A. PENGERTIAN
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum.
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Penyakit ini sangat kronik, bersifat sistemik dan menyerang hampir semua alat tubuh.
B. ETIOLOGI
C. EPIDEMIOLOGI
Asal penyakit tidak jelas. Sebelum tahun 1492 belum dikenal di Eropa. Pada tahun
1494 terjadi epidemi di Napoli. Pada abad ke-18 baru diketahui bahwa penularan sifilis
melelui hubungan seksual. Pada abad ke-15 terjadiwabah di Eropa. Sesudah tahun 1860,
morbilitas sifilis menurun cepat. Selama perang dunia II, kejadian sifilis meningkat dan
puncaknya pada tahun 1946, kemudian menurun setelah itu.
Kasus sifilis di Indonesia adalah 0,61%. Penderita yang terbanyak adalah stadium
laten, disusul sifilis stadium I yang jarang, dan yang langka ialah sifilis stadium II.
D. PATOFISIOLOGI
1. Stadium Dini
Pada sifilis yang didapat, Treponema pallidum masuk ke dalam kulit melalui
mikrolesi atau selaput lendir, biasanya melalui senggama. Kuman tersebut
berkembang biak, jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrat yang terdiri atas
sel-sel limfosit dan sel-sel plasma, terutama di perivaskuler, pembuluh-pembuluh
darah kecil berproliferasi dikelilingi oleh Treponema pallidum dan sel-sel radang.
Enarteritis pembuluh darah kecil menyebabkan perubahan hipertrofi endotelium
yang menimbulkan obliterasi lumen (enarteritis obliterans). Pada pemeriksaan
klinis tampak sebagai S I. Sebelum S I terlihat, kuman telah mencapai kelenjar
getah bening regional secara limfogen dan berkembang biak, terjadi penjalaran
hematogen yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Multiplikasi diikuti oleh
reaksi jaringan sebagai S II yang terjadi 6-8 minggu setelah S I. S I akan sembuh
perlahan-lahan karena kuman di tempat tersebut berkurang jumlahnya.
Terbentuklah fibroblas-fibroblas dan akhirnya sembuh berupa sikatrik. S II juga
mengalami regresi perlahan-lahan lalu menghilang. Timbul stadium laten. Jika
infeksi T.pallidum gagal diatasi oleh proses imunitas tubuh, kuman akan
berkembang biak lagi dan menimbulkan lesi rekuren. Lesi dapat timbul berulang-
ulang.
2. Stadium Lanjut
Sifilis dibagi menjadi sifilis kongenital dan sifilis akuisital (didapat). Sifilis kongenital
dibagi menjadi sifilis dini (sebelum dua tahun), lanjut (setelah dua tahun), dan stigmata.
Sifillis akuisita dapat dibagi menurut dua cara yaitu:
1. Stadium dini menular (dalam satu tahun sejak infeksi), terdiri atas S I, S II,
stadium rekuren, dan stadium laten dini.
2. Stadium lanjut tak menular (setelah satu tahun sejak infeksi), terdiri atas
stadium laten lanjut dan S III.
GEJALA KLINIS
Sifilis Akuisita
1. Sifilis Dini
a. Sifilis Primer (S I)
2. Sifilis Lanjut
G. DIAGNOSA BANDING
1. Stadium I
Herpes simplek
Ulkus piogenik
Skabies
Balanitis
Penyakit behcet
Ulkus mole
2. Stadium II
Morbili
Pitiriasis rosea
Psoriasis
Dermatitis seboroika
Kandiloma akuminatum
Alopesia areata
3. Stadium III
Sporotrikosis
Aktinomikosis
H. PENCEGAHAN
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah seseorang agar tidak tertular
penyakit sifilis. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
3. Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi darah yang
sudah terinfeksi.
I. PENATALAKSANAAN
Penderita sifilis diberi antibiotik penisilin (paling efektif). Bagi yang alergi penisillin
diberikan tetrasiklin 4500 mg/hr, atau eritromisin 4500 mg/hr, atau doksisiklin 2100
mg/hr. Lama pengobatan 15 hari bagi S I & S II dan 30 hari untuk stadium laten. Eritromisin
diberikan bagi ibu hamil, efektifitas meragukan. Doksisiklin memiliki tingkat absorbsi lebih
baik dari tetrasiklin yaitu 90-100%, sedangkan tetrasiklin hanya 60-80%.
