Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN II

PROSES INFEKSI DARI AGEN JAMUR

Disusun oleh:

KELOMPOK 3:

AJAY QUMAR SAGALA. A1C219095

SHILVA RUSLI PUTRI. A1C219134

NADIAH GARDILAH. A1C219123

NATANEL LEHA. A1C219136

JURIANDI JAWADE. 183145105125

Dosen Pengampuh:

Ns. Safira S. S. Kep., M. Kes

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
C. Tujuan Pembelajaran..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Infeksi Virus......................................................................................................


B. Gejala Infeksi Virus.............................................................................................................
C. Penyebab Infeksi Virus........................................................................................................
D. Diagnosis Infeksi Virus........................................................................................................
E. Pencegahan Infeksi Virus....................................................................................................
F. Komplikasi Infeksi Virus......................................................................................................
G. Contoh Kasus infeksi Jamut................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subahanahu wata'ala yg telah memberikan nikmat
kesehatan dan kesempatan sehingga kami dari kelompok 3 alhamdulilah telah selesai mengerjakan
tugas makalah yg diberikan oleh Ns. Safira selaku dosen pengampuh kami, dengan makalah yg berjudul "
Proses Infeksi dari Agen Jamur". Dan semoga salawat serta salam tetap tercurahkan kepada baginda kita
Muhammad Salallahu'alihi Wasallam, para sahabat dan para keluarganya, karena berkat perjuangan
mereka kita bisa menghirup manisnya islam sampai saat ini.

Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik
yang bersifat membangun bisa diberikan kepada kami, agar kedepannya dalam pembuatan makalah
lainnya bisa lebih baik lagi.

TTD

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita menjumpai jamur. Jamur adalah nama regnum dari sekelompok
besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Jamur memiliki bermacam-macam bentuk. Umumnya jamur
berukuran mikroskopis, oleh karena itu studi tentang jamur ini baru dimulai setelah penemuan
mikroskop oleh Van Leeuwnhoek pada abab ke 17.

Banyak jamur yang menimbulkan penyakit pada makhluk hidup lainnya. Seperti gatal-gatal pada kulit,
kerusakan dermis pada manusia serta penyakit yang dapat menimbulkan ematian pada hewan maupun
tanaman. Selain itu jamur juga menyebabkan pembusukan bahan pangan dengan cara merusak jaringan
dan akhirnya merusak makanan tersebut. Selain menghancurkan jaringan tanaman secara langsung,
beberapa patogen tanaman merusak tanaman dengan menghasilkan racun kuat. Jamur juga
bertanggung jawab untuk pembusukan makanan dan membusuk tanaman disimpan. Walaupun
terdapat jamur yang menguntungkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian infeksi jamur ?


2. Apa penyebab terjadinya infeksi jamur ?
3. Bagaimana cara mencegah terjadinya infeksi jamur ?

C. Tujuan Pembelajaran

1. Untuk mengtahui apa itu infeski jamur yg bisa menyebabkan penyakit pada manusia
2. Untuk mengetahui bagaimana penyebab terjadinya infeksi jamur sehingga membuat penderita
merasa kesakitan.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah terjadinya infeksi jamur pada manusia..

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Infeksi Jamur


Infeksi jamur merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini dapat dialami oleh siapa
saja. Namun demikian, individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah lebih berisiko terserang infeksi
jamur. Misalnya, penderita HIV/AIDS, pasien kemoterapi, serta pasien pasca transplantasi organ.

Jamur adalah
organisme
yang dapat
hidup secara
alami di tanah
atau
tumbuhan. Bahkan jamur bisa hidup di kulit manusia. Meskipun normalnya tidak berbahaya, namun
beberapa jamur dapat mengakibatkan gangguan kesehatan serius.

Tubuh manusia memiliki sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi jamur. Namun, jika sistem
kekebalan tubuh anda sedang melemah atau jika anda sedang dalam pengobatan menggunakan
antibiotik, jamur dapat berkembang di dalam tubuh Anda dan merusak organ Anda.

Kebanyakan penyakit yang disebabkan oleh jamur tidak terlalu parah dan biasanya hanya menyebabkan
kerusakan kecil. Misalnya, infeksi jamur pada kulit biasanya akan menyebabkan gatal-gatal. Namun,
beberapa infeksi jamur dapat mengancam jiwa, seperti meningitis jamur dan infeksi pada aliran darah.

