Anda di halaman 1dari 96

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN GAGAL GINJAL

KRONIK DAN HIPERURISEMIA DI RUANG DAHLIA RSUD H.

HANAFIE MUARA BUNGO PADA TAHUN 2019

PEMBIMBING:

Tri Oktayunita, S.Gz

DISUSUN OLEH :

1. Rosi Wahyulika Putri 201631013

2. Ovilia Yeri Pratami 201631036


PROGRAM STUDI ILMU GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

TAHUN AJARAN 2019 / 2020

PERNYATAAN PENGESAHAN

Laporan studi kasus manajemen asuhan gizi klinik tentang ​“Proses


Asuhan

Gizi Terstandar Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dan Hiperurisemia Di

Ruang Dahlia Rsud H. Hanafie Muara Bungo Pada Tahun 2019” ​ini telah

mendapatkan persetujuan untuk dilakukan seminar di hadapan tim


penguji.

Muara Bungo, 26 Oktober 2019

Clinical Instructor
Tri Oktayunita, S.Gz

NIP. 198810202015032003

Diketahui Oleh

Kepala Instalasi Gizi

Neni Dwi Wulandari, S. Gz

NIP. 198407162009042004

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kemudah kepada penulis dalam menyelesaikan studi kasus ini sehingga


penulis

dapat menyelesaikan laporan studi kasus dengan judul ​“Proses Asuhan


Gizi
Terstandar Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dan Hiperurisemia Di
Ruang

Dahlia Rsud H. Hanafie Muara Bungo Pada Tahun 2019”. ​Shalawat serta
salam

tidak lupa penulis sertakan kepada nabi besar Muhammad saw beserta
pengikutnya

yang setia hingga akhir


zaman.

Laporan ini berisi tentang kegiataan asuhan gizi rawat inap perawatan
penyakit

dalam di RSUD H. Hanafie Muara Bungo, mulai dari menginventarisasi data

subjektif dan objektif, pengkajian data pasien, indentifikasi masalah gizi


sampai

merencanakan asuhan terapi gizi tersebut serta melakukan monitoring dan


evaluasi

pe;ayanan gizi pada


pasien.

Dalam penyelesaian studi kasus ini telah banyak pihak yang membantu.
Maka

dari itu penulis ucapkan ribuan banyak terima kasih kepada orang tua tercinta
dan

saudara-saudara penulis yang telah memberikan semangat dan dukungan


kepada

penulis. Selanjutnya terima kasih penulis ucapkan


kepada:

1. ​Bapak Dr. Filius Candra, SE, MM selaku Ketua Sekolah Baiturrahim


Jambi

2. ​Direktur RSUD H. Hanafie Muara Bungo

3. ​Ibu Neni Dwi Wulandari, S. Gz selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD H.


Hanafie Muara Bungo

4. ​Ibu Aldomil Yetri, S. Gz selaku Kepala Ruangan Instalasi Gizi RSUD H.

Hanafie Muara Bungo

5. ​Ibu Tri Oktayunita, S. Gz selaku CI atau pembimbing studi kasus

Manajemen Asuhan Gizi Klinik di RSUD H. Hanafie Muara


Bungo

6. ​Ibu Yunia Syafrida, S. Gz selaku CI atau pembimbing studi kasus

Manajemen Asuhan Gizi Klinik di RSUD H. Hanafie Muara


Bungo

7. ​Ibu Dwi Ramadhani, S. Gz selaku CI atau pembimbing studi kasus

Manajemen Asuhan Gizi Klinik di RSUD H. Hanafie Muara


Bungo

8. ​Ibu dan Bapak Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim


Jambi

iii

9. ​Kepala ruangan serta perawat yang membantu dalam pengambilan


data

pasien

10. ​Pasien yang terlibat dalam menyelesaikan studi kasus manajemen


asuhan

gizi klinik

11. ​Semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan studi kasus


manajemen

asuhan gizi klinik

Atas bantuan yang telah diberikan penulis ucapkan ribuan


banyak
terima kasih. Penulis menyadari laporan studi kasus asuhan gizi klinik
ini

masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan


saran yang

menmbangun demi kesempurnaan laporan


ini.

Muara Bungo, 26 Oktober 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN PENGESAHAN.........................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................iii

DAFTAR ISI.................................................................................v

DAFTAR TABEL...........................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................1

1.2 Tujuan.............................................................................. 2

1.2.1 Tujuan Umum.............................................................3

1.2.2 Tujuan Khusus...........................................................4

1.3 Manfaat............................................................................. 4

1.3.1 Manfaat unuk instansi...................................................4

1.3.2 Manfaat untuk pasien dan keluarga pasien...........................4

1.3.3 Manfaat untuk penulis..................................................4

BAB II TINJAUN PUSTAKA.............................................................5

2.1 GAGAL GINJAL KRONIK.......................................................5

2.1.1 Definisi.........................................................................5

2.1.2 Etiologi........................................................................5

2.1.3 Patofisiologi...................................................................5

2.1.4 Gejala...........................................................................6
2.2 HIPERURISEMIA..................................................................6

2.2.1 Definisi......................................................................6

2.2.2 Etiologi......................................................................7

2.2.3 Patofisiologi................................................................7

2.2.4 Gejala........................................................................8

BAB III GAMBARAN UMUM PASIEN................................................9

3.1 Identitas Pasien......................................................................9

3.2 Assesment............................................................................9

3.2.1 Antrpomerti..................................................................9

3.2.2 Biokimia....................................................................10

3.2.3 Fisik dan Klinis............................................................11

3.2.4 Riwayat Personal..........................................................12

3.3 Diagnosa Gizi......................................................................12

3.4 Intervensi...........................................................................13

3.4.1 Tujuan Diet..................................................................13

3.4.2 Syarat Diet...................................................................14

3.4.3 Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi..........................................14

3.4.4 Bahan Makanan Boleh dan Tida boleh dimakan........................15

3.4.5 Menu Sehari..................................................................16


3.4.6 Rencana Edukasi............................................................16

3.5 Monitoring dan Evaluasi.........................................................17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................18

4.1 Evaluasi Data Assesmen..........................................................18

4.2 Evaluasi Diagnosa Gizi............................................................19

4.3 Evaluasi Intervensi................................................................20

BAB V PENUTUP.........................................................................24

5.1 Kesimpulan........................................................................24

5.2 Saran................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Data Pemeriksaan


Laboratorium

Table 2. Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik

Tabel 3. Hasil Data Pemeriksaan


Klinis

Table 4. Hasil Recall Pasien 1x24 Jam


Terakhir

Tabel 5. Standar Asupan


Makan

Tabel 6. Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak


Dianjurkan

Tabel 7. Perencanaan Menu Selama 3 Hari


Pengamatan

Tabel 8. Hasil Monitoring Dan Evaluasi

Tabel 9. Data Klinis Selama 3 Hari


Pengamatan

Tabel 10. Monitoring Data Fisik Selama 3 Hari


Pengamatan

Tabel 11. Hasil Monitoring Laboratorium

Tabel 12. Monitoring Perkembangan Diet


Pasien

Tabel 13. Monitoring Asupan Pasien Selama 3 Hari


Pengamatan
vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Recall 1 X 24 Jam Asupan Makan


Pasien

Lampiran 1 Perencanaan Menu Hari Ke-1 (26 Oktober


2019)

Lampiran 2 Hasil Recall Hari Ke-1 Asupan Makan Pasien (26 Oktober
2019)

Lampiran 3 Perencanaan Menu Hari Ke-2 (27 Oktober


2019)

Lampiran 4 Hasil Recall Hari Ke-2 Asupan Makan Pasien (27 Oktober
2019)

Lampiran 5 Perencanaan Menu Hari Ke-3 (28 Oktober


2019)

Lampiran 6 Hasil Recall Hari Ke-3 Asupan Makan Pasien (28 Oktober
2019)

Lampiran 7 Foto Makanan Sebelum Pemberian Dan Sesudah


Pemberian

viii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ginjal merupakan salah satu organ yang mempunyai fungsi


sangat

penting di dalam tubuh. Pada kondisi tertentu, secara patofisiologi


ginjal

dapat mengalami penurunan fungsi yang progresif akibat beragam

etiologi. Kondisi ini dikenal dengan istilah chronic kidney dissease

(CKD) atau penyakit ginjal kronis (PGK) yang pada umumnya


berakhir

dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu keadaan

klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang


ireversibel

(Suwitra, 2014).

