Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PATOBIOLOGI INFEKSI

KELOMPOK 1

1. ANUL LUTFI
2. ABDUL MUHYI
3. DHINIYAH
4. KURNIAWATI
5. MUWIRATUS SHOLIHAH
6. SITI SUBAIDA
7. VITA DWIPAYANTI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDIA HUSADA MADURA
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari kelompok 1yang telah bekerja sama dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bangkalan, 2020

Daftar Isi
Kata pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ii

BAB 1 : pendahuluan........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................1

BAB 11 : Pembahasan.......................................................................................................3

2.1 Pengertian Infeksi...........................................................................................3


2.2 Tanda Dan gejala Infeksi................................................................................3
2.3 Alur Infeksi.....................................................................................................4
2.4 Pemeriksaan Diagnostik.................................................................................6
2.5 Penatalaksanaan Medis...................................................................................6
2.6 Pemeriksaan Penunjang
2.7 Tipe mikroorganisme Penyebab Penyakit......................................................8
2.8 Sifat Umum Karena Infeksi9
2.9 Jenis Penyakit Karena Infeksi...............................................................9

BAB 111 : Penutup..........................................................................................................10

3.1. Kesimpulan...................................................................................................11
3.2. Saran.............................................................................................................11

Daftar Pustaka..................................................................................................................12

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu maslah di dunia, termasuk


Indonesia, Infeksi Nosokomnial atau disebut juga Hospital Aquired Infection (HAI)
yaity infeksi yang berkembang dilingkungan Rumah Sakit

Setiap tahun diperkirakan 2 juta pasien mengalami infeksi saat dirawat di Rumah
Sakit. Hal ini terjadi karena pasien yang dirawat di Rumah Sakit mempunyai daya
tahan tubuh yang melemah sehingga resistensi terhadap mikroorganisme penyebab
penyakit menjadi turun, adanya peningkatan paparan terhadap berbagai
mikroorganisme dan dilakukannya prosedur invasive terhadap pasien di Rumah Sakit

Disamping itu infeksi Nosokomial menjadi salah satu penyebab terbesar kematian
pada pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit. Setiap tahunnya infeksi
nosokomial menyebabkan infeksi pada lebih dari dua juta penderita yang sedang
dirawat diRumah Sakit, atau sekitar 5-10% Penderita Rawat Inap dan menyebabkan
kematian sekitar 90.000 setip tahunnya

1..2 Rumusan masalah

1. Mengetahui pengertian infeksi


2. Mengetahui Penyebab infeksi
3. Mekanisme terjadinya infeksi
4. Mengetahui tanda dan gejala infeksi
5. Rantai Infeksi
6. Komplikasi Infeksi
7. Penatalaksanaan infeksi

 TUJUAN

a. TUJUAN UMUM
Mengetahui Keseluruhan Infeksi
b. TUJUAN HUSUS
1. Mengetahui pengertian infeksi
2. Mengetahui Penyebab infeksi
3. Mekanisme terjadinya infeksi
4. Mengetahui tanda dan gejala infeksi
5. Rantai Infeksi
6. Komplikasi Infeksi
7. Penatalaksanaan infeksi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1      Pengertian
Infeksi adalah invasi tubuh oleh pathogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit (Potter&Perry,2005). Infeksi nosocomial adalah infeksi yang
diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas perawatan kesehatan.
Infeksi iatrogenic adalah infeksi nosocomial yang diakibatkan oleh prosedur
diagnostic atau tereapeutik. Infeksi nosocomial dapat terjadi secara eksogen atau
endogen. Infeksi secara eksogen didapat dari mikroorganisme eksternal terhadap
individu yang bukan merupakan flora normal, contohnya organisme Salmonella.
Infeksi endogen terjadi bila sebagian dari flora normal dari pasien berubah dan terjadi
pertumbuhan berlebihan.contohnya infeksi yang disebabkan enterokokus, ragi dan
streptokokus.
Flora normal adalah mikroorganisme yang ada pada lapisan permukaan dan di
dalam kulit, saliva, mukosa oral dan saluran gastrointestinal yang pada jumlah
tertentu tidak akan menyebabkan sakit tetapi justru turut berperan dalam memelihara
kesehatan. Sementara resiko infeksi adalah mengalami peningkatan resiko terserang
organisme patogenik (Herdman,T. Heather, 2012)
Beberapa faktor yang mencetuskan risiko infeksi pada pasien menurut Potter &
Perry (2005) adalah:
1)      Agen
Agen itu penyebab infeksinya, yaitu mikroorganisme yang masuk bisa karena
agennya sendiri atau karena toksin yang dilepas.
2)      Host
Host itu yang terinfeksi, jadi biarpun ada agen, kalau tidak ada yang bisa dikenai,
tidak ada infeksi..Host biasanya orang atau hewan yang sesuai dengan kebutuhan
agen untuk bisa bertahan hidup atau berkembang biak.
3)    Environment (lingkungan)
Environment itu lingkungan di sekitar agen dan host, seperti suhu, kelembaban,
sinar matahari, oksige dan sebagainya. Ada agen tertentu yang hanya bisa bertahan
atau menginfeksi pada keadaan lingkungan yang tertentu juga.