Infeksi jamur yang paling umum terjadi adalah cacing gelang, candidiasis albicans, onychomycosis, jock
itch, peyakit kaki atlet, dan infeksi pada vagina. Beberapa jenis infeksi jamur lebih sulit untuk diatasi
ketimbang beberapa jenis lainnya. Salah satu contohnya adalah onychomicosis, yang merupakan infeksi
jamur yang terjadi pada dasar kuku. Karena infeksinya terjadi di bagian bawah kuku, perawatan menjadi
sulit untuk dilakukan.

B. Gejala Infeksi Jamur

Gejala infeksi jamur sangat beragam, tergantung bagian tubuh yang terinfeksi, yang meliputi:

 Bintik merah atau ungu di kulit


 Muncul ruam kulit
 Kulit pecah-pecah
 Luka melepuh atau bernanah
 Gatal-gatal
 Rasa sakit di bagian yang terinfeksi
 Pembengkakan di area yang terinfeksi
 Batuk disertai darah atau lendir
 Sesak napas
 Demam
 Penglihatan kabur
 Mata merah dan sensitif pada cahaya
 Air mata keluar berlebihan
 Sakit kepala
 Hidung tersumbat
 Mual dan muntah

C. Penyebab Infeksi Jamur

Penyebab infeksi jamur atau mikosis tergantung kepada jenis infeksi itu sendiri. Di bawah ini akan
dijelaskan beberapa jenis infeksi jamur, penyebabnya, serta faktor risiko yang menyertainya.

1.Candidiasis

Candidiasis disebabkan oleh infeksi jamur Candida. Pada kondisi normal, jamur tersebut hidup secara
alami di permukaan kulit. Namun bila perkembangannya tidak terkendali, jamur tersebut akan
menyebabkan infeksi. Salah satu penyebab tumbuh suburnya jamur ini adalah efek samping antibiotik.

Perkembangan jamur Candida yang tidak terkendali dapat dipicu oleh sejumlah hal, antara lain
kurangnya kebersihan diri, mengenakan pakaian ketat, iklim yang hangat, serta kondisi kulit yang
lembap atau tidak dikeringkan dengan benar.

2.Infeksi Candida auris

Seperti namanya, infeksi ini disebabkan oleh jamur Candida auris. Berbeda dari jamur Candida lain,
Candida auris kebal terhadap obat anti jamur yang biasa digunakan untuk mengobati candidiasis. Di
samping itu, jenis jamur ini juga dapat menyebabkan kematian pada sebagian besar penderitanya.

Candida auris menyebar dari orang ke orang, melalui pemakaian bersama pada peralatan yang
terkontaminasi.

3.Kurap

Kurap disebabkan oleh jenis jamur yang hidup di tanah, yaitu epidermophyton, microsporum, dan
trichophyton. Seseorang bisa terinfeksi bila menyentuh tanah yang terkontaminasi jamur tersebut.
Penyebaran dapat terjadi antara hewan ke manusia, atau dari manusia ke manusia.

4.Infeksi jamur kuku


Infeksi jamur kuku terjadi ketika terdapat jamur di kuku yang tumbuh tidak terkendali. Jenis jamur
penyebab infeksi jamur kuku sama dengan jamur penyebab kurap. Infeksi jamur ini juga bisa terjadi
pada tangan (tinea manum).

Meskipun dapat terjadi pada siapa saja, risiko infeksi jamur kuku lebih tinggi pada penderita diabetes,
lansia di atas 65 tahun, pengguna kuku palsu, orang yang mengalami cedera kuku, dan individu dengan
kekebalan tubuh lemah.

5.Aspergillosis

Aspergillosis disebabkan oleh perpaduan antara sistem kekebalan tubuh yang lemah dan paparan jamur
Aspergillus. Jamur ini dapat ditemukan di tumpukan kompos, tumpukan gandum, dan sayuran yang
membusuk.

Selain pada individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah (misalnya kondisi sel darah putih rendah
atau sedang mengonsumsi obat kortikosteroid), risiko aspergillosis lebih tinggi pada penderita asma
atau cystic fibrosis.

