DISUSUN OLEH
Ani Susilawati : PO.62.24.2.21.401
Exlesia Stepani : PO.62.24.2.21.415
Retno Endah Purwani : PO.62.24.2.21.431
Wiwi Fajriati : PO.62.24.2.21.439
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Sifilis : Penyakit kelamin yang Insidens yang terendah di Cina,
disebabkan oleh Treponema sedangkan yang tertinggi di
palidum; sangat kronik dan Amerika Selatan.
bersifat sistemik. Pada Di Indonesia insidensinya 0,61%.
perjalanannya, sifilis dapat Penderita yang terbanyak ialah
menyerang hampir semua stadium laten, disusul sifilis
alat tubuh, dapat menyerupai stadium I yang jarang, dan yang
banyak penyakit dan dapat langka ialah sifilis stadium II.
ditularkan dari ibu ke janin. WHO memperkirakan bahwa
terdapat 12 juta kasus baru pada
tahun 1999, dimana lebih dari
90% terdapat di negara
berkembang.
ETIOLOGI
Treponema pallidum : ordo Spirochaetales,
familia Spirochaetaceae, dan genus Treponema.
Bentuk Spiral: Panjang: 6 -15 μ, Lebar: 0,25 μ,
lilitan: 9 – 24 lekukan
Gerakan rotasi sepanjang aksis dan maju seperti
gerakan pembuka botol.
Membiak secara pembelahan melintang, pada
stadium aktif terjadi setiap 30 jam
Dalam darah transfusi dapat hidup 72 jam
KLASIFIKASI
02 Sifilis Akuisita
01
Sifilis akuista (didapat), terdiri
Sifilis kongenital dari beberapa jenis yaitu:
a. Sifilis primer
a. Dini : Sebelum 2 tahun b. Sifilis sekunder
Stadium dini menular (dlm 1 tahun c. Sifilis laten dini sifisilis laten lanjut
sejak infeksi) d. Sifilis tersier(sifilis benigna lanjut)
a. Lanjut: Sesudah 2 tahun
b. Stigmata
Treponema di antara endotelium kapiler dan jaringan perivaskular di sekitarnya. Enarteritis pembuluh darah
kecil perubahan hipertrofik endotelium obliterasi lumen (enarteritis obliterans). Kehilangan pendarahan
erosi S1.
Kuman mencapai kelenjar getah bening regional secara limfogen, hematogen dan membiak, menyebar ke
semua jaringan tubuh. Multiplikasi ini diikuti oleh reaksi jaringan S II
Stadium laten: tidak disertai gejala, meskipun masih terdapat infeksi yang aktif. Jika imunitas gagal
mengontrol infeksi sehingga T.pallidum membiak lagi ditempat S I dan menimbulkan lesi rekuren atau kuman
tersebut menyebar melalui jaringan menyebabkan reaksi serupa dengan lesi rekuren S II.
Lesi menular tersebut dapat timbul berulang-ulang, tetapi tidak melebihi 2 tahun
Stadium Lanjut
Stadium laten dapat berlangsung bertahun-tahun, treponema dalam keadaan dorman. Namun antibodi tetap
ada dalam serum penderita
Keseimbangan antara treponema dan jaringan dapat berubah Guma SIII
Sifilis Primer
stigmata
Sifilis Kardiovaskuler
● Sifilis kardiovaskular bermanifestasi pada S III,
dengan masa laten 15-30 tahun
● Terdapat insufisiensi aorta atau aneurisma aorta
torakales, berbentuk kantong pada aorta torakal.
● Bila ada insufisiensi aorta tanpa kelainan katup
pada seseorang yang setengah umur disertai
pemeriksaan serologis darah reaktif, pada tahap
pertama harus diduga sifilis kardiovaskuler,
sampai dapat dibuktikan lebih lanjut.
Pemeriksaan serologis umumnya reaktif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan T. Pallidum
● Mengambil serum dari lesi kulit dan dilihat bentuk dan pergerakannya dengan
microskop lapangan gelap. Treponema tampak berwarna putih pada latar
belakang gelap. Pergerakannya memutar terhadap sumbunya, bergerak
perlahan-lahan melintasi lapangan pada pandangan, jika tidak bergerak cepat
seperti Borrelia vincentii penyebab stomatitis.
● Pemeriksaan lain dengan pewarna menurut Buri, tidak dapat dilihat
pergerakannya karena treponema tersebut telah mati, jadi hanya tampak
bentuknya saja.
DIAGNOSIS BANDING
Pada sifilis stadium I dengan :
● Herpes simplek
● Ulkus piogenik
● Skabies
● Balanitis
● Limfogranuloma venereum
1 bulan sesudah :
a. Titer ↓ : tidak diberikan pengobatan
b. Titer ↑ atau tetap : pengobatan ulang
● Kriteria sembuh, jika lesi telah menghilang, kelenjar getah bening tidak teraba lagi dan V.D.R.L
negatif.
Diagnosa Banding
● Sifilis stadium II
2. Morbili
3. Pitiriasis rosea
4. Psoriasis
5. Dermatitis seboroik
6. Kondiloma akuminatum
7. Alopesia areata
Thank you
Create by rep