2.2 Penyebab Infeksi


Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori:
1) Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi.Ratusan spesies bakteri
dapat menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup di dalamnya.
Bakteri bisa masuk melalui udara, air, tanah, makanan, cairan, jaringan tubuh, dan
benda mati lainnya. Infeksi bakteri meliputi permulaan awal dari proses infeksi
hingga mekanisme timbulnya tanda dan gejala penyakit. Ciri-ciri bakteri patogen
yaitu
2) Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk
dalam sel tubuh untuk diproduksi. Untuk menyebabkan penyakit virus harus masuk
dalam sel inang kemudian mengadakan kontak dengan sel yang rentan, bereplikasi,
dan menyebabkan kerusakan sel.
3) Fungi
Biasanya jamur hidup di lapisan keratin bagian atas dan menyebar ke luar
pada cincin dermatitis eritematosa bersisik yang sering disebut ringworm. Organisme
yang menyebabkan penyakit ini bermacam-macam tetapi yang paling sering adalah
berbagai jenis spesies Trikofiton. Spesies Pitirosporum menyebabkan berbagai infeksi
jamur superficial pada kulit yang paling sering adalah tinea versikolor yang
perubahan pigmen sangat khas. Jenis jamur yang lain yang berbeda yaitu
kandida,jamur berupa ragi. Yang menyebabkan gangguan pada daerah mukosa dan
daerah sekitarnya. Infeksi ini menimbulkan keadaan klinis yang disebut thrush yang
sering ditemukan pada mulut bayi dan vagina. Walaupun jarang kandida dapat
mengenai kuku yang dapat menimbulkan deformitas yang sangat sulit untuk
disembuhkan.
Infeksi jamur jarang dibiopsi karena biasanya didiagnosis secara klinis. Gambaran
histologynya sering menunjukan sebagai gambaran yang tidak berbentuk pada
pewarnaan rutin. Jamur hanya akan terlihat apabila dilakukan pewarnaan nyang
bereaksi dengan dinding sel,seperti pewarnaan perak.Infeksi fungi yang cenderung
menimbulkan abses kronis, sering disertai destruksi berat. Sering ditemukan pada
kondisi tropical tetapi sering juga terdapat terutama sebagai infeksi oportunistik pada
individu dengan immunosupresi. Blastomikosis, aktinomikosis, dan nokardia
sekarang dapat ditemukan diluar daerah endemik tradisional biasanya akibat dari
perjalanan dari orang luar atau immunosupresi
4) Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup lain,termasuk kelompok parasit
adalah protozoa, cacing, dan arthrophoda. Infeksi protozoa jarang ditemukan di
daerah beriklim sedang tetapi diseluruh dunia amoebiasis, tripanosomiasis,
leismaniasis, dan toksoplasmosis mengakibatkan penderitaan yang berat. Sebagian
besar kelainan ini, seperti pada kebanyakan penyakit tropis lainnya, disebarkan oleh
parasit athrophoda dan pengendalian paling efektif adalah dengan mengeliminasi
vektor dibandingkan dengan mengobati penyakitnya.
Leismaniasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh leishmania tropika yang
ditularkan oleh lalat pasir. Organisme ini telah membuat suatu mekanisme untuk
meruntuhkan pertahanan tubuh dan banyak sekali dan banyak sekali yang ditemukan
hidup dalam magrofag inang.