Berdasarkan hasil data dari Riskesdas tahun 2018 menurut


diagnosis

dokter prevalensi penyakit gagal ginjal kronik pada umur > 15


tahun

diindonesia sebesar 3,8%, prevalensi terendah terdapat di provinsi

sulbar sebesar 1,8% dan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi


kaltara

yaitu sebesar 6,4% (Riskesdas,


2018).

Pada pasien dengan kondisi gagal ginjal akan mengalami


gangguan

fungsi dan kegagalan ginjal untuk mempertahankan metabolisme


serta

keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi


urea

dan sampah nitrogen lain dalam darah) sehingga memerlukan


terapi

pengganti fungsi ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi

ginjal (Smeltzer dan Bare, 2002; Suwitra, 2014). Salah satu metode

terapi dialisis pada penderita gagal ginjal adalah hemodialisis (HD).

Terapi ini bertujuan menghasilkan fungsi ginjal untuk mengeluarkan

cairan dan produk limbah ketika ginjal secara secara progresif tidak

mampu lagi melaksanakan fungsi tersebut sehingga dapat

memperpanjang kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas


hidup

penderita (Mutaqqin & Sari, 2011; Haryono,


2013).

Di Indonesia, menurut data Indonesian Renal Registry dari

Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dari tahun


2007-2012

sebanyak 9.161 pasien aktif melakukan hemodialisis dengan


prevalensi

pada laki- laki lebih banyak dibandingkan pada perempuan. Pada


tahun

2012, pasien hemodialisis yang didiagnosis mengalami gagal ginjal

tahap akhir atau End Stage Renal Disease (ESRD) berjumlah


13.213

pasien atau sebanyak 83 % (PERNEFRI,


2012).

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, berdasarkan data dari Dinas

Kesehatan Provinsi Yogyakarta sepanjang tahun 2009 terdapat


461
kasus baru penyakit gagal ginjal yang terbagi atas Kota Yogyakarta

sebanyak 175 kasus, Kabupaten Sleman 168 kasus, Kabupaten


Kulon

Progo 45 kasus, Kabupaten Bantul 73 kasus. Jumlah yang


dilaporkan

PERNEFRI (2012), pasien yang mengalami gagal ginjal terminal/


gagal

ginjal tahap akhir dengan terapi hemodialisis di Yogyakarta juga

mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2011 yaitu


sebanyak

1.656 pasien.

Ketidak bebasan penderita mengkonsumsi makanan dan harus

mengatur jumlah cairan yang di minum selalu menjadi penghambat


bagi

penderita dalam pemenuhan kebutuhan gizi/ diet dan menjadi


beban

pikiran bagi penderita padahal secara signifikan status gizi


berhubungan

dengan kualitas hidup, morbiditas dan mortalitas penderita PGK


tahap

akhir. Maka, diperlukan penatalaksanaan untuk mempertahankan


fungsi

ginjal dan homeostasis selama


mungkin.

Salah satu penatalaksanaan yang penting dipatuhi oleh


penderita

gagal ginjal selain terapi dialisis/ cuci darah ataupun transplantasi


ginjal

adalah pengaturan pola makan/ diet (Smeltzer dan Bare, 2002).


Pengaturan pola konsumsi pangan pada penderita gagal ginjal
dilakukan

untuk membantu mengurangi kerja ginjal, menurunkan kadar


ureum

darah yang tinggi, mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit,


serta

mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal


(Almatsier,

2007).

Hiperurisemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan

produksi asam urat yang berlebihan. Secara luas, hiperurisemia


pada

orang dewasa ditandai apabila kadar asam urat dalam darahnya


lebih

dari 7,0 mg/dl pada pria dan 6,0 mg/dl pada wanita (Jin et al.,
2012).

Kadar serum asam urat diatur melalui sintesis asam urat dan

diekskresikan oleh ginjal (So dan Thorens,


2010).

Hiperurisemia sangat sering terjadi pada pasien yang


mengalami

penyakit kardiovaskular, tetapi seringkali tidak dianggap sebagai


faktor

risiko utama. Penyakit asam urat secara biologis aktif dapat


merangsang

stres oksidatif, disfungsi endotel, peradangan dan


vasokonstriksi.

Studi epidemiologis telah menemukan bahwa asam urat


secara

independen berperan terhadap perkembangan hipertensi, stroke


dan

gagal jantung (Kanbay et al.,


2013).

Penelitian yang dilakukan Kanbay et al. (2013) menunjukkan

adanya peningkatan tekanan darah pada hewan coba yang diberi


asam

urat. Sementara itu, penelitian pada manusia menunjukkan bahwa

dengan menurunkan asam urat dapat mengurangi tekanan darah


pada

individu hipertensi. Asam urat juga dapat berperan dalam


patogenesis

penyakit ginjal, sindrom metabolik, dan


diabetes.

Hubungan antara hiperurisemia dan penyakit kardiovaskular

telah lama diakui. Namun, efek langsung dari asam urat pada
sel-sel

endotel dan otot polos pembuluh darah khususnya di arteriae


coronariae

masih belum jelas.

Berdasarkan hasil data dari Riskesdas tahun 2018 menurut


diagnosis

dokter prevalensi penyakit gagal sendi pada umur > 15 tahun

diindonesia sebesar 7,3%, prevalensi terendah terdapat di provinsi

sulbar sebesar 3,2% dan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi


aceh
yaitu sebesar 13,3% (Riskesdas,
2018).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Penulis mempelajari penatalaksanaan Proses


Asuhan

Gizi Terstandar (PAGT) pada pasein Gagal Ginjal Kronik

dan perurisemia.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Penulis mengkaji data dasar

2. Penulis mengidentifikasi masalah gizi dan


menganalisis

tingkat resiko gizi

3. Penulis memahami diagnosa gizi yang ditentukan oleh

ahli gizi

4. Penulis melakukan intervensi gizi (rencana dan

impelemtasi asuhan gizi pasien)

a. Penulis menghitung kebutuhan gizi pasien

(kebutuhan energy, protein, lemak dan


karbohidrat)

b. Mampu menetukan diet pasien

c. Mampu merencanakan menu diet


5. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan

gizi pasien

1.3 Manfaat

1.3.1. Manfaat bagi institusi

Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan dalam tata laksana nutrisi pasien

penderita penyakit Gagal Ginjal Kronik dan


hiperurisemia.

1.3.2. Manfaat Bagi Pasien Dan Keluarga

Pasien dan keluarga dapat mengetahui kondisi penyakit


dan

tatalaksana asupan yang


baik

1.3.3. Manfaat Bagi Penulis

Penulis dapat mengetahui tatalaksana asupan yang baik


pada

pasien penderita Gagal Ginjal Kronik dan


hiperurisemia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gagal Ginjal Kronik (GGK)

2.1.1 Definisi ​Gagal ginjal kronik adalah kerusakan fungsi ginjal yang

progesif yang berakhir fatal pada uremia (kelebuhan urea dalam

darah) (Nettina, 2002:185). Gagal ginjal kronik merupakan

penurunan fungsi ginal yang menahun irreversible serta cukup

lanjut.(Silvia A Price, 1999:812). Sedangkan menurut (Brunner


dan

Suddarth, 2002:448) gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi

renal yang progresif dan irreversible dimana keseimbangan


tubuh

gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan


dan

elektrolit memenyebabkan uremia.

Gagal ginjal kronik atau CRF terjadi setelah sejumlah

keadaan yang menghancurkan massa nefro ginjal. Pada


keadaan ini

ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan volume


dan

komposisi cairan tubuh dalam keadaan diet makanan dan


minuman

normal

2.1.2.Etiologi

Penyebab paling umum dari gagal ginjal kronik meliputi

glomerulonephritis, pielonefritis, hypoplasia konginetal, penyakit

ginjal polikistik, diabetes mellitus, hipertensi, sistematik lupus,


sindrom alpot’s, amyloidosis. (Susan M Tucker,
1998:538)

2.1.3. Pathofisiologi

Kerusakan nefron yang terus berlanjut namun sisa nefron yang

masih utuh tetap bekerja secara normal untuk mempertahankan

keseimbangan air dan elektrolit. Sisa nefron yang ada mengalami


hipertrofi

dalam usahanya untuk melaksanakan seluruh beban kerja ginjal.


