DOSEN PEMBIMBING :
OLEH :
RIVA JONITA
193110151
KELAS : 2 A
Dalam konteks korupsi ada beberapa prinsip yang harus ditegakkan untuk mencegah faktor
eksternal penyebab terjadinya korupsi, yaitu prinsip akuntabilitas, transparansi, kewajaran
(fairness), dan adanya kebijakan atau aturan main yang dapat membatasi ruang gerak korupsi
serta kontrol terhadap kebijakan tersebut.
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga
mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi (de facto)
maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu dengan individu) maupun pada
level lembaga (Bappenas : 2002). Lembaga-lembaga tersebut berperan dalam sektor bisnis,
masyarakat, publik, maupun interaksi antara ketiga sektor.
Akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk
mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk
dapat memberikan jawaban (answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal (Dubnik : 2005).
Selain itu akuntabilitas publik dalam arti yang paling fundamental merujuk kepada kemampuan
menjawab kepada seseorang terkait dengan kinerja yang diharapkan (Pierre : 2007). Seseorang
yang diberikan jawaban ini haruslah seseorang yang memiliki legitimasi untuk melakukan
pengawasan dan mengharapkan kinerja (Prasojo : 2005).
Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya, antara lain adalah
akuntabilitas program, akuntabilitas proses, akuntabilitas keuangan, akuntabilitas outcome,
akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas politik (Puslitbang, 2001). Dalam pelaksanaannya,
akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan dan
pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan. Evaluasi atas kinerja administrasi,
proses pelaksanaan, dampak, dan manfaat yang diperoleh masyarakat baik secara langsung
maupun manfaat jangka panjang dari sebuah kegiatan.
B. Transparansi
Salah satu prinsip penting anti korupsi lainnya adalah transparansi. Prinsip transparansi
ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi dan mengharuskan semua
proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat
diketahui oleh publik (Prasojo : 2007). Selain itu, transparansi menjadi pintu masuk sekaligus
kontrol bagi seluruh proses dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang paling
sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi
kepercayaan (trust) karena kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal
yang sangat berharga bagi para mahasiswa untuk dapat melanjutkan tugas dan tanggung
jawabnya pada masa kini dan masa mendatang (Kurniawan : 2010).
Dalam prosesnya, transparansi dibagi menjadi lima yaitu proses penganggaran, proses
penyusunan kegiatan, proses pembahasan, proses pengawasan, dan proses evaluasi. Proses
penganggaran bersifat bottom up, mulai dari perencanaan, implementasi, laporan
pertanggungjawaban, dan penilaian (evaluasi) terhadap kinerja anggaran. Di dalam proses
penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan terkait dengan proses pembahasan tentang
sumber-sumber pendanaan (anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran belanja).
Proses pembahasan membahas tentang pembuatan rancangan peraturan yang berkaitan
dengan strategi penggalangan (pemungutan) dana, mekanisme pengelolaan proyek mulai dari
pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan finansial dan pertanggungjawaban secara
teknis. Proses pengawasan dalam pelaksanaan program dan proyek pembangunan berkaitan
dengan kepentingan publik dan yang lebih khusus lagi adalah proyek-proyek yang diusulkan
oleh masyarakat sendiri. Proses lainnya yang penting adalah proses evaluasi. Proses evaluasi ini
berlaku terhadap penyelenggaraan proyek dijalankan secara terbuka dan bukan hanya
pertanggungjawaban secara administratif, tapi juga secara teknis dan fisik dari setiap output
kerja-kerja pembangunan.
C. KEWAJARAN
b. Fleksibilitas
c. Terprediksi
Ketetapan dalam perencanaan berdasarkan asas value for money dengan tujuan
untuk menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan. Adanya anggaran yang
terprediksi merupakan cerminan dari prinsip kewajaran dalam proses pembangunan.
d. Kejujuran
Merupakan bagian utama dari prinsip kewajaran. Kejujuran adalah tidak adanya
bias perkiraan penerimaan atau pengeluaran yang disengaja yang berasal dari
pertimbangan teknis maupun politis.
e. Informatif
Informatif merupakan ciri dari kejujuran. Sistem informasi pelaporan yang teratur
dan informatif adalah dasar penilaian kinerja, kejujuran, dan proses pengambilan
keputusan. Pemerintah yang informatif merupakan pemerintah yang telah bersikap
wajar dan jujur dan tidak menutup-nutupi hal yang memang seharusnya disampaikan.
D. Kebijakan
Prinsip antikorupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan. Pembahasan mengenai
prinsip ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kebijakan anti korupsi.
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat
merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan
undang-undang anti-korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses
informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang antimonopoli, maupun lainnya yang
dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan
penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara.
Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana
kebijakan, kultur kebijakan. Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di dalamnya terkandung
unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan tergantung
pada kualitas dan integritas pembuatnya. Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila
didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara,
dan lembaga pemasyarakatan. Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait dengan nilai-nilai,
pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-undang
anti korupsi. Lebih jauh lagi, kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi
masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
E. Kontrol Kebijakan
Prinsip terakhir anti korupsi adalah kontrol kebijakan. Kontrol kebijakan merupakan
upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi.
Pada prinsip ini, akan dibahas mengenai lembaga-lembaga pengawasan di Indonesia, self-
evaluating organization, reformasi sistem pengawasan di Indonesia, problematika pengawasan di
Indonesia. Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi dan reformasi.
Kontrol kebijakan berupa partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan
ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya dan kontrol kebijakan berupa oposisi yaitu
mengontrol dengan menawarkan alternatif kebijakan baru yang dianggap lebih layak. Sedangkan
kontrol kebijakan berupa revolusi yaitu mengontrol dengan mengganti kebijakan yang dianggap
tidak sesuai. Setelah memahami prinsip yang terakhir ini, mahasiswa kemudian diarahkan agar
dapat berperan aktif dalam melakukan tindakan kontrol kebijakan baik berupa partisipasi, evolusi
maupun reformasi pada kebijakankebijakan kehidupan mahasiswa di mana peran mahasiswa
adalah sebagai individu dan juga sebagai bagian dari masyarakat, organisasi maupun institusi.
Prinsip kontrol kebijakan dapat mulai diterapkan oleh mahasiswa dalam kehidupan
kemahasiswaan di kampus. Misalnya, dengan melakukan kontrol pada kegiatan kemahasiswaan,
mulai dari penyusunan program kegiatan, pelaksanaan program kegiatan, sampai dengan
pelaporan.
Sasaran pengawasan dan kontrol publik dalam proses pengelolaan anggaran negara
adalah terkait dengan konsistensi dalam merencanakan program dan kegiatan, dan terkait dengan
pelaksanaan penganggaran tersebut. Melalui sasaran pertama, kegiatan yang ditetapkan
DPR/DPRD bersama pemerintah harus sesuai dengan apa yang diusulkan oleh rakyat dan dengan
kegiatan yang telah disosialisasikan kepada rakyat. Adapun melalui sasaran kedua, diharapkan
kontrol dan pengawasan secara intensif utama pendapatan negara (pajak, retribusi, penjualan
migas, dan sumber lain yang dikelola pemerintah), tata cara penarikan dana dari berbagai sumber
anggaran negara (proses penetapan pajak retribusi, dana perimbangan pusat dan daerah,
penetapan pinjaman luar negeri, dan pengelolaannya dalam anggaran, pengawasan lapangan
terhadap pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang disampaikan oleh kontraktor atau
pimpinan proyek, secara administratif maupun kualitas pekerjaan secara fisik), batas waktu
penyelesaian kegiatan yang tidak hanya dibatasi pada aspek ketepatan dalam penyelesaian
kegiatan, akan tetapi harus ada pertanggungjawaban teknis terhadap kualitas setiap pekerjaan
yang telah dikerjakan, khususnya kegiatan-kegiatan fisik.
Sebagai contoh, jika pelaksanaan ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru aturan yang
berlaku belum efisien. Misalnya, uji tulis menggunakan paper base test masih terdapat
kecurangan, maka penyelenggaraan selanjutnya perlu dipertimbangkan untuk computer base test
atau one day service.Setelah memahami hal tersebut, mahasiswa diarahkan untuk berperan aktif
dalam melakukan kontrol kebijakan. Misalnya, dalam kegiatan kemahasiswaan di kampus
dengan melakukan kontrol terhadap kegiatan kemahasiswaan, mulai dari penyusunan program
kegiatan, pelaksanaan program kegiatan, serta pelaporan di mana mahasiswa tidak hanya
berperan sebagai individu tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat, organisasi, dan institusi.
setiap organisasi biasanya sudah menentukan nilai dasar organisasinya, tentunya nilai anti
korupsi diharapkan masuk didalamnya, terutama nilai inti anti korupsinya yang telah kita
ketahui, lebih jauh lagi jika nilai organisasi selaras pula dengan nilai anti korupsi, upaya
penyelarasan nilai tersebut sangat penting untuk memastikan bahwa para pegawai/mahasiswa
yang mengusung integritas atau anti korupsi mendapatkan payung yang tepat didalam
organisasinya. Mari kita selaraskan nilai organisasi dengan nilai anti korupsi, bisa jadi dari
proses penyelarasan ini akan terjadi pengabungan nilai atau mungkin akan terjadi penambahan
nilai baru. Tentunya kita ingin bahwa nilai-nilai tersebut selaras pula dengan visi dan misi
organisasi. Untuk melakukan hal tersebut dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Lakukan pengecekan bahwa visi dan misi tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai
universal, sehingga proses penyelarasan nilai yang dilakukan adalah memastikan bahwa
nilai-nilai yang dipilih mempunyai signifikansi atau hubungan yang sangat kuat.
