Anda di halaman 1dari 33

SIFILIS

PUSKESMAS MLATI I

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


WHAT?
DEFINISI

Adalah:

• Penyakit infeksi yang dapat digolongkan


Infeksi Menular Seksual (IMS),
• Bersifat kronis,
• Bekerja secara sistemik,
• Disebabkan oleh Treponema palidium.
O ?
W H
Penyebab Sifilis

• Treponema pallidum : ordo Spirochaetales, familia Spirochaetaceae,


dan genus Treponema.
• Bentuk Spiral: Panjang: 6 -15 μ, Lebar: 0,25 μ, lilitan: 9 – 24 lekukan
• Gerakan rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka
botol
• Berkembang biak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif
terjadi setiap 30 jam
• Dalam darah transfusi dapat hidup 72 jam
Penularan:

1.Aktifitas hubungan seksual

2. Ibu ke janin
Treponema dapat

Stadium Lanjut
Treponema
pallidum masuk ke mencapai sistem
dalam kulit melalui kardiovaskuler dan

Stadium Laten
mikrolesi atau Tidak tampak sistem saraf dalam
selaput lendir. gejala, namun waktu dini, namun
Kuman tersebut kerusakan yang
infeksi masih terjadi secara
akan membiak, aktif
Stadium Dini

jaringan bereaksi perlahan-lahan


dengan sehingga memerlukan
membentuk infiltrat waktu bertahun-tahun
yang terdiri dari sel untuk dapat
limfosit dan sel menimbulkan gejala
plasma. klinis.
KLASIFIKASI
1.Sifilis kongenital
a. Dini : Sebelum 2 tahun
b. Lanjut: Sesudah 2 tahun
c. Stigmata
2.Sifilis Akuisita (didapat)
Sifilis akuisita dapat dibagi menurut dua cara;
a. Secara klinis dibagi menjadi tiga stadium: SI, SII, SIII
b. Epidemiologi WHO :
- Stadium dini menular (dlm 1 tahun sejak infeksi) : SI, SII, Stadium rekuren

dan stadium laten dini.


- Stadium lanjut tak menular (>1 tahun sejak infeksi) : stadium laten lanjut
dan SIII.
- Bentuk lain adalah sifilis kardiovaskular dan neurosifilis. S III atau S IV
Manifestasi Klinis

Sifilis Primer
Tukak dapat terjadi dimana saja di daerah genitalia ek-
sterna, 3 minggu setelah kontak.
Lesi awal biasanya berupa papul  erosi ulkus du-
rum , teraba keras terdapat indurasi.
Bagian yang mengelilingi lesi meninggi dan keras.
Pada ♂ tempat yang sering dikenai : sulkus koronarius,
pada ♀ di labia minor dan mayor. Di ekstragenital: li-
dah, tonsil, dan anus.
Pada ♂ selalu disertai pembesaran kelenjar limfe in-
guinal medial unilateral/bilateral
Manifestasi Klinis

Sifilis Sekunder (SII)


• Biasanya S II timbul setelah 6-8 minggu sejak S I dan sejumlah seper-
tiga kasus masih disertai S I.
• Lama S II dapat sampai 9 bulan .
• Gejalanya umumnya tidak berat, berupa anoreksia, turunnya berat
badan, malese, nyeri kepala, demam, dan artralgia. Juga adanya kelainan
kulit dan selaput lendir dapat diduga sifilis sekunder.
Manifestasi Klinis

• Lesi kulit biasanya simetris: roseola, papul, pustul dan


bentuk lainnya.
• Jarang dijumpai keluhan gatal.
• Kelainan kulit dapat menyerupai berbagai penyakit kulit:
the great imitator.
• SII dapat memberi kelainan pada mukosa, kelenjar getah
bening, mata, hepar, tulang, dan saraf.
Sifilis Sekunder

Kondilomata lata Plaques Muqueuses


Manifestasi Klinis
Sifilis Laten Dini

Laten berarti tidak ada gejala klinis dan kelainan, termasuk


alat-alat dalam, tetapi infeksi masih ada dan aktif. Tes
serologik darah postitif, sedangkan tes likuorserebrospinal
negatif. Tes yang dianjurkan ialah VDRL dan TPHA
Manifestasi Klinis
Sifilis lanjut
• Perbedaan karakteristik sifilis dini dan sifilis lanjut ialah sebagai berikut: 
1.Pada sifilis dini bersifat infeksius, pada sifilis lanjut tidak, kecuali kemungkinan pada
wanita hamil.

2.Pada sifilis dini hasil pemeriksaan lapangan gelap ditemukan T. pallidum, pada sifilis lan-
jut tidak ditemukan.