Terjadi

peningkatan kecepatan filtrasi beban solute dan reabsorbsi tubular


dalam

ginjal turun di bawah nilai normal. Akhirnya 75% massa nefron sudah

hancur, maka kecepatan filtrasi dan beban solute bagi setiap nefron

demikian tinggi sehingga keseimbangan glomerolus, tubulus tidak lagi


di

pertahankan (keseimbangan antara peningkatan filtrasi, reabsorsi dan

fleksibilitas proses ekskresi maupan konservasi solute dan air menjadi

berkurang). Sedikit perubahan dapat mengubah keseimbangan yang


rawan

karena makin rendah GFR semakin besar perubahan kecepatan


ekskresi

pernefron, hilang kemampuan memekatkan / mengencerkan kemih

menyebabkan berat jenis urine 1,010 atau 285 m Os mol sehingga

menybabkan poliuria dan nokturia. (Price,


1995:814).

2.1.4 Gejala ​Menurut (Brunner dan Suddarth, 2002:1448), tanda dan gejala
pada
pasien Gagal Ginjal Kronik ini tergantung tingkat keparahannya.
Seperti

pada Kardiovaskular: hipertensi, gagal jantung kongestif, edema

pulmonary, perikarditis. Dermatologi: pruritus, kulit kering, mudah


lecet,

perubahan pada rambut (mudah patah, tipis, merah). Gastrointestinal:

anoreksia, mual, muntah, cegukan, nausea, berat badan menurun,


gastritis,

diare, ulkus peptikum. Neuromuskuler; perubahan tingkat kesadaran,

tingkat kemampuan konsentrasi, kejang, kedutan


otot.

2.2 Hiperuresemia

2.2.1 Definisi

Penyakit hiperurisemian adalah jenis rematik yang sangat

menyakitkan yang disebabkan oleh penumpukan kristal pada

persendian, akibat tingginya kadar asam urat di dalam tubuh,


Kadar

normal asam urat untuk wanita adalah 2,4 – 5.7 mg/dl dan untuk
pria

3.4 – 7 mg/dl. Normalnya asam urat akan di keluarkan dalam tubuh

melalui feses dan urin, tetapi ginjal tidak mampu untuk


mengeluarkan

asam urat yang menyebabkan kadar asam urat meningkat di dalam

tubuh. Hal ini yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah
terlalu

banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak

purin, asam urat yang berlebihan akan terkumpul pada persendian


sehingga akan menyebabkan rasa nyeri
(Sari,2010).

2.2.2 Etiologi

Gangguan hiperurisemia disebabkan oleh tingginya kadar asam


urat

di dalam darah, yang menyebabkan terjadinya penumpukan kristal


di

daerah persendian sehingga menimbulkan rasa sakit. Penyebab


lainnya

tingginya konsentrasi bahan pangan sumber protein, terutama


purin,

bahan makanan yang banyak mengandung sumber purin adalah


hati,

jantung, otak, paru-paru daging, kacang-kacang, dan sebagainya

(Almatsier, 2003). Makanan yang banyak mengandung sumber


purin

kalau makannya tidak dikontrol maka akan memincu penyakit

hiperurisemia (Vitahealth, 2006).

Asupan makanan tinggi purin berpengaruh terhadap kadar


asam urat

dalam tubuh. Secara ilmiah purin terdapat dalam tubuh dan di


jumpai

pada semua makanan. Jika asupan makanan tinggi purin berlebih,


sementara tubuh sudah mengalami peninggian kadar asam urat,
maka

purin yang masuk semakin banyak dan menjadi timbunan kristal


asam

urat. Apabila penimbunan kristal terbentuk di cairan sendi, maka

terjadilah penyakit gout, dan jika penimbunan terjadi di ginjal, akan

muncul batu asam urat ginjal yang disebut dengan batu ginjal.
Sehingga

seseorang yang sudah terkena penyakit asam urat sebaiknya


harus

menghindari bahan makanan yang bebas dari sumber purin namun

hampir semua bahan makanan yang mengandung sumber purin

sehingga di lakukan untuk membatasi asupan purin menjadi 100 –


150

mg purin per hari (normal biasanya mengandung 600 – 1000 mg


purin

per hari) (Dewanti,2010).

2.2.3 Patofisiologi

Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih


besar

dari 7,0 mg/dl) dapat menyebabkan penumpukan kristal


monosodium

urat. Peningkatan atau penurunan kadar asam urat serum yang

mendadak mengakibatkan serangan gout. Apabila kristal asam urat

mengendap dalam sebuah sendi, maka selanjutnya respon


inflamasi

akan terjadi dan serangan gout pun mulai. Apabila serangan terjadi

berulang – ulang mengakibatkan penumpukan kristal natrium urat


yang

dinamakan tofus akan mengendap dibagian erifer tubuh seperti ibu


jari

kaki, tangan, dan telinga (Smelzer dan


Bare,2001).

2.2.4 Gejala ​Gangguan hiperurisemia di tandai dengan suatu serangan

mendadak
atau tiba – tiba di daerah persendian.Saat bangun tidur misalnya,
ibu jari

kaki dan pergelangan kaki anda terasa sakit seperti terbakar dan

bengkak. Gejala hiperurisemia adalah serangan akut biasanya


sering

menyerang pada satu sendi denagan gejala bengkak, kemerahan,


nyeri

hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang terjadi

mendadak yang mencapai puncaknya kurang lebih 24 jam. Lokasi


yang

sering pertama diserang adalah sedi pangkal ibu jari kaki. Berikut
ini

rincian gejala penyakit asam urat


:

1. Kesemutan dan linu.

2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun


tidur.

3. Sendi yang terkena asam urat terlihatan bengkak,


kemerahan,
panas, dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi
(Sari,2010).

8
BAB III
GAMBARAN UMUM PASIEN
3.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. H
Tanggal Lahir : 05 April 1957
Usia : 62 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah
Ruang / Kelas : Dahlia Kamar 14
Tanggal Masuk Rs : 24 Oktober 2019
Tanggal Skrining : 26 Oktober 2019
Diagnosa Medis : Acute Kidney Injure (AKI) dan Hiperurisemia
Dokter yang merawat : dr. H. Taufan Hermansyah, Sp. PD, Finasim
3.2 Assessment
3.2.1. Antropometri
Berat badan : 56 kg
Tinggi badan : 162 cm
IMT : 21,3 kg/m​2
Rumus perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT: BB
​ (kg)
= ​56 kg ​
2​
TB(m​ ) ​ 1.62 m​
2​
= 21,3 kg/m​2
Rumus perhitungan Berat Badan Ideal
BBI = (TB – 100) – 10%
= ( 162 – 100) – 10%
= 55,8 kg
9
3.2.2 Biokimia
Tabel 1. Hasil Data Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan
GDS 111 mg/dl < 200 mg/dl Normal
Total kolesterol 241 mg/dl < 200 mg/dl ↑ meningkat
Trigliserida 142 mg/dl < 150 mg/dl Normal
Ureum 66 mg/dl 10-50 mg/dl ↑ meningkat
Kreatinin 2,7 mg/dl 0,6-1,1 mg/dl ↑ meningkat
Asam urat 10,2 mg/dl 3-7 mg/dl ↑ meningkat
SGOT 37 U/L < 38 U/L Normal
SGPT 33 U/L < 41 U/L Normal
Hemoglobin 15,3 gr/dl 13-18 gr/dl Normal
Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan hasil laboratorium
menunjukkan nilai kolesterol 241 mg/dl (meningkat), kreatinin 2,7 mg/dl
(meningkat), ureum 66 mg/dl (meningkat) yang mengidentifikasi pasien
mengalami gangguan fungsi ginjal dan asam urat 10,2 mg/dl (meningkat)
yang mengidentifikasikan pasien hiperurisemia
Rumus pemeriksaan fungsi ginjal :
KK =​(140−U)BB
(140−62) 56 ​
KS x 72 ​=​ 2,7 x 72

= 4391,4

194,4 ​= 22,5 ( GGK )
Keterangan :
KK : kliren kreatinin dalam ml/menit
U : umur dalam tahun
BB : berat badan dalam kg
KS : kreatini serum dalam mg
10

Table 2. Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik

Klasifikasi Kreatinin kliren

Kekurangan cadangan ginjal 75-100

Insufisiensi ginjal 25-75

Gagal ginjal kronik < 25

Gagal ginjal terminal < 5

3.2.3 Fisik dan Klinis

Pemeriksaan fisik dan klinis Tn. H pada tanggal 24 oktober


2019

yang didapat terdapat pada table berikut


:

Tabel 3. Hasil Data Pemeriksaan


klinis

Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan

Tekanan darah 130/90 mmHg 120/80 mmHg Normal

Nadi 92 x/menit 60-100 x/menit Normal

Respirasi 18 x/menit 12-24 x/menit Normal

Suhu 36,8 °C 36-37,4 °C Normal

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis tekanana


darah,

nadi, respirasi dan suhu


normal
Fisik :

1. Demam sejak 3 hari

2. Perut kembung

3. Mual dan muntah setiap setelah


makan

4. Nyeri pada lutut

Riwayat gizi :

Sebelum masuk rumah sakit, pasien biasa makan 3x sehari, Tn.


