Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI KEPERAWATAN

“Komunikasi pada anak,lansia,klien di IGD dan icu”

KELOMPOK 6 ANGGOTA:
husnul hafifa :A1C219131
dhea annathasya matalang :A1C219139
ketrin :A1C219142
 

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
TAHUN 2020/2021
Komunikasi merupakan proses yang sangat
khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi
menjadi lebih bermakna karena merupakan
metoda utama dalam mengimplementasikan
proses keperawatan. Pengalaman ilmu untuk
menolong sesama memerlukan kemampuan
khusus dan kepedulian sosial yang besar
(Abdalati, 1989).
KOMUNIKASI PADA ANAK

Komunikasi pada anak adalah komunikasi yang


dilakukan antara perawat dan klien (anak), yang
direncanakan secara sadar , bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
anak.
Komunikasi dengan anak berdasarkan
usia tumbuh kembang, antara lain :
2. Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan
1. Usia Bayi (0-1 tahun) perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua
adalah dengan melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata
ulangan.
tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di
Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu
samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan
menguasai sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang
secara non verbal. Perkembangan komunikasi pada bayi digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan sebagainya.
dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa
sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi ingin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan
akan berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi. bahasanya mulai meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa
Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat
pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat
dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara
mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian (Behrman, 1996).
pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah
tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai dengan memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi
menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya. kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan
Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat,
mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan
yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti
lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktivitas saat komunikasi,
terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah
beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir diajak komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak
tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata- sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita
kata yang spesifik antara dua atau tiga kata. harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat
dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan
Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak
cara komunikasi yang efektif pada bayi yakni dengan
LANJUTAN
3. Usia Sekolah (5-11 tahun) 4. Usia Remaja (11-18 tahun)
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini
dimulai dengan kemampuan anak mencetak, ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau
menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar
berdebat dan sudah mulai berpikir secara
dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan
konseptual, sudah mulai menunjukkan perasaan
pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini
sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah malu, pada anak usia sering kali merenung
mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan tentang masa depan yang
kehidupan. direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang
ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat
kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata- masa ini adalah masa peralihan anak menjadi
kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu dewasa.
yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini
yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada
adalah berdiskusi atau curah pendapat pada
aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu
sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan
teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang
prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga
ditanyakn secara jelas dan jangan menyakiti atau kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal
mengancam sebab ini akan membuat anak tidak terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan
mampu berkomunikasi secara efektif. masa transisi dalam bersikap dewasa.
Tahapan dalam Komunikasi dengan Anak

a. Tahap Prainteraksi
Pada tahap pra interaksi ini yang harus kita lakukan adalah mengumpulkan data tentang klien dengan mempelajari status
atau bertanya kepada orang tua tentang masalah atau latar belakang yang ada, mengeksplorasi perasaan, proses ini akan
mengurangi kekurangan dalam saat komunikasi dengan cara mengeksplorasikan perasaan apa yang ada pada dirinya,
membuat rencana pertemuan dengan klien, proses ini ditunjukkan dengan kapan komunikasi akan dilakukan, dimana dan
rencana apa yang dikomunikasikan serta target dan sasaran yang ada.
b. Tahap Perkenalan atau Orientasi
Tahap ini yang dapat kita lakukan adalah memberikan salam dan senyum pada klien, melakukan validasi (kognitif,
psikomotorik, afektif), mencari kebenaran data yang ada dengan wawancara, mengobservasi atau pemeriksaan ang lain,
memperkenalkan nama kita denga tujuan agar selalu ada yang memperhatikan terhadap kebutuhannnya, menanyakan
nama panggilan kesukaan klien karena akan mempermudah dalam berkomunikasi dan lebih dekat, menjelaskan tanggung
jawab perawat dan klien, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, menjelaskan tujuan, menjelaskan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan dan menjelaskan kerahasiaan.

c. Tahap Kerja
Pada tahap ini kegiatan yang dapat kia lakukan adalah memberi
kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu
tentang hal-hal yang kurangdimengerti dalam komunikasi,
menanyakan keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara yang
baik dan melakukan kegiatan sesuai dengan rencana.
d. Tahap Terminasi
Pada tahap terminasi dalam komunikasi ini kegiatan yang dapat kita
KOMUNIKASI DENGAN LANSIA
Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok
yakni : Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki
lansia, kelompok lansia (65 tahun ke atas), Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang
berusia lebih dari 70 tahun.

