Anda di halaman 1dari 19

Makalah

DEGENERATIF

Disusun Oleh:
Cyintia Wilda

Dosen Pembimbing: Dr. Chairuddin

AKADEMI KEPERAWATAN
IBNU SINA KOTA SABANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagi maha
penyayang . kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Degeneratif”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Sabang, Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Penyakit Degeneratif .............................................................. 2
2.2 Jenis – jenis Penyakit Degeneratif ............................................................ 3
2.3 Pencegahan Penyakit Degeneratif .......................................................... 12
BAB III ................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14
3.2 Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa sekarang, penyakit yang paling berbahaya bukan lagi penyakit
yang berpunca daripada kuman atau jangkitan virus. Sebaliknya, ia adalah
penyakit kronik degeneratif yang berpunca daripada kerosakan dan degeneratif sel
secara berkumpulan dalam badan manusia.
Penyakit degeneratif seringkali tidak terdeteksi, karena terjadinya penyakit
sebelum diaknosa ditegakan membutuhkan waktu yang lama. Penyakit
degeneratif biasanya terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun. Sehingga
morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi. Penelitian
lain menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi penyakit degeratif meningkat
karena terjadi perubahan pola makan dan aktivitas sehari – hari. Faktor resiko
yang berubah secara epidemiologik dipe rkirakan adalah bertambahnya usia, lebih
banyak dn lebih lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh, kurangnya aktivitas
jasmani dan faktor – faktor pendorong yang lain sekarang ini ada kecendrungan
bahwa pen yakit degeneratif meningkatkan peranan sebagai penyebab kematian.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa itu penyakit degeneratif?
2. Apa saja jenis – jenis penyakit degeneratif?
3. Bagaimana cara mencegah penyakit degeneratif?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa itu penyakit degeneratif.
2. Mengetahui apa saja jenis – jenis penyakit degeneratif.
3. Mengetahui cara mencegah penyakit degeneratif.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Degeneratif


Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan
penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan
istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses
kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan
normal sebelumnya ke keadaan yang lebih buruk. Penyebab penyakit sering tidak
diketahui, termasuk diantaranya kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor
genetik atau paling sedikit terjadi pada salah satu anggota keluarga (faktor
familial) sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif.
Cowers tahun 1902 menekankan adanya istilah abiotrophy untuk penyakit
seperti tersebut di atas yang artinya menunjukkan adanya penurunan daya tahan
sel neuron dan mengakibatkan kematian dini. Konsep di atas mewujudkan
hipotesa bahwa proses penuaan (usia) dan penyakit degeneratif dari sel
mempunyai proses dasar yang sama.
Ada beberapa penyakit yang dahulu dimasukkan ke dalam penyakit
degeneratif, tetapi sekarang diketahui mempunyai suatu dasar gangguan
metabolik, toksik dan nutrisi (defisiensi zat tertentu) atau disebabkan suatu slow
virus. Dengan berkembangnya ilmu, memang banyak penyakit yang dulu
penyebabnya tidak diketahui akhirnya diketahui sehingga tidak termasuk penyakit
degeneratif. Sedangkan penyakit yang penyebabnya tidak diketahui dan
mempunyai kesamaan dimana terdapat disintegrasi yang berjalan progresif lambat
dari sistem susunan saraf dimasukkan ke dalam golongan ini. Istilah yang agak
membingungkan yaitu pemakaian yang tidak konsisten dari istilah atrofi dan
degeneratif, dua istilah ini digunakan pada penyakit degeneratif. Spatz
mengatakan bahwa gambarannya secara histopatologis berbeda. Atrofi gambaran
khasnya berupa proses pembusukan dan hilangnya neuron dan tidak dijumpai

2
produk degeneratif, hanya jarak antar sel yang melebar dan terjadi fibrous gliosis.
Degeneratif menunjukkan proses yang lebih cepat dari kerusakan neuron, mielin
dan jaringan dengan akibat timbulnya produk-produk degeneratif dan reaksi
fagositosis yang hebat dan gliosis selular. Jadi perbedaan atrofi dan proses
degeneratif yaitu pada kecepatan terjadinya dan tipe kerusakannya. Banyak
penyakit yang merupakan proses degeneratif ternyata diketahui kemudian
penyebabnya adalah proses metabolik. Tetapi ternyata pada kejadian atrofi, ada
beberapa yangdasarnya adalah gangguan metabolik juga.

