Anda di halaman 1dari 7

HIGIENE PENJAMAH DAN SANITASI

PENGELOLAAN MAKANAN DI INSTALASI GIZI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN
KOTA KEDIRI
Iqdhana Chantika
Dadiek Sumardianto
Ningsih Dewi Sumaningrum
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
e-mail: chantieqa92@gmail.com

Abstract: This study aims to identify the hygiene and sanitation of food processing in
the Installation Nutrition Regional General Hospital Gambiran Kediri. This type of
research is descriptive observational. The study population was food handlers in the
Installation Nutrition totaling 29 respondents composed of 20 food processors and
renderers 9 lodging in Graha Wijaya Kusuma. By using sampling techniques was
obtained total number of samples, namely 29 respondents. Installation of Nutrition
showed that in hospitals Gambiran of Kediri in the category qualify yet because there
are still 20.7% handlers who had suffered from typhoid and tuberculosis suspect 3.4%,
100% handlers do not have a course certificate hygiene and sanitation, 3.4% handlers
who did not have a medical examination and medical examination of books and 44.8%
handlers have never been vaccinated, 91.4% food management in the category qualify,
as well as 95% of food processing equipment in the category qualify. Rate food hygiene
and sanitation of food in hospitals Gambiran Nutrition Installation of Kediri conducted
by Ministry of Health of the Republic of Indonesia. No.1096 / Menkes / Per / VI / 2011
on Sanitation Hygiene Hospitality.

Keywords: hygiene of food handlers, food sanitation, hospitals

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi higiene dan sanitasi


pengelolaan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota
Kediri. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional. Populasi
penelitian ini adalah penjamah makanan di Instalasi Gizi berjumlah 29 responden terdiri
dari 20 orang pengolah makanan dan 9 orang penyaji khusus di Graha Wijaya Kusuma.
Dengan menggunakan teknik total sampling diperoleh jumlah sampel, yaitu 29
responden. Menunjukan bahwa pada Instalasi Gizi RSUD Gambiran Kota Kediri dalam
kategori belum memenuhi syarat karena masih ada 20,7% penjamah yang pernah
menderita penyakit tipus dan 3,4% suspect TBC, 100% penjamah tidak memiliki
sertifikat kursus higiene sanitasi, 3,4% penjamah yang tidak melakukan pemeriksaan
kesehatan dan tidak memiliki buku pemeriksaan kesehatan serta 44,8% penjamah belum
pernah divaksinasi, 91,4% tempat pengelolaan makanan dalam kategori memenuhi
syarat, serta 95% peralatan pengelolaan makanan dalam kategori memenuhi syarat.
Penilaian higiene makanan dan sanitasi pengelolaan makanan di Instalasi Gizi RSUD
Gambiran Kota Kediri dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. No.1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga.

Kata kunci: higiene penjamah makanan, sanitasi makanan, rumah sakit

Makanan merupakan salah satu sumber Oleh karena itu makanan yang
penting untuk kelangsungan hidup berkualitas baik harus bergizi tinggi,
manusia dan merupakan kebutuhan mempunyai rasa yang lezat, menarik,
dasar manusia yang wajib dipenuhi guna bersih dan tidak membahayakan bagi
menjaga kesehatan, meningkatkan tubuh, untuk itu diperlukan sistem
kecerdasan dan produktivitas kerjanya.

