

Riwayat Penggunaan Obat

• Ibu pasien tidak pernah memberikan obat sejak adanya keluhan


mencret pada pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien pernah dirawat di NICU dengan hernia umbilical dan BBLR. Setelah
itu pasien menjalani operasi repair hernia umbilical cord saat usia 7 hari

Riwayat Penyakit Keluarga

• Tidak ada keluarga yang mengeluhkan hal serupa dengan pasien. Tidak
ada riwayat alergi dalam keluarga pasien

Riwayat Imunisasi

• Menurut keterangan dari ibu pasien, pasien mendapatkan imunisasi baru


2 kali yaitu Hb0 dan polio

Riwayat Makanan

• 0-1 bulan : ASI


• 1 bulan – sekarang : Susu formula
Status Present

Kesadaran: HR : RR : Temperatur :
36,7◦C
E4M6V5 122x/mnt 33x/mnt
Status Antropometri
• Berat Badan (BB) : 3,0 kg
• Panjang Badan (PB) : 50 cm
• Lingkar Kepala (LK) : 33 cm
• Lingkar Lengan Atas (LILA) : 9 cm
• BB/U : P < 3% (kurva Fenton)
• TB/U : P < 3% (kurva Fenton)
• LK/U : P < 3 % (kurva Fenton)
• Kesan : Gizi Buruk
• Berat Badan Ideal : 3,4 kg
Kebutuhan Cairan, kalori, dan protein
• Kebutuhan cairan : 100 x BB = 100 x 3,0 kg
= 300 cc/hari

• Kebutuhan kalori : =

= 107-121 kkal/hari

• Kebutuhan protein : =
= 1,9-2,14 gr/hari
Pemeriksaan Fisik konjungtiva palpebra
inferior pucat (-/-), sklera
mikrocephali, rambut ikterik (-/-), mata cekung (-
hitam, sukar dicabut, /-), pupil isokor ϕ
distribusi merata 2mm/2mm, refleks cahaya
langsung (+/+), refleks
napas cuping hidung (-
cahaya tidak langsung
/-), sekret (-/-)
(+/+)
bibir kering (-), mukosa
bibir lembab, sianosis (-) normotia, sekret (-/-)
lidah kotor (-),
tonsilT1/T1, hiperemis (- tidak ada pembesaran
) faring hiperemis (-) KGB

Abdomen
Distensi (+), umbilical
Thorax:
tertutup kassa
simetris saat statis dan dinamis, nyeri
tekan (-) , sonor di kedua lapangan
Soepel,nyeri tekan(-)
paru, vesikuler (+/+), rhonki (-/-), epigastrium.
wheezing (-/-) Hepar/lien
Jantung: dan renal tidak ada
Genitalia: laki laki, testis Ekstremita pembesaran ,timpani
ictus cordis tidak terlihat, ictrus cordis
sudah turn Sianosis (-), perisltaltik usus (+)
teraba di ICS V linea midklavikula
sinistra, BJ I> BJII, reguler (+), bising (-) Anus: Eritema perianal (+) udema (-), kesan meningkat
deformitas (-)
Pemeriksaan Penunjang

Jenis Pemeriksaan 24/10/2015 Nilai normal


Hemoglobin (g/dl) 12,3 9,0-14,0
Hematokrit (%) 37 53-63
Eritrosit (106/mm3) 4,4 4,4-5,8
Leukosit (103/mm3) 5,8 5,0-19,5
Trombosit (103 U/L) 365 150-450
MCV - 90-100
MCH - 27-31
MCHC - 32-36
LED - <15
Hitung jenis (%) 6/1/0/43/30/20 0-6/0-2/50-70/20-40/2-8
E/B/NS/L/M
Diagnosis Banding

• Diare akut tanpa dehidrasi e.c


dd/ 1. Intoleransi laktosa
2. Rotavirus
• Risiko FTT
• Post repair hernia umbilical cord
Diagnosis

Diare akut tanpa dehidrasi e.c


intoleransi laktosa

Risiko FTT

Post repair hernia umbilical cord


Tatalaksana

• IVFD 4:1 10 gtt/i Planning


(mikro)
• Zinkid syrup 1x1 cth • Feses rutin
• Lacto B 2x1 sach • Uji pH tinja
• Diet susu NL-33 (107- • Konsul divisi tumbuh
141) kkal/hari kembang
• Konsul divisi nutrisi

Terapi
Prognosis

Quo ad Quo ad
Quo ad vitam:
functionam: sanactionam:
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Tinjauan Pusaka
Definisi

Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak
lebih dari 3 kali per hari, disertai dengan perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.
Etiologi
Bakteri

Faktor infeksi Virus

Parasit

Etiologi Malabsorbsi
makanan

Non infeksi Keracunan


makanan

Obat-obatan

Alergi
Patogenesis
laktosa tidak
Defisiensi enzim Laktosa menarik air
dicerna di usus
laktase halus ke intraluminal

Laktosa masuk ke Mual, muntah, Volume usus


kolon peristaltik ↑ meningkat

fermentasi Terbentuk gas usus Perut kembung


Penegakkan Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Lamanya sakit • Berat badan • Pemeriksaan laboratorium darah


• Frekuensi BAB • Suhu tubuh • Pemeriksaan tinja (makroskopis,
• Volume BAB • Frekuensi denyut jantung, mikroskopis, uji pH tinja)
• Warna (kuning, berlendir, pernapasan, serta tekanan darah
berdarah, seperti air cucian • Tanda-tanda dehidrasi
beras, dan sebagainya)
• Bau
• Ada tidaknya batuk, panas, pilek,
dan kejang
• Jenis, bentuk dan banyaknya
makanan dan minuman yang
dikonsumsi sebelum dan
sesudah sakit
• Penderita diare di sekitar tempat
tinggal
• Berat badan sebelum sakit
Penatalaksanaan

Lintas diare:
1. Rehidrasi
Meminimalisir atau sama
2. Zinc sekali menghindari susu dan
3. Antibiotik selektif berbagai zat makanan yang
mengandung laktosa
4. Teruskan ASI dan makanan
5. Edukasi orang tua
Analisa Kasus
• Dari hasil Teori
heteroanamnesis
terhadap ibu pasien,
didapatkan bahwa • Diare akut adalah
pasien mengalami buang air besar lebih
mencret sebanyak dari 3 kali per hari,
lebih dari 3 kali SMRS. disertai dengan
BAB cair berwarna perubahan konsistensi
kuning tanpa adanya tinja menjadi cair
darah dan lendir. dengan atau tanpa
Berdasarkan gejala lendir dan darah yang
tersebut kemungkinan berlangsung kurang
pasien mengalami dari satu minggu
diare akut.
Kasus
• Dari hasil
Teori
heteroanamnesis pada
ibu pasien ini • Terdapat beberapa etiologi diare
didapakan BAB pasien akut pada anak, diantaranya infeksi
bakteri, virus, dan parasit pada
cair tanpa adanya darah usus. Selain itu diare akut juga
maupun lendir. Pasien dapat disebabkan faktor non
juga tidak mengeluhkan infeksi seperti malabsorbsi
makanan, obat-obatan, keracunan
adanya demam. makanan, serta alergi. Adanya
Kemungkinan etiologi demam pada anak yang mengalami
diare akut pada pasien diare bisa diakibatkan oleh proses
peradangan. Tinja yang
ini bukan disebabkan mengandung darah atau mukus
oleh infeksi usus. dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri yang menghasilkan
sitotoksin.
Kasus
• Pada kasus ini, pasien
Teori
mengalami mencret
setiap kali minum susu • Intoleransi laktosa merupakan
formula. Pasien juga suatu sindrom klinis dengan
mengalami muntah satu atau lebih gejala yang
timbul, diantaranya nyeri perut,
serta perut kembung. diare, mual, dan perut kembung
Hal ini menunjukkan setelah mengkonsumsi zat
kemungkinan diare makanan yang mengandung
laktosa. Intoleransi laktosa
yang dialami pasien merupakan suatu keadaan
diakibatkan oleh defisiensi enzim laktase
intoleransi laktosa yang sehingga usus halus tidak dapat
terkandung di dalam meyerap laktosa.
susu.
Kasus
Teori
• Dari hasil pemeriksaan fisik
yang dilakukan pada pasien ini,
didapatkan pasien dalam • Berdasarkan
keadaan baik dan kesadaran
compos mentis. Pada pasien
teori, pasien ini
juga tidak ditemukan adanya dimasukkan ke
tanda-tanda dehidrasi seperti dalam kategori
tampak kehausan, mata diare akut tanpa
cekung, produksi air mata dehidrasi
berkurang, mukosa bibir kering,
CRT >2 detik, serta urin yang
berkurang.

Kasus
Teori
• Pada pasien ini hanya dilakukan
pemeriksaan darah lengkap
pada tanggal 24 Oktober 2010
dengan kadar leukosit dalam
• Hal ini menyangkal
batas normal.
adanya suatu proses
infeksi pada pasien

Kasus
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai