Anda di halaman 1dari 34

DEFENISI, KONSEP DAN TEORI

GENDER

Oleh: Asima Yanty Siahaan PhD

2018
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu:
1.Memahami dan menjelaskan teori gender untuk
mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.
2.Memahami dan menjelaskan tentang konsep gender,
dan keadilan dan kesetaraan gender.
3.Memahami kasus-kasus gender dengan baik.
Pokok Bahasan

1. Perspektif gender dalam pembangunan


2.Konsep Gender
a.Perbedaan Gender dan Jenis Kelamin.
b.Istilah-istilah Ketidakadilan Gender.
3.Teori Gender
a.Teori Nurture.
b.Teori Nature.
Tujuan Pembangunan
Millenium (TPM/MDGs):

• Pengentasan Kemiskinan dan Kelaparan


• Ketersediaan pendidikan dasar untuk semua
• Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Perempuan
• Mengurangi kematian anak
• Memperbaiki kesehatan ibu
• Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lain
• Menjamin keberlanjutan lingkungan
• Mengembangkan kerjasama global untuk pembangunan

Masa
Kondisi
Masa lalu depan/tujuan
Sekarang

Perubahan

4
Beberapa Isu Gender dalam Pembangunan:

• 3/5 dari 1 milyar orang termiskin di dunia adalah perempuan


• dr 960 juta orang dewasa di dunia yang tidak bisa membaca 2/3 adalah perempuan.
• 70% dari 130 juta anak yang putus sekolah adalah anak perempuan.
• Rata2 Jumlah perempuan dalam parlemen diseluruh dunia adalah 16% (kecuali
Nordic countries dan Rwanda).
• Perempuan pada umumnya memperoleh penghasilan yang lebih rendah dari laki2
karena mereka terkonsentrasi di bidang pekerjaan dengan upah rendah dan karena
mereka dibayar lebih rendah untuk pekerjaan yang sama.
• Walaupun perempuan menghabiskan sekitar 70% dari waktu mereka untuk
melakukan pekrejaan rumah tangga yang tidak dibayar, kontribusi mereka terhadap
ekonomi global masih tidak dihargai/dikenal.
• Setiap tahun setengah juta perempuan meninggal dan 10-15 juta menderita
kelemahan fisik yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan dan melahirkan yang
sebenarnya dapat dihindarkan. (Source: UNDP. 2006).
• Kesenjangan gender: 60-70% orang miskin di dunia adalah perempuan dan anak
(World Social Report 2010/UN-DESA 2011)
• Hampir setengah dari perempuan dewasa di seluruh negara mengalami kekerasan
yang dilakukan oleh partner mereka.
• Kekerasan seksual terhadap perempuan menandai hampir seluruh konflik bersenjata
dan digunakan sebagai alat terror dan pemusnahan etnis.

• Di negara Africa 57% pengidap HIV adalah perempuan; dan perempuan muda berusia
antara 15 - 24 tahun cenderung 3kali lipat lebih mudah terinfeksi HIV daripada laki2
yang berusia sama.
o Masalah kesejahteraan dan kesehatan yang masih mengancam
khususnya HIV AIDS, malnutrisi (kurang gizi) dan kesehatan ibu
dan anak (UNDP 2010). terdapat sekitar 20 persen kelahiran
tidak memiliki akses ke layanan kesehatan yang layak, dan
kebanyakan bayi lahir di Indonesia berisiko tinggi 35 - 60 persen
anak-anak tidak memiliki akses kelayanan kesehatan yang layak
ke rumah sakit (Riskesdas 2007).
SEKS dan JENDER
SEKS: Perbedaan biologis antara perempuan dan laki2