7
8 Jurnal Preventia, Vol 1 No 1 Juni 2016

penyelenggaraan yang baik (Wulandari, menunjang kegiatan pelayanan medis


2011). diperlukan tempat pengolahan makanan
Menurut WHO pada tahun 2005 yang kegiatannya berada di instalasi gizi
terdapat 1,8 juta orang meninggal karena rumah sakit (Djarismawati, 2004).
diare dan kontaminasi air minum. Pelayanan gizi di rumah sakit
Bahkan setiap tahun, Amerika Serikat merupakan pelayanan yang mendukung
mengalami 76 juta kasus keracunan upaya penyembuhan penderita dalam
makanan, 325 orang dirawat, dan 5000 waktu sesingkat mungkin. Makanan
orang meninggal dunia (ALPI, 2011). Di yang memenuhi kebutuhan gizi akan
Amerika Serikat 25 % dari semua mempercepat penyembuhan dan
penyebaran penyakit melalui makanan, memperpendek hari rawat. Makanan
disebabkan pengolah makanan yang yang tidak dikelola dengan baik dan
terinfeksi dan higiene perorangan yang benar oleh penjamah makanan dapat
buruk (Maria, 2011). Data dari Badan menimbulkan dampak negatif seperti
POM pada 2010 juga menunjukkan penyakit dan keracunan akibat bahan
tentang kasus keracunan makanan di kimia, mikroorganisme, tumbuhan atau
Indonesia yang memakan korban 3050 hewan, serta dapat pula menimbulkan
orang dan 17 orang diantaranya alergi (Maria, 2011).
meninggal dunia (ALPI, 2011). Pada Pada penelitian sebelumnya yang
2011 terjadi 128 KLB keracunan pangan dilakukan oleh Agustria (2010) dengan
di Indonesia. KLB keracunan pangan judul Tinjauan Higiene dan Sanitasi
pada 2012 paling banyak terjadi pada dalam penyelenggaraan makanan di
pangan jajanan, pangan jasa boga dan Instalasi Gizi RSU Artha Medica Binjai,
masakan rumah tangga, yaitu 66% dan hanya meneliti terkait pengadaan bahan
mengalami peningkatan menjadi 76 % makanan, penyimpanan, pengolahan dan
pada 2013 (Kompas, 2013). penyajian makanan sesuai dengan
Di Kota Kediri kasus keracunan Keputusan Menteri Kesehatan No.
massal terjadi pada ratusan siswa SD se- 1204/MENKES/SK/X/2004. Hasil
Kecamatan Pesantren pada tahun 2012. penelitian dapat dijadikan sebagai bahan
Keracunan makanan ini diduga akibat pertimbangan dalam pengambilan
mengkonsumsi mie ayam yang keputusan dalam rangka meningkatkan
bungkusnya terbuat dari plastik yang kinerja rumah sakit terkait higiene dan
mengandung zat Styrofoam serta sanitasi.
menggunakan air sumur untuk kuah
pangsit mienya. Berdasarkan catatan, METODE
jumlah korban mencapai 160 orang Desain penelitian yang digunakan
(Kompas, 2012). Faktor kebersihan adalah deskriptif observasional dengan
penjamah atau petugas makanan dalam pendekatan cross sectional study dan
istilah populernya disebut higiene pengambilan sampel dipilih secara total
perorangan merupakan prosedur sampling, dengan jumlah sampel
menjaga kebersihan dalam pengelolaan sebanyak 29 responden. 20 orang tenaga
makanan yang aman dan sehat untuk pengolah makanan di Instalasi Gizi dan
mencegah kontaminasi pada makanan orang penyaji khusus di Graha Wijaya
yang ditangani, seperti pencucian Kusuma RSUD Gambiran Kota Kediri.
tangan, kebersihan dan kesehatan diri Instrumen penelitian yang digunakan
(Maria, 2011). Masalah sanitasi adalah lembar kuesioner dan lembar
makanan sangat penting, terutama observasi (checklist). Untuk analisis data
ditempat-tempat umum yang erat digunakan analisis deskriptif dengan
kaitannya dengan pelayanan untuk orang rumus
banyak. Rumah sakit merupakan salah
satu tempat umum yang memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat dengan
inti pelayanan medis. Agar dapat
Chantika, dkk, Higiene Penjamah dan Sanitasi 9

