Anda di halaman 1dari 17

Definisi

 SIFILIS IALAH PENYAKIT INFEKSI YANG DISEBABKAN OLEH TREPONEMA PALIDUM,


 BERSIFAT KRONIK DAN SISTEMIK.
 PADA PERJALANNYA DAPAT MENYERANG HAMPIR SEMUA ALAT TUBUH
 DAPAT MENYERUPAI BANYAK PENYAKIT,
 MEMPUNYAI MASA LATEN
 DAPAT DITULARKAN DARI IBU KE JANIN
Klasifikasi
 Sifilis dibagi menjadi sifilis kongenital dan sifilis akuisita (didapat).
 Sifilis kongenital dibagi menjadi:
 dini (sebelum dua tahun),
 lanjut (sesudah dua tahun),
 stigmata.
 Sifilis akuisita dapat dibagi menurut dua cara, secara klinis dan epidemiologik.
 Secara epidemiologik menurut WHO dibagi menjadi:
1. Stadium dini menular (dalam satu tahun sejak infeksi), terdiri atas S I, S II, stadium rekuren, dan
stadium laten dini.
2. Stadium lanjut tak menular (setelah satu tahun sejak infeksi), terdiri atas stadium laten lanjut dan
S Ill.
3. Bentuk lain ialah sifilis kardiovaskular dan neurosifilis
Patogenesis
Stadium 1
 T Pallidum masuk —> melalui mikrolesi atau selaput lendir (saat senggama) —> berkembang biak —
> jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrat ( terdiri atas sel-sel limfosit dan sel- sel plasma)di
perivaskular, dan pembuluh darah kecil berproliferasi di kelilingi oleh Tpallidum dan sel-sel radang.
 terletak di antara endotelium kapiler dan jaringan perivaskular di sekitarnya.
 Enateritis pembuluh darah kecil menyebabkan perubahan hipertrofik endotelium yang menimbulkan
obliterasi lumen (enarteritis obliterans) . —> menyebabkan erosi
Stadium 2
 kuman telah mencapai kelenjar getah bening regional secara limfogen dan membiak —> diikuti
penjalaran hematogen.
 Stadium 2: Multiplikasi ini diikuti oleh reaksi jaringan terjadi 6-8 minggu setelah stadium 1.
 stadium 2 akan sembuh perlahan-lahan karena kuman jumlahnya berkurang,
 kemudian terbentuklah fibroblas dan akhirnya sembuh berupa sikatriks.
 Stadium 2 juga mengalami regresi perlahan-lahan dan lalu menghilang.
Stadium Laten

 stadium laten: tidak disertai gejala,


 meskipun infeksi yang aktif masih terdapat.
 Contoh: seorang ibu dapat melahirkan bayi dengan sifilis kongenita.
 proses imunitas gagal mengontrol infeksi —>T. Pallidum membiak lagi pada tempat Stadium I dan
menimbulkan lesi rekuren.
 Atau juga kuman tersebut menyebar melalui jaringan menyebabkan reaksi serupa dengan lesi rekuren
S II,
 Lesi menular tersebut dapat timbul berulang-ulang , tetapi pada umumnya tidak melebihi dua tahun.
Stadium lanjut
 Stadium laten dapat berlangsung bertahun- tahun
 treponema dalam keadaan dorman dan antibodi tetap ada dalam serum penderita .
 Keseimbangan antara treponema dan jaringan dapat berubah-ubah
 Stadium 3 dapat terjadi dan akan berlanjut berbentuk guma —> Meskipun pada guma tersebut tidak
dapat ditemukan T.pallidum, reaksinya hebat karena bersifat destruktif dan berlangsung bertahun-
tahun.
 Setelah masa laten yang bervariasi guma tersebut timbul di tempat-tempat lain.
 Treponema mencapai sistem kardiovaskular dan sistem saraf tetapi kerusakan terjadi perlahan
sehingga memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menimbulkan gejala klinis.
 Penderita dengan guma biasanya tidak mendapat gangguan saraf dan kardiovaskular.
Patogenesis sifilis
GEJALA KLINIS
STADIUM 1

 Timbul satu ulkus yang disebut ulkus durum yang mempunya sifat khusus dengan sifat
 Tidak nyeri
 Sekitar ulkus teraba keras
 Dasar ulkus bersih dan berwarna merah seperti lak
 Soliter (biasanya hanya 1-2 ulkus)
 Lokasi ulkus pada laki-laki preputium , ulkus, koronarius, batang penis
 Lokasi pada wanita  di labium mayora dan minora, klitoris, dan bisa juga pada serviks.
Ulkus dapat terjadi di ekstragenital misalnya pada anus, rectum bibir, lidah, tonsil, jari dan
payudara.
STADIUM 2

