Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS DIETETIK 2

MEDICAL NUTRITION THERAPY FOR NEUROLOGIC DISORDER


“Parkinson Disease”

Dosen pengampu :
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Fillah Fithra Dieny, S.Gz, M.Si
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD

Disusun oleh :

SEPTIANA DWI RUBYANTI 22030117120002

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
ILMU GIZI
2020
STUDI KASUS DIETETIKA “Parkinson Disorders”
MEDICAL NUTRITION THERAPY FOR NEUROLOGIC DISORDER

I. LATAR BELAKANG
Tn. C adalah pria kulit putih berusia 74 tahun yang dirawat di rumah sakit
mengalami demensia dan akhir – akhir ini kesulitan pendengaran.Tn. C
didiagnosis menderita penyakit parkinson sejak 5 tahun yang lalu. Tn. C telah
menggunakan L-dopa dan furosemide (Lasix).Tn. C tinggal bersama istrinya,
yang merupakan pengasuh utamanya. Tn. C memiliki TB (5'10”) atau 177,8 cm
dan BB (£ 155) atau 70,3 kg. Sebelumnya, Tn. C memiliki penurunan grafik BB
yang awalnya £170 atau 770,1 kg pada saat kunjungan RS 6 bulan yang lalu. Isteri
Tn. C mencatat bahwa nafsu makan dan pendengarannya sudah berubah dan Tn.
C mengalami penurunan asupan makan karena tidak tertarik untuk makan. Mereka
tidak banyak bicara selama makan dan istrinya membantunya makan, hal ini
merasa curiga terkiat beberapa masalah asupan gizinya. Istrinya menggambarkan
bahwa makannya sangat lambat, terkadang memakan waktu 2 jam untuk makan.
Tn. C banyak batuk setelah makan. Ketika ditanya tentang Tn. C apakah sedang
menurunkan berat badan istrinya tidak yakin, namun mengatakan bahwa
celananya tampaknya semakin longgar.
Asupan energi yang tidak memadai mengalami penurunan asupan makanan,
hal ini sebagaimana ditandai oleh penurunan berat badan dan pakaian menjadi
lebih longgar.
Kesulitan menelan berhubungan dengan adanya PD (Parkinson Disease)
yang ditanadai dengan kecepatan makan yang lambat dan batuk saat makan.

Pertanyaan Penatalaksanaan Gizi :


1. Apa saran diet yang Anda miliki untuk Tn. C dan pengasuhnya ?
2. Perubahan apa dalam diet Tn. C yang akan Anda rekomendasikan ?
3. Evaluasi lain apa yang dibutuhkan untuk Tn. C ?
4. Interaksi makanan-obat apa yang mungkin terjadi ?
1. Apa rekomendasi diet yang Anda miliki untuk Tn. C dan pengasuhnya ?
Jawab :
Sebenarnya, pada penyakit parkinson ini tidak terdapat diet yang spesifik untuk
diberikan. Banyak sekali jenis diet seperti diet ketogenik, diet mediterania, dst.
yang memiliki efek terhadap Parkinson Disease. Untuk menjaga kesehatan dengan
bagaimana orang dengan Parkinson Disease perlu mengonsumsi variasi jenis
makanan untuk memenuhi gizinya. Seperti kacang-kacangan, sayuran, buah-
buahan, susu dan olahannya, daging, telur, ikan, minyak nabati, dan beberapa
variasi makanan lainnya serta menghindari berpengawet.
 Tujuan Intervensi Diet
Tujuan intervensi diet yang dapat dilakukan pada Tn. C diantaranya adalah :
a. Membantu penyembuhan pasien dan memperbaiki kondisi pasien, sehingga
mengurangi progress penyakit Parkinson dan risiko kormobiditas lainnya
b. Menurunkan risiko malnutrisi dan dehidrasi pada pasien
c. Mempertahankan dan mencapai status gizi optimal
d. Mencegah penurunan BB dengan mempertahankan BB
e. Memberikan asupan makanan untuk memenuhi kebutuhan dengan
disesuaikan daya terima pasien
f. Pemberian rekomendasi diet gizi seimbang dengan peningkatan konsistensi
dan energinya dimulai dari 80%, 90% dan 100%
 Preskripsi Diet
Preskripsi diet yang dapat diberikan kepada Tn. C diantaranya adalah :
a. Kebutuhan Energi berdasarkan kebutuhan sebesar 1700-2125 kkal
disesuaikan kebutuhan pasien sakit Parkinson untuk mempertahankan
stamina dan mencegah pemecahan protein secara berlebih.1
b. Kebutuhan Protein yang tinggi diberikan yaitu 79,69 gram (15%) untuk
mengatasi anabolisme protein karena adanya gangguan persyarafan,
peningkatan kebutuhan, penurunan BB serta untuk mempertahankan daya
tahan tubuh.1
c. Kebutuhan Lemak diberikan yaitu 59,03 gram (25%) dari total energi
dengan lemak bersumber dari asam lemak omega 3 dan 6 untuk
meningkatkan imunitasnya dan menstimulasi otak dan sarafnya.1
d. Kebutuhan Karbohidrat diberikan sebesar 318,77 gram (60%) dari
energi. Karbohidrat untuk mengurangi risiko hipoglikemia, namun juga
tidak boleh berlebih karena dapat meningkatan risiko sesak napas pada
paru-paru yang lemah.1-2
e. Ikuti pedoman MyPlate (Amerika) dan Isi Piringku atau Gizi Seimbang
(Indonesia), hal ini akan membantu memperoleh energi, protein, vitamin,
mineral, dan serat yang diperlukan oleh tubuh dalam menjaga kesehatan.
f. Pilih produk bahan makanan dengan tinggi serat, kebutuhan serat 25 gram
untuk membantu mengatasi penyerapan usus yang rendah.3
g. Kebutuhan cairan sebayak 2109 mL dihitung 30 mL/kg BB, kebutuhan
cairan digunakan untuk mencegah terjadinya dehidrasi.1 Cairan ini tidak
hanya diberikan via oral, parenteral (infus), namun dipenuhi melalui
pemberian konsistensi makanan yang cair sehingga memudahkan menelan.
h. Konsumsi makanan dengan tinggi biji-bijian, kacang – kacangan,sayuran,
dan buah – buahan. Hal ini bermanfaat untuk memperoleh mikronutrien
vitamin, mineral, serat, dan karbohidrat kompleks untuk membantu
menurunkan kadar lemak tubuh.1-2
i. Batasi penggunaan gula, hal ini dikarenakan gula memiliki banyak kalori
dan sedikit zat gizi, selain itu juga dapat menyebabkan kerusakan gigi.
j. Mengurangi asupan garam dan natrium untuk mengurangi risiko tekanan
darah tinggi, selain itu Tn. C yang termasuk lansia rentan akan hipertensi.
k. Perlu diberikan makanan tinggi antioksidan, hal ini berperan untuk
menjaga kesehatan otak secara keseluruhan.4
l. Mengurangi dan membatasi konsumsi alkohol.4
m. Menghindari makanan yang bertekstur keras dan makanan yang
merangsang saluran pencernaan (pedas, berbumbu tajam, panas).4
n. Diperlukan aktivitas fisik untuk menunjang stimulasi saraf dan kesehatan.
o. Pemilihan diet dengan rendah lemak, lemak jenuh, dan kolesterol untuk
mengurangi komorbiditas risiko serangan jantung, kanker, diabetes,
hipertensi, dan komorbiditas penyakit lainnya.4,5
Makanan yang perlu dihindari Makanan yang dianjurkan