WHO membagi lansia menjadi 3


katagori, yaitu :
 Usia lanjut : 60 – 74 tahun
 Usia tua : 75 -89 tahun
 Usia sangat lanjut : lebih dari 90
tahun.
Teknik Umum untuk Berkomunikasi dengan
Pasien lanjut usia
1. Menunjukkan Hormat dan Keprihatinan 2. Memastikan bahwa Pasien Didengar dan
Dipahami
Untuk menunjukkan rasa hormat, anda harus
Mempertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa
menghadapi pasien secara formal dan dan mendengarkan adalah kunci komunikasi
menyapa dengan efektif antara pasien lanjut usia dan dokter
“Bapak” atau “Ibu”, kecuali pasien sebelumnya (Adelman et al., 2000 ; Ory et al., 2003).
Membiarkan pasien lanjut usia untuk berbicara
telah meminta anda untuk memanggil dengan beberapa menit tentang masalahnya tanpa
nama pertamanya, dan hindarkan interupsi akan memberikan lebih banyak informasi
menggunakan istilah yang merendahkan daripada riwayat pendukung yang terstruktur
seperti “manisku”,“sayangku”, ‘cintaku”. cepat. Merasa sedang diburu-buru akan
menyebabkan mereka merasa bahwa mereka
Berkomunikasi yang saling bertatap mata
sedang Tidak didengarkan atau dipahami
dengan duduk di kursi dan langsung menatap (Adelman et al., 2000). Penelitian menunjukkan
pasien. Dengan melakukan hal ini, anda bahwa pasien lanjut usia dan dokter sering tidak
menunjukkan perhatian sejati dan aktif sepaham tentang tujuan dan masalah medis yang
mendengarkan, serta membantu pasien untuk dihadapi. Komunikasi yang buruk dapat
mengganggu pertukaran informasi serta
mendengar dan memahami anda secara lebih menurunkan kepuasan pasien (Greene et al., 1989).
baik. Sentuhan lembut di tangan, lengan, atau
pundak pasien akan menyampaikan rasa turut
prihatin dan perhatian (Adelman et al., 2000).
KOMUNIKASI DENGAN KLIEN DI IGD
Ada empat tahapan dalam melakukan komunikasi terapeutik 3. Fase Kerja
pada klien, diantaranya yaitu :
1. Fase preinteraksi Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan
Tahap ini adalah masa persiapan sebelum memulai proses komunikasi terapeutik. Pada tahap
berhubungan dengan klien. Tugas perawat pada fase ini yaitu:
ini, perawat bersama klien mengatasi
o Mengeksplorasi perasaan, harapan dan kecemasannya.
o Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri, dengan analisa masalah yang dihadapi klien. Tahap ini
diri ia akan terlatih untuk memaksimalkan dirinya agar bernilai berkaitan dengan pelaksanaan rencana
terapeutik bagi klien, jika merasa tidak siap maka perlu belajar
kembali dengan berdiskusi bersama teman kelompok.
asuhan yang telah ditetapkan.
o Mengumpulkan data tentang klien, sebagai dasar dalam 4. Fase terminasi
membuat rencana interaksi.
o Membuat rencana pertemuan secara tertulis, yang akan Fase ini merupakan fase yang sulit dan
diimplementasikan saat bertemu dengan klien. penting, karena hubungan saling percaya
2. Fase orientasi sudah terbina dan berada pada tingkat
Fase ini dimulai pada saat bertemu pertama kali dengan klien.
Pada saat pertama kali bertemu dengan klien fase ini
optimal. Perawat dan klien keduanya
digunakan perawat untuk berkenalan dengan klien dan merasa kehilangan. Terminasi dapat terjadi
merupakan langkah awal dalam membina hubungan saling
percaya. Tujuan pada tahap orientasi ini untuk memvalidasi
pada saat perawat mengakhiri tugas pada
keakuratan data dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan unit tertentu atau saat klien akan pulang.
keadaan pasien saat ini. Tugas utama perawat pada tahap ini Perawat dan klien bersama-sama
adalah memberikan situasi lingkungan yang peka dan
Komunikasi Terapeutik pada Klien di
Ruang IGD
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
2. Menunjukkan penerimaan
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
4. Mengulang ucapan klien
5. Klarifikasi
6. Memfokuskan
7. Menyampaikan hasil observasi
8. Menawarkan informasi
9. Diam
10. Meringkas
11. Memberikan penghargaan
12. Menawarkan diri
13. Memberi kesempatan kepada klien untuk
memulai pembicaraan
KOMUNIKASI PADA KLIEN DI ICU

Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu


komunikasi dengan menggunakan teknik komunikasi
khusus/teurapetik dikarenakan fungsi sensorik dan motorik
pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus
dari luar tidak dapat diterima klien dan klien tidak dapat
merespons kembali stimulus tersebut.
Komunikasi dengan klien dalam proses
keperawatan memiliki beberapa fungsi, yaitu
1. Mengendalikan Perilaku 3. Pengungkapan Emosional
Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada,
Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini
sebaliknya perawat dapat melakukannya terhadap klien. Perawat
adalah tidak memiliki respon dan klien tidak ada dapat berinteraksi dengan klien. Perawat dapat mengungkapan
prilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak kegembiraan, kepuasan terhadap peningkatan yang terjadi dan
berfungsi sebagai pengendali prilaku. Secara tepatnya semua hal positif yang dapat perawat katakan pada klien. Pada
pasien hanya memiliki satu prilaku yaitu pasien hanya setiap fase kita dituntut untuk tidak bersikap negatif terhadap klien,
berbaring, imobilitas dan tidak melakukan suatu karena itu akan berpengaruh secara tidak langsung/langsung
terhadap klien. Sebaliknya perawat tidak akan mendapatkan
gerakan yang berarti. Walaupun dengan berbaring ini pengungkapan positif maupun negatif dari klien. Perawat juga tidak
pasien tetap memiliki prilaku negatif yaitu tidak bisa boleh mengungkapkan kekecewaan atau kesan negatif terhadap
mandiri. klien. Pasien ini berkarakteristik tidak sadar, perawat tidak dapat
2. Perkembangan Motivasi menyimpulkan situasi yang sedang terjadi, apa yang dirasakan pada
klien pada saat itu. Kita dapat menyimpulkan apa yang dirasakan
Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama klien terhadap apa yang selama ini kita komunikasikan pada klien bila
mempertahankan kesadaran, tetapi klien masih dapat klien telah sadar kembali dan mengingat memori tentang apa yang
merasakan rangsangan pada pendengarannya. telah kita lakukan terhadapnya.
Perawat dapat menggunakan kesempatan ini untuk 4. Informasi
berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan Fungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses
motivasi pada klien. Motivasi adalah pendorong pada keperawatan yang akan kita lakukan. Setiap prosedur tindakan
keperawatan harus dikomunikasikan untuk menginformasikan pada
setiap klien, kekuatan dari diri klien untuk menjadi
klien karena itu merupakan hak klien. Klien memiliki hak penuh
lebih maju dari keadaan yang sedang ia alami. Fungsi untuk menerima dan menolak terhadap tindakan yang akan kita
ini akan terlihat pada akhir, karena kemajuan pasien berikan. Pada pasien tidak sadar ini, kita dapat meminta persetujuan
tidak lepas dari motivasi kita sebagai perawat, perawat terhadap keluarga, dan selanjutnya pada klien sendiri. Pasien berhak
yang selalu ada di dekatnya selama 24 jam. mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada klien. Perawat
Cara Berkomunikasi Dengan Pasien Tak
Sadar
1. Menjelaskan
Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat lakukan terhadap klien.
Penjelasan itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan kepada klien. Dengan menjelaskan
pesan secara spesifik, kemungkinan untuk dipahami menjadi lebih besar oleh klien.
2. Memfokuskan
Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari pesan yang
dikirimkan. Perawat memfokuskan informasi yang akan diberikan pada klien untuk
menghilangkan ketidakjelasan dalam komunikasi.
3. Memberikan Informasi
Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan informasi. Dalam interaksi
berkomunikasi dengan klien, perawat dapat memberi informasi kepada klien. Informasi itu dapat
berupa intervensi yang akan dilakukan maupun kemajuan dari status kesehatannya, karena
dengan keterbukaan yang dilakukan oleh perawat dapat menumbuhkan kepercayaan klien dan
pendorongnya untuk menjadi lebih baik.
4. Mempertahankan ketenangan
Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat menujukkan dengan
kesabaran dalam merawat klien. Ketenagan yang perawat berikan dapat membantu atau
mendorong klien menjadi lebih baik. Ketenagan perawat dapat ditunjukan kepada klien yang tidak
sadar dengan komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal dapat berupa sentuhan yang hangat.
Sentuhan adalah transmisi pesan tanpa kata-kata, merupakan salah satu cara yang terkuat bagi
KESIMPULAN

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus


dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada
profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih
bermakna karena merupakan metoda utama dalam
mengimplementasikan proses keperawatan.
Pengalaman ilmu untuk menolong sesama
memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian
sosial yang besar
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai