Anda di halaman 1dari 12

Dosen pengampuh :Ns.Sri Rahma Haruna,M.

Kep

Mata kuliah :keperawatan Anak I

“TUGAS INDIVIDU”

Di susun oleh:

Rita Amelia

(A1C219143)

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
TAHUN 2020
1. Jelaskan mengapa oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional?

Jawab: Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Kebutuhan fisiologis
oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ
atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada
kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Oksigen
memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen
akan menyebabkan  tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat
menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling
utama dan sangat vital bagi tubuh.

2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen dalam tubuh kita!

Jawab:

o Saraf otonom

Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat mempengaruhi


kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi.

o Hormonal dan obat, semua hormon termasuk derivat katekolamin yang dapat melebarkan
saluran pernafasan
o Alergi pada saluran nafas seperti debu, bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk,
makanan
o Faktor perkembangan, tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan
oksigenasi
o Faktor lingkungan, seperti faktor alergi, ketinggian dan suhu dimana kondisi tersebut
mempengaruhi kemampuan adaptasi
o Faktor perilaku, seperti perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi)

3. Uraikan faktor yang mempengaruhi ventilasi respirasi!

Jawab: ventilasi respirasi merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu
adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka
tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara
semakin tinggi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a.    Adanyakonsentrasi oksigen di atmosfer
b.    Adanya kondisi jalan napas yang baik.
c.    Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi
atau kembang kempis.
4. Hitung jumlah tetesan infus pada anak ?
Jawab:

Anak-anak (drip mikro)


Seperti orang dewasa, anak dengan berat badan kurang dari 7 kg membutuhkan infus set
dengan
tetes faktor yang berbeda.
Tetes mikro, faktor tetes:
1 ml (cc) = 60 tetes / cc
Penurunan rumus anak

Berikut adalah cepat kehilangan hasil formula dari rumus dasar (dalam jam) untuk pasien
anak:

berjaga-jaga

Lalu bagaimana mencari jumlah tetesan/ detik ? kita hanya tinggal merubah rumus
dan menggunakan angka angka ya

Rumus nya Seperti ini

(Jumlah cairan infus X faktor tetes ) : ( Jumlah tetesan per menit x 60 )


5. Penatalaksanaan reaksi transfusi darah ?
Jawab:

Reaksi yang timbul setelah transfusi

Jika timbul reaksi karena transfusi, pertama periksa label kemasan darah dan identitas pasien.
Jika terdapat perbedaan, hentikan transfusi segera dan hubungi bank darah.

Reaksi ringan (karena hipersensitivitas ringan)

Tanda dan gejala:

Ruam kulit yang gatal

Tatalaksana:

 Lambatkan transfusi
 Beri klorfenamin 0.1 mg/kgBB IM, jika tersedia
 Teruskan transfusi dengan kecepatan normal jika tidak terjadi perburukan gejala setelah
30 menit
 Jika gejala menetap, tangani sebagai reaksi hipersensitivitas sedang (lihat bawah).

Reaksi sedang-berat (karena hipersensitivitas yang sedang, reaksi non-hemolitik, pirogen atau
kontaminasi bakteri)

Tanda dan gejala:

 Urtikaria berat
 Kulit kemerahan (flushing)
 Demam > 38°C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)
 Menggigil
 Gelisah
 Peningkatan detak jantung.

Tatalaksana:

 Stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
 Beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfenamin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
 Beri bronkodilator, jika terdapat wheezing (lihat halaman 100-102)
 Kirim ke bank darah: perlengkapan bekas transfusi darah, sampel darah dari
 tempat tusukan lain dan sampel urin yang terkumpul dalam waktu 24 jam
 Jika terjadi perbaikan, mulai kembali transfusi secara perlahan dengan
 darah baru dan amati dengan seksama
 Jika tidak terjadi perbaikan dalam waktu 15 menit, tangani sebagai reaksi
 yang mengancam jiwa (lihat bagian bawah) dan laporkan ke dokter jaga
 dan bank darah.

Reaksi yang mengancam jiwa (karena hemolisis, kontaminasi bakteri dan syok septik, kelebihan
cairan atau anafilaksis)

Tanda dan gejala:

 demam > 380 C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)
 menggigil
 gelisah
 peningkatan detak jantung
 napas cepat
 urin yang berwarna hitam/gelap (hemoglobinuria)
 perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
 bingung
 gangguan kesadaran.

