Anda di halaman 1dari 11

BAB III

PERKEMBANGAN KOMUNIKASI SESUAI TINGKAT USIA

A. DEFINISI
Perkembangan (development) adalah perubahan secara tahap demi tahap dan
bertahap sempurnanya fungsi alat tubuh, disertai peningkatan kapasitas, kematangan atau
kedewasaan (maturation), serta proses belajar (learning) individu. Proses perkembangan
manusia dapat terjadi secara progresif, sistematis, dan berkesinambungan sesuai
perkembangan sebelumnya. Sebagai contoh, perubahan dalam bentuk dan fungsi
kematangan organ yang dimulai dari aspek fisik, intelektual, dan emosional.
Dalam proses komunikasi, seseorang perawat harus dapat memperhatikan berbagai
aspek, yaitu usia tumbuh kembang manusia, teknik komunikasi, metode dalam
komunikasi, tahapan atau langkah-langkah dalam proses komunikasi dengan seseorang.

B. TAHAP PERKEMBANGAN KOMUNIKASI SESUAI TINGKAT USIA


Perkembangan Komunikasi pada Masa Bayi ( 0 – 24 Bulan )
Pada proses perkembangan, komunikasi bayi dapat dilakukan dengan gerakan-
gerakan, karena gerakan tersebut merupakan alat komunikasi yang paling efektif. Selain
gerakan, komunikasi pada bayi dapat dilakukan denga cara non verbal. Proses
perkembangan komunikasi pada bayi dapat dilihat dari kemampuan bayi untuk melihat
benda yang menarik penglihatannya. Ketika benda tersebut digerakkan, bayi mampu
memberikan respons dengan mengeluarkan suara yang belum jelas.
Proses perkembangan komunikasi pada bayi dimulai pada usia minggu ke-8, yaitu
bayi mampu melihat objek atau cahaya. Pada minggu ke-12, bayi mulai tersenyum, pada
usia ke-16, bayi mampu menolehkan kepala mencari suara yang asing baginya,
pertengahan tahun pertama bayi mampu mengucapkan kata-kata awal seperti “ba – ba”,
“da - - da”. Selain itu, usia ke-10, bayi mampu merespons saat dipanggil namanya,
mampu melihat beberapa gambar yang terdapat didalam buku. Akhir tahun pertama bayi
mampu mengucapkan kata-kata yang sudah spesifik antara dua atau tiga kata. Teknik
komunikasi yang paling efektif pada bayi dapat dilakukan dengan menggunakan
komunikasi nonverbal melalui sentuhan, seperti mengusap, menggendong, memangku,
dll.
Perkembangan indra pada bayi yang dapat terbagi menjadi beberapa tingkatan,
yaitu:
1. Penglihatan
Mata bayi belum berkembang secara sempurna saat baru lahir sehingga penglihatannya
masih tampak samar. Pada usia satu minggu, bayi hanya dapat merespons terhadap
cahaya dan kemampuan koordinasi otot mata bayi mulai berfungsi. Hal ini dapat dilihat
saat benda digerakkan di sekitar mata, bayi mampu menggerakkan matanya serta mampu
mengedipkan mata saat terdapat sinar yang terang dan suara. Pada minggu ke-8, bayi
sudah mampu melihat objek atau cahaya, dan pada minggu ke-12, bayi sudah mampu
tersenyum, mampu melihat warna yang terang, dan mampu melihat gambar yang terdapat
dalam buku.
2. Pendengaran
Saat bayi baru lahir, pendengarannya belum sempurna, tetapi pada hari ke-3 sampai ke-7,
bayi mampu bereaksi terhadap suara yang didengarnya. Untuk beberapa hari berikutnya,
bayi mampu membedakan berbagai suara, seperti membedakan suara ibunya dengan
suara orang lain. Pada usia 16 minggu, bayi mampu menolehkan kepala saat
mendengarkan suara. Pada usia 10 bulan, bayi sudah mampu merespons saat dipanggil
namanya.
3. Perabaan
Sesuai dengan tingkat usianya, kulit bayi sangat sensitive dan peka terhadap sentuhan,
tekanan, dan suhu.
4. Penciuman
Organ hidung dan lidah adalah indra yang sangat peka pada bayi sehingga bayi terkadang
menolak makanan, dan mampu mengenal bau susu ibunya dan akan merespons saat
ibunya mengeluarkan putting susu.
5. Wicara
Komunikasi pada bayi dapat dilakukan dengan menggunakan Bahasa karena kemampuan
bicara pada bayi muncul saat usia 12 bulan. Terdapat tiga bentuk wicara bayi, yang lebih
dikenal sebagai “bentuk prawicara” (prespeech forms), yaitu menangis, merengek, dan
gerak-gerik. Komunikasi dengan bayi dilakukan dengan menggunakan suara, sentuhan
dan belaian, ciuman (taktil) ataupun gerakan.