H

tidak memiliki alergi pada makanan, ia suka mengkonsumsi jengkol,


pete,

pakis, udang. dan Tn. H suka mengkonsumsi makanan yang berlemak

seperti santan, daging, jeroan. Tn. H suka mengkonsumsi sayuran


seperti

bayam, kangkung, dan daun singkong. Ia mengkonsumsi teh 3x


seminggu.

11

Table 4. Hasil Recall Pasien 1x24 Jam


Terakhir

Zat Gizi Rata-Rata Asupan Makanan Pasien Interpretasi

Asupan Kebutuhan %Asupan

Energi (kkal) 905 gr 1680 kkal 54% Kurang

Protein (gr) 52 gr 42 gr 124% Lebih


Lemak (gr) 17,5 gr 46,6 gr 38% Kurang

Karbohidrat (gr) 134 gr 273 gr 49% Kurang

Kesimpulan: Dilihat dari hasil recall pada pasien sebelum


masuk

rumah sakit yaitu asupan energi 54% (kurang), protein 124% (lebih),
lemak

38% (kurang), dan karbohidrat 49% (kurang) dari total kebutuhan.

Berdasarkan asupan makanan pasien dapat disimpulkan bahwa daya


terima

pasien kurang < 80%. ​Tabel 5. Standar Asupan

Makan

Asupan Makan Nilai

Kelebihan asupan >120%

Normal 90-119%

Deficit ringan 80-89%

Asupan kurang <80%

Sumber: menurut Depkes


1996/WNPG

3.2.4 Riwayat Personal

Pekerjaan : Swasta

Alamat : BTN blok. D

Agama : Islam

Suku : Minang

Anak : 1 Orang

Riwayat penyakit : Hipertensi


12

3.3 Diagnosis Gizi

Diagnosa gizi yang didapat berdasarkan kondisi pasien terdapat

pada table berikut:

(NI. 1.4) kekurangan intake energi (P) berkaitan dengan kurang nya

asupan makanan dan zat gizi (E) ditandai dengan hasil recall energi
54%

kurang dari kebutuhan energy

(NC.2.2) perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus (P)

berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal (E) ditandai dengan hasil

laboratorium ureum (66 mg/dl), kreatinin (2,7 mg/dl) meningkat (S).

Normal ureum (10-50 mg/dl) dan kreatinin (0,6-1,1


mg/dl).

(NC.2.2) perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi lemak (P)


berkaitan

dengan kelainan metabolisme lemak (E) ditandai dengan nilai

laboratorium kolesterol (241 mg/dl) meningkat (S). nilai normal (<


200

mg/dl)

(NC.2.2) Perubahan nilai laboratorium (P) berkaitan dengan

hiperurisemia atau asam urat (E) ditandai dengan nilai laboratorium


asam
urat 10,2 mg/dl meningkat (S)

(NB. 1.4) kurangnya kemampuan memonitoring diri sendiri (P)


berkaitan

dengan pola makan yang salah (E) ditandai dengan seringnya

mengkonsumsi yang berlemak seperti santan, daging, jeroan dan


sayuran

pakis dan bayam.

3.4 Intervensi Gizi

3.4.1 Tujuan Diet

a. Untuk membantu menurunkan tekanan darah pada pasien


hipertensi.

b. Membantu menurunkan kadar asam urat dalam plasma


darah

c. Menurunkan asupan kolesterol makanan

d. Mempertahankan status gizi

e. Menurunkan kadar ureum darah yang tinggi

f. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit

13
3.4.2 Syarat Diet
a. Energi cukup 30kkal x BBA
b. Protein rendah 0,75 gr dari kebutuhan energi total
c. Lemak cukup 25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat cukup 65% sisa dari kebutuhan energi total
e. Hindari makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin
>150 mg/100 g
f. Cairan dibatasi
g. Vitamin dan mineral cukup
3.4.3 Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Keb Energi = 30 kkal x BBA
= 30 x 56
= 1680 kkal
Keb Protein = 0,75 x 56
= 42 gr
Keb Lemak = 25%
​ x 1680

9 ​= 46,6 gr

Keb KH = 65%​ x 1680

4 ​= 273 gr
KH = Energi – (P+L)
= 1680 – ( 168 + 420)
= 1680 – 588
= 1092

= 273 gr ​
4​ 3.4.4 Implementasi Diet
a. Jenis diet : R. Garam 2 + R. Prot + R. Purin
b. Bentuk makanan : Makanan Lunak (ML)
c. Cara pemberian : Oral (melalui mulut)
d. Frekunsi : 3x Makan Utama dan 2 x Selingan
14

3.4.5 Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan

Tabel 6. Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak

Dianjurkan

Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan

Sumber karbohidrat Nasi, kentang, bihun, Sumber protein

kentang, mie, tepung- hewani


ur, daging, ikan,
tepungan.
Sumber karbohidrat m, susu
Daging dan ikan
tinggi natrium,
Daging dan ikan
seperti: cake, biscuit
yang diawetkan,
yang diawetkan,
dan krekers
minyak kelapa,
seperti ikan asin dan
margarin, mentega
sarden
biasa dan lemak
Sumber protein
- Kacang-kacangan hewani

nabati
dan hasil olahannya Sumber vitamin dan
mua sayuran dan seperti tempe dan
Sayuran dan buah
tahu
Sayuran dan buah
Sumber lemak Minyak jagung, mineral
Kelapa, santan, h yang
minyak kacang tanah, mengandung
minyak kelapa sawit, yang mengandung
yang mengandung
minyak kedelai, dan
kalium tinggi,
mentega rendah

garam

rendah/sedang

15

3.4.6 Menu Sehari

Tabel 7. Perencanaan Menu Selama 3 Hari


Pengamatan
Menu 1 Menu 2 Menu 3

Sarapan Pagi
-Nasi lunak
-Nasi lunak
-Nasi lunak
-Soto daging
-Sop daging
-Tauge -Sop daging

-Bihun -Kentang
-Nasi lunak -Kentang

-Sop ayam -Wortel

-Kentang Selingan

-Agar-agar -Agar-agar -Agar-agar

Makan Siang
-Nasi lunak
-Nasi Lunak
-Nasi lunak
-Pangek ikan
-Ayam
-Bening wortel -Ayam

-Pepaya -Bening wortel


-Bening wortel
-Susu Neprisol
-Nasi lunak -Semangka
-Semangka
-Ikan bumbu sarden

-Bening labu siam


Selingan
-Jeruk

-Agar-agar -Agar-agar -

Makan Malam
asi lunak
-Nasi lunak
op telur
-Ayam bumbu kuning
ening wortel
-Bening labu siam
ening labu siam
-Jeruk
-
-

3.4.7 Rencana Edukasi

Edukasi gizi dilakukan sebagai bentuk intervensi dalam


kegiatan

asuhan gizi. Pada kasus ini dilakukan edukasi gizi dengan cara

pemberian motivasi kepad pasien dan keluarga untuk menimbulkan

keinginan dan kemauan agar pasien dan keluarga dapat


melaksanakan

diet yang benar terkait penyakit yang sedang


dialami.

16

3.5 Monitoring dan Evaluasi

Tabel 8. Hasil Monitoring Dan Evaluasi

Monitoring Evaluasi Pelaksanaan

Asupan zat gizi Memantau asupan

makanan dan daya terima


Antropometri Mempertahankan berat
pasien
Setiap hari badan normal
Akhir

pengamatan
Biokimia Memantau hasil (mual, lemas d

laboratorium terkait yang pada lutut) ber


Setiap hari
meningkat seperti

kolesterol, ureum,

kreatinin dan asam urat


Klinis Memantau nilai tekanan
Akhir
darah hingga m
pengamatan
normal
Setiap hari

Fisik Memantau keadaan pasien

Kesimpulan: Berdasarkan tabel di peroleh hasil monitoring dan

evaluasi di harapkan asupan mkanan pasien meningkat dari


kebutuhan, dan

bisa memperthankan berat badan normal, menormalkan nilai


laboratorium

terkait kolesterol, ureum, kreatinin dan asam urat, mengurangi rasa


mual

dan nyeri pada lutut serta menormalkan nilai tekanan


darah.
17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Evaluasi Data


Assesment

4.1.1 Monitoring Data Fisik Dan Klinis

Pengamatan perkembangan kondisi fisik pasien dilakukan

berdasarkan hasil pemeriksaan dokter yang dicantumkan dalam rekam

medik. Perkembangan klinis pasien dapat dilihat dalam tabel di bawah


ini:

Tabel 9. Data Klinis Selama 3 Hari


Pengamatan
Tanggal
Pemeriksaan Tanggal
28-10-2019
26-10-2019
28-10-2019
nggal
Nilai Normal Keterangan
-10-2019 Nilai Normal Keterangan
Tanggal Nilai Normal Keterangan
Tekanan darah 140/90 mmHg 150/90 mmHg 130/90 mmHg 120/80 mmHg Meningkat

Nadi 80 x/menit 92 x/menit 80 x/menit 60-100 x/menit Normal

Respirasi 20 x/menit 20 x/menit 20 x/menit 12-24 x/menit Normal

Suhu 37 °C 37°C 37°C 36-37,4 °C Normal

Kesimpulan: Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis dari tanggal


26-

28 oktober 2019 menunjukan bahwa nadi, respirasi dan suhu pasien


dalam

keadaan normal. untuk pemeriksaan tekanan darah pasien pada hari


ke 2

meningkat yaitu 150/90 mmHg. Dan pada hari ke 3 tekanan darah


pasien

kembali normal.

Tabel 10. Monitoring Data Fisik Selama 3 Hari


Pengamatan

Hari/tanggal pengamatan Keadaan fisik Keterangan

Sabtu/ 26-10-2019 Nyeri dilutut, mual, berkurang serta


sakit pasien mengalami
perut kembung dan
tidak nyeri lagi, d
lemas
Hasil pengamatan data

fisik dari hari pertama

hingga hari ketiga terjadi 18

Minggu/ 27-10-2019 Mual dan kembung nafsu makan su


perubahan, hanya saja
membaik
pada perut mulai GEA dan nyeri sendi
pada awal masuk rumah
pada lutut.
Senin, 28-10-2019 Kondisi sudah membaik

Kesimpulan : berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa


terdapat

perubahan terkait dengan data fisik yaitu kondisi nafsu makan, mual,
lemah,

perut kembung dan nyeri pada lutut sudah mulai


membaik.

4.1.2 Monitoring Data Laboratorium/Biokimia

Pengamatan perkembangan data biokimia pasien berdasarkan


hasil

pemeriksaan data laboratorium. Perkembangan data pasien dapat


dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 11. Hasil monitoring laboratorium

Pemeriksaan Hasil pengamatan Nilai normal

29/10/19 27/10/19 28/10/19

GDS 111 mg/dl - - < 200 mg/dl


< 200 mg/dl
Total

kolesterol

Trigliserida 142 mg/dl - - < 150 mg/dl

Ureum 66 mg/dl - - 10-50 mg/dl

Kreatinin 2,7 mg/dl - - 0,6-1,1 mg/dl

Asam urat 10,2 mg/dl - - 3-7 mg/dl

SGOT 37 U/L - - < 38 U/L

SGPT 33 U/L - - < 41 U/L


Hemoglobin 15,3 gr/dl - - 13-18 gr/dl

Kesimpulan: berdasarkan pemeriksaan hasil data laboratorium

semua tidak ada perubahan dari awal interfensi hingga akhir interfensi.

Karena pasien tidak melakukan cek ulang selama


interfensi.

4.2 Evaluasi Diagnosis Gizi

Dari hasil pengamatan selama 3 hari dapat dilihat dari kondisi


pasien

terdapat perubahan nyeri pada lutut sudah mulai membaik


membaik.

19

4.3 Evaluasi Intervensi Gizi

Pemberian makanan pada pasien tetap diberikan makanan


lunak

pada saat intervensi. Frekuensi makan diberikan 3x makanan utama


dan 2x

selingan dan pemberian susu neprisol di hari pertama, dihari kedua


dan

ketiga tidak lagi diberikan susu dikarenakan tidak suka dengan


rasanya,

makanan untuk intervensi disesuaikan dengan siklus menu dan


standar resep

yang ada di unit instalasi Gizi RSUD H. Hanafie Muara Bungo.


Pengamatan

perkembangan diet pasien dari awal intervesi sampai akhir intervensi


dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 12. Monitoring Perkembangan Diet


Pasien

Implementasi Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3

Jenis diet RG2+R. purin L: 30 gr


E: 1162,75 kkal
+R. protein 40
E: 1162,75 kkal
gr + R. Kol
P: 40 gr
RG2+R. purin
P: 40 gr
+R. protein 40
L: 32 gr
gr + R. Kol E: 1211,25 kkal
RG2+R. purin +R. E: 1211,25 kkal
RG2+R. purin +R. E: 1211,25 kkal

protein 40 gr + R. P: 40,75 gr
protein 40 gr + R. P: 40,75 gr
P: 40,75 gr
Kol
Kol L: 27 gr
L: 27 gr
Asupan
KH: 239 gr
makan KH: 200 gr
1402,5 kkal KH: 202,5 gr
45 gr KH: 202,5 gr

Bentuk makan Makanan Lunak Makanan lunak Maknan lunak


3x Makan utama
Cara
+ 2x Selingan
pemberian
3x Makan utama
al Oral Oral
3x Makan utama

+ 2x Selingan
Frekuensi 3x Makan utama + 2x Selingan
+ 2x Selingan

Perkembangan asupan makan pasien selama di rumah sakit


yaitu,

sebagai berikut:

Rencana implementasi yang diberikan kepada pasien bertujuan

untuk memberikan asupan makanan sesuai kebutuhan dan kondisi


pasien,

Jenis diet yang diberikan adalah RG2+R. Purin +R. Protein 40 gr.

Pemberian makanan pasien diberikan dalam bentuk makanan lunak


dengan

jumlah asupan energi 1680 kkal, protein 42 gr, lemak 46,6 gr dan

karbohidrat 273 gr. Frekuensi pemberian makan 3x makanan utama


dan 2x

selingan ditambah dengan susu neprisol 1x sehari diberikan pada


siang di

20
makanan.
hari pertama dan pada hari ke 2-3 paien tidak diberikan lagi susu
neprisol Berdasarkan hasil monitoring, did
Tn. H
dikarenakan rasa nya yg hambar. Makanan untuk intervensi
menyesuaikan selama 3 hari disertai konsumsi rata-rat
tersebut
dengan siklus menu dan standar resep yang ada di unit Gizi RSUD H.
dilihat pada tabel dibawah ini:
Hanafie Muara Bungo.
Tabel 13. Monitoring Asupan Pasie
Monitoring asupan dilakukan untuk melihat daya terima pasien
Pengamatan
selama menjalani perawat di rumah sakit yang dilakukan selama 3 hari
yaitu

pada hari sabtu 26-28 oktoberZat


2019.
giziMonitoring asupan makanan
dilakukan

​ rtinya melakukan monitoring asupan


dengan metode ​food weighing, a

melalui penimbangan sisa E: 1211,25 kkal


E: 1211,25 kkal E: 1211,25 kkal
Comparative Standar

26-10-2019 27-10-2019 28-10-2019 ​Rata-rata asupan


P: 40,75 gr
P: 40,75 gr
P: 45 gr
L: 27gr
L: 30 gr L: 27gr
KH: 239 gr KH: 202,5 gr
KH: 202,5 gr

gr

Total % Ket Total % Ket Total % Ket Total % Ket

Energi ​643

kkal
Protein ​25,75

gr
1% DR 627
1% DR 627

kkal ,65
kkal ,65
52% DR 738
gr
52% DR 738
gr
52% DR 738
60% DR 30,3
kkal 60% DR 30,3
kkal 60% DR 30,3
kkal
gr
60% AK
gr
60% AK
gr
60% AK
73 % AK
60% AK
73 % AK
73 % AK
73 % AK
Lemak ​12,4 KH ​115

gr gr
R 13,5

gr gr
50% DR 17,9 10% DR 95,8
50% DR 17,9 10% DR 95,8

gr gr
gr gr
59,6 45 % AK
59,6 45 % AK
59,6 45 % AK

%
%
%
AK
AK 21
AK
AK

Keterangan :