Lesi sekunder timbul 4-10 minggu setelah timbulnya lesi primer


 Lesi dikulit berbentuk macam-macam
 Roseolae syphilitica merupakan makula yang pertama timbul
 Papulo-sirsiner : papulae yang timbul kemudian yang menyusun diri menjadi setengah lingkaran atau satu lingkaran penuh
 Korona veneris : gerombolan papulae yang terdapat di dahi yang terdapat di dahi/muka
 Kondiloma lata (bila lesi 1: kondiloma latum) banyak papula yang tebal berwarna putih ke abu-abuan, basah, berbentuk
bulat/bulat lonjong, terdapat didaerah yang lembab seperti : genetal, perineum ,anus, aksila.
 Bila lesi-lesi di atas menyembuh mungkin meninggalkan bekas berupa makula hipopigmentasi disebut lekoderma sifilitika.
 Lesi pada mukosa mulut
 Mucous patch / muqous plaque
 Ulkus (snail track ulcer): ulkus yang melingkar seperti jalannya siput, didapatkan pada palatum atau mukosa pipi
 Lesi di kepala rambut
 Pembesaran getah bening generalisata dengan sifat-sifat : soliter, tidak nyeri dan tidak
STADIUM 3

 Berupa gamma. Dimulai dengan timbulnya granuloma di dalam jaringan (otot, tulang ,
dsb) yang kemudian memecah kepermukaan membentuk ulkus yang dalam dengan
dasar tertutup pus.
 Tepi ulkus meninggi dan keras dindingnya curam (seperti dilubangi). Proses gumma
juga terjadi pada laring, paru, gastrointestinal, hepar, dan testis
 Pada kardiovaskuler, sifilis III menyebabkan miokarditis, gangguan katup jantung dan
aneurisma aorta
PEMERIKSAN
PENUNJANG
 Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap
 Penentuan antibodi di dalam serum
 pada waktu terjadi infeksi treponema, baik yang menyebabkan sifilis , frambusia, atau pintu, akan dihasilkan berbagai variasi
antibody. Beberapa tes yang dikenal sehari-hari yang mendeteksi antibodi nonspesifik , akan tetapi menunjukkan realso dengan
igM dan igG ialah
 Test yang menentukan antibody spesifik
 Tes wasserman
 Tes kahn
 Tes VRDL (veneral disease research laboratory)
 Sifilis positif bila titer VDR: 1:4
 Tes RPR (eapid plasma reagin)
 Tes automated regain
 Antibody terhadap kelompok antigen yaitu res RPCF (reiter protein complement fixation)
 Yang menentukan antibodi spesifik yaitu
 Tes TPI (treponema pallidum immobilization)
 Tes FTA-ABS (fluorescent treponema absorbed )
 Tes TPHA (treponema pallidum haemagglutination assay)
 Tes Elisa (enzyme linked immune sorbent assay)
Tatalaksana
 Pada pengobatan jangan lupakan agar mitra seksual juga diobati, selama belum sembuh pasien
dilarang bersenggama. Pengobatan dilakukan sedini mungkin, makin dini makin baik hasilnya.
1. Penisilin
Obat penisilin dapat menembus plasenta sehingga mencegah infkesi pada janin dan menyembuhkan
janin yang terinfeksi, efektif untuk neurosifilis. Macam-macam penisilin :
 Penisilin G prokain dalam akua dengan lama kerja 20 jam
 Penisilin G prokain dalam minyak dengan alumunium monostearat (PAM) lama kerja 30 jam,
bersifat kerja sedang
 Penisilin G benzatin dengan dosis 2,4 juta unit akan bertahan dalam serum dua sampai 3
minggu, jadi bersifat kerja lama.
Ketiga obat tersebut diberikan secara intramuscular, derivate penisilin tidak disarankan karena
absorpsi oleh saluran cerna kurang dibandingkan suntikan.
2. Antibiotik lain
 Tetrasiklin 4x500 mg/hari
 Eritromsin 4x500 mg/hari
 Doksisiklin 2x100 mg/hari
obat lain golongan sefalosporin :
 Sefaleksin 4x500 mg/hari
 Seftriakson setiap dua hari 2gr dosis tunggal i.v/i.m selama 15 hari

Anda mungkin juga menyukai