2.3 Mekanisme Infeksi

Tahap Proses Infeksi


1. Adesi ( Menempel )
Tahap pertama dari proses ini adalah masuknya mrikro organisme ke dalam
inang melalui salah satu atau bebrapa jalur ; pernapasan, pencernaan, urogenetal, atau
kulit yang telah terluka. Setelah mausuk, patogen harus melalui sistem pertahanan
tubuh, sebelum dapat hidup dan berkembang biak di dalam inangnya.
2. Kolonisasi ( berkembang biak )
Bakteri (mikroorganisme) melekat ( adesi ) pada permukaan sel inang
mereka. Sehingga mereka dapat menempel pada membran sel inang. Perlekatan ini
dapat meningkatkan verulensi dengan cara mencegah bakteri terbawa oleh mukus
atau organ karena aliran cairan, seperti cairan urine dan pencernaan.
3 Penetrasi ( Masuk Kedalam Tubuh )
Bakteri masuk kedalam sel inang atau menembus permukaan kelenjar
mukus sehingga menyebar dari titik awal infeksi. Kemampuan invasif didukung oleh
adanya enzim, yang mendegenerasu matriks extraselular seperti kolagenase.
4 Menyebar dang Berkembang Biak
2.4      Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala yang lazim terjadi, pada infeksi (Smeltzer, 2002) sebagai
berikut :
1.      Rubor
Rubor atau kemerahan merupakan hal yang pertama yang terlihat di daerah
yang mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran
arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga lebih banyak darah
mengalir ke mikrosirkulasi local dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh
dengan darah. Keadaan ini disebut hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna
merah local karena peradangan akut.
2.      Kalor
Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut.
Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang
memiliki suhu 37 derajat celcius disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami
radang lebih banyak daripada ke daerah normal.
a. Dolor
Perubahan pH local atau konsentrasi local ion-ion tertentu dapat
merangsang ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamine atau bioaktif
lainnya dapat merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan meninggi
akibat pembengkakan jaringan yang meradang.
4.      Tumor
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar
ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-
jaringan interstitial.
5.      Functio Laesa
Merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belum
diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradang.

2.5    Rantai Infeksi

Agen Infeksi

Host / Penjamu
RESERVOIR

PORTAL DE EXIT
PORTAL DE ENTRY

CARA PENULARAN
Beberapa faktor yang mencetuskan risiko infeksi pada pasien menurut Potter &
Perry (2005) adalah:
1)      Agen
Agen itu penyebab infeksinya, yaitu mikroorganisme yang masuk bisa
karena agennya sendiri atau karena toksin yang dilepas.
2)      Host
Host itu yang terinfeksi, jadi biarpun ada agen, kalau tidak ada yang bisa
dikenai, tidak ada infeksi..Host biasanya orang atau hewan yang sesuai dengan
kebutuhan agen untuk bisa bertahan hidup atau berkembang biak.
3)    Environment (lingkungan)
Environment itu lingkungan di sekitar agen dan host, seperti suhu,
kelembaban, sinar matahari, oksige dan sebagainya. Ada agen tertentu yang hanya
bisa bertahan atau menginfeksi pada keadaan lingkungan yang tertentu juga.

2.5      Penatalaksanaan Medis
1.       Aseptic
Tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini dipakai untuk
menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan
infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau menghilangkan jumlah
mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat-alat
kesehatan dapat dengan aman digunakan.
2.      Antiseptic
Upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
3.   Dekontaminasi
Tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas
kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian
dilakukan. Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan dan sarung
tangan yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh disaat tindakan dilakukan.
4.   Pencucian
Tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing
seperti debu dan kotoran
5.  Sterilisasi
Tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasite
dan virus) termasuk bakteri endospore dari benda mati
6.   Desinfeksi
Tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak semua) mikroorganisme
penyebab penyakit dari benda mati. Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dengan
merebus atau menggunakan larutan kimia. Tindakan ini dapat menghilangkan semua
mikroorganisme, kecuali beberapa bakteri endospore.