Catatan: pada anak yang tidak sadar, perdarahan yang tidak terkontrol atau syok mungkin
merupakan tanda satu-satunya reaksi yang mengancan jiwa.

Tatalaksana

 stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
 jaga jalan napas anak dan beri oksigen
 beri epinefrin 0.01 mg/kgBB (setara dengan 0.1 ml dari 1 dalam larutan 10 000)
 tangani syok
 beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfeniramin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
 beri bronkodilator jika terjadi wheezing
 lapor kepada dokter jaga dan laboratorium sesegera mungkin
 jaga aliran darah ke ginjal dengan memberikan furosemid 1 mg/kgBB IV
 beri antibiotik untuk septisemia
6. Buatlah 1 contoh Proposal terapi bermain pada anak yg sedang menjalani
hospitalisasi
Jawab:

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

A.Topik

            Terapi bermain pada “anak usia prasekolah  3-5 tahun” diruang Anggrek RS ELIM MAKASSAR

B. Tujuan Umum :
Merangsang pertumbuhan dan perkembangan sensoris motorik

     Tujuan Khusus :
1.      Merangsang perkembangan intelektual
2.      Merangsang perkembangan sosial
3.      Merangsang perkembangan kreatifitas
4.      Merangsang perkembangan kesadaran diri
5.      Merangsang perkembangan moral dan
6.      Permainan sebagai terapi

C. Kriteria Evaluasi :
  Anak telah belajar memecahkan masalah melalui eksplorasi alat mainannya
  Anak dapat mengembangkan hubungan social dan belajar memecakan masalah dari hubungan tersebut
  Anak dapat belajar dan mencoba untuk merealiasikan ide idenya
  Anak mampu mengatur dalam tingkah lakunya, misalkan jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya menangis anak akan
belajar mengembangkan diri bahwa prilakunya menyakiti teman
  Anak dapat mmpelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya terutama dari orang tua dan guru
  Anak merasa terlepas dari ketegangan dan stress selama hospitalisasi, anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya(distruksi
dan relaksasi)
  Anak dapat berintraksi dengan anak lain dan perawat
  Anak dapat mengekspresikan pikiran perasaan melalui permainan yang telah dilakukan

E. Landasan teori
 Bermain sama juga bekerja pada orang dewasa dan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu
cara yang paling efekif untuk menurunkan stress pada anak dan penting unuk kesejahteraan mental dan emosional(champbell dan glasser
1995).
Bermain bukan sekedar mengisi waktu tapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan dan cinta kasih. Dengan
bermain anak akan menemukan kekuatan serta kelemahannya sendiri minatnya, cara menyelesaikan tugas tugasnya dalam bermain
(Soetjiningsing 1995).

F. Kriteria Anggota Kelompok


  Kelompok bermain anak pra-sekolah
  Anak yang bermain kooperatif
  Anak yang bermain dapat dibawa ke ruangan bermain
  Anak tidak menangis

G. Antisipasi Masalah
  Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain
  Jika anak tidak kooperatif anak akan diajak bermain secara perlahan-lahan

H. Alat Bantu
         Balok warna-warni
         Buku gambar
         Pensil warna warni
         Bola
I. Proses Seleksi
            Proses seleksi untuk menentukan jenis permainan berdasarkan umur pasien yaitu pada usia 3-5 tahun.

J. Uraian Struktur Kelompok


            a. Topik : Terapi bermain pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun)
            b. Tempat : Ruang Anggrek RS ELIM
            c. Waktu : Sabtu, 10 april 2020
            d. Lama : 35 menit
e. Metode:1. Ceramah
      2. Bermain bersama
f. Media : 1. Lembar gambar
     2. Puzzle, Bola
            g. Jumlah anggota : 4 orang
            h. Pengorganisasian : dimulai dari leader, co leader, observer, dan fasilitator

K. Rencana Jalanannya Kegiatan


            Berdasarkan jumlah  anggota yang terbentuk yang terdiri dari 4 anggota. Masing masing anggota mempunyai perannya,
diantaranya :
Leader             : sebagai pembuka acara,mengontrol jalannya terapi bermain dan sebagai pembawa acara      selama kegiatan
terapi bermain
Co leader         : membantu leader mengarahkan
Observer          : memantau dan mengavaluasi hasil selama terapi bermain berlangsung, dari awal     kegiatan
  sampai proses terapi bermain selesai.
Fasilitator        : mempunyai peran membimbing anak - anak selama proses terapi bermain berlangsung.

