SIFILIS
Disusun Oleh :
20211040101025
FAKULTAS KEDOKTERAN
2022
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan referat stase kulit dengan topik “Sifilis”
Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri. Tidak lupa penulis ucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan referat ini,
terutama kepada dr. Diana Kartika Sari, Sp. KK selaku dokter pembimbing yang
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
kedokteran.
Penyusun
2
BAB 1
PENDAHULUAN
dapat dianggap mudah,karena hampir semua alat tubuh dapat diserang oleh
penyakit ini, termasuk sistem kardiovaskular dan sistem saraf. Bahkan Wanita
hamil yang menderita penyakit sifilis dapat menularkan pada janin yang
Penyakit sifilis telah tersebar diseluruh dunia dan dikenal dengan penyakit
dikalangan usia anak-anak muda dengan usia rata-rata 20-29 tahun yang masih
Biologis Perilaku (STBP) tahun 2011 oleh Kementrian Kesehatan RI, terjadi
tahun 2007. 3
3
1.2 Tujuan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a.1 Definisi
dan sifilis yang tidak menunjukkan gejala klinis disebut sebagai sifilis
laten.3
a.2 Epidemiologi
5
Wabah sifilis dalam cakupan yang lebih kecil Kembali menyerang
Amerika serikat, kanada, Eropa yang mana hal ini Sebagian besar
a.3 Etiologi
jika berada di luar tubuh inang akan cepat mati. Sedangkan jika berada
a.4 Patogenesis
Stadium dini
6
berkembangbiak, jaringan bereaksi dengan membentuk suatu infiltrat
7
tahap ini jika seorang Wanita menderita sifilis stadium ini maka juga
Stadium Lanjut.
SIII maka bakteri ini dapat mencapai sistem kardiovaskular dan sistem
8
Gambar 2.1 Stadium pada Sifilis 2
A. Sifilis Dini
Sifilis primer
Masa tunas bakteri sekitar 2-4 minggu. Bakteri Treponema Pallidum akan
9
Kelainan kulit pada tahap ini berupa dimulai dari papul lentikuler yang
segera menjadi erosi, lalu menjadi ulkus. Ulkus biasanya berbentuk bulat,
soliter, dan dasarnya ialah jaringan granulasi yang berwarna merah dan
kulit tidak ada tanda radang akut. Yang khas ialah ulkus tersebut indolen
tonsil.1
Sifilis sekunder
10
Biasanya muncul gejala klinis pada SII 6-8 minggu setelah SI. Pada
SII disertai dengan gejala konstitusi sebelum atau selama SII. Gejala
antara SII dan penyakit kulit lainnya adalah: umunya tidak gatal,
Terdapat perbedaan gejala klinis pada SII dini dan SII lanjut yaitu:
lebih cepat hilang, tetapi pada SII lanjut maka kelainan tidak general
lagi dan hanya pada lokasi setempat-setempat serta lesi bertahan lebih
lama. Lesi dapat mengenai pada mukosa, rambut, kuku, kelenjar getah
bening, mata, hepar, tulang, saraf serta memiliki gambaran lesi dengan
lainnya.2
Gambar 2.7 Kondiloma lata perivulva dan perianal pada sifilis sekunder1
11
Gambar 2.8 sifilis sekunder Gambar 2.9 sifilis sekunder
Pada stadium ini sifilis tidak memberikan gejala klinis, dan kelainan tetapi
infeksi masih ada dan aktif. Jika dilakukan pemeriksaan serologi dengan darah
hasilnya tetap akan positif walau tak bergejala, sedangkan jika dilakukan tes
likuor serebrospinal maka hasil akan negatif. Tes yang disarankan pada
B. Sifilis Lanjut
pada daerah genitalia atau ditemukan adanya leukoderma pada daerah leher
Primer). Kelainan yang khas biasnya adalah guma yakni berupa gambaran
12
Selain guma, gejala lain pada SIII adalah nodus. Mula-mula terletak
yang hipotrofi. selain itu Gejala klinis pada SIII dapat mengenai mukosa,
Gambar 2.10 Sifilis Tersier (Gumma)5 Gambar 2.11 Sifilis gummatosa terdapat
plaque dengan multiple ulkus melibatkan tulang rawan septum nasal (kiri)1
13
Gambar 2.3 Stadium Sifilis 1
a.6 Diagnosis
A. Anamnesis2
14
- Gejala prodormal tidak ada.
