Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 2

TUBERCLOSIS
RITA AMELIA A1C219143
SARTIKA A1C219147
HERNA WANDIRA A1C219117
MURNIATI A1C219112
YULIANTI GALIB A1C219126
WINDA REZKI AMELIA 183145105122
Ny E umur 52 tahun ruang rawat dari IGD dengan
diagnosa medis TB Paru dada pneumothorax partial
di kedua lapang paru. Pada saat pengkajian pasien
mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak .
pengkajian fisik didapatkan suara bunyi ronkhi pada
saat bernapas. Frekuensi nafas 26 kali/menit. Klien
tampak susah untuk mengeluarkan dahak saat
batuk. Klien mengatakan bahwa dirinya tinggal
dengan orang yang mengkonsumsi rokok 2 pak/hari
selama 25 tahun. Klien juga mengatakan tidak
nafsu makan, mual, muntah. Klien kehilangan tonus
otot, BB turun 11 kg, konjungtiva anemis. P 30
x/menit, TD 90/60 mmHg, N 120 x/menit, S 37°C.
Data Masalah Keperawatan
Data Subjektif
- Klien mengatakan sesak napas dan batuk berdahak
- Klien mengatakan saat bernapas agak dalam
Data Ojektif
- Klien tampak susah mengeluarkan dahak saat batuk
1 Ketidakefektifan bersihan jalan napas
- Bunyi ronkhi di ½ lapang paru bawah
Data Tambahan
- Hasil rotgent paru member kesan gambaran TB paru
- Kultur BTA (+)
- P 30 x/menit, TD 90/60 mmHg, N 120 x/menit, S 37°C
Data Subjektif
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
- Klien mengatakan mual dan muntah
Data Objektif
- BB ↓ 11 kg
- Konjungtiva klien terlihat anemis
2 - Klien kehilangan tonus otot Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Data Tambahan
- LED: 60 mm (lk:0-88mm, pr:0-15mm)
- HB : 10 gr/dl (lk: 14-16, pr: 12-14)
- Natrium : 129 mEq/L (135-145 mEq/L)
- Protein : 8,8 gr/dl (7,2-8 g/dl)
- Globulin : 5,9 gr/dl (2,3-3,2 gr/dl)
Data Subjektif
- Klien mengatakan lemas
- Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah
Data Objektif
- Konjungtiva klien terlihat anemis
3 - Klien kehilangan tonus otot Ketidakefektifian perfusi jaringan (perifer)
Data Tambahan
- HB : 10 gr/dl (lk: 14-16, pr: 12-14)
- pCO² : 28,6 mmHg (35-45)
- Sat O² : 95,5 % (100%)
- pO² : 76,6 mmol/L (80-100)

Data Subjektif
- Klien mengatakan masih sering batuk-batuk dan susah mengeluarkan sputum
- Klien mengatakan tinggal dengan orang yang mengkonsumsi rokok 2 pak/hari selama
25 tahun
4 Data Objektif Resiko penyebaran infeksi
- Klien terlihat sering batuk-batuk
Data Tambahan
- Hasil rotgent paru member kesan gambaran TB paru
- Kultur BTA (+)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketdakefektifan bersihan jalan napas b.d
mukus yang berlebihan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual,
muntah dan batuk produktif
Ketidakefektifan perfusi jaringan (perifer)b.d
penurunan konsentrasi Hb dalam darah
Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan
jaringan atau terjadinya infeksi lanjutan
(penkes agar tidak tjd penularan infeksi)
Ketdakefektifan bersihan jalan napas b.d mukus yang berlebihan

Manajemen Jalan napas : memfasilitasi


kepatenan jalan napas
Pengisapan jalan napas : mengeluarkan
sekret dari jalan napas dengan
memasukkan sebuah katetetr pengisap
kedalam jalan napas oral dan/atau trakea
Pengaturan posisi : mengubah posisi pasien
atau bagian tubuh pasien secara sengaja
untuk memfasilitasi kesejahteraan fisiologi
dan psikologi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d anoreksia, mual, muntah dan batuk
produktif

Manajemen gangguan makan : mencegah dan


menangani pembatan diet yang sangat ketat dan
aktivitas berlebihan atau memasukkan makanan dan
minuman dalam jumlah banyak kemudian berusaha
mengeluarkan semuanya
Manajemen elektrolit : meningkatkan keseimbangan
elektrolit dan pencegahan komplikasi akibat dari
kadar elektrolit serum yang tidak normal atau diluar
harapan
Pementauan elektrolit : mengumpulkan dan
mengananlisis data pasien untuk mengatur
keseimbangan elektrolit
Ketidakefektifan perfusi jaringan
(perifer)b.d penurunan konsentrasi Hb
dalam darah

Perawatan sirkulasi : insufisiensi arteri :


meningkatkan sirkulasi arteri
Perawatan sirkulasi : insufisiensi vena :
meningkatkan sirkulasi vena
Manajemen cairan/elektrolit : mengatur
dan mencegah komplikasi akibat
perubahan kadar cairan atau elektrolit
infeksi lanjutan
(penkes agar tidak tjd penularan
infeksi)

Manajemen penyakit menular : bekerja bersama


komunitas untuk menurunkan dan mengelolah insiden
dan prevalesni penyalit menular pada populasi khusus.
Skrining kesehatan : mendeteksi resiko atau masalah
kesehatan dengan memanfaatkan riwayat kesehatan,
pemeriksaan kesehatan, dan prosedur lainnya.
Perlindungan infeksi : mencegahan dan mendeteksi
dini infeksi pada pasien yang beresiko.

Anda mungkin juga menyukai