Dosen Pembimbing:
Ns. Defia Roza,S.Kep.M.Biomed
Oleh:
Bunga Latifa
193110130
2A
Link Vidio
https://youtu.be/6VcqKTieHhU
https://youtu.be/9c4MfYqAZhM
https://youtu.be/KTSvcoc3syU
https://youtu.be/uny6rK8Mbs0
https://youtu.be/2AuOV8wbyFU
Operasi (pembedahan)
Semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau
menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.
A. Pre Operasi
Masa sebelum dilakukannya tindakan penbedahan, dimulai sejak persiapan penbedahan
dan berakhir sampai pasien di meja bedah.
B. Intra Operasi
Masa pembedahan di mulai sejak di trasfer ke meja bedah dan berakhir saat pasien
dibawa ke ruang pemulihan.
Intra operasi (bedah) merupakan masa pembedahan di nilai sejak di trasfer pasien ke meja
bedah dan berakhir saat pasien dibawa ke ruangan pemulihan.
Hal yang perli di kaji dalam intra bedah adalah pengaturan posisi pasien.Hal yang perli di
kaji dalam intra bedah adalah pengaturan posisi pasien.bebagau masalah yang terjadi
selma pembedahan mencakup aspek pemantauan fisiologis perubahan tanda vital, sisten
kardiovaskuler, keseimbangan cairan, dan pernafasan. Selain itu dilakuan pengajian
terhasap tim dan intrumen pembedahan, serta anestesia yang diberikan .
Rencana tidakan:
1. Penggunaan baju seragam bedah
Pengguaan baju seragam bedah di desain khusus dengan harapan dapat mencegah
kontaminasi dari luar. Hal itu dilakukan dengan berprinsip bahwa semua baju dari
luar harus diganti dengan baju bedah yang steril, atau baju harus dimasukan
kedala celana atau harus menutupi pinggang untuk mengurangi menyebarnya
bakteri serta gunakan, maser, sarung tangan ,dan celemek seril
2. Mencuci tangan sebelum pembedahan
3. Menerima pasien di daerah bedah
Sebelum memasuki wilayah bedah pasien harus melakukan pemeriksaan yang di
ruang penerimaan untuk mengecek kembali nama, bedah apa yang akan
dilakukan, nomer status registrasi pasien, berbagai hasil labratorum X-ray,
persiapan darah setelah dilkukan pemeriksaan silang dan golongan darah, alat
protesis,dll
4. Pengiriman dan pengaturan posisi ke kamar bedah
Posisi yang di anjurkn pada umumnya telentang, telingkup, trendelenburg,
litotomi, lateral, atau di sesuikan dengan jenis operasi yang dilakukan
5. Pembersihan dan persiapan kulit
Pelaksanaan tindakan bertujuan unruk membuat daerah yang akan dibedah bebas
dari kotoran dan lemak kulit, serta memgurang adanya mikroba bahan yang
digunakan dalam pembersihan kulit ini harus memiliki spektrum khasiat,
kecepatan khasiat, potensi yang baik dan tidak menurun apabila tertadapat kadar
alkohol, sabun diterjen, atau bahan organik lainnya.
6. Menutup daerah steril
7. Pelaksanaan anestesia
8. Pelaksanaan pebedahan
C. Post Operasi
Maasa stelah d lakukan pembedahan yan di mulai sejak pasien memasui ruang pemulihan
dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
Setelah dilakukan pembedahan, beberapa hal yang perlu di kaji diantaranya adalah status
kesadaran, kualitas jalan naps, sirkulasi dan perubahan tanda vital lainnya, keseimbangan
elektrolit, kardiovaskular, lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya, serta alat-alat yang
digunakan dalam pembedahan. Selama periode ini proses asuhan diarahkan pada
menstabilkan kondisi pasien pada keadaan equlibrum fisiologis pasiennya, menghilangkan
nyeri, dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat dan intervensi segera pembantu
pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan cepat, aman.dan nyaman
Upaya yang dapat dilakukan diarahkan untuk mengantisipasi dan mencegah masalah yang
kemungkinan muncul pada tahap ini. Pengkajian dan penanganan yang cepat dan akurat
sangat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi yang memperlama perawatan di rumah sakit
ataunprosedur pembedahan itu sendiri.
Tahap Tindakan Pasca Operasi
1. Periode pemulihan segera
2. Pemulihan berkelanjutan setelah fase pasca operasi
Tindakan
1. Meningkatkan proses enyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dapat dilakukan
manajemen luka. Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak
mengalami perdarahan abnormal. Observasi discharge untuk mencegah komplikasi
lebih lanjut. Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai dengan pengkatan
jahitan. Kemudian memperbaiki asupan makan tinggi protein dan vitamin C. Protein
dan Vitamin C dapat membantu pembentukan kolagen dan mempertahankan
integritas dinding kapiler.
2. Mempetahankan respirasi yang sempurna dengan latihan napas, tarik napas yang
dalam dengan mulut terbuka, lalu tahan napas selama 3 detik dan hembuskan. Atau
dapat pula dilakukan dengan menarik napas melalui hidung dan menggunakan
diafragma, kemudia napas dikeluarkan secara perlahan-lahan melalui mulut yang
dikuncupkan.
3. Mempertahankan sirkulasi, dengan stoking pada pasien yang berisiko tromboliflebitis
atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus meninggikan kaki pada
tempat duduk guna untuk memperlancar vena.
4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan memberikan caitan
sesuai kebutuhan pasien, monitor inpit dan ouput, serta mempertahankan nutrisi yang
cukup.
5. Mempertahankan eliminasi, dengan mempertahankan asupan dan output, serta
mencegah terjadinya retensi urine.
6. Mobilisasi dini, dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan juga batuk efektif yang
penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neoromuskular dan mengeluarkan sekret
dan lendir. Mempertahankan aktivitas dengan latihan yang memperkuat otot sebelum
ambulatori.
7. Mengurangi kecemasan dengan melakukan komunikasi secara terapeutik.
8. Rehabilitasi, diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali.
Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan unyuk
memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala.
9. Dischange Planning. Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi
kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubungan dengan kondisi / penyakitnya post operasi
Perawatan luka
Merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan. Hal tersebut
dilakukan untuk mencegah infeksi silang (masuk melalui luka) dan mempercepat proses
penyembuhan luka.
Persiapan alat dan bahan:
Pinset anatomi. Gunting perban.
Pinsen cirughi. Pester/pembalut.
Gunting steril. Bengkok.
Kapas sublimat / savlon dalam Kasa steril.
tempatnya. Mangkok steril.
Larutan H2O2. Handscoon steril.
Larutan boorwater. Obat luka/betadin.
NaCl 0,9 %.
Prosedur kerja:
1. Menyapa dan memperkenalkan diri kepada klien dengan ramah dan sopan.
2. Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.
3. Cuci tangan
4. Menutup sampiran
5. Persiapan alat
6. Menggunakan sarung tangan steril.
7. Buka plester dan balutan dengan menggunakan pinset.
8. Bersihkan luka dengan menggunakan kapas/savlon, H2O2, Boorwater, atau NaCl 0.9
%. Penggunaannya dengan keadaan luka. Lakukan hingga bersih.
9. Berikan obat luka.
10. Tutup luka dengan kasa steril.
11. Balut luka.
12. Catat perubahan keadaan luka.
13. Cuci tangan.