Tujuan berkomunikasi dengan bayi yaitu :


a. Dapat memberi rasa nyaman pada bayi
b. Dapat memenuhi kebutuhan bayi akan kasih saying
c. Untuk melatih bayi mengembangkan kemampuan bicara, mendengar, dan menerima
rangsangan.

Perkembangan Komunikasi pada Masa Prasekolah (2 – 6 tahun)


Pada masa prasekolah, perkembangan komunikasi ditunjukkan dengan Bahasa
yang digunakan oleh anak. Anak usia prasekolah sudah mampu memahami kurang lebih
sepuluh kata, dan akan meningkat pada usia 2 tahun sekitar 200 -300 kata.
Pada usia 3 tahun, anak mampu menguasai Sembilan ratus kata dan banyak kata-
kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan. Sifat komunikasi pada usia ini sangat
egosentris, karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi, inisiatif tinggi, kemampuan
bahasanya mulai meningkat, dan mudah merasa kecewaserta rasa bersalah karena
tuntutan tinggi. Komunikasi yang dilakukan harus berpusat pada diri anak, dan harus
diperhatikan bahwa pada usia ini, anak masih belum fasih dalam berbicara.
Pada usia ini, cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan :
1. Memberikan informasi tentang kejadian pada dirinya
2. Saat dilakukan pemeriksaan, anak diberi kesempatan untuk menyentuh alat
pemeriksaan yang akan digunakan.
3. Gunakan nada suara, bicara lambat, dan mengulang kembali hal yang disampaikan
agar lebih jelas dengan Bahasa yang sederhana.
4. Hindarkan sikap yang mendesak untuk menjawab seperti kata-kata “jawab dong’.
5. Alihkan aktivitas atau kegiatan saat komunikasi.
6. Berikan mainan saat berkomunikasi agar anak mudah diajak untuk komunikasi dan
saat berkomunikasi dengan anak, perawat seharusnya mengatur jarak, mawas diri,
hindari konfrontasi langsung seperti duduk yang terlalu dekat serta berhadapan.
7. Berikan dukungan untuk menerima dan meyetujui.
8. Jangan menyentuh anak tanpa ada persetujuan dari anak.
9. Lakukan jabat tangan dengan anak karena merupakan cara untuk menghilangkan
perasaan cemas, selain dapat dilakukan dengan menggambar, menulis atau bercerita
untuk menggali perasaan dan pikiran anak saat berkomunikasi.

Dalam mengembangkan komunikasi pada anak, tidak hanya pesan yang di ucapkan
yang perlu diperhatikan, tetapi situasi nonverbal saat menyampaikan pesa.
Tujuan perkembangan anak pada masa prasekolah meliputi :
1. Belajar untuk membedakan jenis kelamin
2. Belajar membentuk konsep diri dengan kehidupan social dan fisik yang sederhana
3. Belajar untuk berhubungan dengan orang lain
4. Belajar mengeksplorasi kata hati
5. Belajar untuk mengembangkan ketrampilan fisik dalam bentuk permainan
6. Belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya
7. Belajar mengembangkan diri dalam kehidupan sehari-hari

Tujuan komunikasi pada masa prasekolah antara lain:


1. Melatih ketrampilan pancaindra.
2. Meningkatkan ketrampilan kognitif, afektif, dan psikomotor.
3. Dapat membentuk pembelajaran dalam sebuah permainan dengan melakukan
hubungan dengan orang lain.
4. Mengembangkan konsep diri.