2.6. Komplikasi penyakit infeksi


2.6.1 Jenis-jenis penyakit infeksi karena bakteri
1. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh racun tetanospasmin sejenis neurotoksin yang
dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot
sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Penyakit ini tidak dapat menyebar dari
satu orang ke orang lain,tetapi terdapat dalam tanah, didalam usus, dan kotoran
hewan peliharaan serta kotoran manusia. Merupakan suatu penyakit yang berbahaya
kerena menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan yang dapat
menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat dicegah melalui vaksinasi dengan antibodi
yang spesifik.Untuk menetralisir racun diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik
tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut,
supaya racun yang ada mati. Untuk infeksi menengah sampai berat mungkin perlu
dipasang ventilator untuk membantu pernafasan.
2. Gonore
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, servic, retktum tenggorokan, dan
bagian putih mata (konjungtiva). Biasanya membentuk koloni didaerah mukosa,
orofaring, dan anogenital. Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian
tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke
saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri
pinggul dan gangguan reproduksi. Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul
dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal dari rasa tidak enak pada
uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya
nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu
7-21 hari setelah terinfeksi. Gejala-gejala yang ditimbulkan seperti desakan untuk
berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam.Infeksi
dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, dan rektum serta
menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual. Cara yang
paling pasti untuk mencegah penyebaran penyakit menular seksual adalah dengan
tidak melakukan hubungan seks, berhubungan seks secara monogami, pastikan
pasangan tidak terinfeksi, penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan
penyakit, pastikan toilet yang digunakan higienis, hindari penggunaan toilet duduk di
tempat umum.Selain itu, penderita juga harus bisa membiasakan hidup sehat. Ada
dua hal yang harus dilakukan agar terhindar dari penyakit gonore yaitu mengjhindari
gaya hidup bebas dan setia terhadap pasangan.
3. Sifilis
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
Rute utama penularannya melalui kontak seksual. Infeksi ini juga dapat ditularkan
dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat kehamilan yang menyebabkan terjadinya
sifilis kongenital.
4. Kolera
Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang mencemari air dan
makanan (biasanya makanan laut). Hal ini dapat menyebabkan kehilangan air dan
diare. Penyakit ini menyebar melalui air yang terkontaminasi dan makanan yang
dikonsumsi. Gejalanya termasuk diare, perut keram mual, muntah, dan dehidrasi.
Kalau dibiarkan tak terawat maka penderita beresiko kematian tinggi. Perawatan
dapat dilakukan dengan rehidrasi agresif ”regimen” biasanya diberikan secara intar
vena secara berkelanjutan sampai diare berhenti. Ciri utama penyakit kolera adalah
buang air besar encer berwarna putih seperti air tajin (cucian beras) dengan bau yang
amis. Pengobatan utama dilakukan dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang
atau rehidrasi yang cukup hingga masa penyakit selesai. Rehidrasi dapat dilakukan
dengan cara intravena (pada kasus yang parah) atau rehidrasi oral dengan oralit (oral
rehydation solution).
5. TBC
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosi yang
menyebar melalui udara. Merupakan suatu penyakit yang sangat menular yang
menyebabkan kesulitan bernafas karena bakteri menginfeksi paru-paru. Gejala infeksi
TBC aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah, dahak, demam, berkeringat di
malam hari, dan berat badan turun. Usaha untuk mencegah dan mengontrol
tuberkulosis bergantung pada vaksinasi bayi dan deteksi serta perawatan untuk kasus
aktif. Pengobatan TBC menggunakan antibiotik untuk membunuh bakterinya. Dua
jenis antibiotik yang umum digunakan adalah isoniazid dan rifampicin. Pengobatan
TBC laten biasanya menggunakan antibiotik tunggal. Penyakit TBC aktif sebaiknya
diobati dengan kombinasi beberapa antibiotik untuk menurunkan resiko
berkembangnya bakteri yang resistensi terhadap antibiotik.
6. Disentri
Disentri disebabkan oleh bakteri Shigella dysenteriae.
Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah
terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Bakteri masuk kedalam
organ pencernaan mengakibatkan pembengkakan hingga menimbulkan luka dan
peradangan pada dinding usus besar. Gejala yang ditimbulkan antara lain buang air
besar dengan tinja berdarah atau lendir (mukus), diare encer dengan volume sedikit,
dan nyeri pada saat buang air besar (tenesmus). Penyakit disentri harus segera
mendapat asupan cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Dalam keadaan
darurat, dehidrasi ringan dapat diatasi dengan pemberian oralit. Jika cairan yang
hilang pada sipenderita tidak diberikan dapat menimbulkan penyakit.
7. Sampar/pes.
Disebabkan oleh bakteri pasteurella pestis yaitu penyakit pada binatang yang
dapat ditularkan kepada manusia. Bakteri ini hidup pada kutu hewan pengerat.
Manusia dapat tertular penyakit ini akibat gigitan kutu yang terinfeksi bakteri ini
ataupun melalui tinja yang mengandung Pasteurella pestis yang masuk melalui luka
gigitannya ataupun juga akibat gigitan hewan yang telah tertular bakteri Pasteurella
pestis. Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi kecuali selama epidemi
wabah pneumonia. Pneumonia ini terjadi jika bakteri mencapai paru-paru sehingga
pasien mengalami pneumonia (wabah pneumonia), yang kemudian menular dari
orang ke orang melalui droplet terinfeksi yang disebarkan melalui batuk.

