Anda di halaman 1dari 35

Pendahuluan

Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari


distribusi dan determinan dari frekuensi
penyakit pada manusia

Epidemiologi mempelajari distribusi penyakit


berdasarkan umur, jenis kelamin, geografi dll

Epidemiologi mempelajari pola distribusi penyakit


berdasarkan faktor2 penyebab
Epidemiologi Gizi:
 Adalah ilmu yang mempelajari determinan dari
suatu masalah/kelainan gizi
 Mempelajari distribusi dan besarnya masalah
gizi pada populasi manusia
 Menguraikan penyebab dari masalah gizi dan
menentukan hubungan sebab-akibat
 Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
merencanakan dan melaksanakan program
pencegahan, kontrol dam penanggulangan
masalah gizi di masyarakat
Menguraikan penyebab dari masalah gizi
dan menentukan hubungan sebab-akibat:

Masalah gizi dihubungkan dengan:


1. Faktor yang menyebabkan masalah gizi
(agent)
2. Faktor yang ada pada pejamu (host)
3. Faktor yang ada di lingkungan pejamu
(environment)
Menguraikan penyebab dari masalah gizi
dan menentukan hubungan sebab-akibat:

HOST

MASALAH GIZI

ENVIRONMENT AGENT
Menguraikan penyebab dari masalah gizi
dan menentukan hubungan sebab-akibat:
Masalah gizi: Kurang/Kelebihan zat gizi
Agent: Asupan makanan dan penyakit yang
dapat mempengaruhi status gizi serta faktor2
yang berkaitan
Host: karakteristik individu yang ada kaitannya
dengan masalah gizi (umur, jenis kelamin, suku
bangsa dll)
Environment: lingkungan (rumah, pekerjaan,
pergaulan) yang ada kaitannya dengan masalah
gizi
Penggunaan Epidemiologi Gizi:
Secara deskriptif mempelajari:
 Siapa yang mempunyai masalah gizi
 Kapan dan pada situasi-kondisi apa yang
bagaimana masalah gizi tersebut terjadi
(biasanya digunakan data dari klinik, laporan rutin
ataupun hasil survei khusus)
Penggunaan Epidemiologi Gizi:
Secara analitik mempelajari:
 Hubungan kausal tertentu antara faktor
penyebab dengan kejadian/kelainan yang
diakibatkannya
(biasanya diperlukan penelitian khusus dengan
rancangan kohort ataupun kasus-kontrol)
Penggunaan Epidemiologi Gizi:
Secara intervensi mempelajari:
 Dampak ataupun efek dari suatu program yang
telah dilaksanakan untuk menanggulangi masalah
gizi
(biasanya dapat dimanfaatkan untuk memperkuat
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
program/kebijakan gizi)
Permasalahan pada Epidemiologi Gizi:
 Gizi atau status gizi sukar untuk ditentukan
secara langsung sehingga selama ini digunakan
beberapa indikator status gizi
 Indikator status gizi tersebut sering digunakan
untuk bermacam tujuan
 Masalah gizi merupakan akibat dari banyak
faktor sehingga program gizi dan penelitian gizi
berkaitan dengan disiplin ilmu lainnya
Penggunaan Indikator Status
Gizi:
1. Untuk melakukan penapisan individual dalam
program pencegahan malnutrisi (indikator
untuk memprediksi malnutrisi)

2. Untuk mendiagnosis malnutrisi (indikator


untuk memprediksi risiko maupun manfaat
dari intervensi gizi)
Penggunaan Indikator Status
Gizi:
3. Untuk membandingkan hasil atau memposisikan
suatu populasi terhadap nilai normal/rujukan
tertentu

4. Untuk mengevaluasi terapi/intervensi gizi


(indikator yang bereaksi terhadap terapi gizi)