Perkembangan Komunikasi pada Masa Sekolah (7 – 12 tahun)


Pada masa sekolah, perkembangan komunikasi dapat dilihat dalam kemampuan
anak untuk mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar. Selain itu,
hal yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran dan kemampuannya. Pada usia 8
tahun, anak mampu membaca dan sudah mulai berfikir realistis tentang kehidupan.
Pada anak usia sekolah, komunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan
memperhatikan tingkat kemampuan Bahasa anak, yaitu dalam menggunakan kata-kata
sederhana dan spesifik, karena rasa ingin tahu yang tinggi anak akan menerima
penjelasan tentang objek yang dilihatnya. Komunikasi pada anak merupakan hal yang
penting dalam menjaga hubungan dengan anak, melalui komunikasi perawat dapat
dengan mudah mengambil berbagai data pada diri anak sehingga dapat digunakan untuk
menentukan masalah atau tindakan keperawatan.
Cara yang dapat dilakukan dalam berkomunikasi dengan anak, yaitu :
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Melalui orang lain atau pihak ketiga, komunikasi dapat dilakukan oleh anak untuk
menumbuhkan kepercayaan diri, dan menghindarkan berkomunikasi dengan melibatkan
orang tua secara langsung yang sedang berada di samoing anak.
2. Bercerita
Melalui cerita, pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima,
mengingat anak sangat menyukai cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai
dengan pesan yang akan disampaikan, dan dapat diekspresikan melalui tulisan maupun
gambar.
3. Memfasilitasi
Cara lain untuk berkomunikasi dengan anak adalah dengan memfasilitasinya, karena
dengan cara ini, ekspresi atau respons anak terhadap pesan dapat diterima.
4. Biblioterapi
Dengan memberikan buku atau majalah dapat dilakukan untuk mengekspresikan
perasaan, dengan cara menceritakan isi buku atau majalah yang disesuaikan dengan pesan
yang akan disampaikan kepada anak.
5. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Mengungkapkan keinginan sangat penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan
cara meminta anak untuk menyebutkan keinginan sehingga dapat diketahui berbagai
keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut serta dapat menunjukkan perasaan
dan pikiran anak pada saat itu.

Tugas perkembangan anak usia sekolah meliputi :


a. Mengembangkan konsep diri di dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan kata hati, nilai, normal, dan kesusilaan.
c. Mengembangkan ketrampilan berkelompok dalam sebuah permainan.
d. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya.
e. Meningkatkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.
f. Belajar menjalankan peran sebagai pria dan wanita.

Perkembangan Komunikasi pada Masa Remaja


Perkembangan komunikasi pada usia remaja dapat dilihat dari kemampuan anak
berdiskusi atau berdebat dan anak sudah mampu berfikir secara konseptual, serta
menunjukkan perasaan malu. Pada anak remaja, komunikasi yang dilakukan
merefleksikan tentang kehidupan masa depan.
Pola pikir pada usia remaja sudah mampu kearah yang positif, karena pada usia
ini, terjadi proses konseptualisasi, yaitu masa peralihan anak menjadi dewasa.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia remaja dengan cara berdiskusi, curah
pendapat pada teman sebaya, menghindari pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa
malu, dan menjaga kerahasiaan dalam komunikasi dapat menciptakan rasa kepercayaan
anak, karena masa ini merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.
Tugas perkembangan anak usia sekolah meliputi :
a. Menerima keadaan fisik
b. Mendapatkan hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya antara kedua
jenis kelamin.
c. Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lain.
d. Menerima keadaan sesuai jenis kelamin (pria bersifat maskulin dan wanita
bersifat feminism) serta hidup dengan penih tanggung jawab terhadap hal tersebut
di dalam masyarakat.
e. Mendapat kesempatan untuk bertanggung jawab dalam masalah ekonomi dan
keuangan.
f. Mendapatkan nilai dan falsafah hidup.
Adapun cara untuk membangun hubungan yang harmonis dengan remaja yang
perlu diperhatikan orang tua selama berkomunikasi dengan adanya adalah sebagai berikut
:
1. Jangan terlalu banyak bicara ketimbang mendengarkan.
2. Jangan merasa tahu lebih banyak dari remaja.
3. Jangan selalu memberi arahan dan nasihat.
4. Dengarkan dulu hal yang sebenarnya terjadi dan dialami anak.
5. Berikan kesempatan kepada remaja untuk mengemukakan pendapat.
6. Coba menerima dan memahami terlebih dahulu kenyataan yang dialami remaja.
7. Jangan merasa putus asa dan mudah marah karena tidak tahu lagi hal yang harus
dilakukan.