2.6.2 Jenis-jenis penyakit infeksi karena virus


1. Polio
Virus yang menyebabkan paralis yang disebabkan oleh (PV)
poliovirus.umumnya menyerang pada anak2 dan disebarkan melalui kontak langsung,
lendir, dahak, feses, makanan dan air yang telah terkontaminasi dari individu yang
terinfeksi. Virus ini juga dapat menyerang sistem saraf menyebabkan kerusakaran
sistem saraf permanen.
2. Cacar
Cacar air/ varicella simplex suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
varicella-zoster yang disebarkan secara aerosol. Masa inkubasi sekitar 2-3 pekan
yang ditandai badan terasa panas. Pada permulaannya penderita akan merasakan
demam, pilek, lesu. Pada tingkat lanjut dapat menyebabkan nyeri sendi, sakit kepala.
Setelah beberapa hari akan timbul bintik-bintik pada kulit yang nantinya akan terisi
air.
3. Influenza
Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili
orthomyxoviridae/virus influenza.gejala umum seperti menggigil, demam, batuk,
nyeri otot, nyeri kepala. Biasanya virus ini ditularkan melalui udara yang akan
menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Juga dapat ditularkan secara langsung
melalui ingus atau memalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi.
Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, desinfektan, deterjen.
4. Campak
Penyakit campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai
dengan demam, batuk, konjungtivitis, dan ruam kulit dengan gatal-gatal. Penyakit ini
disebabkan oleh virus campak golongan Paramixovirus. Penularan infeksi karena
menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini
dalam waktu 2-4 hari sebelum terjadinya ruam kulit dan 4 hari setelah terjadinya
ruam kulit ada. Wabah campak terutama terjadi pada anak pra-sekolah dan anak-anak
SD. Jika seseorang pernah menderita campakn, maka seumur hidupnya biasanya akan
kebal terhadap penyakit ini. Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung,
mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi
adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Vaksin campak merupakan bagian dari
imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi
dengan gondongan dan campak Jerman, disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan
makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

5. HIV
Human immunodeficiency virus adalah suatu virus yang dapat menyebabkan
penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan
(imunitas tubuh), sehingga tubuh menjadi lemah untuk melawan infeksi. HIV dapat
ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah, serta kontak dengan membran
mukosa atau jaringan yang terluka dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari
penderita. Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui
hubungan seksual, dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena,
transfusi dan transplantasi,serta paparan pekerjaan.
6. Hepatitis
Hepatitis disebabkan oleh Hepatitis A,B,C,D,dan E virus yang menyebabkan
peradangan pada hati karena toxin, ataupun karena agen penyebab infeksi. Penyebab
hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Pengobatan untuk
hepatitis yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan pemberian antiferon yang
bisa menurunkan jumlah total virus dalam darah dan menghambat kerusakan hati.
7. Trachom
8. SAR
9. Herpes
2.7.3 Jenis-jenis penyakit infeksi karena mikroplasma
1. Pneumonia mikroplasma
2.7.4 Jenis-jenis penyakit infeksi karena klamida
1. Infeksi urogenital
2.7.5 Jenis-jenis penyakit infeksi karena jamur
1. Kandidiasi mulut
2. Kurap
3. Panu
2.6.6 Jenis-jenis penyakit infeksi karena riketsia
1. Tifus
2. Rocky mountain fever