 Makanan yang merangsang  Makanan kaya akan atioksidan


(pedas, terlalu asam, keras) (vitamin A, C, E, dan Zn)
 Minuman beralkohol dan kafein  Buah – buahan : Jambu, jeruk,
 Gula, garam, lemak jenuh, pepaya, melon,
kolesterol  Sayuran : semua jenis sayuran
 Makanan berpengawet terutama sayuran hijau
 Makanan mentah (daging  Protein Nabati : tempe, tahu,
mentah, sayur mentah) minyak nabati, olive oil, olahan
 Aneka makanan kering (krekers, kacang-kacangan (kacang mete,
popcorn, cornflakes, keripik, kenari, dan kacang lainnya)
kacang goreng, buah kering) berfungsi untuk meningkatkan
kesehatan otak
 Protein hewani : susu, ikan
salmon, mackerel, ikan tuna,
telur, daging cincang
 Makanan vitamin D, untuk
menjaga kesehatan tulang
 Pemberian Konseling Gizi

Tabel 1. Pemberian Konseling Gizi

Pelaksanaan Konseling Gizi

Hari, tanggal Kamis, 14 Mei 2020


Jam / Waktu 09.00 - 09.30 WIB (30 menit)
Tempat Di kamar rawat inap pasien
Topik Diet gizi seimbang untuk pasien Parkinson
Tujuan 1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada Tn. C dan keluarga
mengenai perawatan pada pasien dengan Parkinson Disease
2. Memberikan infromasi terkait gizi seimbang berupa perngertian,
manfaat, dan sumber gizi seimbang bagi penderita Parkinson
3. Memberikan motivasi dan membangun kepercayaan kepada pasien dan
keluarga terkait perubahan pola hidup supaya mengurangi prgress serta
lekas sembuh dari Parkinson Disease
Sasaran Tn. C dan keluarga (isterinya)
Materi 1. Menjelaskan pengetahuan seputar penyakit Parkinson berupa
pengertian, ciri – ciri, penyebab dan bahaya komplikasinya
2. Merekomendasikan makanan dengan gizi seimbang yang bervariasi dan
emmenuhi zat gizi untuk mengatasi Parkinson Disease
3. Memberikan pengetahuan mengenai bahan makanan yang dianjurkan,
dibatasi, dan dihindari untuk dikonsumsi
4. Memberikan pemahaman kebutuhan gizi dan contoh menu untuk pasien
Parkinson dengan disesuaikan daya terima terhadap makanan
Metode Sharing discussion dan konsultasi
Media Leaflet terkait penyakit Parkinson Disease dan Buku Daftar Bahan Makanan
Penukar dan tumpeng gizi seimbang + isi piringku
Evaluasi 1. Tn. C dan keluarga hadir di tempat konseling dan pelaksanaan
konseling dapat dilakukan
2. Tn. C dan keluarga antusias dan memahami pengetahuan seputar
penyakit Parkinson dipantau dengan cara menanyakan kembali materi
yang telah disampaikan dapat dijawab dengan benar
3. Tn. C dan keluarga mengerti bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi
dan dihindari untuk dikonsumsi pada penyakit Parkinson
4. Keluarga Tn. C mendukung dan mengikuti diet yang dijalani oleh Tn. C
dalam pengobatan Parkinson dan mengupayakan pencapaian nilai lab,
kemampuan makan dapat membaik
 Koordinasi Tim dalam Medical Nutrition Therapy (Terapi Gizi)
Tabel 2. Koordinasi Tim dalam MNT (Terapi Gizi)

Perte
Hal yang Profesi
muan Solusi Ket.
didiskusikan kesehatan
ke-
Penanggung jawab pelayanan
Penyakit syaraf Pemberian
kesehatan, pembacaan nilai lab,
1 Parkinson edukasi konseling Dokter
bertanggung jawab terhadap
Disesae kepada keluarga
terapi dari setiap disiplin ilmu
Pencatatan rekam Skrining gizi awal, pengukuran
Pengontrolan
medis, antopometri, monev BB,
status biokimia
2 perkembangan Perawat membantu pasien saat makan
dan fisik klinis
pasien, kondisi dna memantau residu pada
Tn. C
fisik dan klinis makanan cair
Perubahan terkait
pola hidup sehat
Pemberian
gizi seimbang Melakukan proses asuhan gizi
motivasi dan diet
dan pemilihan (menyusun rencana terapi gizi),
3 yang tepat, Ahli Gizi
makanan sesuai monev asupan dan kebutuhan
melakukan
daya terima dan status gizi pasien
konseling
disfagia dan
Parkinson
Interaksi obat dan
makanan pada
pasien agar Menanyakan dan Melakukan pengecekan
Apoteker
4. pengobatan dapat melihat resep pemberian obat –termasuk
dan Farmasi
dilakukan secara yang diberikan injeksi melalui parenteral
medis dan non-
medis
Pemberian Aktif memberikan dukungan
Pemberian
dukungan penuh Pengasuh terapi yg diberikan, mempelajari
konseling kepada
5. dan motivasi dalam teknik pembuatan makanan
pengasuh/
kesembuhan keluarga pasien untuk persiapan
keluarga
pasien Parkinson perawatan di rumah

 Implementasi Diet
a. Jenis Diet : diet gizi seimbang
b. Bentuk makanan : cair dan saring (kombinasi)
c. Rute pemberian makanan : oral
d. Frekuensi : 3x makanan utama, 2-3x makanan selingan
 Rekomendasi Menu
a. Kombinasi makanan cair dan saring
Tabel 3. Perencanaan Menu Pertama Tn. C 1700 kkal

Menu
Waktu Makanan Bahan makanan URT Penukar Berat (g)
Sup krim Tepung jagung ½ gelas 1P 50
jagung Telur ayam ½ butir 1P 30
Makan pagi
(07.00) Keju 2 sdm 1P 20
Susu skim 1 sdm ½P 10
Susu hangat Susu bubuk 4 sdm 1P 40
Gula 2 sdm 2P 20
Air 1 gls 1P 250
Air putih Air putih 1 gls 1P 250
Selingan pagi -
Kacang hijau 2 sdm 20
(10.00) Sari bubur Santan 1 sdm ½P 10
kacang hijau ½P
Gula merah 2 sdm 20
Pure kentang Kentang 1 butir bsr 1P 50
Pure tempe Tempe 1 ptg sdg 1P 40
Ikan bandeng ½ ptg ½P 50
Bandeng giling Minyak goreng 1 sdm ½P 5
Makan Siang
(12.00) Pure bayam + Wortel 2 sdm 1P 20
wortel Bayam 2 sdm 1P 20
Jus pisang Pisang ambon 1 bh sdg 1P 60
Air putih Air 1 gls 1P 250
Susu kedelai Sari susu kedelai 1 gls 1P 250
Selingan sore Susu dancow 3 sdm ½P 20
(17.00) Pudding Susu Agar - agar - - 1
Gula pasir 2 sdm ½P 20
Pure maizena Maizena ½ gelas 1P 50
Jamur 4 sdm 1P 40
Sup jamur, tahu, 1P
telur Tahu 1 potong 40
Makan
malam Telur ½ butir 1P 30
(17.30) Ikan kakap 1 ptg 1P 40
Pure kakap cincang
Jus Pepaya Pepaya 1/2 bh sdg 1P 60
Susu hangat Susu bubuk 4 sdm 1P 40
Selingan malam Gula 2 sdm 2P 20
Air 1 gls 1P 250
Energi : 1720,1 kkal Protein : 92,4 gram
Lemak : 37,9 gram KH : 284,4 gram
Serat : 13 gram
b. Menu makanan cair dan lumat
Tabel 4. Perencanaan Menu Kedua Tn. C 1900 kkal

Menu
Waktu Makanan Bahan makanan URT Penukar Berat (g)
Bubur nasi Beras ¾ gelas 1P 50
Telur semur Telur ayam ½ butir 1P 30
Makan pagi
(07.00) Gadon tahu Tahu 1 ptg sdg 1P 40
Kemangi 1 sdm - 10
Wortel cream Telur ayam ½ butir 1P 30
soup Wortel 4 sdm 1P 40
Keju 1 sdm - 10
Daging ayam 2 sdm ½P 20
Susu hangat Susu bubuk 4 sdm 1P 40
Air 1 gls 1P 250
Air putih Air putih 1 gls 1P 250
Selingan pagi Tepung terigu 2 sdm - 20
(10.00) Putu ayu Telur ½ butir 1P 30
Kelapa parut 1 sdm 1P 10
Bubur nasi Beras ¾ gelas 1P 50
Perkedel tempe Tempe 1 ptg sdg 1P 40
Ikan bandeng ½ ptg 1P 30
Rollade bandeng Terigu 2 sdm 1P 20
Makan Siang Minyak goreng 1 sdm ½P 5
(12.00) Wortel 2 sdm 1P 20
Sayur bayam Bayam 2 sdm 1P 20
Semangka Semangka 1 bh sdg 1P 80
Air putih Air 1 gls 1P 250
Bubur kacang Gula merah 2 sdm 1P 20
Selingan sore
merah Santan 1 sdm 1P 10
(17.00)
Kacang merah 2 sdm 1P 20
Bubur nasi Beras ¾ gelas 1P 50
Wortel 2 sdm 1P 20
Sayur sop Kol 2 sdm 1P 20
Makan
malam Kubis 2 sdm 1P 20
(18.30) Fillet ayam Daging ayam ½ ptg ½P 30
Perkedel tahu Tahu 1 ptg 1P 40
Minyak goreng 1 sdm ½P 5
Pisang Pisang 1 bh sdg 1P 60
Selingan Susu hangat Susu bubuk 4 sdm 1P 40
malam
Gula 2 sdm 2P 20
Air 1 gls 1P 250
Energi : 1974 kkal Protein : 91 gram
Lemak : 53,3 gram KH : 285,1 gram
Serat : 13,7 gram
c. Menu makanan lunak
Tabel 5. Perencanaan Menu Ketiga Tn. C 2125 kkal

Menu
Waktu Makanan Bahan makanan URT Penukar Berat (g)
Nasi tim Beras ¾ gelas 1P 50
Sup putih telur Putih telur ½ butir ½P 30
Makan pagi
(07.00) Perkedel tempe Tempe 2 ptg sdg 2P 40
Minyak goreng ½ sdm ½P 2,5
Orak – arik Sawi putih 2 sdm 1P 20
Wortel 2 sdm 1P 20
Minyak goreng ½ sdm ½P 2,5
Susu hangat Susu bubuk 4 sdm 1P 40
Gula 2 sdm 2P 20
Air 1 gls 1P 250
Air putih Air putih 1 gls 1P 250
Selingan pagi Tepung terigu 2 sdm - 20
(10.00) Brownies pandan Santan 1 sdm ½P 10
Keju 1 sdm 1P 10
Telur ayam ½ butir ½P 30
Nasi tim Beras ¾ gelas 1P 50
Tempe kuning Tempe 1 ptg sdg 2P 40
Daging ayam ½ ptg ½P 30
Rollade ayam Telur ½ btr ½P 30
Makan Siang Minyak goreng 1 sdm ½P 5
(12.00) Sayur asem Wortel 2 sdm 1P 20
Labu siam 2 sdm 1P 20
Toge 2 sdm 1P 20
Pisang ambon Pisang ambon 1 bh sdg 1P 60
Air putih Air 1 gls 1P 250
Jus jambu Jambu merah 1 buah - 80
Selingan sore
(17.00) Gula pasir 2 sdm ½P 20
Nasi tim Beras ¾ gelas 1P 50
Labu siam 2 sdm 1P 20
Sup bobor daun 1P
Makan singkong Daun singkong 2 sdm 20
malam Santan 1 sdm 1P 10
(18.30) Bakso 5 butir 1P 50
Semur bakso dan
tempe Tempe 1 ptg 1P 40
Kecap 1 sdm 1P 10
Jeruk Jeruk 1 bh sdg 1P 60
Selingan Susu hangat Susu bubuk 4 sdm 1P 40
malam
Gula 2 sdm 2P 20
Air 1 gls 1P 250
Energi : 2132,2 kkal Protein : 109 gram
Lemak : 56,7 gram KH : 306,2 gram
Serat : 15,2 gram
Rekomendasi menu 1700 kkal Rekomendasi menu 1900 kkal Rekomendasi menu 2125 kkal
2. Perubahan apa dalam diet Tn. C yang akan Anda rekomendasikan ?
Jawab :
 Peningkatan Pemberian Diet
Pada pasien parkinson perlu diberikan pelatihan konsistensi untuk melatih
kemampuan menelannya. Sehingga perlu diberikan target pencapaian dan perubahan
konsistensinya. Berikut ini peningkatan kecukupan energinya :6
a. Energi yang dierikan pertama kali sebesar 80% atau sebesar 1700 kkal. Hal ini
diuapayakan pemberian makanan pertama kali saat masuk RS dapat memenuhi
kebutuhan basal minimal, sehingga pasien dapat mengasup kebutuhannya.
b. Energi yang diberikan selanjutnya meningkat sebesar 90% atau 1900 kkal.
c. Energi diberikan 100% atau sebesar 2125 kkal jika kondisinya sudah mulai
membaik dan daya terima makanan tinggi mampu diberikan makanan lunak.6
Konsistensi pada pasien Tn. C yang mengalami Parkinson dengan gangguan menelan
(disfagia) maka pemberian konsistensi diberikan meningkat, sebagai berikut :
a. Makanan cair 70% dengan bubur saring 30%
b. Makanan cair 60% dengan bubur blender 40%
c. Makanan cair 40% dengan bubur blender 60%
d. Makanan cair 20% dengan makanan lunak 80%
e. Kemudian diberikan menu lunak 100%
f. Selanjutnya ketika kondisi membaik dapat diberikan makanan biasa 100% dengan
konsistensi tidak terlalu keras yang dapat memenuhi kebutuhannya
g. Pada kasus ini, menurut saya tidak perlu diberikan makanan enteral karena: 6,7
- Pasien Tn. C masih dapat diupayakan untuk menelan secara minimal, karena
kondisi disfagianya sedang atau tidak begitu parah dan masih diupayakan dapat
mengunyah meskipun fungsi telannya memerlukan waktu yang lama.
- Berdasarkan kategori National Dysphagia Diet (NDD), dapat diberikan
disfagia tahap 1 dimana menu yang diberikan menyerupai puding/pure, lembut,
halus, homogen, dan perlu menggunakan pengental.
- Kesulitan menelan (disfagia) disebabkan karena pengaruh saraf akibat
Parkinson, dalam hal ini pasien Parkinson sebaiknya perlu dilatih untuk
menelan dengan peningkatan konsistensi makanannya
- Tn. C yang mengeluhkan batuk setiap kali sehabis makan, dalam hal ini
merurut pendapat saya belum perlu diberikan makanan enteral. Kemungkinan
batuknya disebabkan pemerberian jenis makanannya yang kurang tepat, serta
terdapat gangguan pernapasan karena melemahnya fungsi otot pernapasan.