Kunci pokok dari komunikasi orang tua pada remaja dengan remaja meliputi :
1. Dengarkan isi hati remaja agar mau berbicara.
2. Terima perasaan remaja terlebih dahulu.
3. Bicara dengan penuh perhatian agar hal yang disampaikan dapat didengar oleh
remaja.
Sikap komunikasi terapeutik pada remaja antara lain:
1. Pola pikir ke arah masa depan.
2. Bila stress, lakukan diskusi.
3. Tolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya.
4. Beri dukungan penuh dan perhatian.
5. Jangan melakukan interupsi.
6. Jangan tunjukkan ekspresi wajah yang heran.

Factor – factor yang mempengaruhi komunikasi remaja di antaranya :


1. Pendidikan
Komunikasi dapat berlangsung secara efektif karena dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan seseorang yang tinggi.
2. Pengetahuan
Komunikasi dapat berlangsung secara efektif jika dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan seseorang.
3. Sikap
Dalam berkomunikasi, sangat dibutuhkan adanya sikap, karena komunikasi dapat
berlangsung secara efektif, jika sikap seseorang aktif bukan pasif.
4. Usia tumbuh kembang dan status kesehatan
Seseorang dalam melaksanakan komunikasi harus dapat menyesuaikan tingkat usia
agar komunikasi berlangsung secara efektif.
5. Saluran
Dalam berkomunikasi, pesan dapat tersampaikan ke komunikan dengan baik,
dibutuhkan adanya sebuh saluran.
6. Lingkungan
Lingkungan yang nyaman dan tidak bising dalam proses komunikasi dapat membuat
komunikasi berlangsung dengan efektif sehingga pesan yang disampaikan dapat
dimengerti.

Komunikasi pada remaja dilakukan dengan teknik berikut :


1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Teknik berkomunikasi dengan pihak ketiga atau orang lain dapat dilakukan oleh remaja
untuk menumbuhkan rsa kepercayaan diri remaja, dan menghindari secara langsung
berkomunikasi yang melibatkan orang tua atau dengan cara memberikan komentar
tentang baju yang sedang dipakainya serta hal lainnya.
2. Bercerita
Melalui sebuah cerita, pesan yang akan disampaikan kepada remaja dapat mudah
diterima, karena mengingat remaja menyukai cerita, walaupun cerita yang disampaikan
harus disesuaikan dengan pesan yang akan disampaikan, dan biasanya akan diekspresikan
melalui sebuah tulisan atau gambar.
3. Memfaslitasi
Memfasilitasi merupakan salah satu cara berkomunikasi. Dengan teknik ini, ekspresi atau
respons remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam proses memfasilitasi dapat
mengekspresikan perasaan sehingga remaja perlu diberikan respons terhadap pesan yang
akan disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan
merefleksikan ungkapan negative yang menunjukkan kesan yang buruk pada remaja.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Dengan meminta remaja untuk menyebutkan keinginan, dapat diketahui berbagai keluhan
yang dirasakan remaja dan keinginannya, karena hal ini dapat menunjukkan perasaan dan
pikiran remaja pada saat itu.
5. Pilihan pro dan kontra
Dalam menentukan atau mengetahui perasaan dan pikiran remaja, dapat dilakukan
dengan mengajukan situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negative sesuai
dengan pendapat remaja.
6. Penggunaan skala
Untuk dapat melihat ungkapan perasaan sakit pada anak remaja, sebagai contoh perasaan
nyeri, cemas, sedih, dapat dilakukan dengan menganjurkan remaja untuk
mengekspresikan perasaan sakitnya atau dengan menggunakan skala.
7. Menulis
Cara ini dapat dilakukan, jika remaja tidak mampu mengungkapkan hal yang
dirasakannya dengan kata-kata. Karena dengan cara ini, seorang remaja dapat
mengekspresikan perasaan sedih ataupun marah.