Obat lain adalah golongan sefalosporin, misalnya sefaleksin 4500 mg/hr selama 15
hari, Sefaloridin memberi hasil baik pada sifilis dini, Azitromisin dapat digunakan untuk S I
dan S II.
J. PROGNOSIS
Prognosis sifilis menjadi lebih baik setelah ditemukannya penisilin. Jika penisilin
tidak diobati, maka hampir seperempatnya akan kambuh, 5% akan mendapat S III, 10%
mengalami sifilis kardiovaskuler, neurosifilis, dan 23% akan meninggal.
Pada sifilis dini yang diobati, angka penyembuhan mencapai 95%. Kelainan kulit
akan sembuh dalam 7-14 hari. Pembesaran kelenjar getah bening akan menetap berminggu-
minggu.
Kegagalan terapi sebanyak 5% pada S I dan S II. Kambuh klinis umumnya terjadi
setahun setelah terapi berupa lesi menular pada mulut, tenggorokan, dan regio perianal.
Selain itu, terdapat kambuh serologik.
Pada sifilis laten lanjut, prognosis baik. Pada sifilis kardiovaskuler, prognosis sukar
ditentukan. Prognosis pada neurosifilis bergantung pada tempat dan derajat kerusakan.
Sel saraf yang sudah rusak bersifat irreversible. Prognosis neurosifilis pada sifilis dini
baik, angka penyembuhan dapat mencapai 100%. Neurosifilis asimtomatik pada stadium
lanjut juga baik, kurang dari 1% memerlukan terapi ulang
Prognosis sifilis kongenital dini baik. Pada yang lanjut, prognosis tergantung pada
kerusakan yang sudah ada.
K. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kepala (mata, hidung, telinga, gigi&mulut), leher (terdapat perbesaran tyroid atau
tidak), tengkuk, dada (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi), genitalia, ekstremitas
atas dan bawah.
c.Pemeriksaan penunjang
Kriteria:
Intervensi:
Kaji kebutuhan yang dapat mengurangi nyeri dan jelaskan tentang teknik
mengurangi nyeri dan penyebab nyeri
Kriteria:
Suhu 3637 C
Intervensi:
Observasi keadaan umum klien dengan tanda vital tiap 2 jam sekali
Berikan antipiretik sesuai anjuran dokter dan monitor keefektifan 30-60 menit
kemudian
Kriteria:
Intervensi:
Kaji tingkat ketakutan dengan cara pendekatan dan bina hubungan saling
percaya
Pertahankan lingkungan yang tenang dan aman serta menjauhkan benda-
benda berbahaya
Beritahu tentang penyakit klien dan tindakan yang akan dilakukan secara
sederhana.
L. BIBLIOGRAFI
Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.
http://www.warmasif.co.id/archieves/artikel/seksologi.
http://www.tempointeraktif.com/medika/arsip.
http://www.nurularifin.com/info/penyakit_Menular_Seksual_Sifilis.php.
Terkait
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virus alami dari genital warts, Venereal warts, verruca vulgaris, jengger
ayam, kutil kelamin pertama kali dikenal tahun 1907 oleh Ciuffo. Dengan
Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genital dan
buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulan
tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilan
dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun
sedikit, kumpulan bunga kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah
tidak sedap warnanya abu abu, kuning pucat atau merah muda.
bunga kol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai
didapatkan melalui hubungan seksual melewati liang rectal disekitar anus, pada
wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva, serviks, pada perineum
Kondiloma sering kali tampak rapuh atau mudah terpecah, bisa terssebar
frenulum, korona, glans pada pria dan daerah introitus posterior pada wanita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Condiloma Accuminata ?
