Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI

PERILAKU KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
NURISMA DEVI WAHYUNINGSIH
PO714231201067
I/B GIZI

DOSEN PEMBIMBING
YONATHAN RAMBA,S.PD,M.SI

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR


JURUSAN GIZI DAN DIETETIKA
PRODI D.IV
2020/2021
KATA PENGANTAR

puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-
nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul konsep perilaku manusia
keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak untuk itu kami ucapkan terima kasih .

kami berharap semoga dengan adanya Makalah ini dapat berguna bagi orang yang
membacanya kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini belum sempurna untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun serta semoga Makalah ini
dapat menjadi motivator bagi penulis Untuk penulisan makalah yang lebih baik dan
bermanfaat

Jeneponto 29 September 2020

Nurisma Devi Wahyuningsih


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang : ..................................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah :..............................................................................................1
1.3  Tujuan :................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1   Pengertian perilaku : ..........................................................................................2
2.2   Definisi kesehatan : ............................................................................................2
2.3   Definisi  perilaku kesehatan : .............................................................................2
2.4   Perubahan perilaku sehat....................................................................................4
2.5   Hubungan kesehatan dengan perilaku : ..............................................................5
2.6   Pencegahan, tujuan dan dampak hidup sehat : ...................................................5
2.7   Upaya perubahan perilaku sehat : ......................................................................6
2.8   Teory perilaku kesehatan dan perubahannya : ...................................................7

BAB III PENUTUP


3.1  Kesimpulan : .....................................................................................................10
3.2  Saran : ...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA : ............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat
diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya. Berdasarkan
sifatnya perilaku terbagi menjadi dua, yaitu perilaku perilaku baik dan buruk.
Tolak ukur perilaku yang baik dan buruk ini pun dinilai dari norma-norma yang berlaku
dimasyarakat. Baik itu norma agama, hukum, kesopanan, kesusialaan, dan norma-norma lainnya.
Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang tanpa kita sadari
dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar bagi seseorang. Salah satu
contohnya berupa pesan kesehatan yang sedang maraknya digerakkan oleh promoter kesehatan
tentang cuci tangan sebelum melakukan aktifitas, kita semua tahu jika mencuci tangan adalah hal
yang sederhana, tapi dari hal kecil tersebut kita bisa melakukan revolusi kesehatan kearah yang lebih
baik. Sungguh besar efek perilaku tersebut bagi kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang baik
akan tercermin apabila seseorang tersebut melakukan perilaku yang baik.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang hubungan kesehatan dengan
perilaku, factor-faktor penyebab rendahnya perilaku yang baik, dampaknya serta control perilaku
kearah yang lebih baik, sesuai dengan judul makalah yaitu hubungan kesehatan dengan perilaku.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :


1. Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan?
2. Apa hubungan ilmu perilaku dengan kesehatan?
3. Bagaimana upaya perubahan perilaku kesehatan?
4. Apa saja teori – teori perilaku kesehatan dan perubahannya?

1.3 Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang hubungan kesehatan
terhadap perilaku serta hal-hal yang terkait terhadap perilaku dan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku
merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa
interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab
seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik
perilaku individu, selama ia mampu mengubah perilaku tersebut.
Dilihat dari Segi Biologis:
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan.
Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia
berperilaku, karena mempunyai aktivitas masing – masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan
atau aktivitas manusia, baik yang diamati lansung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar
Dilihat dari Segi Psikologis
Menurut Skiner (1938), perilaku adalah suatu respon atau reaksi seseorang te rhadap stimulus
(rangsangan dari luar. pengertian itu dikenal dengan teori S-O-R (stimulus-organisme-respons). skiner
membedakan respons tersebut menjadi 2 jenis, yaitu respondent response (reflexive) dan operant
response (instrumental response).
Secara lebih proposional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseoang
terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon ini berbentuk 2 macam, yakni:
Bentuk pasif adalah respon internal yaitu terjadi didalam diri manusia dan tidak secara
langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya berpikir , tanggapan atau sikap batin dan
pengetahuan.
Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Perilaku sudah
tampak dalam bentuk tindakan nyata makan disebut overt behavior.

2.2    Definisi Sehat

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,
1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan.
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam
pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur
fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam
pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual
dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan
kesehatannya.