Pemilihan indikator yang terbaik bergantung


pada tujuan yang ingin dicapai
Ukuran-ukuran dalam Epidemiologi
Gizi
1. Ukuran untuk morbiditas dan mortalitas:
a. rate, rasio dan proporsi
b. rate insidens dan prevalens
2. Indikator kesehatan
a. Indikator dari penyebab khusus
b. mortalitas bayi dan bayi baru lahir
c. mortalitas ibu
d. Umur harapan hidup
e. lain-lain
Rate, rasio dan proporsi
 Rate merupakan ukuran terpenting untuk suatu
penyakit, namun rasio dan proporsi juga
digunakan
 Rasio, menggambarkan hubungan antara 2 nilai
dalam bentuk x : y atau x/y * k
 Contoh: rasio kelahiran bayi laki-laki dan
perempuan di negara tertentu tahun 1979
adalah 1.791.000 : 1.703.000 atau 1,052 : 1
Rate, rasio dan proporsi
 Proporsi, merupakan bentuk khusus dari rasio
dimana pembilang diikutkan dalam penyebutnya
dan hasil akhirnya dinyatakan dalam persen.
 Contoh: proporsi kelahiran bayi laki-laki adalah
(kelahiran bayi laki2) / (kelahiran bayi laki2
dan perempuan) = (1.791.000) ; (1.791.000 +
1.703.000) = 51,3%
Rate, rasio dan proporsi
 Rate, merupakan bentuk khusus dari proporsi
yang mengikutsertakan waktu
 Rate, merupakan ukuran dasar dari kejadian
penyakit karena merupakan ukuran yang
dengan jelas dapat menggambarkan
probabilitas/kemungkinan ataupun risiko suatu
penyakit pada suatu populasi tertentu pada
suatu periode waktu tertentu
Rate, rasio dan proporsi
 Rate, dapat dituliskan sebagai (jumlah
kejadian sakit dalam periode waktu tertentu) /
(jumlah populasi berisiko sakit dalam periode
tertentu) * k
 Contoh: rate kematian kanker di negara
tertentu tahun 1980 adalah 186,3 per 100.000
populasi yang didapat menurut rumus sbb
(kematian akibat kanker di antara penduduk
negara tsb tahun 1980) / (penduduk negara
tsb tahun 1980) * 100.000
Rate insidens dan prevalens
 Ada beberapa rate untuk morbiditas yang digunakan
dalam kesehatan masyarakat dan epidemiologi, namun
semuanya dapat dikategorikan menjadi 2 bentuk dasar,
yaitu rate insidens dan rate prevalens
 Rate insidens mengukur probabilitas bahwa orang sehat
akan sakit dalam periode waktu tertentu atau kasus
sakit baru dalam periode waktu tertentu
 Rate prevalens mengukur jumlah orang dalam populasi
yang sakit dalam periode waktu tertentu
Rate insidens dan prevalens
 Rumus untuk menghitung rate insidens adalah
(jumlah kasus sakit baru) / (jumlah populasi
berisiko) dalam waktu tertentu
 Rumus untuk menghitung rate prevalens adalah
(jumlah semua kasus yang ada) / (jumlah
populasi) pada satu waktu tertentu
Hubungan antara
insidens dan prevalens
 Insidens menunjukkan rate dari kasus baru
yang terjadi pada kelompok orang tertentu
yang sebelumnya bebas dari sakit
 Prevalens menunjukkan kemungkinan orang2
yang sakit pada suatu waktu tertentu
 Prevalens bergantung pada 2 faktor:
1) jumlah orang2 yang telah sakit pada masa
lalu (insidens masa lalu)
2) lamanya sakit
Hubungan antara
insidens dan prevalens
 Bila penyakit bersifat kronis, walaupun jumlah
orang yang sakit hanya beberapa saja, namun
jumlahnya akan menumpuk dan prevalens tetap
lebih besar dari insidens
 Bila penyakit bersifat akut karena orang cepat
sembuh atau segera meninggal ataupun si sakit
pindah maka prevalens tetap lebih kecil dari
insidens
Hubungan antara
insidens dan prevalens
 Hubungan antara prevalens (P) dengan insidens
(I) dan durasi (d) adalah P  I * d, yang
menunjukkan bahwa prevalens bervariasi
terhadap insidens dan durasi
 Apabila insidens dan prevalens cukup stabil
untuk waktu yang cukup lama maka P = I * d,
sehingga bila P dan I sudah diketahui, maka d
dapat dihitung
Hubungan antara
insidens dan prevalens
 Terapi yang berhasil dapat memperpanjang
hidup dapat berefek besar pada prevalens
penyakit, contohnya insulin untuk diabetes dan
kemoterapi untuk lekemia anak
Ukuran rate khusus
 Crude birth rate = (jumlah kelahiran hidup dari
penduduk daerah tertentu pada suatu waktu
tertentu) / (rerata jumlah penduduk daerah
tersebut pada waktu tersebut) / 1000
 Crude death rate = (jumlah kematian yang
terjadi di antara penduduk daerah tertentu) /
(rerata jumlah penduduk daerah tersebut pada
waktu tersebut) / 1000
Ukuran rate khusus
 Age-specific death rate (usia 25-34 tahun) =
(jumlah kematian di antara penduduk usia 25-
34 tahun di daerah tertentu pada waktu
tertentu) / (rerata jumlah penduduk usia 25-
34 tahun di daerah tersebut pada waktu
tertentu) / 1000 atau 100.000
 Cause-specific death rate = (jumlah kematian
akibat penyebab tertentu dalam 1 tahun) /
(rerata jumlah penduduk tengah tahun
tersebut) / 100.000
Ukuran rate khusus
 Infant mortality rate = (jumlah kematian anak usia
kurang 1 tahun dalam 1 tahun) / (jumlah kelahiran hidup
di tahun yang sama) / 1.000 kelahiran hidup
 Neonatal mortality rate = (jumlah kematian bayi usia
kurang 28 hari dalam 1 tahun) / (jumlah kelahiran hidup
di tahun yang sama) / 1.000 kelahiran hidup
 Fetal death ratio = (jumlah kematian janin dalam
setahun) / (jumlah kelahiran hidup di tahun yang
sama) / 1.000 kelahiran hidup
Ukuran rate khusus
 Maternal (puerperal) mortality rate = (jumlah kematian
akibat puerperal dalam setahun) / (jumlah kelahiran
hidup di tahun yang sama) / 10.000 atau 100.000
kelahiran hidup
 Fetal death rate = (jumlah kematian janin dalam
setahun) / (jumlah kelahiran hidup dan kematian janin
di tahun yang sama) / 1.000 kelahiran hidup dan
kematian janin
 Perinatal mortality rate = (jumlah kematian janin usia
28 minggu atau lebih dan kematian bayi usia kurang 7
hari) / (jumlah kelahiran hidup dan kematian janin usia
28 minggu atau lebih di tahun yang sama) / 1.000
kelahiran hidup dan kematian janin
Ukuran kematian di usia awal kehidupan
Perinatal period 2

