Anda di halaman 1dari 23

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK PADA
BAYI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
KELAS I A

4. NURUL FATIHA SARI


1. AFRI MURSAL

5. RAHMI RAMADHANI

2. AMANDA NABILLA
6. RIVA JONITA
PUTRI

7. TESSA AMELIA SAFITRI


3. DEWI NOFITA GUSRINA
Dosen
Pembimbing :

Ns.Verra Widhi
Astuti,M.Kep
1. Pengertian Komunikasi Terapeutik pada
Bayi
Sesaat setelah dilahirkan, bayi sudah mampu
berkomunikasi dengan orang lain melalui gerakan
tubuh dan suara. Menangispun menjadi sarana
komunikasi bagi sikecil. Setiap tangisannya memiliki
arti yang berbeda. Ketika merespon tangisan dan
berinteraksi dengannya membantu bayi belajar tentang
cara berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya.
(Chircirya,2012:1).
Selain melakukan komunikasi seperti
di atas terdapat cara komunikasi yang
efektif pada bayi yakni dengan cara
menggunakan komunikasi non verbal
dengan tehnik sentuhan seperti
mengusap, menggendong, memangku,
dan lain-lain.
Menangis memang bukan sebuah
percakapan, tetapi itu adalah cara utama
bagi bayi yang baru lahir untuk
berkomunikasi. Ini, berarti, tangisan
adalah satu-satunya cara yang dilakukan
bayi untuk berkomunikasi dengan orang
yang berada disekitarnya.
Bentuk-Bentuk Komunikasi pada Bayi

1. Tangisan
2. Ocehan dan celoteh
3. Ungkapan emosional
stimulasi ibu bayi untuk
membantu perkembangan
komunikasi

1. Pada usia bayi 0-2 2. Pada usia 2-6 bulan,


3. Pada usia 6-12 bulan,
bulan, sering-seringlah sering-seringlah
berbicaralah dengan kata-kata
mengajak mereka mengajak mereka
yang sederhana dengan
berkomunikasi pada berbicara dengan
intonasi dan pengucapan yang
segala suasana, pada saat menggunakan intonasi
jelas, karena kelak mereka
menidurkan, menyusui, yang berbeda-beda, dan
akan menirukannya.
memakaikan baju. juga ekspresi wajah yang
menyenangkan.
komunikasi bayi pada
tingkat pengembangan
indra

Penglihaan Pada masa bayi mata bayi Penciuman Dan Pengecapan Hidung dan
belum berkembang sempurna sehingga lidah merupakan indra yang sudah cukup
penglihatannya kabur. Dalam usia 1 peka pada masa bayi sehingga adakalanya
minggu anak telah mampu merespon bayi menolak makanan karena makanan
cahaya. tersebut terlalu asam, pedas dsb. Bayi lebih
menyukai rasa manis dan dia akan
mengurangi respons menghisap rasa asin
Pada saat lahir bayi dikatakan masih tuli
namun mulai hari ke 3 sampai hari ke 7
Perabaan Kulit bayi cukup peka sehingga
bayi sudah mampu bereaksi terhadap suara
sangat sensitiv terhadap sentuhan tekanan
dari lingkungannya.
dan suhu.
Wicara Kemampuan bicara pada tahum pertama muncul dalam 3
bentuk yang lebih dikenal sebagai bentuk PRAWICARA yaitu
menangis, merengek, dan gerak gerik.
Penerapan Komunikasi
pada Bayi
Sesaat setelah bayi dilahirkan dan ibu
diizinkan menggendong si kecil dalam
dekapannya, itulah awal seorang ibu
berkomunikasi dengan bayinya.
Bayi menyampaikan keinginannya melalui
komunikasi nonverbal. Bayi akan tampak
tenang serta merasa nyaman dan aman jika
ada kontak fisik yang dekat, terutama dengan
orang yang dikenalnya (ibu).
Bayi yang agak besar akan merasa tidak
nyaman jika dia melakukan kontak fisik
dengan orang yang tidak dikenalnya.
Hambatan Dalam
Berkomunikasi dengan Bayi
1. Gangguan dalam sensoris

Sangat sensitive terhadap


Tidak sensitive terhadap
sentuhan, seperti tidak suka
rasa sakit atau rasa
dipeluk.
takut.