6.Infeksi jamur mata

Infeksi jamur mata adalah kondisi yang jarang, namun tergolong serius. Infeksi jamur mata paling sering
disebabkan oleh jamur Fusarium yang hidup di pohon atau tanaman. Jamur Fusarium bisa masuk ke
mata bila mata tidak sengaja tergores bagian tanaman tersebut.

Selain akibat cedera mata, infeksi jamur mata dapat terjadi pada pasien yang menjalani operasi katarak
atau transplantasi kornea. Pada kasus yang jarang, infeksi jamur mata juga terjadi akibat penggunaan
obat tetes mata atau cairan pembersih lensa kontak yang sudah terkontaminasi, serta pengobatan
dengan suntikan kortikosteroid pada mata.

7.Pneumocystis pneumonia (PCP)

PCP disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii, yang menyebar melalui udara. PCP menyerang
individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS, atau pada pasien pasca
menjalani transplantasi organ dan obat imunosupresif.

8.Cryptococcus neoformans

Infeksi ini disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans. Spora jamur tersebut dapat terhirup secara
tidak sengaja, namun tidak menyebabkan infeksi. Hanya saja, individu dengan kekebalan tubuh lemah
berisiko tinggi terinfeksi jamur ini.

9.Histoplasmosis
Histoplasmosis disebabkan oleh jamur Histoplasma. Jamur ini dapat ditemukan di tanah yang terpapar
kotoran burung atau kelelawar. Infeksi terjadi ketika spora jamur di tanah terhirup dan masuk ke saluran
pernapasan.

Setiap orang dapat terjangkit histoplasmosis. Akan tetapi, infeksi ini lebih rentan terjadi pada petani,
peternak, penjelajah gua, pekerja konstruksi, dan petugas pengendali hama.

10.Mucormycosis

Mucormycosis terjadi akibat menghirup spora jamur golongan Mucorales secara tidak sengaja. Infeksi
juga dapat terjadi bila luka terbuka di kulit terpapar jamur ini.

Jamur Mucorales bisa ditemukan di daun, kayu, tanah, atau di tumpukan kompos. Namun walaupun
jamur ini terdapat di alam, bukan berarti infeksi pasti terjadi pada setiap orang yang terpapar spora
jamur. Infeksi lebih berisiko terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita
kanker dan diabetes.

11.Sporotrichosis

Sporotrichosis disebabkan oleh jamur Sporothrix yang banyak ditemukan di tanah atau tanaman. Infeksi
terjadi ketika spora jamur masuk ke tubuh melalui sentuhan, terutama melalui luka terbuka di kulit.
Meskipun sangat jarang, infeksi juga dapat terjadi bila menghirup spora jamur secara tidak sengaja.

Beberapa orang dengan jenis pekerjaan tertentu lebih berisiko terserang infeksi sporotrichosis, misalnya
tukang kebun, petani, dan pasien yang sedang menjalani terapi imunosupresif.

12.Talaromycosis

Talaromycosis disebabkan oleh jamur Talaromyces marneffei. Sama seperti beberapa jenis infeksi jamur
lain, talaromycosis umumnya menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

D. Diagnosis Infeksi Jamur

Dokter dapat menduga pasien terserang infeksi jamur bila terdapat sejumlah gejala yang telah
dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi, dokter akan menjalankan beberapa pemeriksaan lanjutan untuk
memastikannya.

Pemeriksaan lanjutan untuk infeksi jamur dilakukan dengan mengambil sampel darah, urine, nanah,
atau cairan serebrospinal, tergantung organ yang terinfeksi. Metode pemeriksaan tersebut cukup
beragam, tergantung kepada jenis infeksi jamur itu sendiri. Di antaranya adalah:

a. Tes KOH
Dalam tes KOH, dokter akan mengambil sampel kerokan kulit pasien yang terinfeksi, lalu mencampurnya
dengan larutan KOH (kalium hidroksida). KOH akan menghancurkan sel kulit sehat, dan menyisakan sel
kulit yang terinfeksi jamur.

b. Kultur jamur

Kultur jamur dilakukan guna mendeteksi apakah terdapat jamur di area tubuh yang terinfeksi. Dalam
prosedur ini, dokter akan mengambil sampel darah, kulit, kuku, atau lapisan dalam kulit pasien untuk
dibiakkan di laboratorium.