Perinatal period 1

20 24 28 32 36 38 40 7 42 28 1 th
mg mg mg mg mg mg mg hr mg hr

Early B
I
R
Intermediate
T
h

Late

Neonatal death

Postnatal death

Fetal death Infant death


Ukuran rate khusus
 Umur harapan hidup, adalah rerata jumlah usia
seseorang yang diharapkan untuk hidup
 Atau rerata usia dari bayi baru lahir
diharapkan untuk hidup
 Dapat dihitung dari tabel demografik
kehidupan yang dibuat berdasarkan age-
specific death rate
Indikator kesehatan
yang berkaitan dengan siklus kehidupan
Masa konsepsi sampai Rate infertilitas
kelahiran Rate kehilangan janin
Rate kehilangan
perinatal
Proporsi ibu dengan
perawatan antenatal
yang kurang atau tanpa
perawatan antenatal
Indikator kesehatan
yang berkaitan dengan siklus kehidupan
Masa bayi sampai masa Kematian perinatal
anak Kematian bayi
Rate malformasi
kongenital
Rate BB lahir rendah
Indikator kesehatan
yang berkaitan dengan siklus kehidupan
Masa anak sampai dewasa Imunisasi dan kecelakaan
Tumbuh dan kembang
Gangguan belajar
Gizi
Rokok/alkohol/obat
Rate kenakalan remaja
Aktivitas seksual dan rate
penyakit kelamin
Indikator kesehatan
yang berkaitan dengan siklus kehidupan
Masa dewasa  Rate perkawinan dan
perceraian
 Rate pengangguran
 Kriminalitas
 Penggunaan obat dan alkohol
 Status merokok
 Penggunaan fasilitas pelayanan
gangguan jiwa
 Proporsi penduduk dengan
rumah tak layak
 Proporsi penduduk dengan
pendapatankurang
Indikator kesehatan
yang berkaitan dengan siklus kehidupan
Masa tua Status ekonomi
Aktivitas kehidupan
sehari-hari
Proporsi yang tinggal
sendiri
Proporsi yang tinggal di
panti

Anda mungkin juga menyukai