2.2 Jenis – jenis Penyakit Degeneratif


Penyakit degeneratif sangat banyak jenisnya. Berbagai referensi
menyebutkan lebih dari 50 jenis penyakit degeneratif. Berikut adalah beberapa
jenis penyakit degeneratif yang berhubungan dengan konsumsi makanan atau zat
gizi tertentu:
1. Obesitas
Adalah kelebihan berat badan dari berat badan ideal/normal dengan
standar BMI/IMT (Index Massa Tubuh) > 30 kg/m2.
Pencegahan Obesitas:
a. Gizi : Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak dan gula.
b. Hindari konsumsi alkohol berlebihan.
c. Hindari stress/depresi/frustrasi/kebosanan
d. .Berolahraga secara teratur : lakukan latihan aerobik minimal 30 menit per hari,
selama 3 kali seminggu ; tingkatkan aktivitas fisik misalnya jalan kaki ke kantor,
naik tangga di dalam kantor.
e. Stop merokok.
2. Kolesterol
Dalam tubuh terdapat lemak terdiri dari kolesterol jahat yang biasa disebut
LDL (Low Density Lipoprotein) dimana lemak ini dapat menempel pada
pembuluh darah. Sedangkan kolesterol baik yang dikenal dengan HDL (High
Density Lipoprotein) merupakan lemak yang dapat melarutkan kandungan LDL
dalam tubuh. Kolesterol normal dalam tubuh adalah 160-200 mg, maka
penumpukan kandungan LDL harus dicegah agar tetap dalam keadaan normal.

3
3. Penyakit Jantung
Paling sering adalah penyakit jantung koroner (PJK). Koroner adalah arteri-
arteri yang melingkari jantung seperti mahkota (crown/coroner) yang berfungsi
menyuplai nutrisi dan oksigen bagi otot jantung. PJK timbul jika 1 atau lebih
arteri koroner mengalami penyempitan akibat penumpukan kolesterol dan
komponen lain (pembentukan plak) pada dinding pembuluh darah
(aterosklerosis).
Akibat aliran darah terganggu, maka akan timbul nyeri atau rasa tidak
nyaman di dada (angina), terutama selama olahraga dimana otot jantung banyak
membutuhkan oksigen. Proses aterosklerosis dapat mulai terbentuk mulai usia
anak-anak, sehingga pencegahan PJK harus diperhatikan sejak dini. Tanda-tanda
awal PJK antara lain adalah hipertensi dan kolesterol tinggi.
4. Osteoporosis
Kalsium merupakan unsur pembentuk tulang dan gigi. Maka, agar
kepadatan tulang terus terjaga, penting untuk mengkonsumsi kalsium yang banyak
terdapat dalam susu. Sayangnya, seiring bertambahnya usia, kemampuan untuk
menyerap kalsium semakin berkurang. Maka, sebaiknya Anda membiasakan diri
atau anak Anda untuk minum susu setiap hari sejak usia dini. Karena penyebab
osteoporosis adalah kurangnya asupan kalsium pada usia muda.
Kaum muda, seringkali mereka berpikir tidak perlu lagi mengkonsumsi
susu yang dianggap sebagai makanan anak kecil. Atau karena berpikir tulang
tidak dapat tumbuh lagi sehingga mereka enggan minum susu. Memang, pada
umumnya tulang berhenti tumbuh saat usia 16-18 tahun, tetapi bukan berarti kita
tidak perlu lagi memperhatikan kesehatan tulang, karena fungsi tulang sangat
penting bagi tubuh.
Kalsium yang dibutuhkan tiap orang berbeda, bergantung pada berat badan
dan aktivitas yang dijalankan. Pada ibu hamil dan menyusui, kalsium yang
dibutuhkan lebih banyak. Tabel berikut akan menjelaskan jumlah kalsium yang
dibutuhkan berdasarkan usia.
Satu gelas susu mengandung sekitar 500 mg kalsium. Kalsium tidak hanya
terdapat pada susu, makanan lain seperti ikan teri, sup tulang, sayuran hijau
seperti bayam dan kacang-kacangan adalah salah satu sumber dari kalsium.