L. Rencana Pelaksanaan :
No Terapis Waktu Subjek terapi
1 Persiapan 10 menit Ruangan,alat,anak dan keluarga siap
a.    Menyiapkan ruangan.
b.   Menyiapkan alat-alat.
c.    Menyiapkan anak dan keluarga
2 Proses :
       Membuka proses terapi bermain dengan mengucapkan 2 menit Menjawab salam, Memperkenalkan diri,
salam, memperkenalkan diri.
      Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan Memperhatikan
dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan. 5 menit
      Mengajak anak bermain .

      Mengevaluasi respon anak dan keluarga. Bermain bersama dengan antusias


10 menit  dan mengungkapkan perasaannya

3 menit
3 Penutup 5 menit Memperhatikan dan menawab salam
Menyimpulkan, mengucapkan salam

M. Proses Evaluasi
  Anak terlibat dan aktif dalam terapi bermain
  Anak  mengikuti terapi bermain sampai selesai
  Anak mau berinteraksi dengan anak lain dan perawat
  Anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan melalui permainan yang telah dilakukan
BAB I
PENDAHULUAN
 
Latar Belakang
Bermain merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya dan dilakukan secara suka rela dan
tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban serta tidak tergantung kepada usia tetapi tergantung kepada
kesehatan dan kesenangan yang diperoleh (Hurlock, 1998). Menurut Hughes (1999), bermain merupakan hal yang berbeda
dengan belajar dan bekerja. Selain itu bermain juga dapat bermakna sebagai kegiatan anak yang menyenangkan dan dinikmati.
Dengan demikian, pada dasarnya setiap aktivitas bermain selalu didasarkan pada perolehan kesenangan dan kepuasan, sebab
fungsi utama bermain adalah untuk relaksasi dan menyegarkan kembali kondisi fisik dan mental yang berada pada ambang
ketegangan (Andang, 2009).
Hospitalisasi adalah suatu proses oleh  karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di
rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Anak yang sakit dan harus dirawat
dirumah sakit akan mengalami masa sulit karena tidak dapat melakukan kebiasaan seperti biasanya. Lingkungan dan orang-
orang asing, perawatan dan berbagai prosedur yang dijalani oleh anak  merupakan  sumber utama stres, kecewa dan cemas,
terutama untuk anak yang pertama kali dirawat dirumah sakit (Nelson, 1988). Hospitalisasi selama kanak-kanak adalah
pengalaman yang memiliki efek yang lama kira-kira satu dari tiga anak pernah mengalami hospitalisasi (Fortinas and Warrel,
1995).
Anak yang dikategorikan anak usia prasekolah adalah anak usia 3-5 tahun, seorang ahli psikologi Hurlock mengatakan bahwa
masa usia prasekolah adalah masa emas (the golden age). Di usia ini anak mengalami perubahan baik fisik dan mental dengan
berkembangnya konsep diri, munculnya egosentris, rasa ingin tahu yang tinggi, imajinasi yang tinggi, belajar menimbang rasa,
dan mengatur lingkungannya. Namun, anak juga dapat berperilaku  buruk dengan berbohong, mencuri, bermain curang, gagap,
tidak mau pergi ke sekolah dan takut akan monster atau hantu. Hal inilah yang membuat anak sulit berpisah dengan orangtua
sehingga saat anak dirawat di rumah sakit ia akan merasa cemas akan prosedur  rumah sakit yang tidak dipahaminya (Elfira,
2011).
Terapi bermain adalah salah satu terapi yang menggunakan segala kemampuan bermain dan alat permainan, anak bebas
memilih permainan yang ia sukai dan perawat ikut serta dalam permainan tersebut. Dan berusaha agar anak bebas
mengungkapkan perasaannya sehingga ia merasa aman, puas dan dihargai (Fortinash and Warrel, 1995). Terapis yang cakap
menggunakan teknik ini sebagai metode untuk mengenal gangguan emosional pada anak (Wong and Whaley, 1996). Terapi
bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan
merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif (Anonim, 2010).
Bercerita juga adalah salah satu terapi bermain yang merupakan aktivitas yang sangat sesuai dengan perkembangan emosi
anak-anak. Kebanyakan anak kecil lebih menyukai cerita tentang orang dan hewan yang dikenalnya. Mereka menyukai karakter
ini karena kualitas pribadi atau humornya. Karena mereka mampu mengidentifikasi diri dengan hewan, mereka memperoleh
kegembiraan yang besar dari mendengar hal-hal yang dilakukan karakter itu (Hurlock, 2005).
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pada pemberian terapi bermain dengan tehnik bercerita terhadap
kecemasan akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah di ruang perawatan anak RSUD Kota Yogyakarta.
Berdasarkan hal-hal yang dijabarkan diatas, maka saya tertarik untuk melakukan terapi bermain dengan teknik bercerita pada
anak prasekolah untuk mengurangi dampak hospitalisasi yang timbul di Ruang Anggrek RS ELIM di kota Makassar.
 
Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk mengurangi dampak hospitalisasi pada anak usia prasekolah di


Ruang ANGGREK RS ELIM Kota Makassar.
1. Tujuan Khusus
1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan
dirawat
3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.

 
Sasaran

Pasien anak usia prasekolah dengan diagnosa DHF di Ruang anggrek di


RS ELIM kota Makassar.
 
 
 
 

 
BAB II
DESKRIPSI KASUS
 
Karakteristik Sasaran
Anak usia prasekolah berkembang dari perilaku sensorimotor sebagai alat pembelajaran dan berinteraksi dengn lingkungan
menjadi pembentuk pikiran simbolik. Anak juga belajar untuk berpartisipasi dalam percakapan sosial. Dalam aktifitas bermain,
anak memiliki kehidupan fantasi aktif, menunjukkan eksperimentasi dengan ketrampilan baru dan permainan, peningkatan
aktifitas bermain, anak dapat menggunakan dan mengendalikan dirinya sendiri. Menurut Marjorie mengatakan bahwa anak
prasekolah merupakan masa antusiasme, bertenaga, aktivitas, kreativitas, otonomi, sosial tinggi dan independen.
 
Analisa Kasus

Berdasarkan hasil pengamatan selama praktek klinik beberapa anak merasa takut jika didekati oleh perawat.   Dampak
hospitalisasi pada masa prasekolah yaitu  sering menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan, tidak kooperatif
terhadap petugas kesehatan, anak sering merasa cemas, ketakutan, tidak yakin, kurang percaya diri, atau merasa tidak cukup
terlindungi dan merasa tidak aman.

 
Prinsip Bermain
1. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalankan pada
anak.
2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana.
3. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak.
4. Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama.
5. Melibatkan orang tua

 
Karakteristik Permainan Menurut Teori

Karakteristik permainan anak usia prasekolah adalah :


1. Associative Play : dalam permainan ini, anak berinteraksi dengan teman yang lain tetapi
tidak terorganisasi karena tidak ada yang memimpin permainan dan tujuan permainan tidak
jelas.
2. Dramatic Play : anak bermain peran sebagai proses identifikasi terhadap peran tertentu.
3. Skill Play : permainan yang meningkatkan ketrampilan motorik kasar dan halus. Semakin
sering berlatih, anak akan semakin terampil.
 
 
 
 

BAB III
METODOLOGI BERMAIN
 
 
Judul Permainan

“Rahasia Kekuatan Super Beruang”


 
Deskripsi Permainan

Terapi bermain yang dilakukan menggunakan teknik bercerita dengan


media boneka tangan. Perawat menceritakan sebuah kisah cerita kepada
anak dengan menggunakan boneka tangan sebagai pemeran dalam tokoh
cerita. Perawat juga menggunakan suara yang berbeda-beda untuk setiap
tokoh boneka tangan.
 
Tujuan Permainan

Tujuan dilakukan terapi bermain dengan teknik bercerita adalah :


1. Mengurangi kejenuhan anak dalam proses hospitalisasi
2. Merangsang daya imajinasi anak
3. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
4. Memperluas wawasan dan cara berfikir anak
5. Memacu kemampuan verbal anak

 
Keterampilan yang Diperlukan
1. Mendengar aktif
2. Pengendalian emosi
3. Intelegensi
4. Konsentrasi

 
Jenis Permainan

Kegiatan yang akan dilakukan oleh anak adalah mendengar aktif dan
menanggapi isi cerita.
 
Alat yang Diperlukan

Perlengkapan cerita : boneka tangan


 
Waktu Pelaksanaan

Terapi bermain akan dilaksanakan pada:


Hari/tanggal    : Selasa, 25 Oktober
Waktu             : 09.00– 09.30 WIB
 
Hal-hal yang Perlu Diwaspadai

Waktu penyajian dengan mempertimbangkan daya pikir, kemampuan


bahasa, rentang konsentrasi dan daya tangkap anak, penulis
menyimpulkan sebagai berikut; usia 4 tahun, waktu cerita hingga 7 menit
dan usia 4-8 tahun, waktu cerita hingga 10 -15 menit.
 