Bila mendengar suara


Tidak sensitive terhadap
keras langsung menutup
rasa sakit atau rasa
telinga.
takut.
2. Gangguan Memahami dan
Mengikuti Bicara dan menggunakan kata-kata
petunjuk lisan Bahasa dengan benar.
ROLE PLAY
Pada suatu hari, saat itu malam hari di dalam sebuah keluarga k
ecil bahagia yaitu keluarga bapak Saiful yang baru saja mendapatk
an seorang bayi yang kini berusia 5bulan itu tiba-tiba keluarga ters
ebut dikagetkan oleh suatu peristiwa yang saat malam itu menjadi
keributan ditengah-tengah keluarga kecil itu.
Peristiwa tersebut adalah bayi dari pasangan suami istri pak Sai
ful dan ibu Juni ini yang bernama Nur menderita panas tinggi. Da
n bayi itu saat tengah malam hanya menagis tidak berhenti.
Ibu :”Pak, bagaimana anak kita ini? Ibu tidak bias tidur pak?”(sambil jalan kesana kemari k
ebingungan)
Pak Saiful :”Kita harus bersabar bu.”
Ibu : “Apa yang harus kita lakukan pak demi anak kita?bapak jangan diam saja dong!”
Pak Saiful : “Coba kamu beri dia minum dan diberikan kompres. Soalnya badannya panas s
ekali.”
Ibu :”Diam ya Nak…ibu kasih minum kasihan sekali kamu.”