3.Pada sifilis dini infeksi ulang dapat terjadi walau telah diberi pengobatan yang cukup,
sedangkan pada sifilis lanjut sangat jarang.

4.Pada sifilis dini tidak bersifat destruktif, sedangkan pda sifilis lanjut destruktif

5.Pada sifilis dini hasil tes serologis selalu reaktif dengan titer tinggi, setelah
diberi pengobatan yang adekuat akan berubah menjadi non reaktif atau titer rendah,
sedangkan pada sifilis lanjut umumnya reaktif, selalu dengan titer rendah dan sedikit atau
hampir tidak ada perubahan setelah diberi pengobatan. Titer yang tinggi pada sifilis lanjut
dijumpai pada gumma dan paresis.
Manifestasi Klinis
Sifilis tersier (S III)
• Lesi pertama umum-
nya terlihat antara
tiga sampai sepuluh
tahun setelah S I. Ke-
lainan yang khas
ialah guma, yakni in-
filtrat sirkumskrip,
kronis, biasanya
melunak, dan de-
Gumma Nasal
Neurosifilis

• Pada perjalanan penyakit neurosifilis dapat asimtomatik dan sangat jarang


terjadi dalam bentuk murni.

• Pada semua jenis neurosifilis terjadi perubahan berupa endarteritis oblit-


erans pada ujung pembuluh darah disertai degenerasi parenkimatosa yg
mungkin sudah atau belum menunjukkan gejala pada saat pemeriksaan.

•  Neurosifilis dibagi menjadi 4 macam:

- Neurosifilis asimtomatik

- Sifilis meningovaskular (sifilis serebrospinalis): meningitis,


meningomielitis, endarteritis sifilitika.

- Sifilis parenkim: tabes dorsalis dan demensia paralitika.

- Guma.
Sifilis Kardiovaskuler 

• Sifilis kardiovaskular bermanifestasi pada S III,


dengan masa laten 15-30 tahun
• Terdapat insufisiensi aorta atau aneurisma aorta
torakales, berbentuk kantong pada aorta torakal.
• Bila ada insufisiensi aorta tanpa kelainan katup
pada seseorang yang setengah umur disertai
pemeriksaan serologis darah reaktif, pada tahap
pertama harus diduga sifilis kardiovaskuler,
sampai dapat dibuktikan lebih lanjut. Pemerik-
saan serologis umumnya reaktif.
Sifilis Kongenital
• Pada bayi terjadi, jika ibunya
terkena sifilis, terutama sifilis dini
sebab banyak T. pallidum beredar
dalam darah. treponema masuk se-
cara hematogen ke janin melalui
plasenta yang sudah dapat terjadi
pada saat masa kehamilan 10
minggu.
• Terbagi sifilis kongenital dini, lanjut
dan stigmata
Sifilis Kongenital dini
• Bula bergerombol, simetris pada telapak tan-
gan dan kaki atau dibadan 
Pemfigus sifilitika
• Kuku terlepas akibat papul dibawahnya 
Onikia Sifilitika
• Pada selaput lendir mulut dan tenggorok ter-
dapat plaques muqueuses. Jika terdapat pada
mukoperiosteum cavum nasi rhinitis 
syphilitic
snuffles
• Hepar dan Lien membesar  fibrosis,
edema, ikterik
• Paru  pneumonia
• Tulang  pseudoparalisis parrot
• Saraf  Neurosifilis aktif
• Gumma yg khas di mulut dan
hidung
• Periostitis sifilitika 1/3 tengah
tulang tibia sabre tibia
• Osteoperiostitis pada tengko-
rak berupa tumor bulat par-
rot nodus
• Pada kedua sendi lutut
bengkak & nyeri, disertai efusi
 clutton’s joints
• Neurosifilis  paralisis gener-
alisata atau tabes dorsalis
Stigmata
Lesi dini:
• Saddle nose
• Bulldog jaw
• Gigi Hunchinson, Mulbery molar
• Ragades
• Koroidretinitis
• Onikia
Lesi lanjut:
• Keratitis interstitial
• Sikatriks gumatosa
• Buldog facies
• Atrofi optikus
• Trias hutchinson
PEMERIKSAAn PENUNJANG

Pemeriksaan T. Pallidum
Mengambil serum dari lesi kulit dan dilihat bentuk dan pergerakannya dengan microskop lapangan
gelap. Treponema tampak berwarna putih pada latar belakang gelap.
Pergerakannya memutar terhadap sumbunya, bergerak perlahan-lahan melintasi lapangan pada
pandangan, jika tidak bergerak cepat seperti Borrelia vincentii penyebab stomatitis.
Pemeriksaan lain dengan pewarna menurut Buri, tidak dapat dilihat pergerakannya karena
treponema tersebut telah mati, jadi hanya tampak bentuknya saja.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan serologis dibagi menjadi 2, yaitu pemeriksaan non treponema (uji Wassermann,
Rapid Plasma Reagin, Venereal Disease Research laboratory) dan pemeriksaan treponema
(TPPA, FTA-Abs, MHA-TP/TPHA, RPCF, uji Western Blot).