JENDER:
 Peran, hak dan tanggungjawab yang berbeda antara perempuan
dan laki2 dan saling hubungannya.
 Perbedaan identitas, kualitas dan sikap ini dipengaruhi oleh
konstruksi sosial, kultural, agama, kelas, ras, etnisitas, umur, lokasi
geografis,dll.
 Relasi hubungan yang tidak setara yang dibangun oleh keluarga,
sistem hukum dan pasar.
KARAKTERISTIK JENDER
• RELASIONAL KONSTRUKSI SOSIAL
• HIERARKHIS HUBUNGAN KEKUASAAN
• BERUBAH BERUBAH SESUAI WAKTU
• KONTEKS BERBEDA SESUAI DENGAN
ETNIS, KEBUDAYAAN,
KELAS,RAS, DLL
• INSTITUSIONAL SISTEMATIS
NO JENIS KELAMIN (SEKS) GENDER
1 Menyangkut perbedaan organ biologis laki-laki dan Menyangkut perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab laki-laki dan
perempuan khususnya pada bagian alat-alat reproduksi. perempuan sebagai hasil kesepakatan atau hasil bentukan dari
masyarakat.
Sebagai konsekuensi dari fungsi alat-alat reproduksi,
maka perempuan mempunyai fungsi reproduksi seperti Sebagai konsekuensi dari hasil kesepakatan masyarakat, maka
menstruasi, hamil, melahirkan & menyusui; sedangkan pembagian peran laki-laki adalah mencari nafkah dan bekerja di sektor
laki-laki mempunyai fungsi membuahi (spermatozoid). publik, sedangkan peran perempuan di sektor domestik dan
bertanggung jawab masalah rumahtangga.
2 Peran reproduksi tidak dapat berubah; sekali menjadi Peran sosial dapat berubah:
perempuan dan mempunyai rahim, maka selamanya
Peran istri sebagai ibu rumahtangga dapat berubah menjadi pekerja/
akan menjadi perempuan; sebaliknya sekali menjadi laki-
pencari nafkah, disamping masih menjadi istri juga.
laki, mempunyai penis, maka selamanya menjadi laki-
laki.
3 Peran reproduksi tidak dapat dipertukarkan: Tidak Peran sosial dapat dipertukarkan
mungkin peran laki-laki melahirkan dan perempuan
Untuk saat-saat tertentu, bisa saja suami dalam keadaan menganggur
membuahi.
tidak mempunyai pekerjaan sehingga tinggal di rumah mengurus
rumahtangga, sementara istri bertukar peran untuk bekerja mencari
nafkah bahkan sampai ke luar negeri menjadi TKW.
4 Peran reproduksi kesehatan berlaku sepanjang masa. Peran sosial bergantung pada masa dan keadaan.

5 Peran reproduksi kesehatan berlaku di mana saja sama. Peran sosial bergantung pada budaya masing-masing.

6 Peran reproduksi kesehatan berlaku bagi semua Peran sosial berbeda antara satu kelas/ strata sosial dengan strata
kelas/strata sosial. lainnya.
7 Peran reproduksi kesehatan ditentukan oleh Tuhan atau Peran sosial bukan kodrat Tuhan tapi buatan manusia.
kodrat.
Relasi gender:
• hubungan antara laki-laki dan perempuan
berkaitan dengan pembagian peran yang
dijalankan masing-masing pada berbagai
tipe dan struktur keluarga
• relasi gender ini juga diperluas secara
bertahap berdasarkan luasan ekologi,
mulai dari mikro, meso, ekso dan makro
(keluarga inti, keluarga besar, masyarakat
regional, masyarakat nasional, bangsa dan
negara dan masyarakat internasional).
Faktor yang Mempengaruhi Jender dan Akibatnya,

AKSES DAN KONTROL

Sumber2 dlm Sumber2 Sumber2 Informasi &


keluarga ekonomi & politik pendidikan Waktu
sosial

Kekuasaan & Pembuatan keputusan


WID dan GAD
WID (1970an) GAD (1990an)
Pendekatan Integrasi perempuan dalam proses pembangunan Pendekatan yang berusaha untuk
memberdayakan permpuan dan
mentransformasi hubungan yang tidak setara
antara laki2 dan perempuan
Fokus Perempuan Relasi antara perempuan dan laki2
Masalah Pengucilan perempuan dalam proses pembangunan Ketidak seimbangan power (perempuan dan
laki2 yang kaya dan miskin) yang
menghambata proses pembangunan yang
setara dan menghambat perempuan untuk
berpartisipasi secara maksimal dalam
pembangunan
Tujuan Pembangunan yang lebih efisien dan efektif Pembangunan yang setara/berkeadilan dan
berkelanjutan. Perempuan dan laki2
mempunyai kesempatan yang sama dalam
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
dan kekuasaan
Strategi - Proyek perempuan - Mengidentifikasi dan memenuhi
- Komponen perempuan kebutuhan jangka pendek yang
- Proyek yg terintegrasi ditentukan oleh perempuan dan laki2
- Meningkatkan produktivitas dan pendapatan untuk memperbaiki kondisi kehidupan
perempuan mereka.
- Meningkatkan kemampuan perempuan dalam - Pada waktu yang bersamaan menjawab
mengatur rumahtangga mrk kepentingan jangka panjang perempuan
dan laki2
Pendekatan kebijakan Tujuan Implementasi Asumsi
Kesejahteraan (Welfare) Melibatkan perempuan Proyek-2 -Perempuan dilihat sebagai penyebab
1950-1970, masih dalam kegiatan kesejahteraan social ketertinggalan
digunakan pembangunan semata- focus pada bantuan
-peran pasif perempuan dalam
mata sebagai “ibu yang pangan, nutrisi spt.
penelitian pertanian, SDA dan
lebih baik” dan ibu Ketrampilan masak
pembangunan
rumah tangga yang lebih tinggi,
dan proyek-2 KB-Tidak ada kaitan antara perempuan,
gender dan isu strategis spt nutrisi,
kesehatan dan pangan
Kesamaan (Equity) -upaya mensejajarkan Asalinya dikenal -pengakuan atas ”triple roles”
perempuan dalam dengan istilah perempuan dalam pembangunan pada
1975-1985, sangat
pembangunan ”Perempuan dalam ranah rumah tangga, ekonomi dan
dipromosikan pada
pembangunan – komunitas
konferensi perempuan I -mempromosikan
WID/Women in
perempuan sebagai -pengakuan bahwa perempuan memiliki
Development” yang
peserta aktif dalam hak-hak dasar tapi juga kebutuhan
dipromosikan pada
pembangunan strategis
permulaan dekade
-menjawab masalah Perempuan PBB -penelitian pertanian dan SDA mulai
subordinasi perempuan dan ”Nairobi mengakui peran lipat tiga dan
dalam pembangunan Forward Looking kebutuhan strategis perempuan dalam
Strategies” pembangunan