2. Apa penyebab dari Condiloma Accuminata?
3. Apa tanda gejala dari Condiloma Accuminata?
4. Bagaimanakah cara penanganan Condiloma Accuminata?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Condiloma Accuminata
2. Untuk mengetahui penyebab Condiloma Accuminata
3. Untuk mengetahui tanda gejala dari Condiloma Accuminata
4. Untuk mengetahui penanganan Condiloma Accuminata
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Virus alami dari genital warts, Venereal warts, verruca vulgaris, jengger
ayam, kutil kelamin pertama kali dikenal tahun 1907 oleh Ciuffo. Dengan
Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genital dan
buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulan
tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilan
dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun
sedikit, kumpulan bunga kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah
tidak sedap warnanya abu abu, kuning pucat atau merah muda.
bunga kol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai
membentuk kelompok yang berkembang terus ditularkan secara seksual.
didapatkan melalui hubungan seksual melewati liang rectal disekitar anus, pada
wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva, serviks, pada perineum
Kondiloma sering kali tampak rapuh atau mudah terpecah, bisa terssebar
normal dan anatomi pada genitalia. Daerah tubuh yang paling umum adalah
frenulum, korona, glans pada pria dan daerah introitus posterior pada wanita.
penis, vulva, dinding vagina dan dinding serviks dan dapat menyebar sampai
daerah perianal
2. Berbau busuk
3. Warts/kutil memberi gambaran merah muda, flat, gambaran bunga kol
4. Pada pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah rektal. Infeksi dapat
dormant atau tidak dapat dideteksi, karena sebagian lesi tersembunyi didalam
folikel rambut atau dalam lingkaran dalam penis yang tidak disirkumsisi.
5. Pada wanita condiloma akuminata menyerang daerah yang lembab dari labia
minora dan vagina. Sebagian besar lesi timbul tanpa simptom. Pada sebagian
kasus biasanya terjadi perdarah setelah coitus, gatal atau vaginal discharge
6. Ukuran tiap kutil biasanya 1-2 mm, namun bila berkumpul sampai berdiameter
10, 2 cm dan bertangkai. Dan biasanya ada yang sangat kecil sampai tidak
jenis Human Papiloma Virus yang spesifik pada sebagian besar lesi yang terjadi
akibat HPV 6 dan 11 yang dijumpai, namun terkadang HPV 16 atau jenis lain juga
dijumpai hubungan antara kutil kelamin dengan kutil kulit biasanya telah banyak
dibahas sebelumnya namun tidak ada bukti hubungan klinis atau virologis antara
keduanya meskipun demikian sejumlah kecil pasien dengan kutil kulit biasa juga
mengalami kutil yang sama pada bagian genital autoinokulasi dengan HIV 1,2
D. Patofisiologi
dapat menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi dan
aktivitas seksual.
resiko rendah dan resiko tinggi yang didasarkana atas genotipe masing-masing.
Sebagian besar kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11.
Sementara tipe 16, 18, 31, 33, 45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan resiko tinggi.
adanya epitel skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada
lapisan bawah epitel, namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan
basal sel yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan
Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui pada
waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana stratum korneum
yang zona mature perinuclear yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma.
Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, 2 atau lebih nuclei / inti bisa terlihat.
suatu bagian nuclei sel. Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali suatu
E. Epidemiologi
Jenis kelamin : pria 13%, wanita 9%, pernah mengidap kondiloma akuminata
Karena penyakit ini tidak dilaporkan dari spesialis lain atau praktek umum,
terakhir dan tingkat kejadian sekarang kira kira telah 2 kali lebih banyak dari
laporan kejadian sebelumnya. Dewasa ini kutil kelamin adalah penyakit PMS viral
yang paling umum, 3 kali banyaknya dari herpes genital dan tingkat kejadian
ini akan membahayakan bayi mereka. Dalam kebanyakan kasus HPV tidak
berlebih yang membuat lingkungan yang baik untuk virus, perubahan horminal
kadang pada daerah lain pada infan atau anak-anak. Kondisi ini disebut recurrent
respiratory papillomatous (RRP), hal ini sangaat berbahaya, namun hal in sangat
jarang terjadi.1,5,6
4. Aktivitas
Tidak ada restriksi kecuali menghindari hubungan seksual
5. Diet
Tidak ada restriksi, namun sebaiknya mengkonsumsi nutrisi yang seimbang pada
program dietari untuk memastikan ibu mendapatkan sitem imun yang optimal.
6. Dietari program
a. Sangat penting
1) vitamin B-kompleks, penting untuk multiplikasi sel
2) vitamin C, antiviral
b. Penting
1) L-Cystein, suplai sulfur, sebagai preventasi dan perawatan kutil
2) Vitamin A, menormalkan kulit dan epitel membran
3) vitamin E, meningkatkan aliran darah dan membantu perbaikan jaringan
4) Zinc, meningkatkan imunitas tubuh melawan virus1,4
G. Diagnosa Banding
Papul dan nodul pseudoverrucous adalah suatu kondisi yang dapat dilihat
berkaitan dengan ureterostomi dan pada daerah perianal yang berkaitan dengan
defekasi yang tidak dapat ditahan juga bisa menyerupai kondiloma acuminata.