B. Pemeriksaan Fisik2
C. Pemeriksaan penunjang2
1. Pemeriksaan T.Pallidum
Cara pemeriksaan:
Mengambil serum dari lesi kulit dengan cara ditekan dan lalu dilihat
Untuk mendapatkan hasil valid. Jika hasil pada pemeriksaan hari ke-1
dan ke-2 negatif tapi lesi dikompres dengan larutan garam faal. Bila
bisa jadi hasil negative karena kuman pada lesi itu terlalu sedikit.2
15
Berdasrakan antigen yang di pakai TSS ( Tes Serologi Sifilis) dibagi
menjadi 2 yaitu:
Non-Treponemal
yang dikombinasikan dengan lesitin dan kolestrol. Sehingga tes ini dapat
Tes yang biasa digunakan adalah VDRL dan PRP secara kuantitatif,
karena secara teknis lebih murah dan cepat. Dan baik untuk menilai dan
maka titer VDRL akan cepat turun dan dalam 6 minggu maka akan
menjadi normal. Tes VDRL juga dipakai secara rutin untuk melakukan
Jika didapatkan titer pada pasien sifilis bernilai ¼ atau lebih, yang mulai
bisa bernilai positif saat di tes setelah 2-4 minggu sejak SI (sifilis primer)
timbul. Lalu titer akan mulai meningkat hingga mencapai puncaknya SII
(sifilis sekunder) lanjut menjadi (1/64 atau 1/128), lalu bertahap mulai
16
Treponemal
Tes ini memiliki sifat yang lebih spesifik karena antigennya ialah
(90%), terdapat dua macam penilaian yaitu untuk lgM dan IgG yang sudah positif
pada waktu timbul kelainan S I (Sifilis Primer). Sedangkan lgM sangat reaktif
pada sifilis dini, pada terapi yang berhasil titer lgM cepat turun, sedangkan IgG
TPHA merupakan tes treponemal yang dianjurkan karena secara teknis dan
pembacaan hasilnya lebih mudah, dan cukup spesifik dan sensitive serta nilai
reaktifnya yang muncul cukup dini untuk penyakit sifilis. Kekurangannya tidak
dapat dipakai untuk menilai hasil terapi, karena tetap reaktif dalam waktu yang
cukup lama. Tes ini sudah dapat dilakukan di Indonesia. Sebaiknya dilakukan
17
3. TSS pada Kehamilan
Atenatal care (ANC) yang pertama,dan diulangi lagi pada trisemester ke-3
untuk melakukan screening pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya sifilis
kongenital. Pengobatan pada ibu yang menderita sifilis dan mengandung akan
mencegah terjadinya sifilis kongenital pada beberapa kasus. Jika sejak awal
kehamilan sifilis pada ibu diobati maka kecil untuk dapat kemungkinan sifilis
ditularkan dari ibu ke anak (secara vertical). Tetapi walaupun ibu sudah
diobati tetap saja bayi yang lahir dari ibu yang positif sifilis akan tetap
dilakukan pemeriksaan TSS melalui darah pada saat bayi berusia 6 minggu
dan saat usia 2 bulan. Jika ternyata hasil pemeriksaan TSS hasilnya reaktif,
maka belum tentu bayi tadi mengalami sifilis kongenital, karna bisa jadi hasil
reaktif karena terjadi perpindahan serum dari ibu ke bayi secara pasif. Jika
benar maka titer bayi tidak akan nilainya lebih tinggi dari titer ibu, dan akan
terjadi penurunan titer dalam kurun waktu 3 bulan sejak pemeriksaan awal.