HASIL sarung tangan, celemek, tutup kepala,


Higiene Makanan dari Aspek Orang sandal, masker, berbicara dan makan
Berdasarkan penelitian yang telah saat mengolah dan menyajikan
dilakukan pada higiene makanan dari makanan. Nilai tertinggi untuk indikator
aspek orang dengan persyaratan sehat, yang tidak memenuhi syarat adalah
memiliki sertifikat kursus higiene masker, yaitu 44,8% penjamah makanan
sanitasi serta melakukan pemeriksaan tidak menggunakan masker pada saat
kesehatan di Instalasi Gizi RSUD mengolah makanan.
Gambiran Kota Kediri, diperoleh hasil
20,7% penjamah makanan pernah Tempat Pengelolaan Makanan
menderita penyakit tipus serta 3,4% Berdasarkan observasi yang
suspect TBC. Hal ini dibuktikan dari dilakukan pada tempat pengelolan
hasil pemeriksaan kesehatan berupa makanan, yaitu lokasi dan bangunan
pemeriksaan darah lengkap dan serta fasilitas sanitasi di Instalasi Gizi
pemeriksaan rontgen yang dilakukan RSUD Gambiran Kota Kediri diperoleh
oleh penjamah. Higiene makanan dari hasil 8,6% dari persyaratan lokasi dan
aspek orang (kebiasaan). Selain keadaan bangunan tidak memenuhi syarat. Dari
sehat, diperoleh hasil untuk persyaratan persyaratan yang tidak memenuhi
memiliki sertifikat higiene sanitasi, yaitu tersebut, antara lain lantai yang retak
17,2% penjamah makanan belum pernah dan tidak konus serta pintu Instalasi Gizi
mengikuti kursus/pelatihan/dilatih yang tidak menutup sendiri dan
higiene sanitasi karena 3,4% penjamah membuka ke arah luar
makanan berpendidikan SD, 10,3%
berpendidikan SMP serta 3,4% Peralatan Pengelolaan Makanan
merupakan pegawai baru di Instalasi Berdasarkan observasi yang
Gizi RSUD Gambiran Kota Kediri. dilaukan pada peralatan pengelolaan
100% penjamah makanan di Instalasi makanan, yaitu peralatan makan dan
Gizi RSUD Gambiran Kota Kediri tidak masak, fasilitas pencucian peralatan, alat
memiliki sertifikat kursus higiene angkut makanan serta wadah makanan
sanitasi karena penjamah belum pernah diperoleh hasil hanya 5% yang tidak
mengikuti kursus/ pelatihan yang memenuhi syarat, yaitu persyaratan
diselenggarakan oleh Kementerian wadah makanan.
Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi,
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atau PEMBAHASAN
lembaga/ institusi lain sesuai dengan Higiene Makanan dari Aspek Orang
peraturan perundang-undangan. Untuk penjamah makanan yang
suspect TBC masih bekerja di Instalasi
Higiene Makanan dari Aspek Orang Gizi dan sedang dalam pengobatan.
(Kebiasaan) Padahal menurut Peraturan Menteri
Berdasarkan observasi yang telah Kesehatan Republik Indonesia No.
dilakukan pada higiene makanan dari 1096/ MENKES/PER/VI/2011 tentang
aspek orang (kebiasaan yang dilakukan Higiene Sanitasi Jasa Boga
penjamah makanan) di Instalasi Gizi menyebutkan bahwa penjamah makanan
RSUD Gambiran Kota Kediri, diperoleh harus berbadan sehat yang dibuktikan
hasil 100% dalam kategori memenuhi dengan surat keterangan dokter serta
syarat karena 29 responden tidak mengidap penyakit menular seperti
mendapatkan skor antara 15-21. Skor tipus, kolera, TBC, hepatitis, dll atau
tersebut termasuk dalam kategori baik pembawa kuman (carrier) (Depkes RI,
memenuhi syarat. Dari 21 indikator 2011).
kebiasaan penjamah saat mengolah dan Penjamah makanan yang carrier
menyajikan makanan, terdapat 7 (pembawa kuman patogen) berpotensi
indikator yang tidak memenuhi syarat. menularkan kepada masyarakat umum
Indikator tersebut, antara lain memakai atau pasien di rumah sakit. Dimana
10 Jurnal Preventia, Vol 1 No 1 Juni 2016

