Dosen pembimbing :
TAHUN 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
a) Sifilis Kongenital :
Sifilis Kongenital Dini : Dapat muncul beberapa minggu (3 minggu) setelah bayi dilahirkan.
Kelainan berupa vesikel, bula, pemfigus sifilitika, papul, skuma, secret hidung yang sering
bercampur darah, adanya osteokondritis pada foto roentgen.
Sifilis Kongenital Lanjut : Terjadi pada usia 2 tahun lebih. Pada usia 7 – 9 tahun dengan adanya
keratitis intersial (menyebabkan kebutaan), ketulian, gigi Hutchinson, paresis, perforasi palatum
durum, serta kelainan tulang tibia dan frontalis.
Sifilis Stigmata : Terdapat garis-garis pada sudut mulut yang jalannya radier, gigi Hutchinson, gigi
molar pertama berbentuk murbai dan penonjolan tulang frontal kepala (frontal bossing).
b) Sifilis Kardiovaskular : Umumnya bermanifestasi selama 10 – 20 tahun setelah infeksi. Biasanya
disebabkan oleh nekrosis aorta yang berlanjut ke arah katup dan ditandai oleh insufisiensi aorta
atau aneureksma, berbentuk kantong pada aorta torakal.
c) Neurosifilis :
Neurosifilis asimtomatik. : Pada sifilis ini tidak ada tanda dan gejala kerusakan susunan saraf
pusat. Pemeriksaan sumsum tulang belakang menunjukan kenaikan sel, protein total dan tes
serologis reaktif.
Neurosifilis meningovaskuler : Adanya tanda kerusakan susunan saraf pusat yakni kerusakan
pembuluh darah serebru, infark dan ensefalomalasia. Pemeriksaan sumsum tulang belakang
menunjukan kenaikan sel, protein total dan tes serologis reaktif.
Neurosifilis parekimatosa yang terdiri dari paresis dan tabes dorsalis : Gejala dan tanda paresis
sangatlah banyak dan menunjukan penyebaran kerusakan parenkimatosa. Gejala tabes dorsalis,
yaitu parestesia, ataksia, arefleksia, gangguan kandungan kemih, impotensi dan perasaan nyeri.
2.6 Komplikasi
Tanpa pengobatan, sifilis dapat membawa kerusakan pada seluruh tubuh. Sifilis juga
meningkatkan resiko infeksi HIV, dan bagi wanita, dapat menyebabkan gangguan selama hamil.
Pengobatan dapat membantu mencegah kerusakan di masa mendatang tapi tidak dapat
memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.
a. Benjolan kecil atau tumor: Disebut gummas, benjolan-benjolan ini dapat berkembang dari kulit,
tulang, hepar, atau organ lainnya pada sifilis tahap laten. Jika pada tahap ini dilakukan pengobatan,
gummas biasanya akan hilang.
b. Masalah Neurologi: Pada stadium laten, sifilis dapat menyebabkan beberapa masalah pada
nervous sistem, seperti:
1) Stroke
2) Infeksi dan inflamasi membran dan cairan di sekitar otak dan spinal cord (meningitis)
3) Koordinasi otot yang buruk
4) Numbness (mati rasa)
5) Paralysis
6) Deafness or visual problems
7) Personality changes
8) Dementia
c. Masalah kardiovaskular: Ini semua dapat meliputi bulging (aneurysm) dan inflamasi aorta, arteri
mayor, dan pembuluh darah lainnya. Sifilis juga dapat menyebabkan valvular heart desease, seperti
aortic valve stenonis.
d. Infeksi HIV
Orang dewasa dengan penyakit menular seksual sifilis atau borok genital lainnya
mempunyai perkiraan dua sampai lima kali lipat peningkatan resiko mengidap HIV. Lesi sifilis
dapat dengan mudah perdarahan, ini menyediakan jalan yang sangat mudah untuk masuknya HIV
ke aliran darah selama aktivitas seksual.
3. Intervensi keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tahap pelaksanaan yang dimulai setelah rencana tidankan
disusun untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan
yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan klien.
5. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan, keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan
tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Tanda : kurang tidur / gangguan tidur ; gangguan hubungan seksual , emosional, dan menstruasi
pada wanita ; sering berganti-ganti pasangan ; hubungan seksual yang tidak aman; malaise
b. Sirkulasi
Tanda : kulit hangat , demam ; peningkatan TD/nadi akibat demam , nyeri , ansietas ,
kemerahaan disekitar vulva, sakit kepala , pembengkakan nodus limfe pada paha.
c. Eliminasi
Tanda : rabas purulent pada wanita : disuria (nyeri saat berkemih ) , rasa terbakar/ melepuh.
d. Makanan/cairan
Tanda : anoreksia, penurunaan BB akibat ansietas
e. Nyeri/kenyamanan
Tanda: nyeri pada area vulva/genetalia : nyeri pada otot (mialgia) , radang papula dan vesikel
yang berkelompok di permukaan genetalia , gatal.
f. Keamanaan
Tanda : demam , kemerahaan , dan membengkak ( edematosa ) , penyakit imunokompromise (
HIV/leukemia ) , lesi yang sulit sembuh dan berkerak.
g. Penyuluhaan pembelajaran
Tanda : riwayat penyakit menular seksual , hygine yang tidak adekuat khususnya daerah
genetalia , riwayat penykit imunokompromise , gaya hidup hubungan seksual yang tidak aman.
2. Diagnosis Keperawatan
a. Hipertermia b/d penyakit
b. Nyeri akut b/d cedera biologis
c. Gangguan cita agens biologis
d. Risiko mata kering
e. Kerusakaan intergriitas kulit b/d gangguan turgor kulit
f. Risiko infeksi
g. Ansietas b/d penularaan interpersona
3. Intervensi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tahap pelaksanaan yang dimulai setelah rencana tidankan
disusun untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan
kesehatan klien.
5. Evaluasi
keperawatan, keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan
A. Kesimpulan
PMS merupakan salah satu penyakit saluran reproduksi yang cara penularan utamanya
adalah melalui hubungan kelamin tetapi juga dapat ditularkan melalui transfiisi darah atau kontak
langsung dengan cairan darah atau produk darah, dan dari ibu ke anak selama kehamilan atau
sesudah bayi lahir. PMS dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan parasit (Pinem, 2009).
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum.Penyakit
menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. penyakit ini sangat
kronik,bersifat sistemik dan menyerang hampir semua alat tubuh dapat menyerupai banyak
penyakit.mempunyai masa laten dan dapat ditularkan dari ibu ke janin.
Herpes adalah salah satu penyakit menular seksual yang paling umum. Diperkirakan bahwa
satu dari setiap lima remaja akan terinfeksi oleh penyakit ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa
wanita lebih rentan untuk tertular infeksi ini daripada pria. Hal ini akan merusak penyakit alat
kelamin atau anus baik laki-laki dan perempuan yang terinfeksi.
B. Saran
1. Memberikan edukasi yang jelas kepada pasien tentang penyakitnya untuk mencegah penularan dan
mempercepat penyembuhan.
2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan
mencegah terjadinya komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda, Hardi Kusuma, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc. Penerbit : Mediaction
Jogja
Bulechek G.M, Butcher H.K, Dochterman J.M, Wagner C.M. 2013. Nursing Interventions Classification
(NIC). Singapura: Elsevier Inc.
NANDA Interntional Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi . Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran
Moorhead S, Johnson M, Maas M.L, Swanson E. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC).
Singapura: Elsevier Inc.
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/255