Tetapi kenaikan titer IgM pada darah janin dapat digunakan untuk
plasenta dan masuk ke janin dikarenakan IgM molekulnya lebih besar, dan
bayi belum bisa membentuk IgM hingga usia 3 bulan.2 jika bayi diperiksan
lalu didaptkan IgM positif dalam serum bayi maka pemeriksaan FTA-Abs
tetapi akan negative terutama pada neonatus dengan ibu yang TSS positif,
18
sensitivitas dari pemeriksaan ini sekitar ± 90% pada sifilis kongenital dini
Ulkus Mole kelainan yang ditandai dengan gambaran ulkus lebih dari satu,
dan ditandai dengan tanda radang akut, terdapat pus, dan dindingnya
bergaung.2
gejala gatal/nyeri, lesi berupa vesikel diatas kulit yang eritematosa, dan
berkelompok. Jika lesi pecah maka akan tampak gambaran berupa erosi
eksterna, khas terasa gatal pada malam hari. Orang-orang dirumah juga
Balanitis kelainan dengan gambaran berupa erosi pada area glans penis
a.8 Tatalaksana
A. Terapi umum:
19
PENISILIN
Penisilin merupakan pilihan obat lini pertama dari sifilis. Obat ini juga
dapat menembus sawar darah plasenta sehingga bisa diberikan bagi ibu
yang terkena sifilis saat sedang hamil untuk mencegah anak yang
untuk neurosifilis.2
hari untuk sifilis dini dan lanjut, sedangkan pada neurosifilis dan sifilis
dalam serumkurang dari 0,03 unit/ml, lebih dari 24-30 jam maka
a. Penisilin G prokain dalam akua dengan lama kerja dua puluh empat
(PAM), lama kerja tujuh puluh dua jam, bersifat kerja sedang.
c. Penisilin G benzatin dengan dosis 2,4 juta unit akan bertahan dalam
20
penicillin yang pertama diberikan setiap hari, penicilin yang ke-2
minggu.2
dalam akua 18-24 juta unit perhari, dengan dosis tiap pemberian 3-4
juta unit secara IV, dengan interval antar pemberian adalah 10-14 hari
sekali2.
Benzatin 9,6 juta unit, diberikan sebanyak 3 kali 2,4 juta unit, yang
21
lebih murah dan mudah didapat dibandingkan penisilin, lebih
Kejadiannya pada 1/3 sampai 2/3 pasien sifilis primer dan sekunder
muka.2 sedangkan gejala lokal yang biasa muncul dengan keluhan afek
primer menjadi bengkak dan agak nyeri lalu akan menghilang setelah
22
hipersensitivitas melainkan adanya sitokin yang dicetuskan oleh
a.10 Prognosis
keorang lain, dan jika dilakukan tes serologi sifilis (TSS) pada
negative.
BAB III
KESIMPULAN
23
Sifilis merupakan penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh
Treponema pallidum sub spesies pallidum. Gejala klinis yang muncul pada
harus dilakukan tepat waktu untuk mencegah terjadinya penularan berikutnya dan
sifilis pun didasarkan atas stadiumnya saat ini. Pada pasien yang dicurigai maka
sifilis (TSS) selain digunakan untuk menegakkan diagnosis sifilis juga dapat
DAFTAR PUSTAKA
24
2. Linuwih,Sri dkk,2018. Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 8
Indonesia. Jakarta.
5. Goldsmith, LA, Kats, SI, Gillchrest, BA, Paller, AS, Leffell, DJ, Wolff, K
25
diagnosis of syphilis in patients with seronegative and serodiscrepant
doi:10.1371/journal.pone.0237949
doi:10.1080/14787210.2018.1463846
doi:10.1097/OLQ.0000000000000804
13. Kidd, Sarah et al. “Use of National Syphilis Surveillance Data to Develop
doi:10.1097/OLQ.0000000000000838
14. Kenyon, Chris Richard et al. “The Global Epidemiology of Syphilis in the
26
16. Liu, Zhiyu et al. “Evaluating the progress to eliminate mother-to-child
2018, doi:10.1371/journal.pone.0203565
18. Park, Ina U et al. “Performance of Treponemal Tests for the Diagnosis of
doi:10.1093/cid/ciy558
19. Kojima, Noah, and Jeffrey D Klausner. “An Update on the Global
24-38. doi:10.1007/s40471-018-0138-z
27
28