Rapid plasma reagin (RPR), dan Venereal Disease Reaserch Laboratoris (VDRL)  murah dan
cepat namun tidak spesifik. RPR dan VDRL diikuti oleh test yang lebih spesifik yaitu
Treponemal palidum haemoglutination assay (TPHA) dan Fluorecent treponemal antibody
absorption test (FTA-Abs),

Pada neurosifilis dilakukan test dengan menemukan leukosit dalam jumlah tinggi dan adanya
protein abnormal yang tinggi pada LCS.
  Serological Pattern  

Pattern Num-     FTA-ABS Conditions in which this serological patterns is typical


ber VDRL TPHA
IgG IgM

1 - - + + Untreated (or recently treated) early primary syphilis

2         Untreated (or recently treated) early syphilis, except early primary and including re-
+ + + + infections
Untreated symptomatic late syphilis (not ussualy tabes dorsalis, where patterns 3 and 4
are commoner)
Symptomatic late syphilis treated within the preceding 5 years
Laten syphilis (some cases)

3 + + + - Treated late syphilis


Old Yaws (some cases)
Laten syphilis (some cases)
Tabes dorsalis (some cases)

4 - + + - Treated early syphilis


Old Yaws (some cases)
Laten syphilis (some cases)
Tabes dorsalis (some cases)

5 - - + - Treated primary syphilis


Some cases of old treated or “burn out”treonemal infection

6 + - - + or - Biological fase positive reactors


Penatalaksaan

 Pengobatan dimulai sedini mungkin, makin


dini hasilnya makin baik. Mitra seksualnya
juga diobati
 Pada sifilis laten terapi bermaksud

mencegah proses lebih lanjut.


 Selama belum sembuh penderita dilarang

bersenggama
Sifilis Pengobatan Pemantauan

Serologik
Sifilis primer 1. Penisilin G benzatin dosis 4,8 juta unit IM, 2,4 juta unit dan Pada bulan I, III, VI,
diberikan 1x seminggu. & XII & setiap 6
bulan pada tahun
2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 6 juta, diberi 0,6 juta
ke 2
unit/hari selama 10 hari

3. PAM (penisilin prokain +2% aluminium monostrerat) dosis 4,8 juta


unit, diberikan 1,2 juta unit/kali 2 kali seminggu

 
Sifilis sekunder Sama seperti sifilis primer  

Sifilis laten 1.Penisilin G benzatin dosis total 7,2 juta unit  

2.Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 12 juta unit (0,6 juta
unit/hari)

3. PAM dosis total 7,2juta unit (1,2 juta unit/kali, 2x seminggu)


Sifilis S III 1.Penisilin G benzatin dosis total 9,6 juta unit  

2.Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 18 juta unit (0,6 juta
unit/hari)
Terapi

Evaluasi T.S.S. (V.D.R.L) dibagian kami sebagai berikut:

- 1 bulan sesudah pengobatan selesai T. S. S diulang:

a. Titer ↓ : tidak diberikan pengobatan lagi.

b. Titer ↑: pengobatan ulang

c. Titer menetap : tunggu 1 bulan lagi

- 1 bulan sesudah :

a. Titer ↓ : tidak diberikan pengobatan

b. Titer ↑ atau tetap : pengobatan ulang

Kriteria sembuh, jika lesi telah menghilang, kelenjar getah bening tidak teraba lagi dan
V.D.R.L negatif.
PROGNOSIS

• Dengan ditemukannya penisilin, maka prognosis sifilis menjadi lebih baik


• Penyembuhan berarti sembuh klinis seumur hidup, tidak menular ke
orang lain, T.S.S pada darah dan likuor serebrospinalis selalu negatif.
• Jika sifilis tidak diobati, maka hampir ¼ akan kambuh, 5% akan menda-
pat S III, 10% mengalami sifilis kardiovaskular, neurosifilis pada pria 9%
dan pada wanita 5%, 23% akan meninggal.
• Pada sifilis dini yang diobati, angka penyembuhan mencapai 95%.

Anda mungkin juga menyukai