DOSEN PEMBIMBING :
John Amos, SKM, M.Kes
Ir. Zulferi, M.Pd
Novelasari wawik, SKM, M.Si
Kelas 2A
Biodata
Nama : Sisi
Umur : 19 tahun
Alamat : Padang
Agama: islam
Data riwayat
Antropometri
Berat badan : 79 kg
Tinggi badan : 155 cm
IMT : 32,88
Tekanan darah
Nadi
Sering pusing
Mudah mengantuk
Riwayat gizi :
Pola makan
Pola makan pasien tidak beraturan dan cenderung sesuka hati
Domain intake :
Rencana intervensi :
Tujuan :
Mecapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender, dan
kebutuhan mencapai IMT normal 18
Mengurangi asupan energy sehingga tercapai penurunan berat badan
: 79/(1,55)2
: 32,88 kg/m2
: 55 - 5,5
: 49,5 kg
: 2.765 kalori
Kebutuhan Protein : 1,2 gr x BBA
: 1,2 x 79 kg
: 94,8 gr
: 76,80 gr
: 2.722,1 gr
Terapi diet
Menetapkan target penurunan berat badan
Pengaturan aktifitas fisik
Mengubah pola hidup atau perilaku
Protein 30 gr
Lemak 36 gr
Karbohidrat 288 gr
Bentuk makanan ( MB, ML, MC, MLP, DSB ) Makanan dalam bentuk lunak
dan mudah dicerna
Frekuensi, jumlah dan jenis, dsb
Asupan energy, karbohidrat, protein dan lemak dibatasi
Porsi kecil
Rencana edukasi sesuai dengan diagnosa gizi, sasaran, metode dan media yang
digunakan
Terapi Edukasi
Topik : Obesitas
Tempat : Klinik bunda
Waktu : Konseling dilaksanakan pada Sabtu, 20 November 2021
selama 45 menit, yakni mulai pukul 10.00 – 10.45 WIB.
Tujuan Umum :
Pasien dapat memahami dan mematuhi diet pada penderita obesitas.
Membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan untuk mengotrol berat badan
yang lebih baik.
Tujuan Khusus :
Pasien dapat memahami diet seimbang pada penderita obesitas
Pasien dapat memahami bahan makanan dengan kandungan energy yang
rendah
Pasien dapat mengatur pembagian makanan dalam sehari
Pasien dapat menentukan pilihan makanan yang tepat untuk kondisinya.
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien.
Materi :
Pengertian penyakit obesitas
Tujuan, prinsip, dan syarat diet obesitas
Bahan makanan yang dianjurkan dan dibatasi dalam penggunaannya
Metode :
Konsultasi
Tanya Jawab
Alat Peraga : Leaflet
Pelaksana : Mahasiswa DIV Gizi 2A
Evaluasi :
Menanyakan kembali kepada pasien dan keluarga pasien mengenai materi yang
diberikan.
Memantau pola makan pasien.
Monitoring dan evaluasi
kebutuhan
gizi normal
Materi obesitas
Obesitas
Internal
Genetik
Endokrin
Eksternal
Gaya hidup atau tingkah laku
Lingkungan dan faktor lain
Mekanisme terjadinya obesitas
Obesitas terjadi karena energi intake lebih besar dari energi expenditure.
Apapun penyebabnya, yang menjadikan seseorang obesitas pada dasarnya adalah
energi intake atau masukan yang didapat dari makanan atau lainnya lebih besar
dibandingkan energi expenditure atau energi yang dikeluarkan.
Hipertensi.
Penyakit jantung.
Stroke.
Penyakit kandung empedu.
Osteoartritis.
Sakit punggung bawah yang kronis.
Periodontitis atau penyakit gusi.
