Anda di halaman 1dari 13

NUTRITION CARE PROCESS:

Kekuatan dan Kelemahannya

Tugas Matakuliah Iintervensi Gizi

OLEH :

NORBERTUS R. RATRIGIS

LINA YUNITA

SENNY R TAIMENAS

Dosen Pengampu:

DR. Stefanus P. Manongga, M.Si

PEMINATAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2019

i NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 3
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5
2.1 Perilaku Konsumsi Pangan ............................................................................. 5
2.2 Pola Pangan Harapan ..................................................................................... 6
2.3 Social Ecological Model ................................................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................ 10
3.2 Situasi Konsumsi Pangan di Indonesia ........................................................... 10
3.3 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi
Pangan melalui Social Ecological Model ...................................................... 10
3.3 Kerangka Intervensi Multifaktor Multilevel Yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumsi Pangan ............................................................................ 12
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

ii NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dampak gizi terhadap kesehatan seseorang telah banyak diketahui. Asupan gizi
yang tidak sesuai kebutuhan, baik kelebihan ataupun kekurangan zat gizi erat kaitannya
dengan peningkatan resiko penyakit maupun komplikasinya. Oleh karena itu perlu
pelayanan gizi yang berkualitas pada individu dan masyarakat. Pelayanan gizi merupakan
salah satu sub-sistem dalam pelayanan kesehatan paripurna, yang berfokus kepada
keamanan pasien. Dengan demikian pelayanan gizi wajib mengacu kepada standar yang
berlaku. Mengingat masih dijumpai kejadian malnutrisi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, maka perlu upaya pendekatan yang lebih strategis dan
berkualitas. (Kemenkes RI, 2014)
Pelayanan yang strategis dan berkualitas mengandung arti melakukannya dengan
benar, pada waktu yang tepat, mennggunakan cara bagi individu yang tepat untuk
mencapai hasil seoptimal mungkin. Rancangan diet, edukasi dan konseling yang tepat
sesuai masalah dan kebutuhan gizi pasien yang terdokumentasi merupakan bentuk
pelayanan berkualitas dari asuhan gizi. Hasil asuhan gizi bisa diprediksi dan tidak bias
dapat dicapai bila ditisien menggunakn asuhan gizi yang terstandar. (AsDI dan Persagi,
2009).
Sebelum tahun 2006, asuhan gizi dilakukan secara beragam oleh dietisien
berdasarkan asuhan terstandar yang berbentuk pedoman atau penuntun diet. Sasaran
asuhan ini adalah diagnosis medis, sehingga hasil asuhan gizi menjadi beragam dan
efektifitasnya tidak terlihat jelas.
Proses asuhan gizi terstandar disusun sebagai upaya peningkatan pelayanan asuhan
gizi yang dapat dinilai dari hasil kerja dan kepatuhan terhadap proses terstandar yang
telah disepakati. Proses ini telah disusun meliputi 4 langkah sistematis untuk
meningkatkan profesionalisme dietisien secara efisein dalam melakukan asuhan gizi.
Didalam NCP terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam imlementasinya yang
membedakan pedoman asuhan gizi seperti terapi gizi medic dan pedoman pelayanan gizi
rumah sakit (PGRS) tahun 2005.

3 NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan implementasi nutrition care
process dalam pelayanan gizi.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui Konsep, Proses dan langkah nutrition care process.
2. Melakukan anlisis kekuatan dan kelemahan nutrition care process.

4 NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019
BAB II
ASUHAN GIZI TERSTANDAR
(Nutrition Care Process)

2.1 Pengertian Asuhan Gizi Terstandar


Menurut American Dietisien Association (2006), nutrition care process adalah
suatu metoda pemecahan masalah yang sitematis , dimana dietisien professional
menggunakan cara berpikir kritisnya dalam mebuat keputusan untuk menangani berkaitan
dengan gizi sehingga dapat memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas.
Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) atau Standarized Nutrition Care Process
(NCP) yang menjadi tanggungjawab dietisien sebagai tenaga kesehatan profesional yang
berorientasi kerja dalam bidang pencegahan dan pengobatan penyakit terutama bidang
makanan dengan gizi, baik di rumah sakit praktek pribadi atau di unit pelayanan
kesehatan lainnya. PAGT bertujuan mengembalikan pada status gizi baik dengan
mengintervensi berbagai faktor penyebab. Keberhasilan PAGT ditentukan oleh efektivitas
intervensi gizi melalui edukasi dan konseling gizi yang efektif, pemberian dietetik yang
sesuai untuk pasien di rumah sakit dan kolaborasi dengan profesi lain sangat
mempengaruhi keberhasilan PAGT. Monitoring dan evaluasi menggunakan indikator
asuhan gizi yang terukur dilakukan untuk menunjukkan keberhasilan penanganan asuhan
gizi dan perlu pendokumentasian semua tahapan proses asuhan gizi.