2.3    Perilaku Sehat

Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep perilaku
yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni
pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek
kesehatan (health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku
kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan perilaku
kesehatan menjadi tiga dimensi :
1. Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh
seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular,
pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian seseorang
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit
menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi
kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.
3. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang
dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular,
tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang
fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.
Selain Becker, terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku kesehatan. Menurut
Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan
lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta
tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb mengemukakan perilaku
kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum menunjukkan gejala
(asymptomatic stage)”.
Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai respon seseorang
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan
kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati
(observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri
dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan
apabila sakit atau terkena masalah kesehatan
Perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai, persepsi dan elemen
kognitif lainnya yang mendasari tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan
kebugaran melalui olah raga dan makanan bergiz. Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang
merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Secara
lebih rinci perilaku kesehatan mencakup :

1) Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon baik secara
pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku ini dengan sendirinya
berhubungan dengan tingkat pencegahan penyakit
a) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan misalnya makan makanan
bergizi, dan olahraga.
b) Perilaku pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk mencegah malaria, pemberian
imunisasi. Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
c)  Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha mengobati penyakitnya sendiri,
pengobatan di fasilitas kesehatan atau pengobatan ke fasilitas kesehatan tradisional.
d) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari penyakit misalnya
melakukan diet, melakukan anjuran dokter selama masa pemulihan.

2) Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup respon terhadap fasilitas
pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat – obat.
3) Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek
terhadap makanan serta unsur – unsur yang terkandung di dalamnya., pengelolaan makanan dan lain
sebagainya sehubungan dengan tubuh kita.
4) Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai salah satu
determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan.itu sendiri.

Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3 kelompok:


1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak
sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan
ini terdiri dari 3 aspek :
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan
bilamana telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman).

2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Sering disebut
Perilaku Pencarian pengobatan (Heath Seeking Behavior). Adalah menyangkut upaya atau tindakan
seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari
mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

3. Perilaku Kesehatan Lingkungan


Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan
bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli lain
(Becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini.
a. Perilaku hidup sehat
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antar lain :
(1) Menu seimbang
(2) Olahraga teratur
(3) Tidak merokok
(4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba
(5) Istirahat yang cukup
(6) Mengendalian stress
(7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan
b. Perilaku Sakit
Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit, pengetahuan
tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya, dsb.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Perilaku ini mencakup:
(1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
(2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
(3) Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan kesehatan).

2.4  Perubahan Perilaku Sehat

Telah menjadi pemahaman umum, perilaku merupakan diterminan kesehatan yang menjadi
sasaran dari promosi untuk mengubah perilaku ( behaviour change ). Perubahan perilaku kesehatan
sebagai tujuan dari promosi atau pendidkan kesehatan, sekurang- kurangnya mempunyai 3 dimensi,
yakni :
• Mengubah perilaku negative (tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai dengan nilai – nilai
kesehatan)
• Mengembangkan perilaku positif (pembentukan atau pengambangan perilau sehat).
• Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah sesuai dengan norma/nilai
kesehatan (perilaku sehat). Dengan perkatan mempertahankan perilaku sehat yang sudah ada.
Perilaku seseorang dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan di dalam diri
seseorang.

Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang merubah perilaku mereka :


FAKTOR SOSIAL : Factor sosial sebagai factor eksternal yang mempengaruhi perilaku antara lain
sktruktur sosial, pranata –pranata sosial dan permasalahan – permasalahan sosial yang lain. Pada
factor sosial ini bila seseorang berada pada lingkungan yang baik yang maka orang tersebut akan
memiliki perilaku sehat yang baik sedangkan sebaliknya bila seseorang berada pada lingkungan yang
kurang baik maka orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang kurang baik juga. Dukungan
sosial ( keluarga, teman ) mendorong perubaha perubahan sehat. Contohnya konsumsi alcohol,
kebiasaan merokok, dan perilaku seksual.
FAKTOR KEPRIBADIAN : Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku salah satunya adalah
perilaku itu sendiri (kepribadian) yang dimana dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian
individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-
dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa. Contohnya
yang berhubungan adalah rasa kehatian – hatian, membatasi porsi pemakaian internet pada waktu –
waktu tertentu agar tidak menjadi addicted, ini akan membantu individu agar dengan tidak
menjadikan hal tersebut suatu kebiasaan ( habit) yang dapat merubah perilaku.
FAKTOR EMOSI : Rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta, atau harapan – harapan yang
dimiliki yang bersangkutan. Contohnya berhubungan dengan stress yang mendorong melakukan
perilaku tidak sehat seperti merokok.

PROSES TERJADINYA
Untuk proses perubahan perilaku biasanya diperlukan waktu lama, jarang ada orang yang
langsung merubah perilakunya. Kadang- kadang orang merubah perilakunya karena tekanan dari
masyarakat lingkunganya, atau karena yang bersangkutan ingin menyesuaikan diri dengan norma
yang ada. Proses terjadinya perubahan ini tidak semena – mena dapat tercapai dan harus benar- benar
teruji, ada 5 tingkatan perubahan perilaku :
1.Prekontemplasi : – Belum ada niat perubahan perilaku
2.Kontemplasi : – Individu sadar adanya masalahnya dan secara serius ingin
mengubah perilakunya menjadi lebih sehat.
- Belum siap berkomitmen untuk berubah.
3.Persiapan : - Individu siap berubah dan ingin mengejar tujuan.
- Sudah pernah melakukan tapi masih gagal.
4.Tindakan : – Individu sudah melakukan perilaku sehat, sekurangnya 6 bulan dari sejak mulai usaha
memberlakukan perilaku hidup sehat.
5.Pemeliharaan : – Individu berusaha mempertahankan perilaku sehat yang telah dilakukan ( 6 bulan
dilhat kembali).
- Mungkin berlangsung lama.
- 6 bulan dilihat kembali.