• Kelebihan asupan > 120%

• Normal 90-119%

• Deficit ringan 80-89%

• Asupan kurang <80%

Sumber: menurut Depkes


1996/WNPG

Kesimpulan: Berdasarkan tabel diatas hasil recall pasien di hari

pertama kebutuhan energi 46%, protein 57%, lemak 41%, karbohidrat


48%

semua asupan zat gizi kurang dari kebutuhan. Hari ke dua hasil recall
untuk

kebutuhan energi 81% (deficit ringan), protein 102% (normal), lemak


88%

(deficit ringan), karbohidrat 77% (deficit ringan). Dan pada hari ke tiga
hasil

recall pasien didapatkan hasil energi 52%, protein 60%, lemak 50 %,

karbohidrat 10% semua asupan zat gizi kurang dari kebutuhan


dikarenakan

pada hari ke tiga intervensi pasien sudah di perbolehkan pulang


sehingga

monitoring asupan hanya bisa dilakukan sampai waktu makan


siang.

Asupan makan Tn. H dapat dilihat pada grafik dibawah


ini:

57%

41%
50%
50%
50%
48%
48%
48%
48%
46%

GRAFIK 1. ASUPAN MAKAN PASIEN


TN. H
Energi Protein Lemak Karbohidrat
81% Hari 3
102% Hari 3
Hari 1

77%

22
Hari 2

88%

Grafik diatas menunjukan bahwa terjadi peningkatan asupan


makan
Tn. H, monitoring asupan makan pasien dilakukan dengan tujuan
untuk

mengetahui daya terima pasien terhadap diet yang diberikan.


Berdasarkan

monitoring yang dilakukan selama 3 hari terhadap asupan makan Tn.


H.

setelah diberikan konseling mengenai diet, motivasi dan pemahaman


akan

diet yang diberikan, daya terima Tn. H akan makanan yang disediakan

rumah sait menjadi baik. Hal ini bisa dilihat dari usaha Tn.H dalam

menghabiskan makanan dan menunjukkan adanya peningkatan


asupan

terkait dengan makanan yang


diberikan.
23

BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Kesimpulam yang dapat diambil dari studi kasus ini
adalah:

1. Pasien didiagnosa acute kidney injure (AKI) dan hipeuresemia.

Diagnose ditegakan berdasarkan hasil laboratorium yang

menunjukan tingginya ureum, kreatinin dan asam


urat.

2. Terapi diet yang diberikan adalah RG2+R. Purin +R. Protein 40


gr.

3. Diagnose gizi yang ditetapkan adalah kekurangan intake energi


(NI-

1.4), perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus


(NC-2.2),

dan kurangnya kemampuan memonitoring diri sendiri


(NB-1.4)

4. Semua Asupan zat gizi makanan (energy, protein, lemak dan

karbohidrat) kurang dari kebutuhan dikarenakan pada hari ke


tiga

intervensi pasien sudah di perbolehkan pulang sehingga


monitoring

asupan hanya bisa dilakukan sampai waktu makan


siang.

5. Pengukuran antropometri selama 3 hari tidak mengalami


perubahan

dikarenakan pengukuran status gizi tida dapat berubah dengan

waktu yang cepat

6. Pemeriksaan biokimia tidak terlihat perubahan karena tidak

dilakukan pengecekan ulang


kembali.

7. Pemeriksaan klinis pasien untuk nadi, suhu, pernafasan masih


dalam

nilai normal, dan untuk tekanan darah pasien untuk


pemeriksaan

tekanan darah pasien pada hari ke 2 meningkat yaitu 150/90


mmHg.

Dan pada hari ke 3 tekanan darah pasien kembali normal.


Untuk

pemeriksaan fisik pasien sudah mulai membaik terlihat dari


pasien

tidak ada keluhan.

5.2 Saran

1. Setelah melakukan rawat inap pasien harus tetap bisa


mengontrol

diri untuk melakukan perubahan pola makan agar tidak

memperparah keadaan penyakit


pasien

24

2. Sebaiknya pasien tetap termotivikasi untuk mematuhi diet dan

mengkonsumsi makanan gizi seimbang untuk mendapatkan


kondisi

yang lebih baik

3. Keluarga pasien harus memberikan dukungan dan motivasi pada

pasien untuk melakukan diet yang diberikan dengan baik untuk

mempercepat proses kesembuhan


pasien
25

DAFTAR PUSTAKA
1. Suwitra K. Penyakit Gagal Ginjal Kronik. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo

AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Editors. BUku ajar


ilmu

penyakit dalam. 6​th ​ed. Jakarta. InternaPublishing;


2014.

2. Kemenkes RI. 2013. ​Riset Kesehatan Dasar;​ RISKESDAS.


Jakarta:

Balitbang Kemenkes RI

3. Bare & Smeltzer. 2002. ​Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner

​ disi 8 vol.3. Jakarta


& Suddart (Alih Bahasa Agung Waluyo) E
:EGC

4. Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. 2011.Gangguan Gastrointestinal:


Aplikasi

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Selemba


Medika

5. Almatsier, Sunita. (2007). ​Penuntun Diet. J​ akarta: PT Gramedia


Utama

6. Nettina, 2002, ​Pedoman Pratktek Keperawatan,​ EGC,


Jakarta

7. Susan Martin Tucker et al, 1998, Standar Perawatan pasien :


Proses

Keperawatan , Diagnosis dan Evaluasi, alih Bahasa Yasmin Asih,


Edisi 5,

Volume1, EGC, Jakarta

8. Price, Sylvia (1995), Patofisiologi: ​Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit,

Edisi 4, EGC: Jakarta


26
Lampiran 1.
Hasil Recall 1 x 24 Jam Asupan Makan Pasien
Jadwal Menu Bahan
Makanan
KH
(gr)
Pagi Nasi
Bening
bayam
Sambal
ayam
+tempe
+terong
Berat URT E
(Kkal)

P ​(gr)
40 ​5 0 4 5
Total 455 30 13,5 54
Siang Nasi
Sambal
udang
Nasi
100
1 175 4 0 Bayam
50

​ ​1,5 0 Ayam
1⁄2 25 ​
100

2 190
​ ​20 12 Tempe
​ 25 ​1⁄2 40
​ ​3 1,5 Terong

50

1/2

25

1,5

0
Nasi
200
2 350 8 0 80 Udang
70

10
100

14

0
Total 450 22 4 80
Jumlah 905 52 17,5 134
27

L ​(gr)
Lampiran 2. ​Perencanaan Menu Hari Ke-1 ( Sabtu, 26 Oktober 2019)
Jadwal Menu Bahan
Makanan
KH
(gr)
Pagi Nasi lunak
Sop
daging
Berat
(gr)
E
(kkal)

P ​(gr)

L ​(gr)
Nasi lunak
200
175 4 0 40 Daging sapi

25 47,5 ​5 3 0 Tauge

​ ​1,5 0 5 Bihun
50 25 ​

25 87,5
​ ​2 0 20 Minyak

5
45

0
Selingan Agar-agar Tepung
00000
agar-agar
Total 380 12,5 8 65
Siang Nasi lunak
Pangek
ikan
Bening
wortel
Susu
Buah
Nasi lunak
300

262,5 6 0 60 Ikan 50 95 ​10 6 0 Wortel


50 25

1,5 0 5 Susu
​ (nep)

30
135 2,5 ​3 24 Papaya
​ 100 40 ​0 0 10 Minyak

45

0
Selingan Agar-agar Tepung
agar-agar
00000
Total 602,5 20 14 99
Malam Nasi lunak
Ayam
bumbu
bali
Bening
labu siam
Buah
Nasi lunak
300
262,5 6 0 60 Ayam

