PUSKESMAS MLATI I
Adalah:
2. Ibu ke janin
Treponema dapat
Stadium Lanjut
Treponema
pallidum masuk ke mencapai sistem
dalam kulit melalui kardiovaskuler dan
Stadium Laten
mikrolesi atau Tidak tampak sistem saraf dalam
selaput lendir. gejala, namun waktu dini, namun
Kuman tersebut kerusakan yang
infeksi masih terjadi secara
akan membiak, aktif
Stadium Dini
Sifilis Primer
Tukak dapat terjadi dimana saja di daerah genitalia ek-
sterna, 3 minggu setelah kontak.
Lesi awal biasanya berupa papul erosi ulkus du-
rum , teraba keras terdapat indurasi.
Bagian yang mengelilingi lesi meninggi dan keras.
Pada ♂ tempat yang sering dikenai : sulkus koronarius,
pada ♀ di labia minor dan mayor. Di ekstragenital: li-
dah, tonsil, dan anus.
Pada ♂ selalu disertai pembesaran kelenjar limfe in-
guinal medial unilateral/bilateral
Manifestasi Klinis
2.Pada sifilis dini hasil pemeriksaan lapangan gelap ditemukan T. pallidum, pada sifilis lan-
jut tidak ditemukan.
3.Pada sifilis dini infeksi ulang dapat terjadi walau telah diberi pengobatan yang cukup,
sedangkan pada sifilis lanjut sangat jarang.
4.Pada sifilis dini tidak bersifat destruktif, sedangkan pda sifilis lanjut destruktif
5.Pada sifilis dini hasil tes serologis selalu reaktif dengan titer tinggi, setelah
diberi pengobatan yang adekuat akan berubah menjadi non reaktif atau titer rendah,
sedangkan pada sifilis lanjut umumnya reaktif, selalu dengan titer rendah dan sedikit atau
hampir tidak ada perubahan setelah diberi pengobatan. Titer yang tinggi pada sifilis lanjut
dijumpai pada gumma dan paresis.
Manifestasi Klinis
Sifilis tersier (S III)
• Lesi pertama umum-
nya terlihat antara
tiga sampai sepuluh
tahun setelah S I. Ke-
lainan yang khas
ialah guma, yakni in-
filtrat sirkumskrip,
kronis, biasanya
melunak, dan de-
Gumma Nasal
Neurosifilis
- Neurosifilis asimtomatik
- Guma.
Sifilis Kardiovaskuler
Pemeriksaan T. Pallidum
Mengambil serum dari lesi kulit dan dilihat bentuk dan pergerakannya dengan microskop lapangan
gelap. Treponema tampak berwarna putih pada latar belakang gelap.
Pergerakannya memutar terhadap sumbunya, bergerak perlahan-lahan melintasi lapangan pada
pandangan, jika tidak bergerak cepat seperti Borrelia vincentii penyebab stomatitis.
Pemeriksaan lain dengan pewarna menurut Buri, tidak dapat dilihat pergerakannya karena
treponema tersebut telah mati, jadi hanya tampak bentuknya saja.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan serologis dibagi menjadi 2, yaitu pemeriksaan non treponema (uji Wassermann,
Rapid Plasma Reagin, Venereal Disease Research laboratory) dan pemeriksaan treponema
(TPPA, FTA-Abs, MHA-TP/TPHA, RPCF, uji Western Blot).
Rapid plasma reagin (RPR), dan Venereal Disease Reaserch Laboratoris (VDRL) murah dan
cepat namun tidak spesifik. RPR dan VDRL diikuti oleh test yang lebih spesifik yaitu
Treponemal palidum haemoglutination assay (TPHA) dan Fluorecent treponemal antibody
absorption test (FTA-Abs),
Pada neurosifilis dilakukan test dengan menemukan leukosit dalam jumlah tinggi dan adanya
protein abnormal yang tinggi pada LCS.
Serological Pattern
2 Untreated (or recently treated) early syphilis, except early primary and including re-
+ + + + infections
Untreated symptomatic late syphilis (not ussualy tabes dorsalis, where patterns 3 and 4
are commoner)
Symptomatic late syphilis treated within the preceding 5 years
Laten syphilis (some cases)
bersenggama
Sifilis Pengobatan Pemantauan
Serologik
Sifilis primer 1. Penisilin G benzatin dosis 4,8 juta unit IM, 2,4 juta unit dan Pada bulan I, III, VI,
diberikan 1x seminggu. & XII & setiap 6
bulan pada tahun
2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 6 juta, diberi 0,6 juta
ke 2
unit/hari selama 10 hari
Sifilis sekunder Sama seperti sifilis primer
2.Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 12 juta unit (0,6 juta
unit/hari)
2.Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 18 juta unit (0,6 juta
unit/hari)
Terapi
- 1 bulan sesudah :
Kriteria sembuh, jika lesi telah menghilang, kelenjar getah bening tidak teraba lagi dan
V.D.R.L negatif.
PROGNOSIS