Anda di halaman 1dari 32

adhien_binongko

PENYAKIT KELAMIN SIFILIS


Epidemiologi Penyakit Menular
BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri Troponema Pallidum.
Penularan melalui kontak seksual, melalui kontak langsung dan kongenital sifilis (melalui ibu
ke anak dalam uterus)

Gejela dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan ; sebelum perkembangan tes serologikal,
diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena sering dikira
penyakit lainnya. Data yang dilansir Departemen Kesehatan menunjukkan penderita sifilis
mencapai 5.000 – 10.000 kasus per tahun. Sementar di Cina, laporan menunjukkan jumlah
kasus yang diaporkan naik dari 0,2 per 10.000 jiwa pada tahun 1993 menjadi 5,7 kasus per
100.000 jiwa pada tahun 2005. di Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap
tahunnya, dan angka sebenarnya diperkirakan lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi
kepada lelaki.

Penyakit menular sexual (PMS) didunia kesehatan sekarang sudah banyak dibahas dan
menjadi percakapan. Hali ini dikarenakan semakin bertambahnya penderita PMS. Baik
menimpa secara langsung maupun tidak langsung.

Penyakit menular sexual ini terbagi kedalam macam-macam PMS. Seperti HIV/AIDS,
gonorrhea, TORCH, herpes, sifilis dll. Setiap penyakit ini mempunyai gejala-gejala yang
berbeda. Bahaya dan pengobatan yang dilakukanpun berdasarkan jenis penyakit yang diderita
oleh pasiennya.

Seperti sifilis perlu mendapatkan perhatian khusus untuk tindakan pengobatannya.

Penyakit ini harus sudah dapat didiagnosa sedini mungkin, agar pencegahan dan pengobatan
dapat dilakukan semaksimal mungkin.

1. Tujuan
– Dapat mengetahui pengertian sifilis
– Dapat mengetahui penyebab dan gejala
– Mengetahui pengobatan dan penanganannya.

BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Pengertian

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit
menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini
sangat kronik, bersifat sistemik dan menyerang hampir semua alat tubuh.

Penyakit sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun
frekuensi penyakiti ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya
karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, saraf dan
dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang di kandungnya. Sehingga menyebabkan
kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering disebut sebagai “Lues Raja Singa”.

B. Etiologi

Sifilis disebabkan oleh Treponema Pallidum. Treponema Pallidum termasuk golongan


Spirochaeta dan genus treponema yang berbentuk seperti spiral dengan panjang antara 5- 20
mikron dan lebar 0,1- 0,2 mikron, mudah dilihat dengan mikroskop lapangan gelap akan
nampak seperti spiral yang bisa melakukan gerakan seperti rotasi. Organisme ini bersifat
anaerob mudah dimatikan oleh sabun, oksigen, sapranin, bahkan oleh Aquades. Didalam
darah donor yang disimpan dalam lemari es Treponema Pallidum akan mati dalam waktu tiga
hari tetapi dapat ditularkan melalui tranfusi mengunakan darah segar. ( Soedarto, 1990 )

1. C. Gejala

Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi. Infeksi bisa
menetap selama bertahun-tahun dan jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak
maupun kematian. Gejala lainnya adalah merasa tidak enak badan (malaise), kehilangan
nafsu makan, mual, lelah, demam dan anemia. Sedangkan pada fase laten dimana tidak
nampak gejala sama sekali. Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau berpuluh-puluh
tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita. Pada awal fase laten kadang luka yang
infeksius kembali muncul. Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan; sebelum
perkembangan tes serologikal,

1. D. Masa inkubasi

antara 9-90 hari,


Tahap1
9-90 hari setelah terinfeksi. Timbul: luka kecil, bundar dan tidak sakit chancre- tepatnya pada
kulit yang terpapar/kontak langsung dengan penderita. Chancre tempat masuknya penyakit
hampir selalu muncul di dalam dan sekitar genetalia, anus bahkan mulut. Pada kasus yang
tidak diobati (sampai 1 tahun berakhir), setelah beberapa minggu, chancre akan menghilang
tapi bakteri tetap berada di tubuh penderita.
Tahap 2
1-2 bulan kemudian, muncul gejala lain: sakit tenggorokan, sakit pada bagian dalam mulut,
nyeri otot, demam, lesu, rambut rontok dan terdapat bintil. Beberapa bulan kemudian akan
menghilang. Sejumlah orang tidak mengalami gejala lanjutan.
Tahap 3
Dikenal sebagai tahap akhir sifilis. Pada fase ini chancre telah menimbulkan kerusakan fatal
dalam tubuh penderita. Dalam stase ini akan muncul gejala: kebutaan, tuli, borok pada kulit,
penyakit jantung, kerusakan hati, lumpuh dan gila.

1. E. Diagnosis

Diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena sering dikira
penyakit lainnya. Untuk menentukan diagnosis sifilis maka dilakukan pemeriksaan klinik,
serologi atau pemeriksaan dengan mengunakan mikroskop lapangan gelap ( darkfield
microscope ). Pada kasus tidak bergejala diagnosis didasarkan pada uji serologis treponema
dan non protonema. Uji non protonema seperti Venereal Disease Research Laboratory (
VDRL ). Untuk mengetahui antibodi dalam tubuh terhadap masuknya Treponema pallidum.
Hasil uji kuantitatif uji VDRL cenderung berkorelasi dengan aktifitas penyakit sehingga amat
membantu dalam skrining, titer naik bila penyakit aktif ( gagal pengobatan atau reinfeksi )
dan turun bila pengobatan cukup. Kelainan sifilis primer yaitu chancre harus dibedakan dari
berbagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin yaitu chancroid, granuloma
inguinale, limfogranuloma venerium, verrucae acuminata, skabies, dan keganasan ( kanker ).

1. F. Cara penularan

Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain seperti kontak
langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus). Luka terjadi
terutama pada alat kelamin eksternal, vagina, anus, atau di dubur. Luka juga dapat terjadi di
bibir dan dalam mulut, Wanita hamil dengan penyakit ini dapat terbawa ke bayi. Spirochaeta
penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui hubungan genito-
genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan
oleh seorang ibu kepada bayinya selama masa kehamilan..

Harus terjadi kontak langsung dengan kulit orang yang telah terinfeksi disertai dengan lesi
infeksi sehingga bakteri bisa masuk ke tubuh manusia. Pada saat melakukan hubungan
seksual (misal) bakteri memasuki vagina melalui sepalut lendir dalam vagina, anus atau
mulut melalui lubang kecil. Sifilis sangan infeksius pada tahap 1 dan 2. selain juga dapat
disebarkan per-plasenta.

G. Pencegahaan penanggulangannya

Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat di cegah dengan cara melakukan
hubungan seksual secara aman misalkan menggunakan kondom.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah seseorang agar tidak tertular penyakit
sifilis. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain :

 Tidak berganti-ganti pasangan


o Berhubungan seksual yang aman: selektif memilih pasangan dan
pempratikkan ‘protective sex’.
o Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi darah
yang sudah terinfeksi..
1. H. Pengobatan

Sifilis dapat dirawat dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Menurut statistik, perawatan
dengan pil kurang efektif dibanding perawatan lainnya, karena pasien biasanya tidak
menyelesaikan pengobatannya. Cara terlama dan masih efektif adalah dengan penyuntikan
procaine penisilin di setiap pantat (procaine diikutkan untuk mengurangi rasa sakit); dosis
harus diberikan setengah di setiap pantat karena bila dijadikan satu dosis akan menyebabkan
rasa sakit.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. A. Epidemiologi

Penularan utama dari penyakit adalah lewat kontak seksual (coitus ), bisa juga lewat mukosa
misalnya dengan berciuman atau memakai gelas dan sendok yang selesai dipakai oleh
penderita sifilis dan penularan perenteral melalui jarum suntik dan tranfusi darah. Masa
inkubasi dari penyakit sifilis berlngsung sekitar 2- 6 minggu setelah hubungan seksual yang
dianggap sebagai penularan penyakit tersebut ( coitus suspectus ). Asal penyakit tidak jelas.
Sebelum tahun 1492 belum dikenal di Eropa. Pada tahun 1494 terjadi epidemi di Napoli.
Pada abad ke-18 baru diketahui bahwa penularan sifilis melelui hubungan seksual. Pada abad
ke-15 terjadi wabah di Eropa. Sesudah tahun 1860, morbilitas sifilis menurun cepat. Selama
perang dunia II, kejadian sifilis meningkat dan puncaknya pada tahun 1946, kemudian
menurun setelah itu. (Sarwono Prawirohardjo, 1999)

Secara garis besar penularan sifilis dibagi atas :

1. Sifilis kongenital atau bawaan

Sifilis kongenital akibat dari penularan spirokaeta tranplasenta; bayi jarang berkontak
langsung dengan Chancre ibu yang menimbulkan infeksi pasca lahir. Resiko penularan
transplasenta bervariasi menurut stadium penyakit yang diderita oleh ibu. Bila wanita hamil
dengan sifilis primer dan sekunder serta spirokaetamia yang tidak diobati, besar kemungkinan
untuk menularkan infeksi pada bayi yang belum dilahirkan daripada wanita dengan infeksi
laten. Penularan dapat terjadi selama kehamilan. Insiden dari infeksi sifilis kongenital tetap
paling tinggi selama 4 tahun pertama sesudah mendapat infeksi primer, sekunder dan
penyakit laten awal.