carrier merupakan sumber kontaminasi tahun 2013. Pemeriksaan untuk


yang lebih penting daripada kasus klinis penjamah makanan di Instalasi Gizi
yang jelas sehingga deteksi carrier RSUD Gambiran Kota Kediri meliputi
penting sebagai tindakan pencegahan (1) pemeriksaan darah lengkap yang
dan pengendalian penularan penyakit meliputi, pemeriksaan gula darah,
khususnya pada penjamah makanan kolesterol, dll. (2) Pemeriksaan feces
(Nova, 2013). Selama ini penjamah yang bertujuan untuk mengetahui ada
hanya dilatih atau diberikan penyuluhan tidaknya bakteri e.colli, (3) pemeriksaan
oleh pihak rumah sakit serta ada juga urin serta (4) pemeriksaan rontgen.
yang mendapatkan pengetahuan tentang Tetapi 3,4% penjamah makanan tidak
higiene sanitasi pada saat di Sekolah selalu mengikuti pemeriksaan dan belum
Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini memilki buku pemeriksaan kesehatan
tidak sesuai dengan Peraturan Menteri karena penjamah tersebut merupakan
Kesehatan Republik Indonesia No. pegawai baru di Instalasi Gizi. Selain itu
1096/ MENKES/ PER/ VI/2011 tentang 44,8% penjamah belum pernah
Higiene Sanitasi Jasa Boga divaksinasi karena vaksinasi hanya
menyebutkan bahwa tenaga pengolah dilakukan kepada penjamah yang telah
makanan harus memiliki sertifikat lama bekerja di Instalasi Gizi. Menurut
kursus higiene sanitasi makanan, serta Peraturan Menteri Kesehatan Republik
dalam rangka meningkatkan Indonesia No.
pengetahuan dan ketrampilan sumber 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang
daya manusia yang bekerja di jasa boga Higiene Sanitasi Jasa Boga
dapat dilakukan pelatihan/kursus higiene menyebutkan bahwa setiap tenaga
sanitasi makanan. Pelatihan/kursus penjamah makanan harus melakukan
higiene sanitasi makanan dapat pemeriksaan kesehatan secara berkala
diselenggarakan oleh Kementerian minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, tahun bekerja (Depkes RI, 2011). Jika
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pemeriksaan kesehatan hanya dilakukan
lembaga/institusi lain sesuai ketentuan 1 (satu) tahun sekali maka sulit untuk
peraturan perundangundangan (Depkes dilakukan pengawasan terhadap
RI, 2011). Institusi kesehatan yang penjamah makanan dalam hal status
mengelola makanan pasien seperti kesehatanya. Hal ini dapat
rumah sakit dituntut meningkatkan memungkinkan terjadinya kontaminasi
kualitas makanan, baik dari segi rasa, mikroba melalui penjamah makanan
nilai gizi dan juga keamanannya. Untuk yang pada akhirnya dapat menyebabkan
itu diperlukan sumber daya manusia keracunan makanan atau infeksi
yang mempunyai kemampuan dan makanan.
pengetahuan yang baik terutama
masalah higiene sanitasi, dengan Higiene Makanan dari Aspek Orang
dilakukan kursus sebelum mendapatkan (Kebiasaan)
sertifikat, penjamah makanan akan Kebersihan penjamah makanan
mengetahui manfaat dan cara produksi dalam istilah populernya disebut higiene
pangan yang baik (Radar Banyumas, perorangan, merupakan kunci
2013). Untuk persyaratan melakukan kebersihan dalam pengolahan makanan
pemeriksaan kesehatan, diperoleh hasil yang aman dan sehat. Dengan demikian,
setiap penjamah makanan melakukan penjamah makanan harus mengikuti
pemeriksaan kesehatan sebelum diterima prosedur yang memadai untuk mencegah
menjadi pegawai di Instalasi Gizi RSUD kontaminasi pada makanan yang
Gambiran Kota Kediri. Di RSUD ditanganinya (Setyorini, 2013).
Gambiran Kota Kediri juga selalu Sebenarnya di Instalasi Gizi RSUD
diadakan pemeriksaan secara berkala Gambiran Kota Kediri telah dibuat
setiap 1 tahun sekali. Pemeriksaan peraturan serta pemberian hadiah bagi
terakhir dilakukan pada bulan November
Chantika, dkk, Higiene Penjamah dan Sanitasi 11