2. Buatlah daftar dan lakukan analisis korelasi antara nilai hasil penyelarasan dengan visi
dan misi organisasi. Beri tanda angka 0 jika tidak ada hubungan, beri tanda angka 1 jika
hubungannya rendah, beri tanda angka 2 jika hubungannya sedang dan beri tanda angka 3
jika hubungannya sangat kuat. Upayakan kita mendapatlan data lebih dari 30 orang, jika
perlu libatkan seluruh mahasiswa dalam penentuannya.
3. Nilai yang memperoleh besaran angka tertinggi merupakan nilai yang semakin signifikan
dan prioritas.
Hasil kegaitan di atas akan menjadi penting bagi penentuan prioritas dan alokasi waktu dan
sumber daya dalam melakukan internalisasi nilai-nilai. Besaran angka dari setiap nilai dapat
diutilisasi untuk berbagai kepentingan atau kebijakan yang mempunyai keterkaitan dengan
dengan nilai-nilai organisasi.
4. PENANAMAN NILAI PRINSIP ANTI KORUPSI BESERTA CONTOH-
CONTOHNYA DILINGKUGAN MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES
PADANG
1. Peduli
Sebagai mahasiswa kesehatan pastinya harus memiliki sikap kepedulian kepada
sesama dan lingkungan. Contohnya saat memasuki ruangan kampus kita melihat lokal
yang berantakan maka kita akan membersihkan ruangan tersebut agar teman dan dosen
yang mengajar nyaman dilokal tersebut. Atau kita melihat teman kita sedang dalam
musibah atau sakit maka kita akan menjenguknya.
2. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kemauan menimbulkan asosiasi
dengan keteladan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, dan pantang mundur. Contohnya kita bersungguh-
sungguh dalam belajar agar dapat meraih cita-cita dan apalagi mahasiswa keperawatan
dapat menguasai materi dan bersungguh dalam bekerja untuk dapat mengobati pasien
hingga lekas sembuh
3. Jujur
Mahasiswa harus membiasakan diri untuk bersikap jujur. Contoh sikap jujur yaitu
saat melaksanakan ujian akhir kita mengerjakan soalnya sendiri dan tidak menyontek.
Dengan perilaku ini kita dapat mengetahui materi yang masih kurang paham dan
mengetahui sampai mana kemampuan kita dan kita puas dengan hasil yang kita kerjakan
sendiri.
4. Tanggung Jawab
Tanggung jawab sangat penting, jika mahasiswa tidak memiliki sikap tanggung
jawab maka akan susah untuk diberi wewenang dll. Contohnya dalam pemberian tugas
berkelompok oleh dosen maka dalam kelompok tersebut akan mendiskusikan materi dan
membagikan tugas satu sama lain. dan semua anggota harus bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan oleh ketua kelompok. Contoh lainnya dalam lokal kita dibagi
menjadi penanggung jawab setiap mata kuliah dan ketua,wakil dan bendahara. Maka
setiap anggota harus melaksanakan tugasnya masing-masing.
5. Disiplin
Mahasiswa harus memiliki sikap disiplin, karena disiplin merupakan kunci
keberhasilan. Contohnya datang tepat waktu ke kampus dan mengikuti pelajarann dan
memahami pelajaran tersebut dan mendengarkan materi yang sedang disampaikan dosen
di depan kelas. Tidak menitipkan absen kepada temann dan selalu hadir di setiap
pelajaran serta mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen
6. Adil
Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya
agar mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil
dan benar. Contohnya dalam sebuah diskusi dalam organisasi di kampus kita harus adil
dalam mengeluarkann pendapat anggota dalam organisasi tersebut. Tidak membedakan
anggota yang dipandang dari pintar ,kaya dan miskin. Dan di dalam lingkungan kampus
kita dapat berteman dengan semua mahasiswa tanpa membedakannya.
7. Mandiri
Mahasiswa harus memiliki sikap mandiri apalagi bagi mahasiswa yang merantau.
Jika mahasiswa tidak mandiri maka ia akan kesulitan dalam mengatur dirinya dan
pekerjaannya. Contohnya saja dalam tugas yang diberikan dosen kita dapat
mengerjakannya tanpa bergantung kepada teman atau menunggu tugas dari teman .
8. Kesederhanaan
Dengan gaya hidup sederhana, seseorang dibiasakan untuk tidak hidup boros yang
tidak sesuai dengan kemampuannya. Selain itu seseorang yang bergaya hidup sederhana
juga akan memprioritaskan kebutuhan di atas keinginannya dan tidak tergoda untuk
hidup dengan gelimang kemewahan. Contohnya mahasiswa berprestasi tidak
menyombongkan kepandaiannya atau kemampuannya. Dan mau mengajarkan temannya
yang masih belum memahami materi. Contoh lain, pergi ke kampus tidak dengan
kemewahan dan berpakaian sopan sesuai dengan aturan.