Anda di halaman 1dari 6

NAMA: GUSTI AYU PUTU MARTA LISTIANA DEWI

KELAS: 1.3

ABSEN: 43

PRODI/ JURUSAN: DIII KEPERAWATAN

“RESUME KOMUNIKASI PADA BAYI DAN ANAK”

I. PENGERTIAN DARI KOMUNIKASI PADA BAYI DAN ANAK


Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau penyampaian berita atau
penerimaan berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memungkinkan pesan
atau berita itu bias diterima atau dipahami. (Kamus penerbit Gita Media Press.
Kenangan dari TIM PRIMA PENA). Komunikasi kesehatan merupakan upaya
sistematis yang secara positif mempengaruhi praktek-praktek kesahtan populasi besar.
Komunikasi pada bayi dan anak artinya hubungan interpersonal antar perawat dan klien
(bayi dan anak) merupakan proses pendekatan dengan klien dan memperbaiki
pengalaman emosional klien (bayi dan anak).
Proses berpikir pada anak-anak dimulai dari yang kongkrit ke fungsional sampai
akhirnya kepada yang abstrak. Komunikasi pada anak dapat dilakukan sesuai dengan
tingkat perkembangannya, antara lain:

1. Masa bayi (0-1 tahun)


Pada masa bayi, tingkat perkembangan indra dijelaskan sebagai berikut:
a. Penglihatan
USIA KETERANGAN
Bayi belum berkembang sempurna penglihatannya
Waktu Lahir
masih kabur.

Satu Minggu Anak telah mampu merespon cahaya


Tiga Bulan Kemampuan koordinasi otot matabayi meningkat
sehingga ia mampu melihat objek dengan jelas
dalam jarak relatif jauh.
Bayi telah mampu mengenali objek tertentu dan
Empat Bulan
mengikuti gerakan objek tertentu.
Bayi telah mampu mengidentifikasi warna.
Enam Bulan
Sebelumnya bayi hanya dapat melihat warna hitam
putih dan terang gelap serta visus penglihatannya
kurang.

b. Pendengaran
USIA KETERANGAN
Bayi dikatakan masih tuli.
Waktu Lahir
Bayi sudah mampu bereaksi terhadap suara dari
Hari ke-3 sampai hari
lingkungannya, terlihat pada refleks kedip bayi,
ke-7
yang terbentuk sebagai reaksi terhadap suara keras
yang tiba-tiba (refleks morro).
Bayi telah mampu membedakan berbagai suara.
Beberapa hari
Bayi dapat menghentikan kegiatan menyusunya
4-5 bulan
hanya untuk mendengar suara ibunya.
Bayi telah mampu melokalisasi suara, yang
9 bulan
dimulai dengan membedakan kata-kata dan
merespon perintah sederhana.

c. Penciuman dan Pengecapan


Hidung dan lidah merupakan indra yang sudah cukup peka pada masa bayi,
sehingga adakalanya bayi menolak makanan karena merasa makanan terlalu
asam, pahit, pedas dan sebagainya. Bayi lebih menyukai rasa yang manis dan ia
akan mengurangi respons mengisap terhadap rasa asin. Mereka dapat
menentukan bau susu ibunya dan berespons terhadap bau tersebut dengan
menoleh ke arah ibunya.
d. Perabaan
Kulit bayi cukup peka sehingga sangat sensitif terhadap segala sentuhan,
tekanan, dan suhu.
e. Wicara
Kemampuan bicara pada tahun pertama muncul dalam tiga bentuk, yang lebih
dikenal sebagai bentuk prawicara (prespeech forms), yaitu :
a) Menangis
b) Merengek
c) Gerak-gerik
Tangisan merupakan bentuk komunikasi yang paling banyak digunakan bayi,
yang bertujuan menunjukkan rasa lapar, rasa sakit (tidak nyaman), kesendirian,
atau kondisi sakit. Keterampilan komunikasi dengan menggunakan kata yang
tidak jelas dimulai pada usia dua hingga tiga bulan. Gerak-gerik merupakan
bentuk pengganti bahasa (bahasa nonverbal) untuk melengkapi ungkapan yang
ingin disampaikan bayi.

2. Masa Todller (1-3 Tahun) Dan Prasekolah (3-5 Tahun)


Pada usia ini umumnya anak sudah mampu berkomunikasi baik secara verbal
maupun nonverbal. Anak dibawah usia 5 tahun, hampir semuanya egosentris,
mereka melihat segala sesuatu hanya berhungan dengan dirinya sendiri dan hanya
dari sudut pandang mereka sendiri. Anak tidak dapat membedakan antara fantasi
atau kenyataan.