2. Sifilis Akuisita ( dapatan )

Sifilis dapatan penularanya hampir selalu akibat dari kontak seksual walupun penangananya
secara kuratif telah tersedia untuk sifilis selama lebih dari empat dekade, sifilis tetap penting
dan tetap merupakan masalah kesehatan yang lazim di Indonesia. Pembagian sifilis dapatan
berdasarkan epidemiologi , tergantung sifat penyakit tersebut menular atau tidak. Stadium
menular bila perjalanan penyakit kurang dari 2 tahun dan stadium tidak menular perjalanan
penyakit lebih dari 2 tahun.Infeksi Menular Seksual (IMS) menyebar cukup
mengkhawatirkan di Indonesia. Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan
oleh bakteri spiroseta, Treponema pallidum. Penularan biasanya melalui kontak seksual;
tetapi, ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan
melalui ibu ke anak dalam uterus)

1. B. Distribusi

Asal penyakit tidak jelas. Sebelum tahun 1492 belum dikenal di Eropa. Pada tahun 1494
terjadi epidemi di Napoli. Pada abad ke-18 baru diketahui bahwa penularan sifilis melelui
hubungan seksual. Pada abad ke-15 terjadiwabah di Eropa. Sesudah tahun 1860, morbilitas
sifilis menurun cepat. Selama perang dunia II, kejadian sifilis meningkat dan puncaknya pada
tahun 1946, kemudian menurun setelah itu.

1. C. Frekuensi

Data yang dilansir Departemen Kesehatan menunjukkan penderita sifilis mencapai 5.000 –
10.000 kasus per tahun. Sementara di Cina, laporan menunjukkan jumlah kasus yang
dilaporkan naik dari 0,2 per 100.000 jiwa pada tahun 1993 menjadi 5,7 kasus per 100.000
jiwa pada tahun 2005. Di Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap
tahunnya, dan angka sebenarnya diperkiran lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi
kepada lelaki.

1. D. Determinan
1. 1. Agent

Sifilis adalah infeksi dapat disembuhkan yang disebabkan oleh bakteri yang disebut
Treponema pallidum. Infeksi ini menular seksual, dan juga dapat ditularkan dari ibu ke
janinnya selama kehamilan. Sebagai penyebab penyakit ulkus kelamin. Kebanyakan orang
dengan sifilis cenderung tidak menyadari infeksi mereka dan mereka dapat menularkan
infeksi ke kontak seksual mereka atau, dalam kasus seorang wanita hamil, untuk anaknya
yang belum lahir. Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan konsekuensi serius seperti
kematian lahir mati, prematur dan neonatal. Hasil samping dari kehamilan dapat dicegah jika
infeksi terdeteksi dandiobat isebelum pertengahan trimester detik.Deteksi dini dan
pengobatan juga penting dalam mencegah komplikasi berat jangka panjang dalam transmisi
pasien dan selanjutnya ke pasangan seksual. Sifilis kongenital membunuh lebih dari satu juta
bayi setahun di seluruh dunia tetapi dapat dicegah jika ibu terinfeksi diidentifikasi dan diobati
dengan tepat sedini mungkin.
Tes cepat untuk sifilis sekarang tersedia secara komersial. Ini adalah titik sederhana tes
perawatan dan dapat dilakukan di luar pengaturan laboratorium dengan pelatihan yang
minimal dan tidak ada peralatan menggunakan sejumlah kecil dari seluruh darah
dikumpulkan oleh tusukan jari. Oleh karena itu mereka dapat mengatasi masalah yang terkait
dengan kurangnya akses ke laboratorium dan tingkat pasien rendah kembali.
Manual ini berguna memberikan gambaran umum tentang penggunaan tes sifilis yang cepat,
pembelian mereka, transportasi dan penyimpanan.

2. Host

Sifilis ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan luka sifilis. Luka
terjadi terutama pada alat kelamin eksternal, vagina, anus, atau di dubur. Luka juga dapat
terjadi pada bibir dan mulut. Transmisi organisme terjadi selama hubungan seks vaginal,
anal, atau oral. Wanita hamil dengan penyakit ini dapat menularkan ke bayi mereka
membawa. Sifilis tidak dapat menyebar melalui kontak dengan kursi toilet, pegangan pintu,
kolam renang, kolam air panas, bak mandi, pakaian bersama, atau peralatanmakan.Apa
saja tanda dan gejala pada orang dewasa?.Banyak orang terinfeksi sifilis tidak
memiliki gejala selama bertahun-tahun, namun tetap berisiko untuk komplikasi terlambat jika
mereka tidak diperlakukan. Meskipun penularan terjadi dari orang-orang dengan luka yang
dalam tahap primer atau sekunder, banyak dari luka yang belum diakui. Dengan demikian,
penularan dapat terjadi dari orang yang tidak menyadari infeksi mereka.

3. Environmental.

Perubahan dalam sistem lingkungan dan pertanian global adalah salah satu faktor diabaikan
utama dalam munculnya, ketekunan dan munculnya kembali penyakit menular. Ini juga
berinteraksi dengan tren pembangunan ekonomi, pertumbuhan penduduk, urbanisasi, migrasi
dan polusi. Perubahan iklim dan variabilitas menambahkan faktor-faktor baru ini
konglomerat mengemudi pasukan, seperti halnya tren terkait dari over-dan di bawah-
gizi.

BAB IV

PENUTUP

1. a. Kesimpulan

Sifilis merupakan penyakit yang di sebabkan oleh bakteri Treponema Pallidium, cara
penularan penyakit sifilis tidak jauh beda dengn penularan penyakit manular sexualainnya,
penularan melalai cairan tubuh melalui mukossa. Sifilis mempunyai beberapa tingkatan yang
meripakan klasifikasi dari gejala-gejala yang timbul.

Pengobatan sifilis dapat dengan pemberian obat –obatan antibiotic, pemberian obat-obatan ini
tidak memperbaiki bagian yang rusak tetapi hanya pencegah agar tidak terjadi kerusakan
lebih lanjut. Pencegahan sifilis dpat kita lakukan separti tidak berganti-ganti pasangan sexual,
menggunakan kondom saat berhubunagn sexual agar memperkecil kemungkinan tertular
penyakit sifilis.

Sifilis merupakan infeksi kronik menular yang disebabkan oleh bakteri troponema pallidum,
menginfeksi dan masuk ke tubuh penderita kemudian merusaknya.
Pengobatan sifilis efektif diberikan antibiotik penicilin.
Bagi ibu hamil diharapkan untuk melakukan pemeriksaan Antenatal minimal 4 x selama
kehamilan agar dapat mendeteksi dini komplikasi

1. E. Saran
Setelah membahas penyakit sifilis, hal terbesar yang sebaiknya kita lakukan adalah agar lebih
menanamkan perilaku hidup sehat, seperti kebiasan sehari-hari dan perilaku sex. Dan apabila
sudah positif mangidap harus dengan segera di lkukan pengobatan yang tepat. Bagi ibu hamil
diharapkan untuk melakukan pemeriksaan Antenatal minimal 4 x selama kehamilan agar
dapat mendeteksi dini komplikasi.