-perempuan mulai dilihat sebagai


korban pembangunan
Pendekatan kebijakan Tujuan Implementasi Asumsi
Anti Kemiskinan -untuk meningkatakan produktifitas Proyek-2 WID berubah -Prioritas utama pada kerentanan dan
perempuan miskin fokus pada proyek-2 marginalisasi ekonomi perempuan
1970an
income generating (IGA)
-pengentasan kemiskinan melalui -penelitian-2 pertanian dan
skala kecil, proyek-2
peningkatan produksi pembangunan mulai konsentrasi pada IGA
kerajinan tangan adalah
perempuan tapi belum melihat
tipikal “proyek
kepentingan strategis perempuan
perempuan”

Effisiensi -mengentaskan kemiskinan dengan -Proyek-2 WID berfokus -Perempuan diakui produktif dalam
meningkatkan efisiensi dalam penelitian dan pada proyek-2 sektoral pertanian dan management SDA.
1980an
pembangunan seperti perempuan dan
-perempuan dilihat sebagai solusi
kehutanan, perempuan
-meningkatkan partisipasi perempuan dalam terhadap pembangunan; waktu mereka
dan perikanan dsb.
penelitian dan pembangunan dilihat sebagai elastis
-proyek-2 pembangunan
-relasi gender sebagai relasi kuasa belum
masih berkutat pada
dikenali
pemenuhan kebutuhan
dasar perempuan -Pengarusutamaan isu perempuan dan
gender dalam pembangunan untuk
-beberapa proyek mulai
efisiensi sumber daya proyek
mengadopsi perspektif
gender ketimbang
berbicara semata tentang
perempuan
Pendekatan Tujuan Implementasi Asumsi
kebijakan
Pemberdayaan -pemberdayaan Gender dan -pengakuan bahwa
perempuan melalui hak pembangunan walaupun fokus pada
Akhir 1980an
yang lebih besar untuk (GAD-gender and peran perempuan adalah
menentukan nasip sendiri development) penting, namun relasi
berfokus pada dengan laki-2 dan seluruh
-sub-ordinasi sebagai
kebutuhan dasar sistim politik dan ekonomi
akibat dari penindasan
dan strategis dan adalah sangat penting
laki-2 tapi juga sistim yang
kerap dipisahkan.
meninda laki-2 terlebih -Perempuan sebagai agen
perempuan pembangunan dan agenda
kolektif perempuan adalah
penting

-Perlu dikaji ulang


penelitian dan
pembangunan
Beberapa Istilah SEPUTAR GENDER

 Ketidakadilan Gender : Merupakan bentuk perbedaan perlakuan


berdasarkan alasan jender, seperti pembatasan peran, penyingkiran atau
pilih kasih yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran atas pengakuan
hak asasinya, persamaan antara laki-laki dan perempuan, maupun hak
dasar dalam bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan lain-lain

 Diskriminasi Gender : sistem sosial budaya, peratuan perundagan serta


hukum dalam masyrakat yang melegitimasi pembedaan peran, fungsi, hak
dan tanggung jawab berdasarkan jenis kelamin.

 Ketimpangan Struktural Gender : terjadi jika sistem dikriminasi


gender dipraktekkan oleh institusi masyarakat. Kadar ketimpangannya
ditentukan oleh legitiasi adat, peraturan administrasi, dan peraturan
perundang-undangan.
KESEMPATAN YANG SAMA??
Untuk menjamin
seleksi/pemilihan yang
adil, semua harus
melakukan latihan yang
sama. Semua harus
memanjat pohon itu.