3. Masa Usia Sekolah (5-12 Tahun)


Anak berusia 5-8 tahun kurang mengandalkan pada apa yang mereka lihat tetapi
lebih pada apa yang mereka ketahui bila dihadapkan pada masalah baru. Mereka
butuh penyelesaian untuk segala sesuatu tetapi tidak membutuhkan pengesahan dari
tindakan yang dilakukan. Masa ini anak sudah dapat memahami penjelasan
sederhana dan mampu mendemonstrasikannya. Anak perlu diizinkan untuk
mengekspresikan rasa takut dan keheranan yang dialaminya.

4. Masa Remaja (12-18 tahun)


Masa ini merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Kadangkala
remaja menunjukkan sikap dan pemikiran yang bertanggungjawab dan dewasa,
namun kadangkala mereka juga menunjukkan sikap dan pemikiran kekanak-
kanakan.
II. TUJUAN DARI KOMUNIKASI BAYI DAN ANAK
1. Memberi rasa aman kepada bayi dan anak
2. Memenuhi kebutuhan bayi dan anak akan kasih sayang
3. Melatih bayi mengembangkan kemampuan bicara, mendengar, dan menerima
rangsangan
4. Mempermudah pemberian asuhan keperawatan

III. STRATEGI/CARA KOMUNIKASI DENGAN BAYI DAN ANAK


1. Nada Suara, bicara lambat dan jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan
pengarahan yang sederhana.
2. Mengalihkan aktifitas, kegiatan anak yang berpindah-pindah dapat meningkatkan
rasa cemas terapis dan mengartikannya sebagai tanda hiperaktif.
3. Jarak interaksi, perawat yang mengobservasi tindakan nonverbal dan sikap tubuh
anak harus mempertahankan jarak yang aman dalam berinteraksi.
4. Marah, perawat perlu mempelajari tanda kontrol prilaku yang rendah pada anak
untuk mencegah tempertantrum.
5. Kesadaran diri, perawat harus mengindari konfrontasi secara langsung, duduk yang
terlalu dekat dan berhadapan.
6. Sentuhan, jangan sentuh anak tanpa izi dari anak.

IV. CARA BERKOMUNIKASI SESUAI TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK


1) Masa Bayi
Komunikasi dengan bayi dilakukan dengan menggunakan suara, sentuhan dan
belaian, ciuman (taktil) ataupun gerakan. Rangsang taktil sangat kuat maknanya
bagi bayi untuk meningkatkan rasa aman dan melindungi bayi serta untuk
kedekatan hubungan.

2) Masa Toddler Dan Prasekolah


Pada masa ini, anak ingin ditanyai tentang hal-hal yang telah mereka lakukan. Salah
satu barier komunikasi pada anak ini adalah bahwa sebagian anak mengalami
“stronger anxiety” yaitu bahwa anak cemas dan takut bila berhadapan dengan orang
tidak dikenal. Perawat dalam berkomunikasi hendaknya menggunakan kata-kata
yang sederhana, kalimat pendek, pengulangan kata yang familiar, dan memberi
keterangan yang jelas dan konkret.
3) Masa Usia Sekolah
Komunikasi yang dilakukan pada masa ini dikembangkan dalam bentuk verbal dan
nonverbal

4) Masa Remaja
Masa ini anak berfikir dan berprilaku antara anak dan orang dewasa. Oleh karena
itu pada saat anak mengalami ketegangan mereka mencari rasa aman yang bisa
didapatkan pada masa kanak-kanak. Perawat harus menghindari sikap menilai atau
menghakimi terhadap apa yang dilakukan.

V. PRINSIP KOMUNIKASI PADA BAYI DAN ANAK


1. Dalam komunikasi pada anak membutuhkan pertimbangan khusus.
2. Perawat memberikan perhatian periodik kepada bayi dan anak ketika mereka
bermain untuk membuat mereka berpartisipasi.
3. Perawat memasuki ruang dengan senyum yang lebar dan gerakan tangan.
4. Perawat harus tetap anggun dan tenang.
5. Ketika diperlukan penjelasan atau petunjuk, perwat menggunakan bahasa yang
langsung dan sederhana.
6. Untuk meminimalkan ketakutan dan kecemasan perawat harus selalu dengan segera
mengatakan pada mereka apa yang akan terjadi.
7. Menggambar dan bemain adalah cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan
anak.
VI. HAMBATAN KOMUNIKASI PADA BAYI DAN ANAK
1. Keterbatasan dalam perkembangan bahasa, konsep dan pengalaman.
2. Keterbatasan dalam memahami konsep abstrak.
3. Kadangkala kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara.
4. Ucapan kata tidak jelas.
SOAL:

1. Komunikasi yang dikembangkan dalam bentuk verbal dan nonverbal terjadi pada
masa…
A. Masa usia sekolah
B. Masa prasekolah
C. Masa remaja
D. Masa toddler
E. Masa bayi

Jawaban:

A. Masa usia sekolah

Anda mungkin juga menyukai