Bagi ibu hamil diharapkan untuk melakukan pemeriksaan Antenatal minimal 4 x selama
kehamilan agar dapat mendeteksi dini komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawirohardjo, 2007. Ilmu Kebidanan, Jakarta. YBPS


Sarwono Prawirohardjo, 1999. Ilmu Kebidanan Edisi Kedua, Jakarta. YBPS
Prof. R. Suleman Sastrawinata, 1981. Obstetri Patologi Bagian Obstetri dan Ginekologi.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.
Prof. R. Rusram Mochtar, MPH, Sinopsis Obtetri, Penerbit buku kedokteran, EGC
Http://arycomcum.blogspot.com/2009/06/sifilis.html

Http://onlinelibraryfree.com/
EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi Penyakit Menular Kumpulan literatur ilmiah mengenai penyakit-penyakit


menular yang dihimpun oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya Angkatan 2010 Selasa, 08 November 2011 SIFILIS Muhammad Husin RESUME
Sifilis adalah infeksi dapat disembuhkan yang disebabkan oleh bakteri yang disebut
Treponema pallidum. Infeksi ini menular seksual, dan juga dapat ditularkan dari ibu ke
janinnya selama kehamilan. Sebagai penyebab penyakit ulkus kelamin, sifilis telah dikaitkan
dengan peningkatan risiko penularan HIV dan akuisisi. Kebanyakan orang dengan sifilis
cenderung tidak menyadari infeksi mereka dan mereka dapat menularkan infeksi ke kontak
seksual mereka atau, dalam kasus seorang wanita hamil, untuk anaknya yang belum lahir.
Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan konsekuensi serius seperti kematian lahir mati,
prematur dan neonatal. Hasil samping dari kehamilan dapat dicegah jika infeksi terdeteksi
dan diobati sebelum pertengahan trimester detik. Deteksi dini dan pengobatan juga penting
dalam mencegah komplikasi berat jangka panjang dalam transmisi pasien dan selanjutnya ke
pasangan seksual. Sifilis kongenital membunuh lebih dari satu juta bayi setahun di seluruh
dunia tetapi dapat dicegah jika ibu terinfeksi diidentifikasi dan diobati dengan tepat sedini
mungkin.