2.6. Komplikasi penyakit infeksi


2.6.1 Jenis-jenis penyakit infeksi karena bakteri
1. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh racun tetanospasmin sejenis neurotoksin yang
dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot
sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Penyakit ini tidak dapat menyebar dari
satu orang ke orang lain,tetapi terdapat dalam tanah, didalam usus, dan kotoran
hewan peliharaan serta kotoran manusia. Merupakan suatu penyakit yang berbahaya
kerena menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan yang dapat
menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat dicegah melalui vaksinasi dengan antibodi
yang spesifik.Untuk menetralisir racun diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik
tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut,
supaya racun yang ada mati. Untuk infeksi menengah sampai berat mungkin perlu
dipasang ventilator untuk membantu pernafasan.
2. Gonore
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, servic, retktum tenggorokan, dan
bagian putih mata (konjungtiva). Biasanya membentuk koloni didaerah mukosa,
orofaring, dan anogenital. Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian
tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke
saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri
pinggul dan gangguan reproduksi. Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul
dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal dari rasa tidak enak pada
uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya
nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu
7-21 hari setelah terinfeksi. Gejala-gejala yang ditimbulkan seperti desakan untuk
berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam.Infeksi
dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, dan rektum serta
menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual. Cara yang
paling pasti untuk mencegah penyebaran penyakit menular seksual adalah dengan
tidak melakukan hubungan seks, berhubungan seks secara monogami, pastikan
pasangan tidak terinfeksi, penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan
penyakit, pastikan toilet yang digunakan higienis, hindari penggunaan toilet duduk di
tempat umum.Selain itu, penderita juga harus bisa membiasakan hidup sehat. Ada
dua hal yang harus dilakukan agar terhindar dari penyakit gonore yaitu mengjhindari
gaya hidup bebas dan setia terhadap pasangan.
3. Sifilis
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
Rute utama penularannya melalui kontak seksual. Infeksi ini juga dapat ditularkan
dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat kehamilan yang menyebabkan terjadinya
sifilis kongenital.
4. Kolera
Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang mencemari air dan
makanan (biasanya makanan laut). Hal ini dapat menyebabkan kehilangan air dan
diare. Penyakit ini menyebar melalui air yang terkontaminasi dan makanan yang
dikonsumsi. Gejalanya termasuk diare, perut keram mual, muntah, dan dehidrasi.
Kalau dibiarkan tak terawat maka penderita beresiko kematian tinggi. Perawatan
dapat dilakukan dengan rehidrasi agresif ”regimen” biasanya diberikan secara intar
vena secara berkelanjutan sampai diare berhenti. Ciri utama penyakit kolera adalah
buang air besar encer berwarna putih seperti air tajin (cucian beras) dengan bau yang
amis. Pengobatan utama dilakukan dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang
atau rehidrasi yang cukup hingga masa penyakit selesai. Rehidrasi dapat dilakukan
dengan cara intravena (pada kasus yang parah) atau rehidrasi oral dengan oralit (oral
rehydation solution).
5. TBC
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosi yang
menyebar melalui udara. Merupakan suatu penyakit yang sangat menular yang
menyebabkan kesulitan bernafas karena bakteri menginfeksi paru-paru. Gejala infeksi
TBC aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah, dahak, demam, berkeringat di
malam hari, dan berat badan turun. Usaha untuk mencegah dan mengontrol
tuberkulosis bergantung pada vaksinasi bayi dan deteksi serta perawatan untuk kasus
aktif. Pengobatan TBC menggunakan antibiotik untuk membunuh bakterinya. Dua
jenis antibiotik yang umum digunakan adalah isoniazid dan rifampicin. Pengobatan
TBC laten biasanya menggunakan antibiotik tunggal. Penyakit TBC aktif sebaiknya
diobati dengan kombinasi beberapa antibiotik untuk menurunkan resiko
berkembangnya bakteri yang resistensi terhadap antibiotik.
6. Disentri
Disentri disebabkan oleh bakteri Shigella dysenteriae.
Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah
terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Bakteri masuk kedalam
organ pencernaan mengakibatkan pembengkakan hingga menimbulkan luka dan
peradangan pada dinding usus besar. Gejala yang ditimbulkan antara lain buang air
besar dengan tinja berdarah atau lendir (mukus), diare encer dengan volume sedikit,
dan nyeri pada saat buang air besar (tenesmus). Penyakit disentri harus segera
mendapat asupan cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Dalam keadaan
darurat, dehidrasi ringan dapat diatasi dengan pemberian oralit. Jika cairan yang
hilang pada sipenderita tidak diberikan dapat menimbulkan penyakit.
7. Sampar/pes.
Disebabkan oleh bakteri pasteurella pestis yaitu penyakit pada binatang yang
dapat ditularkan kepada manusia. Bakteri ini hidup pada kutu hewan pengerat.
Manusia dapat tertular penyakit ini akibat gigitan kutu yang terinfeksi bakteri ini
ataupun melalui tinja yang mengandung Pasteurella pestis yang masuk melalui luka
gigitannya ataupun juga akibat gigitan hewan yang telah tertular bakteri Pasteurella
pestis. Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi kecuali selama epidemi
wabah pneumonia. Pneumonia ini terjadi jika bakteri mencapai paru-paru sehingga
pasien mengalami pneumonia (wabah pneumonia), yang kemudian menular dari
orang ke orang melalui droplet terinfeksi yang disebarkan melalui batuk.