4
Karena kalsium tidak dapat dihasilkan tubuh kita, maka penting untuk minum
susu dan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium.
5. Stroke
Terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau berkurang secara hebat,
sehingga otak tidak mendapat oksigen dan makanan. Stroke terbagi terbagi
menjadi dua:
a. Stroke Iskemik, disebabkan kurangnya aliran darah ke otak karena sumbatan pada
pembuluh darah otak. Merupakan jenis stroke yang paling banyak dijumpai
(80%).
b. Stroke Hemoragik, disebabkan pecahnya pembuluh darah dalam otak, darah yang
berkumpul dalam jaringan otak menyebabkan penekanan dan kerusakan sel otak.
Tanda dan Gejala (berlangsung mendadak), berikut adalah tanda dan gejalanya:
a. Baal, lemah atau lumpuh di wajah, kaki atau tangan, biasanya pada satu sisi
badan .
b. Sulit berbicara atau memahami pembicaraan (afasia).
c. Penglihatan buram, terganggu atau pandangan ganda
d. Kehilangan keseimbangan atau koordinasi badan
e. Sakit kepala hebat, dapat disertai leher kaku, nyeri wajah, nyeri di daerah antara
kedua mata, muntah atau gangguan kesadaran
f. Gangguan daya ingat, orientasi atau persepsi
Pencegahan stroke:
a. Hindari atau kendalikan faktor risiko di atas.
b. Diet sehat untuk otak
c. Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung kalium, folat dan
antioksidan
d. Makanan kaya serat misalnya oatmeal atau kacang
e. Makanan kaya kalsium
f. Kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai
g. Makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon, makerel dan tuna
Faktor risiko penyakit stroke adalah:
a. Riwayat stroke dalam keluarga
b. Usia, semakin lanjut usia, semakin tinggi risiko stroke

5
c. Jenis kelamin, lebih banyak wanita yang meninggal akibat stroke dibandingkan
dengan pria.
d. Ras, ras kulit hitam lebih tinggi risiko stroke dibandingkan ras lain.
e. Hipertensi
f. Hiperkolesterolemia
g. Merokok
h. DM
i. Obesitas, dll
6. Asam Urat
Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang
berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari
pemecahan sel dalam darah.
Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang
berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup
terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat
purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan
juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang
terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat
yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya
akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati
sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam
tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol
makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak
mengandung purin.
a. Gejala Asam Urat
1) Kesemutan dan linu
2) Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.

6
3) Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar
biasa pada malam dan pagi.
b. Solusi Mengatasi Asam Urat.
1. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya
adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.
2. Kontrol makanan yang dikonsumsi.
3. Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu
membuang purin yang ada dalam tubuh.
c. Makanan yang Dihindari (mengandung banyak purin).
1) Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak.
2) Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.
3) Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.
4) Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.
5) Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya seperti
tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo,
emping.
6) Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong, asparagus, kembang kol,
buncis.
7) Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa.
8) Minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur,
tape, tuak.
7. Hipertensi
Sebelum membahas mengenai tekanan darah tinggi atau hipertensi, ada
baiknya Anda mengenal terlebih dahulu tentang tekanan darah. Tekanan darah
yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa
oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh
dokter. Misalnya dokter menyebut 140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg.
Angka pertama (140) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat
denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak, dan disebut
tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas. Angka kedua (90) menunjukkan