BAB I PENDAHULUAN
Data Kasus Sifilis Pada tahun 1996, tahap sifilis "sifilis terlambat dengan manifestasi klinis
selain neurosifilis (sifilis akhir jinak dan kardiovaskular)" telah ditambahkan ke definisi kasus
sifilis (lihat Definisi Kasus Surveilans PMS Lampiran). Meskipun neurosifilis dapat terjadi
pada hampir semua tahap sifilis, selama 1996-2005, itu diklasifikasikan dan dilaporkan
sebagai salah satu tahap saling eksklusif beberapa sifilis. Dimulai pada tahun 2005,
neurosifilis tidak lagi diklasifikasikan atau dilaporkan sebagai tahap yang berbeda. Pada
tahun 1988, kasus surveilans definisi untuk sifilis kongenital berubah. Definisi kasus ini
memiliki sensitivitas lebih besar daripada mantan definition.5 Selain itu, banyak negara
bagian dan lokal program STD punya kasus aktif sangat ditingkatkan untuk menemukan
sifilis kongenital sejak tahun 1988. Untuk alasan ini, juga karena peningkatan morbiditas,
jumlah kasus yang dilaporkan meningkat secara dramatis selama 1989-1991. Semua daerah
telah menerapkan pelaporan definisi kasus baru untuk pelaporan sifilis kongenital pada
tanggal 1Januari 1992.Selain mengubah definisi kasus untuk sifilis kongenital, CDC
memperkenalkan koleksi formulir data baru (CDC 73,126) pada tahun 1990 (revisi Oktober
2003). Sejak 1995, data dikumpulkan pada formulir ini telah digunakan untuk pelaporan
kasus sifilis kongenital dan tarif yang terkait. Formulir ini digunakan untuk mengumpulkan
informasi kasus individual, yang memungkinkan analisis yang lebih mendalam tentang
karakteristik kasus. Untuk tujuan menganalisis ras / etnis, kasus diklasifikasikan oleh ras /
etnis dari ibu. Kasus sifilis kongenital yang dilaporkan oleh negara dan kota tempat tinggal
ibu selama 1995-2009.Pelaporan sifilis kongenital mungkin ditunda karena hasil penyelidikan
kasus dan validasi. Kasus selama tahun-tahun sebelumnya yang ditambahkan ke database
surveilans CDC sepanjang tahun. Di Amerika Serikat, pejabat kesehatan melaporkan lebih
dari 36.000 kasus sifilis pada 2006, termasuk 9.756 kasus primer dan sekunder (P & S) sifilis.
Pada tahun 2006, setengah dari semua P & S kasus sifilis yang dilaporkan dari 20 kabupaten
dan 2 kota, dan yang paling P & S kasus sifilis terjadi pada orang 20-39 tahun. Insiden P & S
sifilis tertinggi pada wanita 20 sampai 24 tahun dan pada pria 35-39 tahun. Kasus yang
dilaporkan sifilis kongenital pada bayi baru lahir meningkat dari 2005 sampai 2006, dengan
339 kasus baru dilaporkan pada tahun 2005 dibandingkan dengan 349 kasus pada tahun
2006.Antara 2005 dan 2006, jumlah yang dilaporkan P & S kasus sifilis meningkat 11,8
persen. P & S harga telah meningkat pada laki-laki. Data yang dilansir Departemen
Kesehatan menunjukkan penderita sifilis mencapai 5.000 – 10.000 kasus per tahun.
Sementara di Cina, laporan menunjukkan jumlah kasus yang dilaporkan naik dari 0,2 per
100.000 jiwa pada tahun 1993 menjadi 5,7 kasus per 100.000 jiwa pada tahun 2005. Di
Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap tahunnya, dan angka sebenarnya
diperkiran lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi kepada lelaki. Urgensi penyakit
sifilis dalam kesehatan masyarakat Pada Hari Kesehatan Dunia, WHO mengeluarkan paket
kebijakan untuk mendapatkan semua orang, terutama pemerintah dan mereka obat sistem
peraturan, di jalur yang benar, dengan langkah-langkah yang tepat, cepat," kata Dr Chan.
"Kecenderungan yang jelas dan menyenangkan. Tidak ada tindakan berarti hari ini tidak ada
obatnya besok. Pada saat bencana beberapa di dunia, kita tidak bisa membiarkan hilangnya
obat esensial - obat penting untuk jutaan orang - untuk menjadi krisis global berikutnya
"."WHO telah menetapkan inisiatif untuk memahami dan mengatasi resistensi obat selama
dekade terakhir, terutama dalam kaitannya dengan beberapa penyakit yang paling mematikan
di dunia menular," kata Dr Mario Raviglione, Direktur Stop TB Department, yang telah
memimpin persiapan untuk Hari Kesehatan Dunia 2011. "Langkah-langkah kini harus lebih
diperkuat dan dilaksanakan segera di banyak penyakit dan di berbagai sektor kolaborasi
baru,. Dipimpin oleh pemerintah bekerja sama dengan masyarakat sipil dan profesional
kesehatan, jika akuntabel, dapat
menghentikanancamankesehatanmasyarakatresistensiobat."Setiaporangdapatmemberikankont
ribusiMeskipun pemerintah perlu mengambil memimpin dan mengembangkan kebijakan
nasional untuk memerangi resistensi obat, profesional kesehatan, masyarakat sipil dan
kelompok-kelompok lainnya juga dapat membuat kontribusi penting. Sebagai contoh, dokter
dan apoteker dapat meresepkan dan mengeluarkan hanya obat yang diperlukan untuk
mengobati pasien, daripada secara otomatis memberikan baik obat terbaru atau yang paling
terkenal. Pasien dapat berhenti menuntut bahwa dokter memberi mereka antibiotik ketika
mereka mungkin tidak sesuai. Profesional kesehatan dapat membantu dengan cepat
mengurangi penyebaran infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan.Kolaborasi antara kesehatan
manusia dan hewan dan profesional pertanian juga penting, karena penggunaan antibiotik
dalam produksi makanan hewan berkontribusi terhadap resistensi obat meningkat. Sekitar
setengah dari produksi antibiotik saat ini digunakan dalam pertanian, untuk meningkatkan
pertumbuhan dan mencegah penyakit serta untuk mengobati hewan yang sakit. Dengan
penggunaan besar-besaran semacam itu, mikroba resisten obat yang dihasilkan pada hewan
dapat kemudian ditransfer kemanusia.Pemerintah dan mitra perlu bekerja sama dengan
industri untuk mendorong investasi lebih besar dalam riset dan pengembangan diagnostik
baru yang dapat membantu meningkatkan pengambilan keputusan serta obat-obatan untuk
menggantikan mereka yang sedang hilang perlawanan. Hari ini, kurang dari lima persen dari
produk dalam pipa penelitian dan pengembangan adalah obat antibiotik. Skema insentif yang
inovatif diperlukan untuk merangsang industri untuk penelitian dan mengembangkan obat
antimikroba baru untuk masa depan. BAB II ISI A. Triad Epidemiologi 1. Agent Sifilis
adalah infeksi dapat disembuhkan yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Treponema
pallidum. Infeksi ini menular seksual, dan juga dapat ditularkan dari ibu ke janinnya selama
kehamilan. Sebagai penyebab penyakit ulkus kelamin, sifilis telah dikaitkan dengan
peningkatan risiko penularan HIV dan akuisisi.Kebanyakan orang dengan sifilis cenderung
tidak menyadari infeksi mereka dan mereka dapat menularkan infeksi ke kontak seksual
mereka atau, dalam kasus seorang wanita hamil, untuk anaknya yang belum lahir. Jika tidak
diobati, sifilis dapat menyebabkan konsekuensi serius seperti kematian lahir mati, prematur
dan neonatal. Hasil samping dari kehamilan dapat dicegah jika infeksi terdeteksi dandiobat
isebelum pertengahan trimester detik.Deteksi dini dan pengobatan juga penting dalam
mencegah komplikasi berat jangka panjang dalam transmisi pasien dan selanjutnya ke
pasangan seksual. Sifilis kongenital membunuh lebih dari satu juta bayi setahun di seluruh
dunia tetapi dapat dicegah jika ibu terinfeksi diidentifikasi dan diobati dengan tepat sedini
mungkin. Tes cepat untuk sifilis sekarang tersedia secara komersial. Ini adalah titik sederhana
tes perawatan dan dapat dilakukan di luar pengaturan laboratorium dengan pelatihan yang
minimal dan tidak ada peralatan menggunakan sejumlah kecil dari seluruh darah
dikumpulkan oleh tusukan jari. Oleh karena itu mereka dapat mengatasi masalah yang terkait
dengan kurangnya akses ke laboratorium dan tingkat pasien rendah kembali. Manual ini
berguna memberikan gambaran umum tentang penggunaan tes sifilis yang cepat, pembelian
mereka, transportasi dan penyimpanan. 2. Host Sifilis ditularkan dari orang ke orang melalui
kontak langsung dengan luka sifilis. Luka terjadi terutama pada alat kelamin eksternal,
vagina, anus, atau di dubur. Luka juga dapat terjadi pada bibir dan mulut. Transmisi
organisme terjadi selama hubungan seks vaginal, anal, atau oral. Wanita hamil dengan
penyakit ini dapat menularkan ke bayi mereka membawa. Sifilis tidak dapat menyebar
melalui kontak dengan kursi toilet, pegangan pintu, kolam renang, kolam air panas, bak
mandi, pakaian bersama, atau peralatanmakan.Apa saja tanda dan gejala pada orang
dewasa?.Banyak orang terinfeksi sifilis tidak memiliki gejala selama bertahun-tahun, namun
tetap berisiko untuk komplikasi terlambat jika mereka tidak diperlakukan. Meskipun
penularan terjadi dari orang-orang dengan luka yang dalam tahap primer atau sekunder,
banyak dari luka yang belum diakui. Dengan demikian, penularan dapat terjadi dari orang
yang tidak menyadari infeksi mereka. 3. Environmental. Perubahan dalam sistem lingkungan
dan pertanian global adalah salah satu faktor diabaikan utama dalam munculnya, ketekunan
dan munculnya kembali penyakit menular. Ini juga berinteraksi dengan tren pembangunan
ekonomi, pertumbuhan penduduk, urbanisasi, migrasi dan polusi. Perubahan iklim dan
variabilitas menambahkan faktor-faktor baru ini konglomerat mengemudi pasukan, seperti
halnya tren terkait dari over-dan di bawah-gizi. Ini adalah di antara masalah yang akan
dibahas oleh Kelompok Referensi baru Tematik (TRG) dari para ahli internasional mengenai
Penyakit Lingkungan, Pertanian dan Infeksi (TRG-4), yang mengadakan pertemuan pertama
22-23 Oktober 2008 di Beijing, Cina. Kelompok ahli adalah salah satu dari 10 upaya
referensi seperti tematik dan penyakit-spesifik kelompok yang diluncurkan oleh TDR pada
tahun 2009 dan 2010 sebagai bagian dari fungsi Stewardship untuk penyakit menular
kemiskinan. Para TRG / DRGs bertujuan untuk mengevaluasi dan mensintesis informasi
ilmiah mengenai isu spesifik kesehatan global, memberikan bimbingan pada kesenjangan
penelitian prioritas dan kebutuhan yang harus ditangani.Muncul pada pertemuan Beijing,
Ayoade MJ Oduola, pemimpin Stewardship TDR, menekankan bahwa upaya Cina baru
berbasis mencerminkan komitmen TDR yang meningkat untuk mengatasi bagaimana
perubahan lingkungan global, termasuk perubahan iklim, dampak epidemiologi dan
pengendalian penyakit menular kemiskinan. B. Transmisi Sifilis Penyakit Infeksi Menular
Seksual (IMS) cukup mengkhawatirkan di Indonesia.Salah satunya adalah sifilis ,sifilis
adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, Treponema
pallidum. Penularan biasanya melalui kontak seksual seperti hubungan badan. Gejala dan
tanda dari sifilis banyak dan berlainan; sebelum perkembangan tes serologikal, diagnosis sulit
dilakukan dan penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena sering dikira penyakit
lainnya C. Riwayat Alamiah Sifilis 1. Masa Inkubasi dan klinis Sifilis biasanya ditandai
dengan munculnya sakit tunggal (disebut chancre), tetapi mungkin ada beberapa luka. Waktu
antara infeksi dengan sifilis dan awal gejala pertama dapat berkisar dari 10 sampai 90 hari
(rata-rata 21 hari). Luka biasanya tegas, bulat, kecil, dan tanpa rasa sakit. Tampaknya di
tempat di mana sifilis masuk ke dalam tubuh. Luka berlangsung 3 sampai 6 minggu,dan itu
menyembuhkan tanpa pengobatan. . Tahap sekunder Ruam kulit dan lesi selaput lendir ciri
tahap sekunder. Tahap ini biasanya dimulai dengan pengembangan ruam pada satu atau lebih
area tubuh. Ruam biasanya tidak menyebabkan gatal. Ruam terkait dengan sifilis sekunder
dapat muncul sebagai chancre adalah penyembuhan atau beberapa minggu setelah chancre
telah sembuh.Ruam karakteristik dari sifilis sekunder mungkin muncul sebagai bintik-bintik
coklat kasar, merah, atau kemerahan baik di telapak tangan dan bagian bawah kaki. Namun,
ruam dengan penampilan yang berbeda dapat terjadi pada bagian lain dari tubuh, kadang
menyerupai ruam disebabkan oleh penyakit lain. Kadang-kadang ruam yang terkait dengan
sifilis sekunder yang begitu samar sehingga mereka tidak melihat. Selain ruam, gejala sifilis
sekunder mungkin termasuk demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit
tenggorokan, rambut rontok tambal sulam, sakit kepala, penurunan berat badan, nyeri otot,
dan kelelahan. Tanda-tanda dan gejala sifilis sekunder akan menyelesaikan dengan atau tanpa
pengobatan, tetapi tanpa pengobatan, infeksi akan maju ketahap laten dan mungkin akhirdari
penyakit. 2. Masa laten dan Periode infeksi Yang laten (tersembunyi) tahap sifilis dimulai
ketika gejala primer dan sekunder menghilang. Tanpa pengobatan, orang yang terinfeksi akan
terus memiliki sifilis meskipun tidak ada tanda-tanda atau gejala, infeksi tetap dalam tubuh.
Tahap laten bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Tahap akhir sifilis dapat berkembang
pada sekitar 15% dari orang yang belum dirawat karena sifilis, dan dapat muncul 10-20 tahun
setelah infeksi pertama kali diperoleh. Pada tahap akhir sifilis, penyakit ini dapat merusak
organ-organ internal, termasuk otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan
sendi. Tanda dan gejala tahap akhir sifilis termasuk kesulitan koordinasi gerakan otot,
kelumpuhan, mati rasa, kebutaan bertahap, dan demensia. Kerusakan ini dapat cukup serius
untuk menyebabkan kematian. D.Cara mencegah Sifilis Sama seperti penyakit menular
seksual lainnya, sifilis dapat dicegah dengan cara melakukan hubungan seksual secara aman ,
misalnya menggunakan kondom. E. Pengobatan Penisilin efektif dalam pengobatan sifilis
dalam kehamilan dan pencegahan sifilis kongenital. Rejimen pengobatan yang optimal belum
ditetapkan dalam uji klinis tetapi dosis standar yang dianjurkan penisilin aman dan efektif
pada kasus tanpa komplikasi. Karena penisilin tidak hanya terbukti efektif, tetapi juga
merupakan obat murah yang tersedia dan mudah untuk mengelola, administrasi layak di
bawah pengaturan sumber daya. Namun, rejimen pengobatan yang optimal belum ditetapkan
dan karenanya tidak ada intervensi yang diusulkan dalam review ini. Sampai bukti baru pada
rejimen yang paling sesuai untuk kelompok yang berbeda (seperti HIV-positif) menjadi
tersedia dosis yang direkomendasikan standar harus digunakan. BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan Sifilis adalah penyakit menular yang disebab kan oleh bakteri yang disebut
Treponema pallidum. Infeksi ini menular seksual, dan juga dapat ditularkan dari ibu ke
janinnya selama kehamilan. Sebagai penyebab penyakit ulkus kelamin, sifilis telah dikaitkan
dengan peningkatan risiko penularan HIV dan akuisisi. Penyakit ini terjadi pada seluruh
negara yang tidak baik linggukan kesehatan. . Cara pencegahan adalah menjaga pola hidup
sehat dan menggunkan pelindung jika ingin melakukan hubungan seksual secara aman ,
misalnya menggunakan kondom. B. Saran Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua
kalangan terutama bagi saya sendiri sebagai penulis dari makalah ini. Dan diharapkan dengan
adanya makalah ini masyarakat sadar akan betapa penting nya hidup sehat sehingga penderita
penyakit Sifilis dapat berkurang. DAFTAR PUSTAKA 1.
www.who.int/entity/mediacentre/news/releases/2011/whd_20110406/en/ - 29k 2. infection
caused by a bacterium called Treponema pallidum. ...
www.who.int/bookorders/anglais/detart1.jsp?sesslan=1&codlan=1&codcol=15&codcch=707
- 29k 3. apps.who.int/tdr/svc/publications/tdrnews/issue-82/meeting-environmment - 18k [
More results from apps.who.int/tdr/svc/publications ] 4.
apps.who.int/tdr/publications/journal-supplements/sti-nature/pdf/sti-nature.pdf 5.
apps.who.int/entity/rhl/pregnancy_childbirth/complications/infection/efcom/en/ - 20k 6.
http://www.cdc.gov/std/GISP. 7. www.cdc.gov/std/stats09/app-interpret.htm 8.
www.irwanashari.com/.../penanganan-penyakit-sifilis-di-indonesia.ht... 9.
pdf.minalove.com/.../contoh+jurnal+penyakit+sifilis+di+indonesia.ht... Diposting oleh
Epidemiologi Penyakit Menular di 23.18 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Tidak ada komentar: Posting Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Posting Komentar (Atom) USA
Schoolarship USA Schoolarship Australia Awards Australia Awards Neso Indonesia Neso
Indonesia Clock Learn WestLife - I Have A Dream FKM Unsri FKM Unsri Bu Najma Bu
Najma Lecturer Epid Viewer fast installation History ► 2012 (1) ▼ 2011 (39) ▼ November
(37) DEMAM KUNING SMALLPOX (CACAR) PERTUSIS SIFILIS INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA) TOXOPLASMOSIS RABIES TETANUS PERTUSIS
DEMAM TIFOID MUMPS TRAKOMA CAMPAK HEPATITIS A PENYAKIT KAKI
GAJAH ( FILARIASIS ATAU ELEPHANTIAS... HEPATITIS B Hepatitis C ANTHRAKS
Polio
Herpes Genitalis Penyakit Menular Seksual