Sampel juga dapat menggunakan cairan serebrospinal bila dicurigai terdapat infeksi pada otak dan
tulang belakang. Dalam prosedur ini, sampel cairan serebrospinal yang menyelubungi otak dan tulang
belakang pasien akan diambil, menggunakan metode pungsi lumbal, yaitu melalui celah tulang belakang
di daerah punggung bawah.

c. Tes pewarnaan gram

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan infeksi lain, yaitu bakteri. Tes pewarnaan gram
dilakukan dengan mengambil sampel dahak, darah, atau urine pasien untuk diteliti di laboratorium.

d. Biopsi

Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan guna dianalisis di bawah mikroskop. Dokter dapat
mengambil sampel kulit, paru-paru, tulang sumsum, atau kelenjar getah bening, tergantung kepada area
yang terinfeksi.

e. Pengobatan Infeksi Jamur

Metode pengobatan infeksi jamur tergantung kepada jenis infeksi, tingkat keparahan, dan bagian tubuh
yang terinfeksi. Pada umumnya, pasien akan diberikan obat antijamur.

Obat antijamur yang digunakan untuk infeksi jamur sangat beragam. Bentuk dan dosis obat, serta durasi
pengobatan berbeda-beda, terutama pada ibu hamil dan anak-anak. Pada beberapa kasus, obat
antijamur harus diberikan di rumah sakit. Sebaiknya konsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum
menggunakan obat ini.

Obat antijamur yang dapat digunakan, antara lain:

 Amphotericin
 Clotrimazole
 Griseofulvin
 Itraconazole
 Ketoconazole
 Miconazole
 Natamycin
 Nystatin
 Terbinafine
 Tioconazole
 Voriconazole

Selain dengan obat-obatan, dokter juga dapat melakukan sejumlah prosedur, seperti:

Debridement. Debridement dilakukan dengan mengangkat jaringan tubuh yang rusak atau terinfeksi.
Selain untuk mencegah penyebaran infeksi, debridement dilakukan agar jaringan yang sehat bisa lebih
cepat memperbaiki diri.

Bedah. Pada sejumlah kasus sporotrichosis yang menginfeksi paru-paru, tulang, dan sendi, dokter dapat
menjalankan tindakan bedah untuk mengangkat bagian organ yang terinfeksi.

Vitrektomi. Vitrektomi adalah bedah untuk mengeluarkan cairan vitreus dari dalam bola mata.

Transplantasi kornea. Transplantasi kornea adalah tindakan mengganti kornea pasien, dengan kornea
dari pendonor. Tujuannya adalah untuk memperbaiki fungsi penglihatan.

Enukleasi. Enukleasi adalah tindakan mengganti keseluruhan bola mata dan saraf yang terkait dengan
bola mata.

E. Pencegahan Infeksi Jamur

Infeksi jamur dapat dicegah dengan melakukan sejumlah langkah berikut:

 Jaga kebersihan kulit dan segera keringkan tubuh bila basah.


 Jangan berbagi pakai handuk, pakaian, atau barang-barang pribadi.
 Jaga kuku kaki tetap pendek, namun tidak terlalu pendek.
 Jangan gunakan gunting kuku yang sama untuk kuku yang terinfeksi dan yang tidak.
 Kenakan alas kaki di tempat umum.
 Jangan menggaruk area kulit yang terinfeksi.
 Hindari mengenakan pakaian atau sepatu ketat.
 Kenakan pakaian yang bersih untuk beraktivitas.
 Segera cuci pakaian setelah digunakan.
 Ganti pakaian dalam dan kaus kaki tiap selesai beraktivitas.

F. Komplikasi Infeksi Jamur

Sejumlah komplikasi serius dapat muncul akibat infeksi jamur yang tidak ditangani. Komplikasi tersebut
tergantung kepada jenis infeksi jamur yang diderita, antara lain:

 Perdarahan di paru-paru
 Penyebaran infeksi ke otak, jantung atau ginjal
 Efusi pleura (penumpukan cairan pada pleura)
 Pneumothorax (penumpukan udara pada pleura)
 Gagal napas
 Perikarditis atau radang pada kantung jantung
 Gangguan kelenjar adrenal
 Meningitis atau radang selaput otak
 Kelumpuhan
 Kejang

G. Contoh Kasus Infeksi Jamur

Contoh kasusnya seperti penderita kurap:

Kurap disebabkan oleh jenis jamur yang hidup di tanah, yaitu epidermophyton, microsporum, dan
trichophyton. Seseorang bisa terinfeksi bila menyentuh tanah yang terkontaminasi jamur tersebut.
Penyebaran dapat terjadi antara hewan ke manusia, atau dari manusia ke manusia.

