0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
133 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konsumsi pangan dan asupan makanan. Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi, sedangkan asupan makanan adalah jumlah makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Faktor-faktor seperti kualitas, kuantitas, cita rasa, penampilan, dan lingkungan mempengaruhi konsumsi
Dokumen tersebut membahas tentang konsumsi pangan dan asupan makanan. Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi, sedangkan asupan makanan adalah jumlah makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Faktor-faktor seperti kualitas, kuantitas, cita rasa, penampilan, dan lingkungan mempengaruhi konsumsi
Dokumen tersebut membahas tentang konsumsi pangan dan asupan makanan. Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi, sedangkan asupan makanan adalah jumlah makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Faktor-faktor seperti kualitas, kuantitas, cita rasa, penampilan, dan lingkungan mempengaruhi konsumsi
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI PEKANBARU 1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan. Konsumsi pangan berperan sebagai salah satu faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya berfungsi menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta pertumbuhan. Konsumsi, jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Harper et al (1986), faktor-faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah produksi, dan ketersediaan pangan. Untuk tingkat konsumsi lebih lebih banyak ditentukan oleh kualitas dsn kuantitas pangan yang dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan adanya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam suatu bahan pangan, sedangkan kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan. Untuk mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsur kualita dan kuantitas harus dapat terpenuhi. Konsumsi makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat atau oleh faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya berfungsi menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta pertumbuhan. Konsumsi, jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Harper et al (1986), faktor- faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah produksi, dan ketersediaan pangan. Untuk tingkat konsumsi lebih lebih banyak ditentukan oleh kualitas dsn kuantitas pangan yang dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan adanya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam suatu bahan pangan, sedangkan kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan. Untuk mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsur kualita dan kuantitas harus dapat terpenuhi. Konsumsi makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat atau oleh keluarga tergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi dalam keluarga, dan kebiasaan makan secara perorang. Hal ini tergantung pada pendapatan, agama, adat kebiasaan, dan pendidikan masyarakar yang bersangkutan. 2. Asupan Makanan Asupan makanan adalah jumlah makanan tunggal ataupun beragam yang dimakan seseorang dengan tujuan memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis. Pemenuhan kebutuhan fisiologis berupa pemenuhan terhadap keinginan makan atau rasa lapar. Pemenuhan tujuan psikologis adalah untuk pemenuhan kepuasan emosional, sedangkan tujuan sosiologis berupa pemeliharaan hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat. Asupan makanan merupakan factor penentu dalam pemenuhan kebutuhan gizi sebagai sumber energi dan pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit serta untuk pertumbuhan. Asupan makanan adalah informasi tentang jumlah dan jenis makanan yang dimakan atau dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Dari asupan makanan diperoleh zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh untuk memelihara pertumbuhan dan kesehatan yang baik. Malnutrisi berhubungan dengan gangguan gizi, yang dapat diakibatkan oleh pemasukan makanan yang tidak adekuat, gangguan pencernaan atau absorbsi, atau kelebihan makan. Kekurangan gizi merupakan tipe dari malnutrisi. Asupan makan yang dikonsumsi kemudian akan menghasilkan dampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan anak yang dapat dilihat dari status gizinya. Faktor yang Mempengaruhi Asupan Makan : A. Faktor Internal 1. Nafsu Makan. Balita sakit mempunyai nafsu makan yang kurang, walaupun nafsu makan berkurang dan tidak menentu balita akan menikmati makanan yang di hidangkan secara menarik dalam suasana yang menyenangkan. 2. Kebiasaan Makan. Kebiasaan makan balita adalah konsumer pasif. Artinya, dia lebih banyak mengonsumsi makanan yang sudah kita pilihkan. Bila asupan zat gizi tertentu yang tidak adekuat dan berlebih atau tidak seimbang dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang buruk (morbiditas) dan mungkin kematian (mortalitas). 3. Rasa Bosan. Rasa tidak senang, takut karena sakit, ketidakbebasan bergerak karena adanya penyakit dapat menimbulkan rasa bosan dan rasa putus asa. Manisfestasi dari rasa bosan ini adalah hilangnya nafsu makan. 4. Psikologis. Balita sakit harus menjalani kehidupan yang berbeda dengan apa yang dialaminya sehari-hari di rumahnya. Apa yang di makan, dimana dia makan, bagaimana makanan disajikan dan dengan siapa dia makan, sangat berbeda dengan yang telah menjadi kebiasaan hidupnya. 5. Penyakit. Keadaan penyakit yang dicerminkan oleh konsistensi diet yang diberikan, mempunyai arti tersendiri dan akan membawa kebahagiaan atau rasa cemas pada diri balita sakit dan keluarganya. B. Faktor Eksternal 1. Cita rasa. Cita rasa suatu makanan dapat diketahui dari bau dan rasa makanan itu sendiri. Bau dan rasa makanan sangat menentukan selera makan seseorang dalam hal ini pasien. 2. Penampilan. Penampilan makanan terdiri dari warna makanan tekstur makanan, dan besar porsi. 3. Waktu makan. Waktu makan yang berbeda dengan kebiasaan makan pasien mempengaruhi asupan makan pasien. 4. Sikap petugas. Petugas yang bertugas merawat orang sakit harus dapat memberikan penjelasan guna mengurangi tekanan psikologis yang timbul, baik dari diri orang sakit maupun keluarga 5. Alat saji makanan. Alat saji makanan yang di gunakan untuk menyajikan makanan harus di pilih sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan menarik dan rasa senang pada orang sakit. 6. Lingkungan. Dirawat di rumah sakit berarti memisahkan balita sakit dari kebiasaan hidup sehari-hari dan memasuki lingkunan yang masih asing, termasuk orang-orang yang mengelilinginya yaitu dokter, perawat dan orang-orang lain yang selalu berada disekelilingnya.