Herpes genitalis penyakit menular seksual atau dinamakan pula herpes kelamin yakni salah
satu penyakit menular seksual (PMS) yang mengalami penyakit ini oleh banyak orang bisa
disembuhkan di Klinik Apollo Spesialis Kelamin Jakarta.
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks.

Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2.


HSV-2 kondisi ini bisa ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya
membahayakan mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin,
kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian
tubuh lainnya (misalnya permukaan mata).

Kejadian penyakit ini sangat cepat akhir-akhir ini. Penyakit ini tak dapat diberantas secara
tuntas dan sering kumat-kumatan, dan dapat menimbulkan komplikasi pada saat hamil dan
persalinan. Ganas, menyerang alat kelamin
• penyebab : virus Herpes Simpleks
• perantara : manusia, bahan yang tercemar virus
• tempat virus keluar : penis, vagina, anus, mulut
• cara penularan : kontak langsung
• tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi.

Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu gejala ini akan muncul bercak
kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri.
Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri.
Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar. Pada pria, lepuhan dan luka
bisa terbentuk di setiap bagian kulup panjang, termasuk kulit depan pada penis yang tidak
disunat. Pada perempuan, luka bisa terbentuk di vulva dan leher rahim. Jika anda mengalami
penyakit ini melakukan hubungan seksual melalui kelamin, maka lepuhan dan luka bisa
terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum.

Apabila anda mempunyai akibat herpes genitalis penyakit menular seksual diatas, sebaiknya
anda segera untuk melakukan pengobatan sebelum penyakit anda derita akan semakin
memperparah kondisi tubuh anda. Demikian sedikit penjelasan tentang herpes genitalis
penyakit menular seksual, apabila infeksi tersebut menyerang anda, segera diobati,
pengobatan Klinik Apollo spesialis kelamin yang sudah terbukti khasiatnya menyembuhkan
pasien berbagai penyakit kelamin Andrologi dan Ginekologi.

“ kami dari Klinik Apollo Spesialis Kelamin Jakarta harga terjangkau mempunyai solusi
untuk mengobati penyakit anda “
Jika anda mengalami keluhan diatas, untuk informasi lebih lanjut dan silahkan konsultasi
langsung dengan “ DOKTER ONLINE GRATIS “ 021-62303060 / 0813-1518-6262

buka link di bawah ini :


httherman mamank

suherman SKM, Dan sekarang mahasiswa program pasca sarjana prodi


agribisnis ,

 Beranda
 PROFIL
 TUGAS KULIAH
 IMAGE
 KEGIATAN

 SUHERMAN SKM

herman mamank

herman adalh anak ke 2 dari pasangan suam istri Abd.Rahman dan Sumiati ,pendidikan
terakhir sma negri satu pangsid dan sekarang mahasiswa di universitas muhammadiyah
parepare( UMPAR) jurusan fakultas ilmu kesehatan jurusan epidemologi kesehatan.
sekarang semester 4

Lihat profil lengkapku

WELCOME

SELAMAT DATANG DI BLOG AKU .DAN JNGAN LUPA KUNJUNGI FB,Q


https://www.facebook.com/herman.pencintaevrest
Pengikut

Total Tayangan Halaman

371413

Google+ Followers

Archives

o ► 2015 (8)
o ▼ 2014 (9)
 ► Desember (1)
 ► Mei (6)
 ▼ April (2)
 ▼ Apr 22 (2)
 SURVEILANS BEPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN DAN
PENANGGUL...
 INFORMASI PARA PETUALANG
o ► 2013 (80)
o ► 2012 (59)

SURVEILANS BEPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN PENYAKIT
REPRODUKSI
05.57 |