7
tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan
diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.
Jika pembuluh dara menyempit, maka tekanan darah di dalam pembuluh
darah akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang mengalir bertambah,
tekanan darah juga akan meningkat.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan
darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat
dikendalikan. Ada juga yang dapat di kendalikan sehingga bisa mengatasi
penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
a. Keturunan
Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau
saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita
tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan
darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk
masalah tekanan darah tinggi.
b. Usia
Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya
usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Gaya hipup sehat
di anjurkan untuk mengurangi resiko.
c. Garam
Faktor ini bisa di kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah
dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita
hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
d. Kolesterol
Faktor ini bisa di kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam
darah, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal
ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan
meningkat.
e. Obesitas / Kegemukan

8
Faktor ini bisa di kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30
persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan
darah tinggi.
f. Stres
. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan
darah tinggi. Faktor ini bisa di kendalikan.
g. Rokok
Faktor ini bisa di kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan
darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes,
serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus
dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang
sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
jantung dan darah.
h. Kafein
Faktor ini bisa di kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
i. Alkohol
Faktor ini bisa di kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.
j. Kurang Olahraga
Faktor ini bisa di kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa
menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu
menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang
berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
Untuk mencegah penyakit hipertensi ini adalah dengan mengendalikan
penyebab. Adapun pencehgahan yang berhubungan dengan makanan adalah
urangi konsumsi garam dalam makanan, konsumsi makanan yang mengandung
kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu
mengurangi tekanan darah tinggi, makan sayur dan buah yang berserat tinggi
seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk, kendalikan kadar
kolesterol, kendalikan diabetes.

9
8. Penyakit Diabetes Mellitus (DM)
Diantara penyakit degeneratif, diabetes mellitus (DM) adalah salah satu di
antara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang.
WHO menaksir bahwa lebih dari 180 juta orang di seluruh dunia mengidap
penyakit diabetes melitus. Diperkirakan 1,1 juta orang-orang meninggal akibat
diabetes pada tahun 2005.
Hampir 80% kematian diabetes terjadi di negara-negara yang mengalami
peningkatan kemakmuran akibat dari peningkatan pendapatan perkapita dan
perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan
prevalensi penyakit diabetes melitus. Hampir separuh kematian diabetes terjadi
pada penduduk yang berusia di bawah 70 tahun, 55% diantaranya adalah wanita.
Di Indonesia peningkatan jumlah penderita diabetes melitus bahkan lebih
cepat dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. WHO
menyimpulkan bahwa di Indonesia, penderita diabetes melitus menempati urutan
ke-4 terbesar dalam jumlah dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk,
sedangkan urutan diatasnya India, China dan Amerika Serikat. Beberapa
penelitian di Bali, 2005 menunjukkan bahwa insiden DM di masyarakat mencapai
lebih dari 13,5% dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan
perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat. Temuan tersebut semakin
membuktikan bahwa penyakit diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang sangat serius (Depkes.go.id, 2005).
Terdapat dua jenis penyakit diabetes melitus yaitu diabetes melitus tipe 1
(insulin-dependent diabetes mellitus) yaitu kondisi defisiensi produksi insulin oleh
pankreas. Kondisi ini hanya bisa diobati dengan pemberian insulin. Diabetes
melitus tipe-2 (non-insulin-dependent diabetes mellitus) yang terjadi akibat
ketidakmampuan tubuh untuk berespons dengan wajar terhadap aktivitas insulin
yang dihasilkan pankreas (resistensi insulin), sehingga tidak tercapai kadar
glukosa yang normal dalam darah. Diabetes melitus tipe-2 ini lebih banyak
ditemukan dan diperkirakan meliputi 90% dari semua kasus diabetes di seluruh
dunia (Depkes.go.id, 2005).
Diabetes tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan, dengan rajin
mengontrol kadar gula darah. Kontrol yang ketat ini bisa mencegah terjadinya