 Implementasi Diet Ketika Rawat Jalan


Menu diet yang diberikan ketika rawat jalan sebaiknya diinformasikan kepada
pengasuhnya, sehingga asupan makanan tetap diberikan dengan baik meskipun tidak
sama persis dengan menu di RS. Sebaiknya pemberian makanan di rumah dapat
diberikan dengan makanan cair 20% (misalnya susu, yoghurt, jus buah) dengan
kombinasi 80% makanan lunak (nasi tim, gadon ayam, rolade, pepes ahu, dll) hingga
diberikan makanan lunak 100%. Jika dirasa memungkinan untuk diberikan makanan
biasa sebaiknya dikonsultasikan bersama ahli gizi rumah sakit ataupun dokter.

Tabel 6. Perencanaan Menu Diit dengan Peningkatan Konsistensi

Macam dan Bentuk


No. Frekuensi Perhitungan Zat Gizi Ket.
Diit
1. Diet gizi seimbang 3x sehari Energi : 1700 kkal
Memenuhi
Makanan cair + saring (3x makan utama 2-3x Protein : 63,7 gram
80% dari
Berupa : makan selingan) Lemak : 47,2 gram
kebutuhan
70% cair + 30% saring KH : 254 gram
2. Diet gizi seimbang 3x sehari Energi : 1900 kkal
Makanan cair + lumat (3x makan utama 2-3x Protein : 71,7 gram
Memenuhi
Berupa : makan selingan) Lemak : 53 gram
90% dari
- 60% cair, 40% bubur KH : 286 gram
kebutuhan
- 40% cair, 60% bubur
- 20% cair, 80% bubur
3. Diet gizi seimbang 3x sehari Energi : 2125 kkal
Memenuhi
Makanan lunak (3x makan utama 2-3x Protein : 79,69 gram
100% dari
makan selingan) Lemak : 59 gram
kebutuhan
KH : 318,7 gram
3. Monitoring dan Evaluasi apa yang dibutuhkan untuk Tn. C ?
Jawab :
Berikut ini merupakan rencana monitoring dan evaluasi kepada Tn. C
A. Antropometri (AD)
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian
Antropometri : Supaya Pengukuran dan Tn. C dapat mempertahankan BB
TB, BB, IMT mempertahankan penimbangan secara dan mencapai status gizi normal
BB dengan status rutin 3 hari sekali secara bertahap, serta tidak
gizi normal terjadi penurunan berat badan
B. Biokimia (BD)
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian
Biokimia : Mencapai kadar Tes laboratorium Mencapai kadar normal
normal nilai dilakukan secara -
laboratorium rutin 1 minggu (tidak terdapat data biokimia)
sekali

C. Klinis / Fisik (PD)


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian
Klinis/Fisik : Mendata keluhan Memberikan asupan Gejala yang dialami pasien sudah
Kesadaran, batuk pasien terkait makanan dan obat berkurang, kesadaran baik, batuk
setalah makan, kesadarannya, untuk kekuatan saat makan berkurang, tidak
lamanya makan kondisi batuk supaya akebutuhan memerlukan waktu lama untuk
ketika makan, dan gizi dapat terpenuhi makan, perlu ditanggulangi
waktu makan yg dan penyembuhan dengan segera sehingga tidak
diperlukan terkait Parkinson memperparah terjadinya penyakit
lebih lanjut

D. Asupan Makanan (FH)


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target Pencapaian
Asupan Makanan: Melihat secara Setiap waktu setelah makanan yang disajikan oleh
Makanan via oral langsung (dilihat makan, baik RS dapat dihabiskan minimal
dengan cair dan lunak dari : visual makanan utama 80%-100%
yang diberikan comstock) mauun selingan
Kebutuhan zat gizi Recall 24 jam Setiap pemberian Energi, protein, lemak,
tercukupi makanan karbohidrat, diasup minimal
selanjutnya 80% secara bertahap
Pengasuh dapat Melihat dari sisa Setelah keluar dari - Pengasuh dapat memberikan
memberikan makanan yang RS, pengasuh menu yg tepat sesuai
makanan dengan baik diberikan, akan diberikan informasi konsistensi dan daya terima
sesuai daya terima dipantau melalui dietyang tepat - Pasien dapat mengasup 80-
“konseling” setiap sehingga dapat 100% dari sajian makanan
berobat rutin menyiapkan - Kondisi pasien Tn. C dapat
setiap bulannya makanan sendiri membaik
dengan baik