2.2 Proses Asuhan Gizi Terstandar


Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) harus dilaksanakan secara berurutan dimulai
dari langkah asesmen, diagnosis, intervensi dan monitoring dan evaluasi gizi
(ADIME). Langkah-langkah tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya dan
merupakan siklus yang berulang terus sesuai respon/perkembangan pasien. Apabila
tujuan tercapai maka proses ini akan dihentikan, namun bila tujuan tidak tercapai atau
tujuan awal tercapai tetapi terdapat masalah gizi baru maka proses berulang kembali
mulai dari assessment gizi.
Gambar 1. Langkah-Langkah dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar

5 NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019
Akar
penyebab
masalah

Re assesment

Gambar 2. Alur dan Proses Asuhan Gizi pada Pasien Rawat Inap

Gambar 3. Alur dan Proses Asuhan Gizi pada Pasien Rawat Jalan

6 NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019
2.3 Langkah-Langkah Asuhan Gizi Terstandar
1. Pengkajian Gizi
Pengkajian merupakan kegiatan mengidentifikasi problem gizi dan faktor
penyebabnya melalui pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data secara
sistematis, meliputi 5 aspek yakni data riwayat gizi/ makanan, data biokimia,
pengukuran antropometri, pemeriksaan fisik klinis dan riwaya personal pasien serta
pemyebanya.
Pada tahapan seorang dietisien dituntut berpikir kritis untuk:
- Menetapkan dan mengumpulkan sumber data dan instrument yang sesuai.
- Membedakan data yang relevan atau tidak
- Membandingkan data yang yang ada dengan norma atau standar baku.
- Mengorganisir dan mengkategorikan data agar teridentifikasi masalah gizi.

2. Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi adalah kegiatan mengidentifikasi dan memberi nama masalah
gizi yang actual dan atau beresiko menyebabkan masalah gizi. Diagnosis gizi sangat
spesifik dan berbeda dengan diagnosis medis. Diagnosis gizi bersifat sementara sesuai dengan

7 NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019
respon pasien. Diagnosis gizi adalah masalah gizi spesifik yang menjadi tanggung jawab dietisien
untuk menanganinya. Diagnosis medis menggambarkan kondisi penyakit atau patologi dari
organ tertentu. Pernyataan diagnosis gizi disusun dengan kalimat yang terstruktur yang
menyatakan problem (P), etyologi (E) dan Sign dan Symptoms (S) yang disingkat PES.
Diagnosis gizi dikelompokkan dalam 3 (tiga) domain yaitu:
1) Domain Asupan
2) Domain Klinis
3) Domain Perilaku-Lingkungan
Setiap domain menggambarkan karakteristik tersendiri dalam memberi kontribusi terhadap
gangguan kondisi gizi.

3. Intervensi Gizi
Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk
merubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan individu.
Intervensi gizi bertujuan Mengatasi masalah gizi yang teridentifikasi melalui
perencanaan dan penerapannya terkait perilaku, kondisi lingkungan atau status
kesehatan individu, kelompok atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi klien.
Didalam intervensi gizi terdapat 2 komponen yang saling berkaitan antara lain:
- Perencanaan Intervensi
a. Tetapkanprioritasdiagnosisgiziberdasarkanderajat kegawatan masalah,
keamanan dan kebutuhan pasien. Intervensi diarahkan untuk
menghilangkan penyebab (etiologi dari problem), bila etiologi tidak
dapat ditangani oleh ahli gizi maka intervensi direncanakan untuk
mengurangi tanda dan gejala masalah (signs/simptoms).
b. Pertimbangkan panduan Medical Nutrition Theraphy (MNT), penuntun
diet, konsensus dan regulasi yang berlaku.
c. Diskusikanrencanaasuhandenganpasien, keluarga atau pengasuh pasien.
d. Tetapkan tujuan yang berfokus pada pasien
e. Buat strategi intervensi, misalnya modifikasi makanan,
edukasi /konseling
f. Merancang Preksripsi diet.
g. Tetapkan waktu dan frekuensi intervensi
h. Identifikasi sumber-sumber yang dibutuhkan

8 NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019
- Implementasi Intervensi Gizi
Langkah langkah implementasi meliputi :
a) Komunikasi rencana intervensi dengan pasien, tenaga kesehatan atau
tenaga lain
b) Melaksanakan rencana intervensi
Intervensi gizi dikelompokan dalam 4 (empat) kategori sebagai berikut:
a. Pemberian makanan/ diet
b. Edukasi
c. Konseling
d. Koordinasi asuhan gizi