2.5 Hubungan Kesehatan dengan Perilaku

Seperti yang telah di jelaskan di Bab sebelumnya, hubungan kesehatan dengan perilaku


sangatlah erat san saling berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku  yang
sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas
hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan segala
kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup
yang sehat.

2.6 Pencegahan, Tujuan dan Dampak Hidup Sehat

PENCEGAHAN
Perilaku pencegahan penyakit (health prevention) adalah respon untuk melakukan
pencegahan penyakit dan upaya mepertahankan dan meningkatkan kesehatannya / segala tindakan
secara medis direkomendasikan, dialkukan secara sukarela oleh seseorang yang percaya dirinya sehat
dan bermaksud untuk mencegah penyakit atau ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang
tidak tampak nyata (asimptomatik). Pada proses pencegahan dapat dilakukan dalam dua bentuk medis
dan non medis.
Ø Contoh pencegahan secara Medis : imunisasi, makan makanan bergizi yang mengandung
kebutuhan tubuh.
Ø Contoh pencegahan Non-Medis : olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan
alcohol, istirahat yang cukup. Selain itu perilaku dan gaya hidup yang positif bagi kesehatan
(misalnya, tidak gonta ganti pasangan, adaptasi dengan lingkungan )

TUJUAN
Tujuan dari perilaku sehat dan perubahan perilaku sehat adalah agar terjadinya suatu pola hidup sehat
yang menunjukan kepada kebiasaan.

AKIBAT
Akibat Perilaku Sehat:

a. Reinforcement (Peningkatan)
Reinforcemen merupakan sesuatu yang dilakukan yang dapat membawa kesenangan dan kepuasan.
Contohnya:
- Positive reinforcement : anak kecil yang mau cuci tangan sebelum makan bila di berikan mainan.
- Negative reinforcement : anda minum milanta agar sakit maag hilang.
b. Extincion (peniadaan).
Extincion merupakan perilaku sehat yang apabila konsekuensinya di hilangkan maka akan melemah
responnya jika tidak ada stimuli/reinforcer lain yang mempertahankan perilaku sehat.Contohnya: anak
kecil yang mau cuci tangan sebelum makan bila di berikan mainan tetap melakukan perilaku sehatnya
karena pujian orang tua atau kepuasan karena tangannya bersih dari kuman
c. Punishment (hukuman)
Punishment merupakan perilaku yang apabila dilakukan dan membawa konsekuensi yang tidak
menyenangkan cenderung ditekan.Contohnya: anak kecil yang bermain dengan benda tajam seperti
pisau dimarahi oleh Ibunya, akan tidak mengulanginya lagi.

2.7 Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan

Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan
perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan
kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang dimaksud bukan hanya
sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di dalam program – program kesehatan, agar
diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma – norma kesehatan diperlukan usaha – usaha
yang konkrit dan positip. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku bisa
dikelompokkan menjadi tiga bagian :
1) Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan perilaku
yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan / undang – undang yang harus dipatuhi oleh
masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama
karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di
masyarakat untuk menata rumahnya dengan membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa
tetapi begitu lomba / penilaian selesai banyak pagar yang kurang terawat.

2) Pemberian informasi
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara menghindari
penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan
pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang
berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama
tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih langgeng.
3) Diskusi partisipatif
Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi kesehatan bukan
hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya
penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang
diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun pertama akan
tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap dan mendalam sehingga
perilaku mereka juga akan lebih mantap.
Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan terjadi ketika ada
partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan, propaganda politis yang mengancam akan tidak
banyak berguna untuk mewujutkan perubahan
yang langgeng.

2.8 Teori – Teori Perilaku Kesehatan dan Perubahanya

Teori – Teori perilaku kesehatan


1. Perilaku manusia merupakan  resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal
2. Faktor determinan perilaku manusia luas, namun beberapa ahli mencoba merumuskan teori
terbentuknya perilaku manusia
3. Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali ini adalh : Teori ABC, Reason Action,
“PRECED-PROCEED”, Behavior intention, Thoughs and Feeling.

a) Teori ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer : 1977 )