4. Interaksi makanan-obat apa yang mungkin terjadi ?


Jawab :
 L-dopa :
L-dopa atau levodopa merupakan salah satu obat penting dalam mengatasi penyakit
Parkinson. Levodopa akan diserap melalui usus, kemudian akan ditrasnportasikan
oleh darah menuju otak, kemungkinan akan bersaing dengan transportasi asam
amino menuju otak.7 Akan tetapi, pada sistem pencernaan akan menyerap keduanya
secara bersamaan baik levodopa maupun protein dan asam amino makanan.8 Hal ini
akan mengganggu proses farkamkokinetik dan farmakodinamik seerta
mempengaruhi peyerapan, pencernaan, dan pemanfaatan zat gizi yang sidup
melalui makanan.9-11 Terdapat interaksi piridoksin (vitamin B6) dengan L-dopa,
dimana pada dekarboksilasi enzim diperlukan untuk mengubah L-dopa menjadi
dopamin.12 Dapat dikatakan bahwa absorbsi jika levodopa dan protein asam amino
diberikan bersamaan maka keduanya akan kontra, saling bersaing satu sama lain
sehingga absorbsi obat tidak optimal, pun absorbsi asam amino dan protein tidak
dapat terserap dengan baik. Jika pengobatam diberikan sebelum atau setelah makan,
maka protein diet akan terganggu dengan penyerapan levodopa. Obat L-dopa akan
terdegrasdasi dan menjadi tidak aktif pada pH lambung dalam jangka waktu lama.11
Rekomendasi :
- Sebaiknya, konsumsi levodopa 30-60 sebelum makan atau dapat 2 jam setelah
makan supaya tidak mengganggu penyerapak zat gizi dalam pencernaan.12
- Minum air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan cairan, mencegah dehidrasi,
dan cairan dapat membantu penyerapan dan pemecahan obat secara maksimal.11
 Lasix :
Furosemide (Lasix) merupakan obat diuretik yang dapat mengeluarkan kelebihan
cairan dalam tubuh melalui urin.12 Pengobatan yang menggunakan lasix ini adlaah
pada edema yang berhubungan dengan gagal jantung kongestif, sirosisi hati,
seindromnefrotik, Furosemide atau Lasix ini berfungsi meningkatkan ekskresi
mineral seperti kalium, kalsium, natrium, klorida, zinc dan magnesium.13 Akan
tetapi, penggunaan obat lasix ini dapat meningkatkan hilangnya mikronutrien
vitamin dan mineral.14 Jika hal ini berlangsung lama, makan dapat menyebabkan
hipokalemia, hiponatremia, hipomagnemia, hipokalsemia, dan ketidakseimbangan
cairan – elektrolit dalam tubuh.15 Sehingga diperlukan asupan vitamin dan mineral
yang mencukupi, maka pada pasien Parkinson diberikan makanan tinggi buah segar
dan sayur dalam menu makanannya.
Rekomendasi :
- Diberikan diet tinggi kalium/potassium misalnya : kentang, jeruk, sayuran hijau,
pisang  buah dan sayur merupakan sumber kalium dan mikronutrien lainnya,
sehingga perlu mengonsumsi buah – buahan segar dan sayuran
- Dibiaskan mengonsumsi pisang, karena termasuk salah satu sumber tinggi
kalium, sehingga dapat mengantisipasi pengeluaran kalium akibat tinteraksi obat
Furosemide atau Lasix
- Konsumsi pada perut kosong setelah makan, 30 menit sebelum makan atau 1
jam setelah makan, jangan dikonsumsi bersamaan dengan licorice (akar manis)
I. PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
A. Asesmen (Pengkajian) Gizi
1. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)
Tabel 7. Data Riwayat Pasien (CH)

Domain Data Interpretasi


CH-1.1.1 Umur 74 tahun Lansia
CH-1.1.2 Jenis Kelamin Laki – laki -
CH-1.1.3 Ras/Etnis Ras kulit putih -
CH-1.1.7 Peran keluarga Suami -
CH-1.1.9 Physical Berkurang/ketidakseimbangan Efek parkinson dan lansia
disability pendengaran
CH-2.1.11 Neurologi Parkinson Sejak 5 tahun yang lalu
CH-2.1.12 Psikolgis Demensia Pengaruh karena gangguan saraf
Gangguan makan (nafsu makan pada penyakit Parkinson
menurun, makan lambat selama
2 jam)
CH-2.1.13 Respiratory Batuk setelah makan Penurunan fungsi paru-paru,
pengaruh parkinson
CH-3.1.2 Living/housing Tinggal bersama istrinya -
CH-3.1.4 Dukungan Dirawat oleh istrinya Pengasuh utama Tn. C
sosial dan medis
Kesimpulan :
Tn. C berusia 74 tahun, merupakan pria ras kulit putih, merupakan seorang suami,
tinggal bersama istrinya yang sekaligus menjadi pengasuh utamanya. Saat ini
mengalami ketidakseimbangan pendengaran yang menurun. Didiagnosis Parkinson
sejak 5 tahun yang lalu, mengalami demensia, gangguan makan berupa nafsu makan
menruun dan makan lambat selama 2 jam, selain itu mengalami masalah berupa
batuk setiap kali makan (hal ini karena pengaruh gangguan saraf pada penyakit
Parkinson).

2. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)


Asupan SMRS dan MRS
Tabel 8. FH SMRS dan MRS Tn. C

Domain Data Interpretasi


FH-3.1.1 L-dopa Merupakan obat antiparkinson yang dapat
Preskripsi (levodopa atau l-3,4- mengobati penyakit Parkinson dimana
penggunaan obat dihydroxyphenylalanine) kurangnya kadar dopamin di dalam otak.
Pada tubuh terasa gemetar, kaku, dan
kesulitan bergerak. L-dopa merupakan
asam amino prekursor neurotransmiter
dopamin, norepinefrin, dan epinefrin atau
disebut katekolamin. L-dopa memediasi
pelepasan neurotropik oleh otak dan SSP.
Furosemide (Lasix) Merupakan obat diuretik untuk
mengeluarkan kelebihan cairan dalam
tubuh melalui urin. Lasix ini untuk
mengatasi edema edema akibat gangguan
jantung, hati, ginjal, edema perifer atau
insufisiensi vena ataupun hipertensi, serta
menurunkan kadar kalsium dalam darah.
Lasix dapat mengurangi gejala sesak
napas, bengkak di lengan, kaki, dan perut.
Kesimpulan :
Berdasarkan data riwayat asupan Tn. C tidak terdapat asupan makananan baik sebelum
masuk rumah sakit (SMRS) maupun masuk rumah sakit (MRS). Akan tetapi dijelaskan
pada kasus tersebut, Tn. C mengonsumsi obat-obatan berupa L-dopa sebagai obat
antiparkinson dan furosemide (Lasix) untuk mengeluarkan kelebihan cairan dan
mengurangi sesak napas, bengkak pada tubuh.