SURVEILANS BERBASIS EPIDEMIOLOGI UNTUK PENCEGAHAN DAN


PENANGGULANGAN PENYAKIT REPRODUKSI DI KOTA PAREPARE TAHUN 2012

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
System reproduksi pada manusia rentan mengalami penyakit, kelainan juga gangguan.
Gejala tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa saja karena tumor, virus, bakteri atau
memang disfungsi organ reproduksi yang di sebabkan oleh hal-hal yang tak terduga misalnya
makanan atau zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Dari beberapa kasus reproduksi yang ada dalam masyarakat secara menyeluruh, SIFILIS
menjadi salah satu penyakit reproduksi yang terbanyak. Jumlah persentase GONORE dari tahun
ketahun selalu bertambah dan bertambah lagi. Meski beberapa upaya telah di lakukan untuk
penyakit ini namun angka persentase GONORE belum juga mengalami penurunan yang bermakna.
Proporsi kasus tertinggi penyakit ini pada kelompok umur

produktif 20-29 tahun (50,07persen) dan 30-39 tahun. Kasus AIDS terbanyak di tingkat nasional
adalah daerah Jawa Barat, DKI Jakarta, Papua, JawaTimur, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah,
Sumatera Utara, danKepulauan Riau. Maka dari itu kami selaku kelompok Tiga ingin menyampaikan
betapa besarnya perkembangan kasus kesehatan reproduksi di lingkungan puskesmas Madisingna
Mario padatshun 2012

B. RumusanMasalah
 Besarnyajumlahpenderitapenyakitmengenaikesehatanreproduksi di wilayah kerja puskesmas
Madisingna Mario pada tahun 2012
 Bagaimana penanganan penyakit mengenai kesehatan reproduksi

C. Tujuan
 Untuk mengetahui besarnya jumlah penderita penyakit mengenai kesehatan reproduksi di wilayah
kerja puskesmas Madisingna Mario pada tahun 2012
 Untuk mengetahui bagaimana penanganan penyakit mengenai kesehatan reproduksi

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A.PENGERTIAN DAN DEFENISI KASUS

Penyakit pada system reproduksi manusia dapat disebabkan oleh virus ataupun bakteri.
Penyakit yang menyerang system reproduksi manusia dinamakan juga penyakit kelamin. Pada
umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat
menyerang pria maupun wanita.
SIFILIS
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis, antara lain
terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir; pembengkakan getah bening pada bagian
paha; bercak-bercak di seluruh tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya
tangan dan telapak kaki.
Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit tetap masih di
dalam tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak sehingga bisa mengakibatkan kebutaan
dan gila. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotic
secara cepat.
B.ETIOLOGI

Penyebab penyakit ini adalah Treponema pallidum yang termasuk ordo spirochaetales,
familia spirochaetaceae, dan genus treponema. Bentuk spiral, panjang antara 6 – 15 µm, lebar 0,15
µm. Gerakan rotasi dan maju seperti gerakan membuka botol. Berkembang biak secara pembelahan
melintang, pembelahan terjadi setiap 30 jam pada stadium aktif

C.PATOFISIOLOGI

1. Stadium Dini
Pada sifilis yang didapat, Treponema pallidum masuk ke dalam kulit melalui mikrolesi atau
selaput lendir, biasanya melalui senggama. Kuman tersebut berkembang biak, jaringan bereaksi
dengan membentuk infiltrat yang terdiri atas sel-sel limfosit dan sel-sel plasma, terutama di
perivaskuler, pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi dikelilingi oleh Treponema pallidum dan
sel-sel radang. Enarteritis pembuluh darah kecil menyebabkan perubahan hipertrofi endotelium
yang menimbulkan obliterasi lumen (enarteritis obliterans). Pada pemeriksaan klinis tampak sebagai
S I. Sebelum S I terlihat, kuman telah mencapai kelenjar getah bening regional secara limfogen dan
berkembang biak, terjadi penjalaran hematogen yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh.
Multiplikasi diikuti oleh reaksi jaringan sebagai S II yang terjadi 6-8 minggu setelah S I. S I akan
sembuh perlahan-lahan karena kuman di tempat tersebut berkurang jumlahnya. Terbentuklah
fibroblas-fibroblas dan akhirnya sembuh berupa sikatrik. S II juga mengalami regresi perlahan-lahan
lalu menghilang. Timbul stadium laten. Jika infeksi T.pallidum gagal diatasi oleh proses imunitas
tubuh, kuman akan berkembang biak lagi dan menimbulkan lesi rekuren. Lesi dapat timbul berulang-
ulang.
2. Stadium Lanjut
Stadium laten berlangsung bertahun-tahun karena treponema dalam keadaan dorman.
Treponema mencapai sistem kardiovaskuler dan sistem saraf pada waktu dini, tetapi kerusakan
perlahan-lahan sehingga memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menimbulkan gejala klinis. Kira-
kira dua pertiga kasus dengan stadium laten tidak memberi gejala.
a. Gejala sifils
Sifilis Akuisita
1. Sifilis Dini
 Sifilis Primer (S I)
 Sifilis Sekunder (S II)
2. Sifilis Lanjut

b. Pencegahan
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah seseorang agar tidak tertular penyakit
sifilis. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain :
 Tidak berganti-ganti pasangan

 Berhubungan seksual yang aman: selektif memilih pasangan dan pempratikkan ‘protective sex’.

 Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi darah yang sudah terinfeksi.

c. Masa inkubasi
Masa inkubasi antara 10 – 90 hari,: Periode inkubasi: Dari 10 hari sampai 3 minggu, biasanya
3 minggu

d. Pengobatan
1) Penisilin G Benzatin 2,4 juta unit/1x suntikan IM
2) Penisilin G Prokain dalam aqua 600.000 IM selama 10 hari
3) Untuk yang lergi terhadap penisilin dapat diberikan tetrasiklin hidroklorida 4×500 mg oral
selama 15 hari, eritromisin 4×500 mg oral selama 15 hari
D.DIAGNOSIS

1. Pemeriksaan mikroskop

2. Pemeriksaan darah (tes serologic untuk sifilis, yang terdiri dari :


a. a.)Non treponemal : aglutinasi, VDRL (Veneral Disease Research Laboratory), RPR (Rapid Plasma
Reagen), ikatan komplemen, wassermann
b. b.)Treponemal : FTA (Fluorescent Treponemal Antibody Absorption), TPI (Treponema Pallidum
Immunobilization)
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal

4. Pemeriksaan rontgen

Sifilis biasanya secara tidak langsung ditemukan pada pasien risiko tinggi seperti adanya penyakit
menular seksual dan penggunanarkotika. Karena T. Pallidum tidak dapat tumbuh pada media
kulturmaka digunakan metode lain untuk mendiagnosis penyakitsifilis.Seperti mikroskop lapangan
gelap . Bahan pemeriksaan adalah transudat segar dari chancer pada infeksi primer

Atau kondilomalata pada infeksi sekunder. Hasil positif bila ditemukan spiroketa yang
motil,Membentuk kumparan padat dan bergerak melengkung untuk penderita dengan suspek
neurosifilis, diangnosis ditegakkan dengan sampel dari cairan cerebrospinal.

Tesserologis non treponemamen deteksi antibody yang merupakan kompleks dari


lecithin,kolestrol dan kardioli pindan digunakan untuk skrining adanya infeksi oleh T. Pallidum.
Termasuk tes ini adalah Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) dan Rapid Plasma Reagen
(RPR) yang memberikan hasil positive setelah 4-6 minggu terinfeksi ( positive pada 70%
pasiendenganlesi Primer dan stadium Lanjut ). Tapi tes ini dapat memberikan positive palsu pada
kondisi seperti kehamilan, kecanduan obat, keganasan, penyakit autoimun dan infeksi virus.

Sedangtesserologis yang spesifikuntukinfeksitreponemaseperti Serum Fluorencet-


Treponemal Antibody absorbable test (FTA-ABS)danTreponema yang positive
harusdikonfirmasidengantestreponema yang mempunyaisensitivitas yang spesifikasi yang
lebihtinggi. ( Sacher R.A, MCPerson R.A,2004;Mayo Clinic.com 2006)
Penyakitsifilisdapatdidifferentialdiangnosisdenganpenyakitkelamin lain seperti :

1. Genital Ulcer

2. Genital herpes

3. Chancroid

GONORE (KENCING NANAH)


A.PENGERTIAN GONORE

Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara lain keluarnya cairan
seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering kencing. Bakteri penyebab penyakit ini
dapat menyebar keseluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapa
tmengakibatkan kemandulan.Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan
penggunaan antibiotic secara cepat.