Menurut teori ini perilau manusia merupakan sutu proses sekaligus hasil interaksi antara :
Antecedent Behavior Consequences
1. Antecedent         : trigger, bisa alamiah ataupun man made
2. Behavior             : reaksi terhadap antecedent
3. Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif ( menolak )
Contoh: Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan banyak, salah satunya
dengan membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu membuat tampilan makanan semenarik
mungkin ( B ), Anak mau makan banyak ( C )
b) Teori “REATION ACTION” (FESBEIN &AJZEN :1980 )
Teori ini menekankan pentingnya “intention”/niat sebagai faktor penentu perilaku
Niat itu sendiri ditentukan oleh :
1. sikap
2. norma subjektif
3. pengendalian perilaku
Contoh : Seorang ibu yang mau mengimunisasikan anaknya didasari niat, dimana niat itu ditentukan
oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi, keyakinan ibu akan perilaku yang diambil dan sudah
siap bila anaknya panas setelah diimunisasi.
c) Teori PRECED-PROCEED ( Lawrence Green : 1991 )
Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor :
Predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling
factors, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat
Contoh : 
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :
1. Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)
2. Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )
3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)
Secara matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )

d) Teori BEHAVIOR INTENTION( Snehendu Kar : 1980 )


Menurut teori ini, perilaku kesehatan merupakan fungsi dari :
1. Behavior intention
2. Social support
3. Accessibility to information
4. Personal autonomy
5. Action situation
B = f ( BI, SS, AI, PA, AS )

Contoh: 
Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal, bukan di
tenaga medis terlatih, mungkin dikarenakan  :
1. Tidak ada niat melahirkan di bidan(BI)
2. Tidak ada tetangganya yang melahirkan di bidan(SC)
3. Tidak mendapat informasi persalinan yang sehat(AI)
4. Tidak bebas menentukan, takut mertua(PA)
5. Kondisi jauh dari puskemas(AS)
e) Teori  “THOUGHT AND FEELING” ( WHO:1984)

Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh :


1. Thoughts and feeling
2. Personal reference
3. Resources
4. Culture
B = f ( TF, PR, R, C )

Contoh : 
Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan kalau
payudaranya akan hilang keindahannya bila menyusui (TF), atau karena artis yang diidolakannya
tidak menyusui sehingga dia mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak ada waktu untuk
menyusui (R), atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren kalau memberi susu formula
daripada ASI, makin mahal harga susu maka status sosial makin naik (C).

Teori – Teori Perubahan Perilaku Kesehatan 


Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting dalam promosi kesehatan yang bertujuan “behavior
change”
Perubahan perilaku ini diarahkan untuk :
1. mengubah perilaku negatif ( tidak sehat ) menjadi perilaku positif ( sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan )
2.  pembentukan atau pengembangan perilaku sehat
3.  memelihara perilaku yang sudah positif
Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori SOR, Festinger, Fungsi, Kurt Lewin.

Teori Perubahan Perilaku Kesehatan


Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas
rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat berubah hanya apabila
stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula (mampu meyakinkan). Karena itu
kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku, misalnya gaya
bicara, kredibilitas pemimpin kelompok, dsb
a) Dissonance Theory (Festinger : 1957)
Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan ketidakseimbangan psikologis, yang
diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Dissonance tejadi
karena dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang bertentangan, pengetahuan, pendapat atau
keyakinan. Apabila terjadi  penyesuaian secara kognitif, akan ada perubahan sikap yang berujung
perubahan perlaku.
Contoh : 
Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki kalau tidak
merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan hanya dari
merokok, tapi dari banyak hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok (consonance).

b) Teori Fungsi (Katz : 1960)


Meurut teori ini perilaku mempunyai fungsi :
1. instrumental
2. defence mechanism
3. penerima objek dan pemberi arti
4. nilai ekspresif
Perubahan perilaku individu tergantung kebutuhan Stimulus yang dapat memberi perubahan
perilaku individu adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.

c) Teori Kurt Lewin (1970)


Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang antara driving forces
(kekuatan-kekuatan pendorong)   dan restrining forces (kekuatan-kekuatan penahan). Perilaku dapat
berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga kemungkinan
terjadinya perubahan perilaku :
1. Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap perilaku baru 
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit  kusta sebelumnya tidak mau memeriksakan
saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya untuk memeriksakan
saudaranya ke puskesmas karena adanya penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat tentang
pentingnya deteksi dini kusta. 
2. Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru 
Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan penyakit keturunan,
maka kekuatan penahan akan melemah dan terjad perubahan perilaku.
3. Kekuatan penahan, pendorong, perubahan perilaku.
Misalnya pada contoh di atas dua-duanya dilakukan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati
dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,
1947).
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep perilaku yang
dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni
pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek
kesehatan (health practice).
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan, individu
yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat
akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.

3.2. Saran

Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan, individu
yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat
akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan
segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan
kualitas hidup yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Badan
Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hlm. 23
Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Ircham Machfoedz dan Eko Suryani dan.2008.Pendidikan Kesehatan dan Promosi
Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya. 

Anda mungkin juga menyukai