Antisipasi Meminimalkan Hambatan
1. Libatkan keluarga supaya anak kooperatif sehingga terapi bermain dapat dilakukan.
2. Gunakan cerita tentang tokoh yang disukai oleh anak.

 
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi structural

Sebelum pelaksanaan kegiatan, pre planning telah disiapkan sehari


sebelumnya.
1. Evaluasi Proses
1. Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai yaitu 30 menit.
2. Klien yang diberikan terapi bermain adalah An. A 3,5 tahun dengan diagnosa DHF,
keadaan umum baik., posisi bermain duduk di atas tempat tidur.
3. Terapi dapat dilakukan sesuai yang telah direncanakan..
4. Pengampu melakukan terapi bermain sesuai dengan yang telah direncanakan.
5. Peserta antusias mengikuti terapi bermain ini.
6. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
2. Evaluasi hasil

Klien dapat memberikan feedback terhadap cerita yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Etik Dan Legal Praktik Keperawatan Suhendi OK
    Etik Dan Legal Praktik Keperawatan Suhendi OK
    Dokumen41 halaman
    Etik Dan Legal Praktik Keperawatan Suhendi OK
    YeThi Rosmiati YR
    Belum ada peringkat
  • Partograf HKG
    Partograf HKG
    Dokumen15 halaman
    Partograf HKG
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • KDK LL
    KDK LL
    Dokumen8 halaman
    KDK LL
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • A1c219120-Miftahul Jannah-Tugas Individu 3
    A1c219120-Miftahul Jannah-Tugas Individu 3
    Dokumen6 halaman
    A1c219120-Miftahul Jannah-Tugas Individu 3
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Maria Pihlomena Kolatlena
    Maria Pihlomena Kolatlena
    Dokumen5 halaman
    Maria Pihlomena Kolatlena
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • STRES DAN KOPING
    STRES DAN KOPING
    Dokumen25 halaman
    STRES DAN KOPING
    Citra
    100% (3)
  • Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiv Menurut Jurnal Dan Buku
    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiv Menurut Jurnal Dan Buku
    Dokumen41 halaman
    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiv Menurut Jurnal Dan Buku
    Fitriana Neza
    67% (3)
  • Kasus Mtbs Baru
    Kasus Mtbs Baru
    Dokumen4 halaman
    Kasus Mtbs Baru
    Overlinda limbong
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen15 halaman
    Kelompok 3
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen15 halaman
    Kelompok 3
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen15 halaman
    Kelompok 3
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • KOLERA
    KOLERA
    Dokumen4 halaman
    KOLERA
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Tata
    Tata
    Dokumen12 halaman
    Tata
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • ABSENSI
    ABSENSI
    Dokumen1 halaman
    ABSENSI
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen15 halaman
    Kelompok 3
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Tuberclosis
    Tuberclosis
    Dokumen8 halaman
    Tuberclosis
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Farida
    Farida
    Dokumen5 halaman
    Farida
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kelompok 6
    Makalah Kelompok 6
    Dokumen14 halaman
    Makalah Kelompok 6
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Dokumen12 halaman
    Kelompok 5
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3 Maternitas
    Kelompok 3 Maternitas
    Dokumen5 halaman
    Kelompok 3 Maternitas
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • KOLERA
    KOLERA
    Dokumen4 halaman
    KOLERA
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Maternitas 2
    Maternitas 2
    Dokumen36 halaman
    Maternitas 2
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • PICO ANALISIS
    PICO ANALISIS
    Dokumen6 halaman
    PICO ANALISIS
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Jamur
    Infeksi Jamur
    Dokumen14 halaman
    Infeksi Jamur
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Proses Keperawatan
    Proses Keperawatan
    Dokumen12 halaman
    Proses Keperawatan
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 4
    Kelompok 4
    Dokumen15 halaman
    Kelompok 4
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • PICO ANALISIS
    PICO ANALISIS
    Dokumen6 halaman
    PICO ANALISIS
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Rita Amelia
    Rita Amelia
    Dokumen14 halaman
    Rita Amelia
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat
  • Proses Keperawatan
    Proses Keperawatan
    Dokumen12 halaman
    Proses Keperawatan
    Evelyn Putri Natasya
    Belum ada peringkat