Kurap terjadi pada orang dari segala usia, tetapi sangat sering terjadi pada anak. Kurap adalah menular
dan dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak dengan daerah kulit yang terinfeksi atau
dengan berbagi sisir dan sikat, lainnya item perawatan pribadi, atau pakaian. Hal ini juga mungkin
terinfeksi kurap setelah datang di kontak dengan ruang ganti atau permukaan kolam renang. Infeksi juga
dapat mempengaruhi anjing dan kucing, dan hewan peliharaan dapat menularkan infeksi kepada
manusia. Adalah umum untuk memiliki beberapa daerah kurap sekaligus dalam area tubuh yang
berbeda.

Biasanya dibutuhkan 3 hingga 4 minggu untuk menghilangkan kurap, Anda perlu melanjutkan
penggunaan krim seminggu setelah area bersisik hilang. Beberapa anak sensitif terhadap pemakaian
krim ini, jadi coba gunakan sedikit saja dulu untuk melihat bagaimana reaksi kulit anak Anda.
Konsultasikan pada dokter untuk meminta obat alternatif jika timbul area bersisik baru akibat reaksi dari
penggunaan krim.

Selalu ingat untuk mencuci tangan dengan baik setelah menggunakan krim. Jika kurap pada anak Anda
sulit sekali sembuh, dokter akan meresepkan jenis krim yang lebih kuat. Pengobatan oral juga kadang
diperlukan, tapi ini merupakan kasus yang jarang terjadi,.

Kurap pada kulit kepala kadang lebih sulit untuk disembuhkan. Dokter Anda akan meresepkan obat anti
jamur oral selain obat berupa shampo. Dibutuhkan setidaknya 6 hingga 8 minggu untuk sembuh dari
infeksi ini. Pastikan Anda secara keseluruhan mencuci pakaian dan perlengkapan tidur si kecil saat Anda
mulai melakukan pengobatan agar ia tidak kembali terkena infeksi.

Penggunaan shampo kadang tidak dapat menghilangkan kurap di kulit kepala, tapi dapat mengurangi
jumlah jamur di kulit kepala anak Anda. Dengan begitu, penggunaan shampo dapat mencegah
tersebarnya infeksi ke anak lain.

Salah satu jenis shampoo anti jamur yang mengandung bahan kimia adalah selenium sulphide. Biasanya
dijual dalam bentuk shampo anti ketombe, dan Anda bisa membelinya sendiri di apotek. Tapi jenis
shampo ini tidak direkomendasikan untuk anak di bawah usia 5 tahun. Nama merek yang bisa digunakan
antara lain Selsun dan Head and Shoulders Intensive Treatment Dandruff Shampoo.

Tidak ada cukup banyak penelitian tentang shampo anti jamur sebagai pengobatan untuk kadas di kulit
kepala. Ada satu studi yang meneliti anak saat menggunakan shampo selenium sulphide serta tablet
griseofulvin. Shampo dan tablet yang digunakan bersamaan ternyata bisa mengusir jamur dari kulit
kepala anak lebih cepat dari hanya menggunakan tablet. Tidak ada efek samping yang muncul dari
penggunaan shampo anti jamur. Tapi beberapa orang yang menggunakan shampo anti jamur bisa
mengalami iritasi kulit. Usahakan shampo tidak mengenai area mata saat digunakan. Jika terjadi, cuci
bagian mata dengan air yang banyak.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Infeksi jamur merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini dapat dialami oleh siapa
saja. Namun demikian, individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah lebih berisiko terserang infeksi
jamur.

Jamur adalah organisme yang dapat hidup secara alami di tanah atau tumbuhan. Bahkan jamur bisa
hidup di kulit manusia. Meskipun normalnya tidak berbahaya, namun beberapa jamur dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan serius.
DAFTAR PUSTAKA

http://supiandibiologi.blogspot.com/2015/03/makalah-mikrobiologi-ii-makalah-jamur.html?m=1

https://www.alodokter.com/infeksi-jamur

Anda mungkin juga menyukai