2.6.2 Jenis-jenis penyakit infeksi karena virus


1. Polio
Virus yang menyebabkan paralis yang disebabkan oleh (PV)
poliovirus.umumnya menyerang pada anak2 dan disebarkan melalui kontak langsung,
lendir, dahak, feses, makanan dan air yang telah terkontaminasi dari individu yang
terinfeksi. Virus ini juga dapat menyerang sistem saraf menyebabkan kerusakaran
sistem saraf permanen.
2. Cacar
Cacar air/ varicella simplex suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
varicella-zoster yang disebarkan secara aerosol. Masa inkubasi sekitar 2-3 pekan
yang ditandai badan terasa panas. Pada permulaannya penderita akan merasakan
demam, pilek, lesu. Pada tingkat lanjut dapat menyebabkan nyeri sendi, sakit kepala.
Setelah beberapa hari akan timbul bintik-bintik pada kulit yang nantinya akan terisi
air.
3. Influenza
Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili
orthomyxoviridae/virus influenza.gejala umum seperti menggigil, demam, batuk,
nyeri otot, nyeri kepala. Biasanya virus ini ditularkan melalui udara yang akan
menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Juga dapat ditularkan secara langsung
melalui ingus atau memalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi.
Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, desinfektan, deterjen.
4. Campak
Penyakit campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai
dengan demam, batuk, konjungtivitis, dan ruam kulit dengan gatal-gatal. Penyakit ini
disebabkan oleh virus campak golongan Paramixovirus. Penularan infeksi karena
menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini
dalam waktu 2-4 hari sebelum terjadinya ruam kulit dan 4 hari setelah terjadinya
ruam kulit ada. Wabah campak terutama terjadi pada anak pra-sekolah dan anak-anak
SD. Jika seseorang pernah menderita campakn, maka seumur hidupnya biasanya akan
kebal terhadap penyakit ini. Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung,
mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi
adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Vaksin campak merupakan bagian dari
imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi
dengan gondongan dan campak Jerman, disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan
makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
5. HIV
Human immunodeficiency virus adalah suatu virus yang dapat menyebabkan
penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan
(imunitas tubuh), sehingga tubuh menjadi lemah untuk melawan infeksi. HIV dapat
ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah, serta kontak dengan membran
mukosa atau jaringan yang terluka dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari
penderita. Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui
hubungan seksual, dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena,
transfusi dan transplantasi,serta paparan pekerjaan.
6. Hepatitis
Hepatitis disebabkan oleh Hepatitis A,B,C,D,dan E virus yang menyebabkan
peradangan pada hati karena toxin, ataupun karena agen penyebab infeksi. Penyebab
hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Pengobatan untuk
hepatitis yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan pemberian antiferon yang
bisa menurunkan jumlah total virus dalam darah dan menghambat kerusakan hati.
7. Trachom
8. SAR
9. Herpes
2.7.3 Jenis-jenis penyakit infeksi karena mikroplasma
1. Pneumonia mikroplasma
2.7.4 Jenis-jenis penyakit infeksi karena klamida
1. Infeksi urogenital
2.7.5 Jenis-jenis penyakit infeksi karena jamur
1. Kandidiasi mulut
2. Kurap
3. Panu
2.6.6 Jenis-jenis penyakit infeksi karena riketsia
1. Tifus
2. Rocky mountain fever
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit infeksi dapat
disebabkan oleh beberapa mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur,
mikroplasma, klamida, dan riketsia. Dari bermacam-macam mikroorganisme yang
menyerang tubuh tersebut menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda-beda
berdasarkan dari penyebab infeksi yang mengakibatkannya.

3.2. Saran

Disarankan bagi pembaca maupun masyarakat agar dapat menjaga personal hygiene
agar dapat terhindar dari infeksi penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Anda mungkin juga menyukai