Anda di halaman 1dari 2

Nama : Angelita Vina Valentina

No : 01
Kelas : X. Kep. A

PERKEMBANGAN ANAK USIA BALITA


Dikutip dari Baby Centre UK, perkembangan motorik kasar adalah kemampuan bayi dalam menggunakan otot-otot
intinya, seperti otot perut, punggung, lengan, hingga kaki. Sedangkan perkembangan motorik halus adalah
kemampuan bayi untuk menggunakan otot kecilnya, seperti jari-jemari hingga pergelangan tangan. Setelah lahir, bayi
bisa berkomunikasi melalui senyum, tawa, atau tangisan saat ia merasa tidak nyaman. Selama empat minggu pertama
kehidupan, berat badan neonatus bertambah 0,5-0,7 kg dengan panjang badan bertambah lebih kurang 2,5 cm dari
ukuran ketika baru lahir.

1. Usia 0–2 Bulan : Bayi akan menggerak-gerakkan kepala di kedua sisi, mengangkat kepala, serta menendang-nendang kaki dan menggerakkan tangan saat berada
dalam posisi telentang.
2. Usia 3–4 Bulan
Di masa ini, bayi belajar mengamati gerakan tangannya sendiri. Sehingga, ketika sebuah benda diserahkan kepada Si Kecil, ia akan meraihnya dengan tangan yang
paling dekat dengannya. Bayi juga dapat mengamati dengan cermat bentuk dan ukuran suatu benda.
3. Usia 5 Bulan
Sekitar usia ini, bayi telah dapat menggerakkan kepalanya sendiri dan mulai lebih banyak menggerakkan tubuh, seperti dengan meraih barang, menggeliat, dan
berguling.
Bayi juga jauh lebih baik dalam menggunakan mata mereka.
4. Usia 6–9 Bulan
Koordinasi tangan bayi mulai membaik dan penggunaan tangan dominan mulai terlihat.
Mereka juga sudah bisa duduk sendiri, serta meraih mainan yang dimainkan sambil duduk.
5. Usia 10–12 Bulan
Di usia ini, anak dapat berbaring dan duduk tegak tanpa bantuan, serta merangkak dengan lutut dan tangan.
Terkadang, Si Kecil juga bisa berdiri sendiri selama beberapa detik.
Kemampuan bicara anak 1 tahun mulai menguasai dan mengucapkan 6 kata yang ia mengerti. Mengoceh dengan jenis suara yang berbeda dengan pola nada yang
terdengar dalam pembicaraan orang dewasa. Hal ini tampak sewaktu ia menggunakan nada tinggi atau rendah dan irama tertentu saat marah, bertanya dan bercerita
meskipun tanpa kata-kata. Menggunakan gerakan pendukung seperti mengangguk, menggeleng, melambaikan tangan, dan lainnya. Mengucap kata selain “mama” dan
“papa” secara jelas. Kemampuan bicara anak 1 tahun mulai mengerti perintah sederhana. Misal ketika Ibu meminta ia memberikan suatu benda kepadanya.
Perkembangan sosial emosional anak 1 tahun yang normal dan kerap ditunjukkan, seperti:

1. Malu atau takut saat bertemu orang yang baru ia kenal.

2. Menangis bila ditinggal ibu atau pengasuhnya.

3. Takut situasi tertentu seperti gelap.

4. Saat berpakaian bisa membantu, misalnya mengangkat kaki apabila dipakaikan celana.

5. Sudah bisa bemain ‘ciluk ba’.

Seiring dengan perkembangan motoriknya, anak usia 1-3 tahun mulai dapat mengeksplor dunia sekitarnya secara
mandiri. Ia bisa duduk sendiri, berlari dengan lincah, dan melompat untuk mengambil barang yang letaknya lebih tinggi.
Untuk balita usia 1-3 tahun ini, cara komunikasi yang paling tepat adalah dengan menyimak dengan baik saat anak
berbicara, memberinya kesempatan untuk menyelesaikan kalimat saat berbicara, mencontohkan kata dan kalimat
dengan benar, memberitahu nama-nama benda, situasi, dan keterangan yang ada di sekitarnya.

Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun, pada masa ini anak-anak senang berimajinasi dan percaya bahwa
mereka memiliki kekuatan. Pada usia prasekolah, anak membangun kontrol sistem tubuh seperti kemampuan ke toilet,
berpakaian, dan makan sendiri (Potts & Mandeleco, 2012).
Mengulang ucapan
Anak usai 3-5 tahun senang mendengarkan cerita yang berulang. Mengulang-ulang ucapan dapat membantu mereka untuk
memahami dunia dan mengetes imajinasi.
Memerhatikan
Stop apapun kegiatan Anda lakukan dan berikan perhatian penuh pada anak. Memberikan perhatian penuh merupakan investasi
bagi ikatan di antara Anda dan anak.
Gestur
Mengangguk, tersenyum, dan berikan tanda bahwa Anda mendengarkan ucapan si kecil dengan baik.
Menjawab pertanyaan
Ketika anak bertanya, jangan menganggap remeh pertanyaan yang paling konyol sekalipun dan usahakan untuk selalu menjawab.
Saat Anda melakukannya, ini adalah bentuk dukungan untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan memperkaya pengetahuan si
kecil.
Menanggapi
Gunakan kata-kata seperti, “Benarkah?”, “Teruskan,” atau “Lalu apa yang terjadi?”. Sebelumnya, biarkan anak menyelesaikan
dulu ceritanya.
Jelas
Katakan apa yang Anda ingin katakan untuk menghindari kebingungan. Seusia anak Anda belum mengerti lelucon, pengandaian,
atau sarkasme.
Memberi penjelasan
Dalam menjawab pertanyaan, selipkan penjelesan. Misalnya, “Kita tidak bermain ke taman karena hujan turun.” Demikian
dilansir dari Raisingchildren, Rabu (9/9/2015).

Anda mungkin juga menyukai