Papul papul yang terdapat didaerah anogenital seperti molusca dan skintag,
1. Veruka vulgaris yang tidak bertangkai, kering dan berwarna abu abu atau
dan berbau.
H. Penatalaksanaan
Karena virus infeksi HPV sangat bersifat subklinis dan laten, maka tidak
terdapat terapi spesifik terhadap virus ini, maka perawatan diarahkan pada
penting bagi pasien wanit yang memiliki lesi klinis atau riwayat kontak. Perhatian
kutil
1. Kemoerapi
a. podophylin
yang paling aktif adalah podophylotoksin. Jenis ini mungkin terdiri atas berbagai
dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi setelah 4 6 jam dicuci. Jika
belum ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3 hari, setiap kali pemberian
tidak boleh lebih dari 0,3 cc karena akan diserap dan bersifat toksik. Gejala
toksik ialah mual, muntah, nyeri abdomen gangguan alat napas dan keringat
kulit dingin. Pada wanita hamil sebaiknya jangan diberikan karena dapat terjadi
kematian fetus. Respon pada jenis perawatan ini bervariasi, beberapa pasien
sementara pasien pasien yang lain menunjukkan respon yang kecil dan jenis
b. podofilytocin
Ini merupakan satu bahan aktif resin podophylin dan tersedia sebanyak
0,5 % dalam larutan eatnol. Ini merupakan agen anti mitotis dan tidak
disarankan untuk penggunaan pada masa kehamiolan atau menysui, jenis ini
Ini agent topikal alternatif dan seringkali digunakan pada kutil dengan
hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam. Bahan ini dapat digunakan
d. Topikal 5-Fluorourasil (5 FU )
lesi hilang dan tidak miksi selama pemberian. Iritasi lokal buakn hal yang tidak
bisa.(12,13)
e. Interferon
verucciformis dan infeksi HPV anogenital, keefektifan bahan ini dalam perawatan
terhadap kutil kelamin masih dipertanyakan. Terapi parentral dan intra lesional
terhadapa kutil kelamin dengan persiapan interferon alami dan rekombinasi telah
laporan awal. Telah ditunjukkan pula bahwa kombinasi IFN dengan prosedur
dan lebih rendah. Efek samping dari perlakuan inerferon sistemik meliputi
2. Terapi pembedahan
a. Kuret atau Kauter ( Elektrokauterisasi )
topikal munculnya bekas luka parut adalah salah satu kekurangan metode ini.
b. Bedah Beku ( N2, N2O cair )
3. Laser
4. Terapi Kombinasi
I. Prognosis
yang teliti dengan memeperhatikan higiene serta jaringan parut yang timbul
sangat minimal.
J. Pencegahan
kondom belum tentu melindungi sepenuhnya dari kutil kelamin karena lokasi
lokasinya tidak tentu dan diketahui jelas. Jangan malakukan hubungan seks
sampai anda dan pasangan anda selesai berobat jika anda terinfeksi virus HPV.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genital dan
buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulan
tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilan
dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun
sedikit, kumpulan bunga kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah
tidak sedap warnanya abu abu, kuning pucat atau merah muda.
bunga kol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai
didapatkan melalui hubungan seksual melewati liang rectal disekitar anus, pada
wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva, serviks, pada perineum
B. Saran
Diharapkan agar kita semua agar lebih menjaga kebersihan diri terutama
pada bagian Genital (alat kelamin), karena hal itu dapat mencegah timbulnya
jamur atau virus pada bagian genital yang dapat menyebabkan berbagai
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh Rukiyah, Lia Yulianti 2010. Asuhan Kebidanan IV (patologi kebidanan). Penerbit
2012
Fadlun, Feryanto Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Salemba Medika ; Jakarta.
Previous
EPIDEMIOLOGI KEPENDUDUKAN
Next
EPIDEMIOLOGI PERENCANAAN
Related Post:
CONDILOMA ACCUMINATA