25 47,5 ​5 3 0 Labu
​ siam
​ ​1,5 0 5 Semangka
50 25 ​ 100 ​40 0 0 10 Minyak

45

0
Total 420 12,5 8 75
Jumlah 1.402,5 45 30 239
28
Lampiran 3
Hasil Recall Hari Ke-1 Asupan Makan Pasien (26 Oktober 2019)
Jadwal Menu Bahan
Makanan
KH
(gr)
Pagi Nasi lunak
Sop daging
Berat
(gr)
E
(kkal)

P ​(gr)

L ​(gr)
Nasi lunak

30 26,25 0,6 0 6 Daging sapi ​20 38


​ ​4 2,4 0 Tauge

40 20

1,2 0 4 Bihun

5 17,5
​ 0,4 ​0 4 Minyak

2,5
22,5
0

2,5

0
Selingan Agar-agar Tepung
00000
agar-agar
Total 124,25 6,2 4,9 14
Siang Nasi lunak
Pangek
ikan
Bening
wortel
Susu
Buah
Nasi lunak
185

161,8 3,7 0 37 Ikan 40 76 ​8 4,8 0 Wortel


40 20

1,2 0 4 Susu
​ (nep)

15
67,5 1,25 ​1,5 12 Papaya

100

40 ​0 0 10 Minyak

2,5
22,5

2,5

0
Selingan Agar-agar Tepung
agar-agar
00000
Total 387,8 14,15 8,8 63
Malam Nasi lunak
Ayam
bumbu bali
Bening
labu siam
Buah
Nasi lunak
125

109,3 2,5 0 25 Ayam 10 19 ​2 1,2 0 Labu


​ siam

30 15 0,9 0 3 Semangka

100

40 0 0 10 Minyak

2,5
22,5

2,5

0
Total 205,8 5,4 3,7 38
Jumlah 717,85 25,75 17,4 115
29

Lampiran 4. ​Perencanaan Menu Hari Ke-2 ( Minggu, 27 Oktober 2019)


Jadwal Menu Bahan
Makanan
KH
(gr)
Pagi Nasi lunak
Kari ayam
Berat
(gr)
E
(kkal)

P ​(gr)
L ​(gr)
Nasi lunak
200
175 4 0 40 Ayam

25 47,5 ​5 3 0 Kentang

50 43,75
​ ​1 0 10 Santan

10
9

10

0
Selingan Agar-agar Tepung
00000
agar-agar
Total 275,25 10 13 50
Siang Nasi lunak
Ikan
bumbu
sarden
Bening
labu siam
Buah
Nasi lunak
300

262,5 6 0 60 Ikan 50 95 ​10 6 0 Labu


​ siam

50 25 1,5 0 5 Jeruk
​ 100 ​40 0 0 10 Minyak

45

5
0
Selingan Agar-agar Tepung
agar-agar
00000
Total 467,5 17,5 11 75
Malam Nasi lunak
Telur
Bening
labu siam
dan wortel
Buah
Nasi lunak
300
262,5 6 0 60 Telur

30 47,5 ​5 3 0 Labu
​ siam

25 12,5

0,75

0 2,5
Wortel

25
12,5 0,75 ​0 2,5
​ Jeruk 100 40 ​0 0 10 Minyak

45

0
Total 420 12,5 8 75
Jumlah 1.162,75 40 32 200
30

Lampiran 5
Hasil Recall Hari Ke-2 Asupan Makan Pasien (Minggu, 27 Oktober
2019)
KH
Jadwal Menu Bahan KH

Makanan (gr)
Berat (gr)
(gr)
(gr)
(gr)
E
(gr)
E
Pagi Nasi lunak
(kkal)
(kkal)
180
P ​(gr) 180
157,5
P ​(gr) 157,5
157,5
P ​(gr)
3,6 ​5
P ​(gr)

P ​(gr) 10
3,6 ​5
P ​(gr)

L ​(gr) 10
3,6 ​5
L ​(gr)

L ​(gr) 10
3,6 ​5
L ​(gr)

L ​(gr) 10
0 ​3 0
L ​(gr)

L ​(gr) 10

KH 0 ​3 0
KH
KH 10
43,75
0 ​3 0
9
10 9
0 ​3 0 3,6 ​5

10 10
36 ​0 3,6 ​5

10 0 10
36 ​0 3,6 ​5

10 0 10
36 ​0 3,6 ​5

10 0 10
36 ​0 3,6 ​5

10 0 10
Kari ayam
m 3,6 ​5

Kentang 10
Santan 3,6 ​5
25
10
50
3,6 ​5
10
25 10
0 ​3 0
50

10 10
47,5 0 ​3 0
47,5
47,5 10
43,75 0 ​3 0
10 36 ​0

0 ​3 0 10 0

10 36 ​0

0 ​3 0 10 0

10 36 ​0

0 ​3 0 10 0

10 36 ​0

0 ​3 0 10 0

10 36 ​0

0 ​3 0 10 0

10 36 ​0

0 ​3 0 10 0

10 36 ​0

36 ​0 10 0

10 0
36 ​0 Selingan Agar-agar Tepung

agar-agar
10 0 00000
36 ​0

10 0

Total 257,79 9,6 13 46

Siang Nasi lunak bumbu

Ikan sarden
Bening 40
labu siam 27
Buah 95
si lunak
20
n
40
u siam
27
uk 95
yak 20
250
250 40

50 27
95
40
50 20

40 40
50
27
40 95
50
20
40
40
100 ​3
27
100 ​3 95

100 ​3 20

100 ​3 40
218,75 27
218,75 95
218,75
20
95
40
20
27 0
95
5 ​10
20
1,2 0
40
0
27
5 ​10
95

20 1,2 0

40 0
5 ​10
27
95
1,2 0
20 0
40 5 ​10

27 1,2 0
5 ​10
0
1,2 0 5 ​10

0 1,2 0
5 ​10
0
1,2 0 5 ​10

0 1,2 0
5 ​10
0
1,2 0 5 ​10

0 1,2 0
5 ​10
0
1,2 0 5 ​10
1,2 0 0 ​6

0 00
5 ​10 3

1,2 0 0 ​6

0 00
5 ​10 3

1,2 0 0 ​6

0 00
5 ​10 3

1,2 0 0 ​6

0 00
0 ​6 3

00 0 ​6

3 00
0 ​6 3

00 0 ​6

3 00
0 ​6 3

00 0 ​6

3 00
0 ​6 3

00 0 ​6

3 00
3 4 10
0 ​6 0

00 50 ​0

3 4 10
0 ​6 0

00 50 ​0

3 4 10
0 ​6 0

00 50 ​0

3 4 10
0 ​6 0

00 50 ​0

3 4 10
50 ​0 0

4 10 50 ​0

0 4 10
50 ​0 0

4 10 50 ​0

0 4 10
50 ​0 0

4 10 50 ​0

0 4 10
50 ​0 0
50 ​0 0

4 10 50 ​0

0 4 10
50 ​0 0

4 10 50 ​0

0 4 10
50 ​0 0

4 10

0
Selingan Agar-agar Tepung
50 ​0
agar-agar
4 10 00000

Total 400,75 16,2 9 64

Malam Nasi lunak


200
Telur
200
Bening
60 ​25
labu siam

dan wortel 5 100

Buah 3
si lunak 60 ​25
ur
5 100
u siam
3
rtel
60 ​25
uk
5 100
175
3
95
60 ​25 95
95
5 100
12,5
3 12,5
60 ​25 12,5

2,5
5 100
40 27
3
2,5
60 ​25
40 27
5 100 2,5

3 40 27
2,5
60 ​25
40 27
5 100 2,5

3 40 27
60 ​25 2,5

40 27
5 100
2,5
3
40 27
60 ​25
4 ​10
5 100 4 ​10
3 4 ​10
60 ​25
4 ​10
5 100 4 ​10
3 4 ​10
175
175 4 ​10
4 ​10 0 ​6