10
komplikasi pada pasien diabetes. Penyakit diabetes melitus dapat dihindari apabila
setiap individu melakukan tindakan pencegahan, antara lain mengetahui faktor-
faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit diabetes yaitu faktor risiko yang
dapat dimodifikasi, diantaranya obesitas, merokok, stres, hipertensi dan faktor
risiko yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu usia di atas 45 tahun keatas, faktor
keturunan, ras, riwayat menderita diabetes gestasional, pernah melahirkan bayi
dengan berat lebih dari 4,5 kg dan jenis kelamin.
Namun dalam hal ini, khususnya di Indonesia, faktor risiko terbesar
penyebab diabetes adalah obesitas (Depkes.go.id, 2005). Analisis yang dilakukan
di Jakarta melihat adanya korelasi yang bermakna antara obesitas dengan kadar
gula darah. Obesitas secara tersendiri tidak sampai menimbulkan diabetes,
walaupun jelas dapat menaikkan kadar gula darah. Mekanisme hubungan antara
obesitas sebagai faktor risiko diabetes, sampai saat ini masih belum jelas benar.
Yang sudah diketahui adalah bahwa diabetes melitus mempunyai etiologi
multifaktorial dengan obesitas sebagai salah satu faktornya (Sarwono, 1996).
Faktor risiko kedua yang dapat dimodifikasi yaitu merokok. Merokok
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena merokok
dapat menimbulkan kematian. Bila pada tahun 2000 hampir 4 juta orang
meninggal akibat merokok, maka pada tahun 2010 akan meningkat menjadi 7 dari
10 orang yang akan meninggal karena merokok. Di Indonesia, 70% penduduknya
adalah perokok aktif. Dilihat dari sisi rumah tangga, 57 persennya memiliki
anggota yang merokok yang hampir semuanya merokok di dalam rumah ketika
bersama anggota keluarga lainnya. Artinya, hampir semua orang di Indonesia ini
merupakan perokok pasif (Depkes.go.id, 2005)..
Faktor risiko ketiga yang dapat dimodifikasi yaitu stres. Stres memang
faktor yang dapat membuat seseorang menjadi rentan dan lemah, bukan hanya
secara mental tetapi juga fisik. Penelitian terbaru membuktikan komponen
kecemasan, depresi dan gangguan tidur malam hari adalah faktor pemicu
terjadinya penyakit diabetes khususnya di kalangan pria. Para ahli dari Karolinska
Institute Swedia menemukan, pria yang memiliki tingkat stres psikologisnya
tinggi tercatat memiliki risiko dua kali lipat menderita diabetes tipe-2
dibandingkan mereka yang tingkat stres psikologisnya rendah.

11
Faktor keempat adalah hipertensi. Di Amerika telah meneliti hubungan
antara tekanan darah dengan diabetes tipe 2 dan menemukan bahwa wanita yang
memiliki tekanan darah tinggi berisiko 3 kali terkena diabetes dibandingkan
dengan wanita yang memiliki tekanan darah rendah. Dari beberapa studi
ditemukan adanya hubungan yang erat antara hipertensi dengan diabetes tipe 2,
namun hanya ada sedikit infomasi mengenai hubungan antara tingkat tekanan
darah dan diabetes tipe 2 yang terjadi sesudahnya. Dalam penelitian ini ditemukan
bahwa wanita yang memiliki hipertensi, berisiko 3 kali lipat menjadi diabetes
dibandingkan dengan wanita yang memiliki tekanan darah optimal (Escardio,
2007).
Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya diabetes melitus pada
individu yang berisiko melalui modifikasi gaya hidup (pola makan sesuai,
aktivitas fisik, penurunan berat badan) dengan didukung program edukasi yang
berkelanjutan. Meskipun program ini tidak mudah, tetapi sangat menghemat
biaya. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan di negara-negara dengan
sumber daya terbatas. Sedangkan pencegahan sekunder, merupakan tindakan
pencegahan terjadinya komplikasi akut maupun jangka panjang. Programnya
meliputi pemeriksaan dan pengobatan tekanan darah, perawatan kaki diabetes,
pemeriksaan mata secara rutin, pemeriksaan protein dalam urine program
menurunkan atau menghentikan kebisaaan merokok (Depkes.go.id, 2007).