3. Pengkajian Antropometri (AD)


Tabel 9. Antropometri (AD)

Domain Data Interpretasi


AD-1.1.1 Tinggi Badan 177,8 cm -
AD-1.1.2 Berat Badan Sebelum : 77,1 kg -

Sesudah : 70,3 kg -
AD-1.1.4 Perubahan BB Mengalami penurunan Berat Penurunan BB yang tidak diinginkan
badan sebanyak 6,8 kg atau masih tergolong ringan
sebanyak 8,8% selama 6 bulan undernutrition
AD-1.1.5 Indeks Masa Sebelum : 24, 3 kg/m2 Normal (18,5-24,9 kg/m2)
Tubuh (IMT) Sesudah : 22,2 kg/m2 Normal (18,5-24,9 kg/m2)
Kesimpulan :
Berdasarkan data Tn. C memiliki TB 177,8 cm dan BB 6 bulan yang lalu 77,1 dan
BB saat ini 70,3 kg. Mengalami penurunan BB sebanyak 6,8 kg atau 8,8% selama 6
bulan, hal ini masih tergolong ringan, sebab jika penurunan BB yg tidak diinginkan
dikatakan “berisiko tinggi” jika mengalami penurunan 5% selama 1 bulan atau 10%
selama 6 bulan. Sehingga diperoleh IMT sebelumnya 24,3 kg/m2 dan IMT saat ini
adalah 22,2 kg/m2.
4. Pengkajian Data Biokimia (BD)
Tabel 10. Data Biokimia (BD) Tn. C
Nilai
Domain Data Satuan Interpretasi
Normal
- - - -
-

Kesimpulan : (tidak ada keterangan data biokimia)

5. Pengkajian Data Klinis/ Fisik (PD)

Tabel 11. Data Fisik Klinis (PD) Tn. C

Domain Data Interpretasi


PD-1.1.1 Dapat diajak berkomunikasi meskipun -
Overall appearance jarang
PD-1.1.3 Batuk ketika setelah makan -
Cardiovascular pulmonary
PD-1.1.5 Kurang nafsu makan,makannya lambat Gangguan menelan
Sistem pencernaan membutuhkan waktu 2 jam sekali makan
PD-1.1.6 Temporal wasting (gangguan -
Kepala dan mata pendengaran
PD-1.1.7 Perubahan neurologis (Parkinson) terjadi -
Saraf dan kognitif gangguan saraf dan adanya demensia
Kesimpulan :
Dari data klinis dan fisik Tn. C di atas dapat disimpulkan bahwa Tn. C mengalami
Parkinson, masih dapat diajak berkomunikasi, merasa batuk setelah setiap makan,
nafsu makan menurun dan waktu makannya lama hingga 2 jam, terdapat gangguan
temporal/pendengaran, dan terjadi perubahan saraf dan kognitif berupa parkinson dan
demensia.

6. Comparative Standar (CS)


Tabel 12. Comparative Standar (CS)

Domain SMRS MRS Interpretasi


CS-1.1.1
2125,18 kkal -
Total Estimasi Keb. Energi
CS-1.1.2
Mifflin dengan (-3%) setiap Karena usia lansia mengalami
Metode Total Perkiraan
dekade karena lansia penyakit Parkinson
Kebutuhan Energi
CS-2.1.1
Total Perkiraan Kebutuhan 59,03 gram 25% total E
Lemak
CS-2.2.1
Total Perkiraan Kebutuhan 79,69 gram 15% total E
Protein
CS-2.3.1
Total Perkiraan Kebutuhan 318,77 gram 60% total E
Karbohidrat
CS-2.4.1
Total Perkiraan Kebutuhan 25 gram Berdasarkan AKG 2019
Serat
CS-3.1.1
Total Perkiraan Kebutuhan 2109 mL Menjaga supaya tidak dehidrasi
Cairan

Kesimpulan : (-) tidak terdapat perbandingan CS, kebutuhan Energi sebanyak


2125,18 kkal, dihitung dengan Miiflin dengan pengurangan -3% setiap dekade, Lemak
59,03 gram, protein 76,69 gram, karbohidrat 318,77 gram, serat 25 gram, dan cairan
2109 mL.

B. Diagnosis Gizi
a.) NI-1.2 Inadekuat asupan energi (P) berkaitan dengan penurunan asupan makan
(E) ditandai dengan penurunan berat badan sebanyak 6,8 kg atau 8,8% selama 6
bulan serta pakaian pasien yang terasa longgar (S).
b.) NC-1.1 Kesulitan menelan (P) berkaitan dengan Parkinson Disease (E) ditandai
dengan kecepatan makan yang lambat selama 2 jam dan terjadinya batuk saat
setiap kali makan (S).

C. Intervensi Gizi
D. Monitoring dan Evaluasi

Keterangan :
untuk bagian Intervensi, monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari pertanyaan 1-
4, sehingga dipaparkan di atas yaa 
PERHITUNGAN KEBUTUHAN GIZI Tn. C (SMRS dan MRS)

Perhitungan Menggunakan rumus Mifflin  pasien


BMR = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5
= (10 x 70,3) + (6,25 x 177,8) – (5 x 74) + 5
= 703 + 1111,25 – 370 + 5
= 1449,25 kkal
TEE = 1449,25 kkal x F.Aktifitas x F.Stress
= 1449,25 kkal x 1,2 (berbaring) x 1,3 (status gizi normal)
= 1449,25 x 1,2 x 1,3
= 2260,83 kkal
Lansia  terdapat pengurangan energi sebanyak (-3%) setiap dekadenya
(buku Krasusse hal : 376)
TEE = 2260,83 kkal – 6% (terdapat 2 dekade di usia 74 tahun ini)
= 2260,83 kkal – 135,65
= 2125,18 kkal

Protein = 15-25% dar total kebutuhan E total


= 15% x 2125,18 : 4
= 79,69 gram

Lemak = 20-35% dari kebutuhan E total


= 25% x 2125,18 : 9
= 59,03 gram

Karbohidrat = 45-65% dari kebutuhan E total


= 60% x 2125,18 : 4
= 318,77 gram

Cairan = 30 mL/kgBB/hari
= 30 mL x 70,3 kg
= 2109 mL

Serat = 25 gram (dari kebutuhan AKG 2019)