B.ETIOLOGI

Gonore adalah penyakit menular seksual yang di sebabkan oleh bakteri neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektrum, tenggorokan dan bagian putih mata. Gonore
disebabkan oleh gonokok yang dimasukkan ke dalam kelompok Neisseria, sebagai Neisseria
Gonorrhoeae. Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 u, panjang
1,6 u, dan bersifat tahan asam. Kuman ini juga bersifat negatif-Gram, tampak di luar dan di dalam
leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan suhu di atas
39 derajat C, dan tidak tahan zat desinfektan. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah dengan
mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang (imatur), yakni pada vagina wanita
sebelum pubertas.
C.GEJALA

 Keluarnya cairan hijau kekuningan pada alat kelamin


 Demam
 Muntah muntah
 Rasa gatal dan sakit saat buang air kecil
 Munculnya ruam pada telapak tangan
 Sakit pada tenggorokan

D.MENCEGAH PENYAKIT GONORE

Satu-satunya cara untuk mencegah penyakit gonore ini adalah menghindari gaya hidup seks bebas
dan selalu setia kepada pasangan. Dengan melakukan seks bebas, kita bisa dengan mudah tertutar
penyakit gonore ini. Oleh karena itu itu, untuk memutus rantai penyakit gonore ini, kita tidak
berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual. Karena kita tidak pernah tahu seseorang
tersebut menderita penyakit gonore maupun penyakit menular seksual yang lainnya.
E MENGOBATI PENYAKIT GONORE

Kita bisa mengunjungi dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mendapatkan pengobatan yang
terbaik. Selain itu, kita juga bisa menggunakan obat tradisional dengan menggunakan bahan - bahan
yang aad di sekitar kita
F. PATOFISILOGI

G DIAGNOSIS

 S e d i a a n l a n g s u n g d e n g a n p e w a r n a a n g r a m a k a n d i t e m u k a n d i p l o k o k u s gram
negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
 Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur.Menggunakan media
transport dan media pertumbuhan
 Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif),tes fermentasi (kuman
gonokokus hanya meragikan glukosa)
 Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warnakuning menjadi merah
apabila kuman mengandung enzim beta laktamase
 T e s T h o m s o n d e n g a n m e n a m p u n g u r i n p a g i d a l a m d u a g e l a s . T e s i n i digunakan
untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung
Pemeriksaan penunjang yang paling bermanfaat adalah preparat basah basah dari secret
vagina.pada pemeriksaan ini bisa ditemukan organism penyebab dan sel
polifermononuklear.diagnosis vaginosis dapat ditegakkan empat kriteria

1 .Cairan Putih lengket tidak bergumpal


2 pH vaginal.4,5
3 Bau amis setelah ditambahkan kalium hidroksil 10% pada sekresi
4 Adanya clue cell(epite skuamosa vagina yang diliputih oleh garnderella vaginalis)
H.EPIDEMIOLOGI PENYAKIT GONORE

Epidemiologi Distribusi Gonore

 Orang
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata
(konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit
dan persendian. gonore dapat terjadi pada usia 15-24 tahun pada laki-laki dan perempuan. Pada
wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga
timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Penyebab utama penyakit ini adalah bakteri
Neisseria gonorrhoeae Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah
terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian
diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala
awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan
gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya
setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi
beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika
berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim,
saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika
berhubungan seksual.Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus
(anal sex) dapat menderita gonore pada rektumnya.

 Tempat

Laporan WHO pada tahun 1999 secara global terdapat 62 juta kasus baru gonorrhea, 27,2 juta
diantaranya terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara,Di Amerika Serikat, Di Jepang terdapat
peningkatan kasus infeksi oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang sudah resisten terhadap
Ciprofloxacin,dan Di Indonesia, data dari Departemen Kesehatan RI pada tahun 1988, angka
insidensi gonorrhea adalah 316 kasus per 100.000 penduduk.Beberapa penelitian di Surabaya,
Jakarta, dan Bandung terhadap PSK wanita menunjukkan bahwa prevalensi gonorrhea berkisar
antara 7,4 – 50%.

 Waktu

Selama beberapa abad, bermacam nama telah digunakan untuk mendeskripsikan infeksi yang
disebabkan oleh N. gonorrhoeae ini, diantaranya; ‘strangury’ yang digunakan oleh Hipocrates,
penamaan gonore sendiri diberikan oleh Galen (130 SM) untuk menggambarkan eksudat uretra yang
sifatnya seperti aliran air mata (flow of seed) dan M. Neisser, dikenalkan oleh Albert Neisser, yang
menemukan mikroorganisme tersebut pada tahun 1879 dari pewarnaan apusan yang diambil dari
vagina, uretra dan eksudat konjungtiva. Kultur dari bakteri N. gonorrhoeae dilaporkan pertama kali
oleh Leistikow dan Loffler pada tahun 1882 dan dikembangkan pada tahun 1964 oleh Thayer dan
Martin yang menemukan tempat biakan selektif pada media agar khusus. Media Thayer-Martin
merupakan media yang selektif untuk mengisolasi gonokok.Tahun 1980 –an sampai pada tahun 2005
di laporkan terjadi 339.593 kasus,di mana angka ini menunjukan peningkatan,terutama pada Negara

berkembang ( termaksud amerika serikat

I.FAKTOR DETERMINAN

Host

Penyakit menular seperti gonore di sebabkan oleh faktor perilaku masyarakat karena kurangnya
kesadaran dan pengetahuan sehinngga terkena penyakit akibat melakukan hubungan seksual atau
seks bebas,hubungan pranikah dengan cara berganti-ganti pasangan,

Agent

Penyakit Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra,
leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva) dan Gonore bisa
menyebar melalui aliran tranfusi darah yang terinfeksi dengan menggunakan jarum suntik dan
benda tajam lainya ke bagian tubuh , terutama kulit dan persendian

Lingkungan

Penyakit gonore juga lebih banyak disebabkan karena penularan non seksual seperti factor
lingkungan yang lembab,misalnya terjadinya infeksi gonokokus pada anak yang tinggal di Negara
tropis,dan seringnya memakai handuk dan seprei tempat tidur yang sama dengan orang yang
menderita GO.

BAB IV

PEDOMAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT REPRODUKSI

A. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT REPRODUKSI.

Dalam Surveilans Epidemiologis, ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu :
1. Surveilans Penyakit reproduksi adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi
data, serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak / instansi terkait secara
sistematis dan terus menerus tentang situasi Penyakit reproduksi di daerah endemik atau non
endemik dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit tersebut
agar dapat dilakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien.
2. Penegakan diagnosis penyakit reproduksi
a.Gonore

 S e d i a a n l a n g s u n g d e n g a n p e w a r n a a n g r a m a k a n d i t e m u k a n d i p l o k o k u s gram
negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
 Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur.Menggunakan media
transport dan media pertumbuhan
 Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif),tes fermentasi (kuman
gonokokus hanya meragikan glukosa)
 Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warnakuning menjadi merah
apabila kuman mengandung enzim beta laktamase
 T e s T h o m s o n d e n g a n m e n a m p u n g u r i n p a g i d a l a m d u a g e l a s . T e s i n i digunakan
untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung

Pemeriksaan penunjang yang paling bermanfaat adalah preparat basah basah dari secret
vagina.pada pemeriksaan ini bisa ditemukan organism penyebab dan sel
polifermononuklear.diagnosis vaginosis dapat ditegakkan empat kriteria

5 .Cairan Putih lengket tidak bergumpal


6 pH vaginal.4,5
7 Bau amis setelah ditambahkan kalium hidroksil 10% pada sekresi
8 Adanya clue cell(epite skuamosa vagina yang diliputih oleh garnderella vaginalis)

b.sifilis

5. Pemeriksaan mikroskop

6. Pemeriksaan darah (tes serologic untuk sifilis, yang terdiri dari :

a. a.)Non treponemal : aglutinasi, VDRL (Veneral Disease Research Laboratory), RPR (Rapid Plasma
Reagen), ikatan komplemen, wassermann
b. b.)Treponemal : FTA (Fluorescent Treponemal Antibody Absorption), TPI (Treponema Pallidum
Immunobilization)
7. Pemeriksaan cairan serebrospinal

8. Pemeriksaan rontgen

Sifilis biasanya secara tidak langsung ditemukan pada pasien risiko tinggi seperti adanya penyakit
menular seksual dan penggunanarkotika. Karena T. Pallidum tidak dapat tumbuh pada media
kulturmaka digunakan metode lain untuk mendiagnosis penyakitsifilis.Seperti mikroskop lapangan
gelap . Bahan pemeriksaan adalah transudat segar dari chancer pada infeksi primer

Atau kondilomalata pada infeksi sekunder. Hasil positif bila ditemukan spiroketa yang
motil,Membentuk kumparan padat dan bergerak melengkung untuk penderita dengan suspek
neurosifilis, diangnosis ditegakkan dengan sampel dari cairan cerebrospinal.