2.3 Pencegahan Penyakit Degeneratif


Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola
makan yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi rokok. Pada
pola makan yang tidak sehat misalnya mengkonsumsi makanan berlemak jenuh
seperti junk food serta makanan berkolestrol lainnya. Modernisasi pekerjaan yang
serba elektronik mendorong banyaknya jenis pekerjaan yang tidak banyak
mengeluarkan tenaga sehingga berkurang aktifitas fisik. Peningkatan pemasaran
dan penjualan produk tembakau yang marak pada negara-negara dengan
pendapatan rendah hingga sedang sangat berperan dalam menjadikan konsumsi
rokok sebagai faktor risiko penyakit degeneratif. Karena itu, ada tiga cara upaya-
upaya pencegahan penyakit degeneratif, yakni melakukan pola makan yang baik,
olah raga yang teratur, dan tidak mengkonsumsi rokok.

12
Pendekatan lain yang banyak diambil pemerintah di berbagai negara
karena menguntungkan bagi pemerintah dalam penanggulangan Penyakit
Degeratif adalah penerapan pajak tembakau, penggunaan garam pada makanan
olahan, dan mengembangkan pola makanan sekolah

Cara orang-orang Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah banyak


mengkonsumsi ikan. Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi ikan dan rumput
laut. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu protein ikan
setingkat dengan mutu protein daging, sedikit di bawah mutu protein telur dan di
atas mutu protein serelia dan kacang-kacangan. Ikan adalah sumber protein dan
memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang mempunyai peran dalam
pencegahan penyakit generatif, seperti jantung koroner, diabetes, tekanan darah
tinggi, stroke, kanker. Mengkonsumsi ikan sejak usia muda juga dapat menunjang
perkembangan kesehatan dan kecerdasan otak.

Sebagian masyarakat di Indonesia rajin mengkonsumsi kedelai bubuk


sebagai therapy nutrisi untuk Penyakit Degeneratif, seperti hipertensi, strooke,
diabetes dan kegemukan. Bubuk kedelai ditengarai mengandung banyak vitamin
dan mineral serta unsur-unsur lainnya yang terkandung didalamnya. Kedelai
bubuk banyak digunakan orang untuk meningkatkan vitalitas kebugaran dan
imunitas daya tahan tubuh, serta mencegah gangguan pencernaan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan
penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan
istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses
kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan
normal sebelumnya ke keadaan yang lebih buruk.
Beberapa jenis penyakit degeneratif antara lain: osteoporosis, stroke,
penyakit jantung, asam urat, DM, kolesterol, obesitas, dll.
Dari beberapa jenis penyakit di atas dapat kita simpulakan bahwa sebagian
besar di pengaruhi oleh konsumsi makanan. Masyarakat sekarang gemar
mengkonsumsi makanan – manakan tinggi lemak seperti goreng – gorengan, junk
food, makanan – makanan instan.

3.2 Saran
Dalam kenyataannya sekarang ini, penyakit degeneratif yang biasa dialami
oleh orang lanjut usia ternyata sudah dialami pada usia relatif muda. Tentunya hal
ini berkaitan dengan pengaturan pola makan yang tidak benar. Untuk itu perlu kita
upayakan pemberian pola makan yang benar sejak bayi balita dan seterusnya
dalam pola yang seimbang.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangan kami harapkan guna untuk perbaikan
penyusunan selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://nursingbegin.com/
http://usana.protouchexpert.com/usana_malaysia/index.html
http://degeneratif/Penanggulangan Penyakit Degeneratif di Masyarakat.htm
http://www.scribd.com/doc/52607301/Gizi-dan-Penyakit-
DegeneratifP r o f D r A l i K h o m s a n
D o s e n J u r u s a n G i z i M a s ya r a k a t d a n S u m b e r Daya Keluarga IPB
Penatalaksanaan Diabetus Militus Terpadu, FKUI, 1995 Center for Research
and Development of Nutrition and Food, NIHRD
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_degeneratif
Created: 1996Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia
http://jamuherbacureartikel.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated

15

Anda mungkin juga menyukai