Perkembangan Komunikasi pada Masa Dewasa


Perkembangan teknik komunikasi dapat dijadikan media transfer informasi
komunikasi pada setiap orang, khususnya pada orang dewasa yang mengalami
puncaknya. Karena pada masa dewasa, terjadi kematangan fisik, mental, dan kemampuan
social sudah optimal. Pada masa dewasa, terdapat peran dan tanggung jawab serta
tuntutan kehidupan social yang akan membentuk orang dewasa untuk melakukan
komunikasi dengan orang lain.
Teknik komunikasi yang dikembangkan pada masa dewasa telah mencapai tahap
optimal, baik dalam bentuk verbal atau nonverbal. Materi komunikasi pada masa dewasa,
antara lain :
1. Pekerjaan dan tugas, meliputi pembagian tugas, deskripsi kerja, dan transaksi kerja.
2. Kegiatan rumah tangga, meliputi pembagian tugas dalam keluarga, pendidikan
terhadap anak, dan pemenuhan atau pengaturan terhadap kegiatan social ekonomi.
3. Kegiatan professional, meliputi pembagian kerja dan transaksi.
4. Kegiatan social, meliputi hubungan social, peran, dan tugas social.

Perkembangan Komunikasi pada Masa Lansia


Komunikasi pada lansia berbeda dengan komunikasi dengan individu lain, karena
lansia itu sangat unik. Pada lansia terjadi penurunan kemampuan dalam berkomunikasi
karena terjadi kemunduran berbagai sitem organ, misalnya penglihatan, pendengaran,
wicara dan persepsi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan lansia dalam
menangkap pesan atau informasi dan melakukan transfer informasi. Proses penurunan
kemampuan untuk melakukan komunikasi dapat berlangsung secara bertahap dan
bergantung pada beberapa besar terjadinya gangguan indra dan gangguan otak yang
dialami pada lansia.
Gangguan ingatan atau dikenal dengan demensia berdampak pada penerimaan
dan pengiriman pesan. Dampak penerimaan pesan antara lain :
1. Lansia mudah lupa terhadap pesan yang baru saja diterima.
2. Lansia sering terjadi kesalahan dalam mempersepsikan pesan.

Sementara itu, dampak demensia terhadap pengiriman pesan adalah :


1. Lansia kurang mampu membuat pesan yang bersifat komplesk.
2. Lansia bingung pada saat mengirim pesan.
3. Lansia sering terjadi salah dalam pengiriman pesan.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain :
1. Perubahan fisik, khususnya pendengaran.
2. Proses penuaan normal.
3. Perubahan social.
4. Pengalaman hidup dan latar belakang budaya.

Factor – factor yang mempengaruhi komunikasi dengan lansia adalah sebagai berikut :
1. Gangguan sensori dan penurunan memory
2. Penyakit kronis
3. Terjadi ageism (diskriminasi usia)
4. Karena kondisinya, lansia lebih senang ditanya dibandingkan dengan bertanya.

Teknik umum komunikasi dengan lansia meliputi :


1. Menunjukkan hormat dan keprihatinan
2. Memastikan bahwa klien didengar dan dipahami
3. Menghindari ageism
4. Mengenal kultur dan budaya
Ketrampilan komunikasi terapeutik pada lansia dapat meliputi :
1. Perkenalkan diri terlebih dahulu dan jelaskan tujuan serta berapa lama waktu yang
akan digunakan, sebelum melakukan komunikasi.
2. Terkait dengan kemunduran untuk merespons verbal, berikan waktu untuk menjawab.
3. Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti serta disesuaikan dengan
latar belakang sosiokulturalnya.
4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena akan lebih mudah dipahami oleh
lansia.
5. Berikan dukungan, perhatian, dan respons nonverbal, meliputi kontak mata secara
langsung, duduk, dan berikan sentuhan.
6. Identifikasi adanya tanda distress pada lansia.
7. Jangan berasumsi bahwa lansia akan memahami tujuan dari wawancara yang
dilakukan.
8. Perhatikan respons dengan cara mendengarkan dengan cermat dan tetap
mengobservasi.
9. Saat melakukan wawancara, berikan tempat yang tidak asing bagi lansia.
10. Berikan lingkungan yang nyamandan kursi saat berkomunikasi.
11. Karena kondisi lansia yang sensitive terhadap suara berfrekuensi tinggi atau
perubahan kemampuan penglihatan, berikan tempat yang jauh dari kebisingan.
12. Konsultasikan hasil wawancara kepada keluarga atau pun pihak yang mengenal.
13. Perhatikan kondisi fisik lansia pada saat dilakukan wawancara.