Identitas responden
Alamat : Padang
Umur : 19 tahun
No hp :083181949698
Berat badan : 79 kg
Tanggal :
URT Banyak
Sarapan (8.00)
Selingan ( 10.00)
( 19.00)
fdokumen.com/document/daftar-bahan-makanan-penukar.html
LEAFLET
NASKAH / DIALOG KONSELING
Klien : “Assalamualaikum buk, selamat siang buk. Perkenalkan saya Yohana
khazahra , tujuan saya kesini untuk melakukan konseling gizi mengenai keadaan adik
saya buk”
Konselor : “Baik buk, karena ibu ingin melakukan konseling gizi bisa saya minta
surat rujukan dokter dan hasil lab nya?”
Konselor : “Nah bukk, berdasarkan surat rujukan dokter yang saya baca adik
ibu didiagnosis dengan penyakit obesistas dimana mengalami kelebihan asupan lemak
sebesar 175% dari kebutuhan normalnya.Sebelumnya saya ingin bertanya. ibu sudah
tau atau belum yang dimaksud dengan obesitas ?
Konselor : “Nah benar sekali buk. Jadi, penyakit ini Banyak faktor penyebab
yang berhubungan dengan peningkatan prevalensi obesitas diantaranya meningkatnya
porsi makan,tingginya frekuensi makan dan aktivitas sedenter. Obesitas dapat
meningkatkan resiko terjadinya penyakit Diabetes tipe 2, HTN, stroke, kanker,
menurunnya kesuburan dan kondisi lainnya
Konselor : “Berdasarkan IMT, pasien memiliki status gizi BB lebih maka imt
yang sesuai( 32,88 )
Klien : “Wah berlebih sekali ya buk?”
Konselor : “Benar sekali ibu. Nah berdasarkan hasil lab ini, mengeluh sering
pusing dan mudah lelah. Dan sudah 1 tahun terakhir ini dinyatakan oleh dokter
menderita tekanan darah tinggi. Adik ibu sendiri selama ini konsumsinya bagaimana
bu? Adik ibu paling suka makanan apa bu?”
Konselor : “Selain itu, adiknya biasa makan apa saja bu saat makan siang? Kalo
sayur yang paling sering apa bu?”
Klien : “Adik saya suka jajanan yang manis buk, sayur pun jarang, kadang
dalam 4 hari 1 kali aja(sayur asam)
Konselor : “Nah baik buk, dari hasil perbincangan kita tadi, dapat saya
simpulkan bahwa adiknya suka mengkonsumsi makanan yang berlemak dan santa,
suka jajanan manis dan jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran.”
Klien : “Apakah pola makan adik saya salah dan berati adik saya harus
merubah semua itu buk?”
Konselor : “Nah tepat sekali ibu, setelah kita mengetahui kesalahan pola makan
adik ibuk , sekarang kita diskusikan bersama mengenai diet yang harus ibu terapkan
kepada adiknya ibu setelah proses konseling ini. Ibu dan adiknya siap berkomitmen
untuk melaksankan diet yang nanti akan kita bahas kan buk?”
Klien : “Saya akan berusaha mbak, saya ingin adik saya bisa sehat”
Konselor : “Alangkah bahagianya jika ibu dan adik sehat selalu. Nah baik buk,
apakah ibu dan adik mau dan siap untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah?
Dan menghindari makanan berserat tinggi seperti kacang-kacangan, daging kering,
yang bersantan ?”
Klien : “Namun buk, adik saya mengeluh sering pusing dan mudah lelah Jadi
untuk itu solusinya bagaimana ya buk?”
Konselor : “Baik, kalo seperti itu sebaiknya bentuk makanan yang disajikan
dirubah buk dalam bentuk makanan sebaiknya makanan lunak (bubur) dan olahraga
yang rutin
Klien : “Sepakat buk. Saya siap berkomitmen menerapkan diet ini pada adik
saya buk, karena saya sangat ingin melihat adik saya sembuh kembali.”
Konselor : “Wah ibu semangat sekali buk, semoga semangat ini tetap terus
terjaga dan adik dapat melaksanakan diet sehingga penyembuhan penyakit bapak bisa
lebih cepat. Baik, sesi konseling kita cukupkan hari ini ya buk, dan kita rencanakan
konseling 2 minggu kemudian. 1 hari sebelumnya saya akan ingatkan ibu melalui
telepon”