4. Monitoring dan Evaluasi Gizi


Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui tingkat kemajuan pasien dan apakah
tujuan atau hasil yang diharapkan telah tercapai. Hasil asuhan gizi seyogyanya
menunjukkan adanya perubahan perilaku dan atau status gizi yang lebih baik.
Terdapat 3 langkah dalam kegiatan monitoring dan evaluasi gizi, yaitu:
a. Monitor Perkembangan
- Cek pemahaman dan kepatuhan pasien/klien terhadap intervensi gizi
- Tentukan apakah intervensi yang dilaksanakan/ diimplementasikan
sesuai dengan preskripsi gizi yang telah ditetapkan.
- Berikan bukti/fakta bahwa intervensi gizi telah atau belum merubah
perilaku atau status gizi pasien/ klien.
- Identifikasi hasil asuhan gizi yang positif maupun negatif
- Kumpulkan informasi yang menyebabkan tujuan asuhan tidak
tercapai
- Kesimpulan harus di dukung dengan data/ fakta
b. Mengukur Hasil
- Pilih indikator asuhan gizi untuk mengukur hasil yang diinginkan
- Gunakan indikator asuhan yang terstandar untuk meningkatkan
validitas dan reliabilitas pengukuran perubahan.
c. Evaluasi Hasil

9 NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019
- Bandingkan data yang di monitoring dengan tujuan preskripsi gizi atau
standar rujukan untuk mengkaji perkembangan dan menentukan
tindakan selanjutnya
- Evaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap hasil kesehatan
pasien secara menyeluruh
Objek yang dimonitor adalah indikator yang sama dengan indikator pada asesmen
gizi, kecuali riwayat personal dan dilanjutkan dengan kesimpulan hasil monitoring
evaluasi, seperti contoh berikut:

1) Aspek gizi : perubahan pengetahuan, perilaku, makanan dan asupan, zat gizi
2) Aspek status klinis dan kesehatan : perubahan nilai laboratorium, berat
badan, tekanan darah, faktor risiko, tanda dan gejala, status klinis, infeksi,
komplikasi, morbiditas dan mortalitas
3) Aspek pasien: perubahan kapasitas fungsional, kemandirian
merawat diri sendiri
4) Aspek pelayanan kesehatan : lama hari rawat

2.4 Kekuatan dan Kelemahan Asuhan Gizi Terstandar


UNSUR
YANG KEKUATAN KELEMAHAN KET
DIANALISIS
Strukur dan - Berpatokan pada state - Dietisien dituntut berpikir
kerangka of science and art yang kritis, tidak sekedar
tercermin dalam 4 melaksanakan perintah
langkah yang konsisten dokter.
dan terstandar meliputi: - Dietisien dituntut memilki
assessment, diagnosis, kompetensi dan karakter
intervensi dan untuk meningkatkan
monitoring evaluasi. profesinalismenya.
- Hasil dapat diprediksi
dan lebih terarah.
- Terdapat diagnosis gizi
sehingga membedakan
dengan diagnosis
medis.
- Dietsien mempunyai
kewenangan untuk
berpikir berdasarkan
kompetensi untuk
membuat keputusan,
memecahkan masalah
dan melakukan
kolaborasi bersama
profesi lain.
-
- Terdapat regulasi tentang
Kebijakan penerapan PAGT = Buku
Pedoman PAGT

10 NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019
Kemenkes 2014.

11 NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019
BAB IV
PENUTUP

12 NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019
DAFTAR PUSTAKA

Badan Ketahanan Pangan. 2018. Direktori Perkembangan Konsumsi Pangan. Kementerian


Pertanian: Jakarta

______________________. 2017. Statistik Ketahanan pangan. Kementerian Pertanian:


Jakarta

Cox dan Aderson. 2005. Pemilihan Makanan dalam: Gizi Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta

Dewan Ketahanan Pangan RI. 2015. Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi.

Ermawati T dan Sarana J. DETERMINAN PERILAKU KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT DI


DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) DAN NUSA TENGGARA TIMUR
(NTT). Pusat Penelitian Ekonomi LIPI.

Kementerian Keuangan RI. 2013. LAPORAN AKHIR ANALISIS DINAMIKA KONSUMSI


PANGAN MASYARAKAT INDONESIA. Kementerian Keuangan: Jakarta

Models and Mechanisms Public Health. Social Ecological Model. Akses Online:
https://courses.lumenlearning.com/suny-buffalo-
environmentalhealth/chapter/multilevel-interventions-are-for-behavior-change/

Reynolds, Klep dan Yaroch. 2005. Strategi Gizi Kesehatan Masyarakat Untuk Intervensi Tingkat
Ekologis: dalam Gizi Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

UNCEF. 2009. Modul Social Ecological Model. Akses Online:


https://www.unicef.org/earlychildhood/files/Module_1_-
_MNCHN_C4D_Guide.docx

13 NCP: strengths and weaknesses in its implementation - Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – PPs UNDANA 2019

Anda mungkin juga menyukai