Prinsip gerontologis dalam berkomunikasi dengan lansia mencakup :


1. Minimalkan kebisingan
2. Dengarkan secara asertif saat komunikasi berlangsung
3. Identifikasi kondisi alat bantu dengar apakah berfungsi dengan baik
4. Lihat kondisi kacamata yang digunakan bersih
5. Saat berkomunikasi, jangan menggunakan suara yang keras atau berteriak
6. Sikap tubuh saat berkomunikasi harus berdiri sejajar dengan lawan bicara
7. Gunakan kalimat yang pendek dan sederhana
8. Berikan waktu untuk berfikir
9. Berikan dukungan kepada lansia untuk ikut serta dalam aktivitas social, misalnya
perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.
10. Gunakan Bahasa yang mudah dipahami
11. Observasi respons saat mengajarkan suatu tugas atau keahlian
SOAL LATIHAN

Pilihan Ganda
1. Perkembangan manusia dapat berjalan secara …
a. Sistematis
b. Progresif
c. Berkesinambungan
d. A, B, dan C benar
e. A, B, dan C salah
2. Dalam melaksanakan komunikasi, perawat perlu memperhatikan berbagai aspek berikut
ini, kecuali …
a. Usia tumbuh kembang
b. Cara berkomunikasi
c. Sumber komunikasi
d. Metode dalam berkomunikasi
e. Tahapan dalam berkomunikasi
3. Komunikasi pada bayi umumnya dapat dilakukan dengan cara …
a. Sentuhan
b. Senyuman
c. Gerakan
d. Memberi mainan
e. Bergurau
4. Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai pada usia …
a. Minggu ke – 1
b. Minggu ke – 4
c. Minggu ke – 6
d. Minggu ke – 8
e. Minggu ke – 10
5. Komunikasi pada bayi usia minggu kedua belas adalah ….
a. Tersenyum
b. Mengeluarkan suara
c. Mengeluarkan kata-kata
d. Bereaksi terhadap panggilan
e. Mengucapkan kalimat
6. Kata-kata yang umumnya diucapkan pada bayi usia pertengahan tahun adalah …
a. Bu bub u
b. Da da da
c. Ma ma ma
d. Mi mi mi
e. Ya ya ya

7. Pada usia satu minggu bayi mampu merespons terhadap ..


a. Suara
b. Sentuhan
c. Cahaya
d. Gerakan
e. Panggilan
8. Berikut ini adalah tujuan komunikasi pada bayi, kecuali ….
a. Memberi rasa nyaman
b. Melatih ketrampilan
c. Memenuhi kebutuhan bayi
d. Melatih kemampuan bicara
e. Melatih kemampuan mendengar
9. Pada usia prasekolah, anak sudah mampu memahami …
a. 50 – 100 kata
b. 100 – 200 kata
c. 200 – 300 kata
d. 300 – 400 kata
e. > 400 kata
10. Sifat komunikasi pada usia prasekolah adalah …
a. Egosentris
b. Rasa ingin tahu tinggi
c. Sering marah-marah
d. Inisiatif tinggi
e. Kemampuan Bahasa sudah meningkat

Uraian
1. Bagaimanakah teknik komunikasi pada bayi ?
2. Sebutkan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang perawat dalam
berkomunikasi !
3. Sebutkan tujuan dari komunikasi pada anak usia prasekolah !
4. Jelaskan ketrampilan dalam berkomunikasi pada lansia !
5. Sebutkan dan jelaskan prinsip gerontologis dalam berkomunikasi !

Anda mungkin juga menyukai