LAMPIRAN : SKRINING

Tn. C
L 74 70,3 177,8 10-05-2020

Score : 7

Berdasarkan score MNA Tn. C mengalami malnutrisi


DAFTAR PUSTAKA

1. Mahan LK, Raymond JL. KRAUSE’S Food & The Nutrition Care Process. 14th
ed. Canada: Elsevier Inc.; 2017.
2. Nelms M, Sucher K, Lacey K RS. Nutrition Therapy for Chronic Obstructivee
Pulmonary Disease. In : Nutrition Therapy and Patophysiology. 2nd edition.
Wadsworth Cengage Learning; 2011.
3. Lichtenstein AL: MyPlate for Older Adults, 2014. http://www.nutrition.tufts.
edu/research/myplate-older-adults. Accessed 11 Mei 2020.
4. Parkinsons’s Disease. https://www.parkinson.org/Living-with-
Parkinsons/Managing-Parkinsons/Diet-and-Nutrition (diakses pada 10 Mei 2020)
5. Diabetics. International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference
Manual. Academy of Nutrition Diabetics; 2015.
6. Pan-Montojo F, Reichmann H: Considerations on the role of environmental toxins
in idiopathic Parkinson’s disease pathophysiology, Transl Neurodegener 3:10,
2014. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4019355.
7. Bonnici A, Ruiner CE, St-Laurent L, Hornstein D. An interaction between
levodopa and enteral nutrition resulting in neuroleptic malignant-like syndrome
and prolonged ICU stay. Ann Pharmacother. 2010. 44(9):1504-7.
8. Cooper MK, Brock DG, McDaniel CM. Interaction between levodopa and enteral
nutrition. Ann Pharmacother. 2008. 42(3):439-42.
9. Contin M, Martinelli P. Pharmacokinetics of levodopa. J Neurol 2010 ; 257
(Suppl 2):253-61.
10. Fracasso BM, Morais MB, Gomez R, Hilbig A, Rabito EI. Protein intake and the
use of levodopa in patients with Parkinson’s disease. Rev Chil Nutr 2013.
40(2):102-6.
11. Capecci M, Petrelli M, Emanuelli B, Millevolte M, Nicolai A, Provinciali L, et al.
Rest energy expenditure in Parkinson’s disease: role of disease progression and
dopaminergic therapy. Parkinsonism Relat Disord 2013. 19 (2):238-41.
12. Williams’ Essential of Nutrition & Diet Therapy.Elsevier. 2015. Edisi 11. Elanor
D. Schlenkerm Joyce Gilbert
13. Otles, Semih & Senturk, Ahmet. Food and Drug Interactions: A General Review.
Acta scientiarum polonorum. Technologia alimentaria. 2014. 13:89-102.
Doi.10.17306/J.AFS.2014.1.8.
14. Bellows, Colorado State University Extension food and nutrition specialist and
assistant professor; R. Moore, graduate student. 9. 2013.
15. Lasix Oral Solution Product Monograph LASIX® ORAL SOLUTION
furosemide oral solution Mfr. Std. Oral solution 10 mg/mL Diuretic. 2018.
Pertanyaan 5 soal dari Materi : Disfagia, Stroke, Dementia “Neurologic Disorder”

1. Berikut ini yang bukan manfaat dalam melakukan Nutritional Management pada
pasien stroke adalah ...
a. Meningkatkan derajat komorbiditas pasien
b. Untuk memenuhi kecukupan kebutuhan individu pasien
c. Untuk mencegah ketidak seimbangan cairan elektrolit pada pasien
d. Mengatasi masalah spesifik dalam kesulitan makan
e. Memungkinkan pasien dan pengasuh dapat mengatur pemberian makanan dengan
baik
Jawaban : A
2. Pernyataan yang benar terkait : pasien stroke biasanya disertai dengan adanya disfagia
atau kesulitan menelan, hal ini akan mengakibatkan ...
a. Asupan makanan menurun
b. Terjadinya penurunan penyakit infeksi
c. Masa perawatan pasien akan lama
d. Jawaban A dan B benar
e. Jawaban A dan C benar
Jawaban : E
3. Disfagia memiliki beberapa level, berikut ini disfagia dengan ciri – ciri makanan
harus diberikan makanan puree, well mashed, homogen, dan kohasif dimana
diberikan kepada pasien yang mengalami moderate-severe disfagia dan tidak bisa
mengunyah dan menelan. Kasus tersebut termasuk dalam disfagia...
a. Level 1
b. Level 2
c. Level 3
d. Dysphagia advanced
e. Dysphagia Mechanically Altered
Jawaban : A
4. Berikut ini contoh rekomendasi menu yang dapat diberikan pada pasien disfagia level
(Dysphagia Advanced) diantarnaya adalah....
a. Jus mangga, popcorn, dan salad buah
b. Apel, pir, dan teh
c. Jus melon, soft cooked potatoes, dan scrambled eggs
d. Keripik kentang, sup kacang merah, dan keripik kentang
e. Karamel, burger selada, dan roti + selai kacang
Jawaban : C
5. Pernyataan yang salah terkait asupan gizi enteral atau suplement enteral adalah..
a. Pada pasien malnutrisi pemberian enteral dimulai selama 12-24 jam
b. Harus memperhatikan reflux gastroesofagus
c. Durasi pemberian enteral jika >2 bulan maka diberikan percutaneous endoscopic
gastrostomy (PEG)
d. Jika terjadi risiko aspirasi yang tinggi, maka diberikan percutaneous endoscopic
jejunostomy (PEJ)
e. Jika terjadi kekakuan/stagnasi pada lambung harus diantisipasi secara rutin
Jawaban : A

Anda mungkin juga menyukai