DIR - F03 19
Equality of Outcome (substantive
equality)

• Identifikasi perbedaan dan persamaan.


• Identifikasi tantangan/keterbatasan dalam
memanfaatkan kesempatan yang ada akibat dari
perbedaan/persamaan
• Desain/rumuskan intervensi agar perbedaan tidak
membatasi akses/pemanfaatan kesempatan yang
tersedia.
BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN
GENDER

 Kekerasan
 Marjinalisasi/sub-ordinasi/penomorduaan
 Diskriminasi
 Pelabelan/cap/stereotype
 Beban ganda
DATA DEPUTI III KNPP:
terjadi pengaduan masyarakat hampir setiap hari

 Tahun 2007  83% kasus KDRT


 Tahun 2008  90% kasus KDRT

 Sekitar 63% pelaku kekerasan adalah suami; dan

36% pelaku adalah PNS.

22
Marjinalisasi atau Peminggiran Perempuan:
Proses marjinalisasi atau pemiskinan merupakan proses,
sikap, perilaku masyarakat maupun kebijakan negara yang
berakibat pada penyisihan/pemiskinan bagi perempuan atau
laki-laki.

Sub-Ordinasi:
suatu keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap
lebih penting atau lebih utama dibandingkan jenis kelamin
lainnya, sehingga ada jenis kelamin yang merasa
dinomorduakan atau kurang didengarkan suaranya, bahkan
cenderung dieksploitasi tenaganya.
Pandangan Stereotype:
suatu pelabelan atau penandaan yang sering kali
bersifat negatif secara umum terhadap salah satu jenis
kelamin tertentu.
Kekerasan:
suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental
psikologi seseorang.

Beban Kerja:
Beban kerja adalah peran dan tanggung jawab
seseorang dalam melakukan berbagai jenis kegiatan
sehari-hari.
Faktor-faktor penyebab dan
pelanggengan ketidakadilan
Gender
1. Sistem Ekonomi yang tidak adil
2. Budaya Patriarkhi
3. Sistem Pendidikan
4. Penafsiran agama yang bias
5. Pembangunan yang tidak
adil/merata
6. Sistem pemerintahan
7. Sistem Hukum
Pengertian Kesetaraan Gender?
 Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi
bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan dan hak-haknya
sebagai manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanan dan keamanan
nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan tersebut
Relasi Jender yang setara:

ADA KOMUNIKASI DAN PERILAKU SALING


MENGHARGAI, SALING MENGHORMATI DAN SALING
MEMBUTUHKAN ANTARA LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN UNTUK MENCIPTAKAN
KEHARMONISAN DAN BUKAN MENCIPTAKAN
PERSAINGAN DAN PERMUSUHAN.
Keadilan gender

suatu kondisi adil untuk perempuan dan


laki-laki melalui proses budaya dan
kebijakan yang menghilangkan hambatan-
hambatan berperan bagi perempuan dan
laki-laki.
WUJUD KESETARAAN DAN KEADILAN
JENDER

•Akses
•Partisipasi
•Kontrol
•Manfaat
Wujud Kesetaraan dan Keadilan Gender

a.Akses: Kesempatan yang sama bagi perempuan dan


laki-laki pada sumber daya pembangunan.

b.Partisipasi: Perempuan dan laki-laki berpartisipasi


yang sama dalam proses pengambilan keputusan.

c.Kontrol: perempuan dan laki-laki mempunyai


kekuasaan yang sama pada sumber daya pembangunan.

d. Manfaat: pembangunan harus mempunyai manfaat


yang sama bagi perempuan dan laki-laki.
PRINSIP PENGARUSUTAMAAN
GENDER DI INDONESIA
1.Pluralistis
2.Bukan pendekatan konflik
3.Melalui proses sosialisasi dan
advokasi
4. Menjunjung nilai HAM dan
Demokratisasi
TEORI GENDER

Nurture Nature
TEORI GENDER
A.Teori Nurture
Perbedaan perempuan dan laki-laki pada
hakekatnya adalah bentukan
masyakat melalui konstruksi sosial budaya,
sehingga menghasilkan
peran dan tugas yang berbeda.
Laki-laki = kelas borjuis
Perempuan = proletar.
B. Teori Nature
Perbedaan perempuan dan
laki-laki adalah kodrati.
 Teori Keseimbangan
(Equilibrium)
 Teori Struktural -
Fungsionalis
 Teori Konflik Sosial

Anda mungkin juga menyukai