0,75 00
0,75
0,75 03
0,75 0 ​6

0,15 ​0 00

0 03
0,15 ​0 0 ​6

0 00
0,15 ​0 03

0 0 ​6

0,15 ​0 00

0 03
0,15 ​0 0 ​6

0 00
0,15 ​0 03

0 0 ​6

0,15 ​0 00

0 03
0,15 ​0 0 ​6

0 00
0 ​6 03

00 0 ​6

03 00
03 00
0 ​6 03

00 0 ​6

03 00
0 ​6 03

00 0 ​6

03 00
0 ​6 03

00 0 ​6

03 00
0 ​6 03

00 0 ​6

03 00
0 ​6 03

00 40 ​0

03 2,5
0 ​6 40 ​0

00 2,5

03 40 ​0

0 ​6 2,5

00 40 ​0

03 2,5
0 ​6 40 ​0
2,5 2,5
40 ​0 0,5

2,5 10 0
0,5
40 ​0
10 0
2,5 0,5
40 ​0
10 0
0,5
2,5
40 ​0 10 0
0,5
2,5
10 0
40 ​0 0,5

2,5 10 0
0,5
40 ​0
10 0
2,5 0,5
40 ​0
10 0
0,5
2,5
40 ​0 10 0
0,5
2,5
10 0
40 ​0

Total 352 14,9 9 53

Jumlah 1.010,54 40,7 31 163

31
Lampiran 6. ​Perencanaan Menu Hari Ke-3 ( Senin, 28 Oktober 2019)
Jadwal Menu Bahan
Makanan
KH
(gr)
Pagi Nasi
lunak
Sop
daging
dan
kentang
Wortel
Berat
(gr)
E
(kkal)

P ​(gr)

L ​(gr)
Nasi lunak
200
175 4 0 40 Daging sapi

25 47,5 ​5 3 0 Kentang

50 43,75
​ ​1 0 10 Wortel

25 12,5
​ ​0,75 0 2,5 Minyak

5
45

0
Selingan Agar-agar Tepung
00000
agar-agar
Total 323,75 10,75 8 52,5
Siang Nasi
lunak
Ayam
kecap
Bening
wortel
Buah
Minyak
Nasi lunak
300

262,5 6 0 60 Ayam 50 95 ​10 6 0 Wortel


50 25 1,5 0 5 Semangka
​ 100 ​40 0 0 10 Minyak

45

0
Selingan Agar-agar Tepung
agar-agar
00000
Total 467,5 17,5 11 99
Malam Nasi
lunak
Ikan
fresto
Nasi lunak
300
262,5 6 0 60 Ikan

25 47,5 ​5 3 0 Tauge

25 12,5

0,75
0 2,5
Wortel

25
12,5 0,75 ​0 2,5
​ Buah 100 40 ​0 0 10 Minyak

45

0
32

Bening

tauge dan

wortel

Buah

Total 420 12,5 8 75

Jumlah 1.211,25 40,75 27 202,5


33

Lampiran 7
Hasil Recall Hari Ke-3 Asupan Makan Pasien ( Senin, 28 oktober
2019)
KH
Jadwal Menu Bahan KH

Makanan (gr)
Berat (gr)
(gr)
(gr)
(gr)
E
(gr)
E
Pagi Nasi
(kkal)
(kkal) lunak

P ​(gr) Sop

P ​(gr) daging

P ​(gr) dan

kentang
P ​(gr)
Wortel
P ​(gr)

P ​(gr)

L ​(gr)

L ​(gr)

L ​(gr)
100
L ​(gr) 100
L ​(gr)
25 ​50
L ​(gr)
25
L ​(gr)
KH 2,5
KH 25 ​50
KH
47,5
25
43,75
2,5 43,75
25 ​50 43,75

12,5
25 12,5
12,5
2,5
25 ​50 22,5
22,5
25 22,5

2 ​5 1
2,5
25 ​50 0,75 0
2 ​5 1
25

2,5 0,75 0

25 ​50 2 ​5 1

25 0,75 0
2 ​5 1
2,5
25 ​50 0,75 0
2 ​5 1
25

2,5 0,75 0

25 ​50 2 ​5 1

25 0,75 0
2 ​5 1
2,5
87,5
87,5 0,75 0
87,5 2 ​5 1

47,5
0,75 0
47,5
2 ​5 1 0 2,5

0,75 0 0 ​3 0

2 ​5 1 0 2,5

0,75 0 0 ​3 0

2 ​5 1 0 2,5

0,75 0 0 ​3 0

2 ​5 1 0 2,5

0,75 0 0 ​3 0

2 ​5 1 0 2,5

0,75 0 0 ​3 0

2 ​5 1 0 2,5

0,75 0 0 ​3 0

2 ​5 1 0 2,5

0,75 0 0 ​3 0

2 ​5 1 0 2,5

0,75 0 0 ​3 0

2 ​5 1 0 2,5

0,75 0 0 ​3 0

0 ​3 0 0 2,5

0 2,5 0 ​3 0

0 ​3 0 0 2,5

0 2,5 0 ​3 0

0 ​3 0 0 2,5
0 ​3 0 20 ​0

0 2,5 10
0 ​3 0 2,5 0

0 2,5 20 ​0

0 ​3 0 10

0 2,5 2,5 0
0 ​3 0 20 ​0

0 2,5 10
20 ​0 2,5 0

10 20 ​0

2,5 0 10
20 ​0 2,5 0

10 20 ​0

2,5 0 10
20 ​0 2,5 0

10 20 ​0

2,5 0 10
20 ​0 2,5 0

10 20 ​0

2,5 0 10
20 ​0 2,5 0

10 20 ​0

2,5 0 10
2,5 0
20 ​0 Total 213,75 8,75 5,5 32,5

Siang Nasi
10
250
2,5 0
250
20 ​0 218,75
218,75
10 218,75

2,5 0 5 ​10
20 ​0
0,9 0
10 0
2,5 0 5 ​10
20 ​0
0,9 0
10 0
2,5 0 5 ​10
20 ​0
0,9 0
10 0
2,5 0 5 ​10
20 ​0
0,9 0
10 0
2,5 0 0 ​6

00

Selingan Agar-agar Tepung 5


0 ​6
agar-agar
00000
00
5 Buah

0 ​6 Minyak

00

5
0 ​6

50
00

5 30
50
50 ​0
30
3 10 50

0 30
50
50 ​0
30
3 10
100 ​5
0
50 ​0 100 ​5

100 ​5
3 10
100 ​5
0
95
50 ​0
15
3 10
40
0
lunak 45
95
Ayam
15
kecap
40
Bening

wortel 45
95
40
15
45
40 95

45 15
95
40
15
45
40
5 ​10
45
95 0,9 0

15 0
5 ​10
40

45 0,9 0
95
0
15 5 ​10

40 0,9 0
45 0
95
5 ​10
15
0,9 0
40
0
45
95 5 ​10

15 0,9 0

40 0

45 5 ​10
95
0,9 0
15
0 00
5 ​10 5

0,9 0 0 ​6

0 00
5 ​10 5

0,9 0 0 ​6

0 00
5 ​10 5

0,9 0 0 ​6

0 00
5 ​10 5

0,9 0 0 ​6

0 00
5 ​10 5

0,9 0 0 ​6

0 00
0 ​6 5

00 0 ​6

5 00
0 ​6 5

00 0 ​6

5 00
0 ​6 5
0 ​6 0

00 50 ​0

5 3 10
0 ​6 0

00 50 ​0

5 3 10
50 ​0 0

3 10 50 ​0

0 3 10
50 ​0 0

3 10 50 ​0

0 3 10
50 ​0 0

3 10 50 ​0

0 3 10
50 ​0 0

3 10 50 ​0

0 3 10
50 ​0 0

3 10 50 ​0

0 3 10
50 ​0 0

3 10
agar-agar
00000

Selingan Agar-agar Tepung

Total 413,75 15,9 11 63

Jumlah 627,5 24,65 16,5 95,5

34

Lampiran 8

Foto Makanan Sebelum Pemberian Dan Sesudah Pemberian pada hari


ke-1

Pagi

Sebelum Sesudah

Selingan
Siang

35

Selingan
Malam
36

Lampiran 9

Foto Makanan Sebelum Pemberian Dan Sesudah Pemberian pada hari


ke-2
Pagi

Sebelum Sesudah

Selingan

Siang
37

Selingan

Malam
38

Lampiran 10

Foto Makanan Sebelum Pemberian Dan Sesudah Pemberian pada hari


ke-3

Pagi

Sebelum Sesudah
Selingan

Siang

39
40

Anda mungkin juga menyukai