Tesserologis non treponemamen deteksi antibody yang merupakan kompleks dari


lecithin,kolestrol dan kardioli pindan digunakan untuk skrining adanya infeksi oleh T. Pallidum.
Termasuk tes ini adalah Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) dan Rapid Plasma Reagen
(RPR) yang memberikan hasil positive setelah 4-6 minggu terinfeksi ( positive pada 70%
pasiendenganlesi Primer dan stadium Lanjut ). Tapi tes ini dapat memberikan positive palsu pada
kondisi seperti kehamilan, kecanduan obat, keganasan, penyakit autoimun dan infeksi virus.

Sedangtesserologis yang spesifikuntukinfeksitreponemaseperti Serum Fluorencet-


Treponemal Antibody absorbable test (FTA-ABS)danTreponema yang positive
harusdikonfirmasidengantestreponema yang mempunyaisensitivitas yang spesifikasi yang
lebihtinggi. ( Sacher R.A, MCPerson R.A,2004;Mayo Clinic.com 2006)
Penyakitsifilisdapatdidifferentialdiangnosisdenganpenyakitkelamin lain seperti :

 Genital Ulcer
 Genital herpes
 Chancroi

3. Tersangka sifilis dan gonore yakni orang yang telah menunjukkan gejala awal dari penyakit sifilis dan
gonore
4. Laporan kewaspadaan dini penyakit reproduksi (KD/RS reproduksi) adalah laporan segera bagi
penderita penyakit reproduksi dan penanggulangan terhadap penyakit tersebut
5. Laporan tersangka GONORE DAN SIFILIS dimaksudkan hanya untuk kegiatan proaktif surveilans dan
peningkatan kewaspadaan, tetapi bukan sebagai laporan kasus atau penderita GONORE DAN SIFILIS.
6. Unit pelayanan kesehatan adalah rumah sakit (RS), Puskesmas, Puskesmas Pembantu, balai
pengobatan, poliklinik, dokter praktek bersama, dokter praktek swasta, dan lain – lain.

BAB V

PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI KASUS GONORE DAN SIFILIS DI KABUPATEN PINRANG


Berdasarkan Data kesehatan reproduksi di Puskesmas Pusat Gugus Madising Na Mario Pada tahun
2012 pada bulan januari-desember tercatat 33 orang penderita penyakit kesehatan reproduksi.
Tabel 1. Distribusi penyakit kesehatan reprodusi di Puskesmas Madising na Mario pada tahun 2012
kota parepre

Jenis Penyakit

Bulan GONORE SIFILIS

Januari 1 4

Februari 1 0

Maret 1 0

April 4 1

Mei 1 2

Juni 2 4

Juli 0 0

Agustus 2 0
September 1 2

Oktober 2 0

November 0 0

Desember 1 4

Jumlah 16 17

Sumber data:Puskesmas Madising Na Mario Tahun 2012

Berdasarkan data pada table di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah penderita penyakit kesehatan
reproduksi tercatat 33 orang dan dari tabel diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa jumlah penderita
penyakit kesehatan reproduksi khususnya penyakit sifilis dengan jumlah penderita yang tinggi
sebanyak 17 oarang di banding dengan penyakit Gonore dengan jmlah penderita hanya 16 penderita
di tahun 2012

Tabel 2. Distribusi penyakit Kesehatan Reproduksi berdasarkan jenis kelamin di

Puskesmas Pusat Gugus Madisisng Na Mario kota parepare

Jenis Penyakit

Jenis kelamin GONORE SIFILIS

Laki-laki 15 10

Perempuan 1 7

Jumlah 16 17

Sumber data:Puskesmas Madising Na Mario Tahun 2012


Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa penyakit kesehatan Reproduksi berdasarkan distribusi
jenis Kelamin yang memilki penderita tertinggi yakni jenis kelamin laki-laki dengan jumlah penderita
pada penyakit Gonore sebanyak 15 orang dan sifilis 10 orang

Tabel 3. Distribusi penyakit Kesehatan Reproduksi di Puskesmas Pusat Gugus Madising Na Mario
kota parepare

Jenis penyakit JUMLAH

UMUR GONORE SIFILIS

15-19 2 1 3

20-24 2 2 4

25-29 2 2 4

30-39 4 5 9

40-49 6 7 13

50> 0 0 0

Total 16 17 33

Sumber data:Puskesmas Madising Na Mario Tahun 2012


Dari table Distribusi Berdasarkan Umur dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah penderita
tertinggi penyakit kesehatan reproduksi terdapat pada umur 40-49 dengan jenis penyakit Gonore
dan sifilis sebanyak 13 orang pada tahun 2012

B. PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT REPRODUKSI DI PUSKESMAS PUSAT GUGUS MADISING


NA MARIO KOTA PAREPARE
Upaya mencegah penularan dan penyebaran PMS, termasuk Gonorrhea, yang disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae dengan melokalisasi PSK wanita agar mudah dilakukan pembinaan,
pemeriksaaan kesehatan dan pengobatan rutin oleh Dinas Kesehatan ternyata tidak dapat
mencegah meluasnya penularan penyakit ini, terbukti sebanyak 76,9 % PSK wanita menderita
penyakit Gonorrhea pada saluran genitalnya. Kegagalan upaya pemberantasan penyakit ini antara
lain disebabkan oleh:

1. PSK wanita seringkali keluar dan masuk lokalisasi di daerah lain tanpa pengawasan yang ketat,
sehingga menyulitkan pembinaan.

2. Buruknya kesadaran PSK wanita untuk memperhatikan kesehatan reproduksinya.

3. Ketidakmauan lelaki untuk menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual dengan PSK
wanita.

4. Kebiasaan penderita gonorrhea (PSK wanita dan konsumennya) membeli dan menggunakan
antibiotika secara sembarangan yang memicu timbulnya resistensi bakteri Neisseria gonorrhoeae
terhadap beberapa antibiotika (Penicillin, Tetrasiklin, Ciprofloxacin).

Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia dengan satu pasangan
yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, memakai kondom bila melakukan hubungan seksual
dengan orang / pasangan yang beresiko tinggi, misalnya PSK wanita. Pengentasan PSK wanita dari
lokalisasi juga harus dilakukan agar salah satu sumber rantai penularan dapat diputus. Perlu juga
dilakukan konseling pranikah, screening awal terhadap calon pengantin terhadap keberadaan PMS
termasuk gonorrhe

BAB VI

PENUTUP

A.Kesimpulan

Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara lain keluarnya cairan
seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering kencing. Bakteri penyebab penyakit ini
dapat menyebar keseluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapa
tmengakibatkan kemandulan.Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan
penggunaan antibiotic secara cepat.
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis, antara lain
terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir; pembengkakan getah bening pada bagian
paha; bercak-bercak di seluruh tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya
tangan dan telapak kaki.
B.Saran

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mengurangi masalah dalam masyarakat
diharapkan pada setiap individu agar lebih menjaga kesehatan terkait dengan masalah kesehatan
reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA

Data puskesmas madising na mario kota parepare 2012

http://medicastore.com/penyakit/34/Gonore.html

http://childrenhivaids.wordpress.com/2009/08/09/gonore-go-atau-kencing-nanah-penyakit-
menular-seksual/

http://www.explaju.com/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=223

Sumber : http://ajibonsukses.blogspot.com/2012/09/penyakit-menular-seks-dan-
cara.html#ixzz2RS4qc0ph

Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.

http://www.warmasif.co.id/archieves/artikel/seksologi.

http://www.tempointeraktif.com/medika/arsip.

http://www.nurularifin.com/info/penyakit_Menular_Seksual_Sifilis.php





Diposting oleh herman mamank


Reaksi:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Copyright 2011 herman mamank.All rights reserved. Powered by Blogger


Luggage, Las Vegas Tours, What is SharePoint?, Designed by Ezwpthemes.com.

Anda mungkin juga menyukai