Tetapi banyak hal yang dilakukan oleh pasangan suami istri tersebut akan t
etapi bayi tersebut tetap saja tidak berhenti menagis malah semakin keras. Wa
ktu menunjukan pukul 03.00.
Ibu : “ Pak, ibu nggak kuat harus seperti ini menunggui anak kita yang sedang sakit
dan kasihan juga anak kita pak? Bagaimana kalau kita membawanya ke dokter?”
Pak Saiful : “ Mana ada dokter tengah malam seperti ini yang buka?”
Ibu :” Ya sudah kita bawa anak kita ke Rumah Sakit terdekat saja pak, bagaimana?”
Pak Saiful : “ Ya sudah bapak keluarkan mobil dulu ya bu,ibu siapkan dulu anak kit
a,”
Ibu : “ Iya pak.Cepat……cepat……….”
Tibalah bu Juni dan pak Saiful di Rumah Sakit Harapan Bunda.
Ibu :” Suster…suster tolong anak saya…..”
Kemudian perawat Dima memberikan pertolongan kepada bu Juni dengan
menggendong bayi Nur menuju ruang pemeriksaan.
Perawat :” Mohon tunggu sebentar ya bu anak ibu akan segera diperiksa oleh dokt
er.”
Ibu :”Iya sus kasihan anak saya. Cepat ya sus.”
Perawat hanya tersenyum dan memanggil dokter.
Perawat :”Selamat malam dok. Di ruang pemeriksaan ada seorang bayi yang bad
anya panas dan sudah saya ukur suhu tubuhnya.”
Dokter :” Baik saya akan segera kesana.”
Perawat : “Permisi Bu, siapa nama anak ibu ini?”
Ibu :”Nur sus.”
Perawat :”Berapa usia anak ibu ini?”
Ibu : “5bulan.”
Perawat :”Berapa hari anak ibu panas dan rewel seperti ini?”
Ibu : “Sejak tadi siang sus. Sebenarnya dia kenapa sus?”
Perawat :”Silahkan ibu menemui dokter dulu untuk keterangan yang lebih jelas.”
Kemudian bertemulah ibu Juni dengan dokter Maya. Dan pak Saiful mene
mani Nur .
Sementara itu perawat Dima mencoba mendiamkan Nur yang menagis terus.
Ibu :”Bagaimana keadaan anak saya dok?”
Dokter :” Sebelumnya maaf bu anak ibu harus kami berikan rawat inap di sini apakah ibu bersedia?”
Ibu :” Ya dok saya setuju karena saya ingin anak saya sembuh.”
Dokter :” Baiklah kalau begitu silahkan ibu mendaftarkan anak ibu ke bagian resepsionist
sekarang.”
Ibu :” iya dok. Permisi.”
Sampailah sang ibu ke bagian resepsionist.
Resepsionist :”Selamat malam bu. Ada yang bias saya bantu?”
Ibu :”Saya mau mendaftarkan anak saya untuk rawat jalan mbak.”
Resepsionist :”Baik bu isi formulir ini untuk persyaratan anak ibu agar dirawat di sini.”
Resepsionist :”Anak ibu akan ibu masukkan pada kamar kelas berapa? Disini kami
menyediakan kamar VVIP,VIP,kelas 1,kelas 2,maupun kelas 3.”
Ibu :”Saya memilih kamar kelas 2 saja mbak.”
Resepsionist :”Baiklah nanti anak ibu akan dirawat di bangsal Melati kamar No 5.”
Setelah semua pesyaratan di lengakapi kemudian sang anak sudah sampai
pada kamar untuk merawatnya hari mulai pagi. Pagi ini Perawat Dima datang
ke kamar Nur.
Saat melihat perawat yang masuk untuk melekukan pengukuran suhu tubu
h bayi tersebut akan tetapi bayi tersebut menangis. Kemudian Perawat Dima
mendekatinya untuk melekukan pengukuran suhu.
Perawat :”Selamat pagi pak,bu di sini saya akan melakukan pengukuran suhu t
ubuh anak ibu.”
Ibu ,Pak Saiful:”Silahkan sus.”
Perawat :”Adik,,,jangan menangis dong. Ini mbak bawakan mainian untuk kam
u.”(sambil memberikan sebuah mainan ke tangan bayi itu).
Bayi :”oek…oek….”(sambil melihat perawat itu)
Perawat :”Cup..cup..cup…jangan nagis ya sayang. Mbak mau memasang ini di keti
ak kamu,biar mbak tau berapa suhu kamu sayang.cup…cup…cup…”
Kemudian bayi itu berhenti menangis.
Perawat :”Wah pintar sekali kamu Nak udah nggak nangis lagi. Anak yang pintar.”
Ibu :”Berapa suhunya sus?”
Perawat :”Suhunya sudah mulai turun bu saat ini suhunya 37,5. Tetapi setelah ini a
nak ibu akan diambil darahnya oleh petugas laboratorium untuk pemeriksaan lebih
lanjut.”
Ibu :”Iya mbak lakukan saja yang terbaik untuk anak saya.”
Perawat :”Baiklah bu saya permisi dulu.Cepat sembuh ya nak.”
Ibu :”Terima kasih sus.”
Perawat :”Iya sama-sama bu.”
Waktu menunjukkan pukul 09.00. Petugas laboratorium datang ke kamar
Nur untuk mengambil darah guna untuk pemeriksaan.
Petugas Lab : ”Selamat pagi pak. Ini saya dari laboratorium ingin mengambil d
arah adik Nur untuk pemeriksaan lebih lanjut. Nampaknya Nur sudah tenang y
a pak?”
Pak Saiful : ”Iya Bu silahkan.”
Langsung saja petugas Laboratorium mengambil darah bayi itu dengan hat
i-hati. Namun, tibatiba bayi itu menangis dengan keras karena kesakitan. Saat
itu juga Perawat Dima sedang melintas kamar Nur, setelah mendengar tangisa
n bayi itu Perawat Dima langsung masuk ke kamar bayi itu mencari tau apa pe
nyebabnya.
Perawat :”Permisi,,,,loh kenapa kok adik menangis? Cup….cup..cup…..nggak
apa-apa sakit sebentar ya sayang,.Cup…cup…cup..”
Ibu Juni datang.
Ibu :”Kenapa ini anak saya kok menangis lagi?”
Perawat :“Ibu ini anaknya baru saja diambil darahnya oleh Ibu Yudha beliau adalah petugas labor
atorium.”
Ibu :” Oh begitu. Cup…cup..cup… Nak jangan menangis.”
Hasil laboratorium sudah selesai dan hasilnya ternyata bayi tersebut menderita Demam Berd
arah. Perawat datang ke kamar Nur Wahyu tiba disana ternyata bayi Nur menangis.Perawat men
dekati bayi tersebut dan mendekapnya.
Perawat : Adek, cup.. cup..cup jangan menangis yaaa? Ini tak bawain boneka?? Diamm yaa saya
ng.
Perawat mendekati Ibu Juni
Perawat : Bu. Mohon maaf mengganggu saya kesini akan menyampaikan pemeriksaan
laboratorium, anakk ibu Nur Wahyu menderita Demam Berdarah.saat ini ibu di tunggu oleh
Mbak Mariska bagian gizi dia akan memberikan penjelasan tentang menu makanan untuk
penderita Demam Berdarah.
Ibu : Baiklah saya akan ke sana, saya minta tolong untuk ibu menjaga anak saya
sebentar karena tidak ada yang menunggunya bapaknya sedang kerja.
Ibu Juni tiba di ruang perawat
Ibu : Permisi bu, saya ingin bertemu Mbak Mariska..
Mariska : Iya bu,saya sendiri, silakan duduk. Ini dengan Ibu Juni yaa??
Ibu : iya Mbak ini saya sendiri.
Mariska : Begini bu, anak ibu itu terkena demam berdarah untuk saat ini harus diberikan ASI unu
tk menunjang kekebalan tubuh bayi ibu dan ASI sangat baik unutk pertumbuhan bayi ibu. Dan u
ntuk pemenuhan ASI yang diberikan untuk bayi ibu, ibu sebaiknya mengkonsumsisayur dan bua
h-buahan yang banyak dan saya mengharapkan ibu tidak memberikan susu formula pada anak i
bu.
Ibu : Ohh, ya bu trimakasih atas sarannya, saya akan mengusahakan untuk kesembuhan anak saya
Ibu Juni tiba di kamar Nur Wahyu
Perawat : Bagaimana bu, sudah selesai konsultasi dengan bagian gizi?
Ibu : Sudah bu. Terimaksih sus sudah menjagakan anak saya.
Perawat : Sama-sama bu, semoga cepat sembuh. Ini anaknya sudah tidur bu.Saya permisi dulu ka
rena masih banyak pasien yang harus saya tangani.
Thank You 

Anda mungkin juga menyukai