penjamah makanan yang displin untuk masih ada penjamah yang pernah
selalu menjaga kebersihan diri, namun menderita penyakit tipus dan suspect
masih saja terdapat penjamah yang tidak TBC, penjamah tidak memiliki sertifikat
disiplin pada saat bekerja kursus higiene sanitasi tetapi pernah
dilatih dan diberikan penyuluhan oleh
Tempat Pengelolaan Makanan pihak rumah sakit serta mendapat
Menurut Peraturan Menteri pengetahuan higiene sanitasi pada saat
Kesehatan Republik Indonesia No. di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
1096/ MENKES/ PER/ VI/2011 tentang penjamah yang tidak melakukan
Higiene Sanitasi Jasa Boga, lantai di pemeriksaan kesehatan dan tidak
tempat pengolahan makanan tidak boleh memiliki buku pemeriksaan kesehatan
retak dan harus konus. Sedangan untuk serta penjamah belum pernah
pintu harus menutup sendiri dan divaksinasi. Tempat pengelolaan
membuka ke arah luar. Untuk makanan di Instalasi Gizi RSUD
persyaratan fasilitas sanitasi, seperti Gambiran Kota Kediri yang meliputi
tersedianya air bersih, jamban dan lokasi dan bangunan serta fasilitas
urinoir, kamar mandi, tempat sampah, sanitasi dalam kategori baik memenuhi
serta tempat cuci tangan 100% syarat sesuai dengan Peraturan Menteri
memenuhi syarat. Kesehatan Republik Indonesia No.
1096/ MENKES/ PER/ VI/2011 tentang
Peralatan Pengelolaan Makanan Higiene Sanitasi Jasa Boga. Peralatan
Wadah makanan yang digunakan di pengelolaan makanan di Instalasi Gizi
Instalasi Gizi tidak memiliki tutup dan RSUD Gambiran Kota Kediri yang
menutup dengan sempurna, karena meliputi peralatan makan & masak,
wadah makanan berupa piring dan tempat pencucian peralatan, alat angkut,
mangkok yang ditutup dengan plastik serta wadah makanan dalam kategori
wrapping untuk VIP, kelas 1 dan 2. baik memenuhi syarat sesuai dengan
Wadah makanan berupa plato untuk Peraturan Menteri Kesehatan Republik
kelas 3 tidak memiliki tutup dan tidak Indonesia No.
ditutup dengan plastik wrapping dan 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang
khusus untuk Irna Bougenville yang Higiene Sanitasi Jasa Boga.
letaknya agak jauh menggunakan wadah
berupa foam yang memiliki tutup. Aspek SARAN
peralatan juga menjadi bagian penting 1. Perlu diadakan pelatihan/kursus
selain lokasi dan bangunan serta fasilitas higiene dan sanitasi untuk
sanitasi. Peralatan merupakan alat yang penjamah makanan. Pihak rumah
bersentuhan langsung dengan makanan, sakit dapat bekerjasama dengan
untuk menghindari terjadinya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
kontaminasi maka peralatan yang atau lembaga/institusi lain sesuai
digunakan untuk mengolah dan ketentuan peraturan
menyajikan makanan harus sesuai perundangundangan.
dengan peruntukannya dan memenuhi 2. Sebaiknya pihak rumah sakit
syarat higiene sanitasi. melakukan pemeriksaan kesehatan
minimal 2 kali dalam 1 tahun
KESIMPULAN sehingga dapat diketahui kondisi
Higiene makanan dari aspek penjamah makanan serta dilakukan
penjamah makanan yang meliputi pemeriksaan kesehatan secara rutin
keadaan sehat, memiliki sertifikat kursus berdasarkan riwayat penyakit
higiene sanitasi, melakukan pemeriksaan penjamah makanan sehingga dapat
kesehatan serta kebiasaan yang diketahui perkembangan
dilakukan oleh penjamah makanan di penyakitnya.
Instalasi Gizi RSUD Gambiran Kota
Kediri belum memenuhi syarat. Karena
12 Jurnal Preventia, Vol 1 No 1 Juni 2016

3. Dilakukan juga pemeriksaan zatstyrofoam.html. Diakses 19


sputum atau dahak untuk Februari 2014. Pukul 07:32.
mengetahui ada tidaknya bakteri Kompas. 2013. Sebab dan Cara Cegah
penyebab TBC atau penyakit paru- KontaminasiMakanan.http://health.
paru lainnya, khususnya untuk kom
penjamah yang suspect TBC. pas.com/read/2013/12/12/1207102/
4. Sebaiknya pihak rumah sakit Sebab.dan.Cara.
memberikan vaksinasi, misal vaksin Cegah.Kontaminasi.Makanan.
hepatitis kepada semua penjamah Diakses 18 Februari 2014. Pukul
makanan, khususnya untuk pegawai 20:30.
baru. Jadi sebelum pegawai baru Maria, Yosvita. 2011. Pengetahuan dan
tersebut bekerja sebaiknya Perilaku Higiene Tenaga Pengolah
divaksinasi terlebih dahulu untuk Makanan di Instalasi Gizi Rumah
mencegah timbulnya penyakit. sakit Umum daerah dr. Kanujoso
5. Sebaiknya pintu Instalasi Gizi Djatiwibowo Balikpapan.
diganti dengan pintu yang menutup eprints.undip. ac.id/32574/1/386
sendiri dan membuka ke arah luar _Yosvita_ Maria_G2C309009.pdf.
serta wadah makanan seperti plato Diakses pada tanggal 7 Oktober
sebaiknya dibungkus plastik 2013. Pukul 12:57.
wrapping untuk mencegah Nova, Desti. 2013. Pemeriksaan Bakteri
kontaminasi mikroba pada saat Aerob Patogen pada Usap Dubur
pendistribusian makanan. Penjamah Makanan di Instalasi
Gizi RS X.
DAFTAR RUJUKAN http://repository.unri.ac.id/xmlui/bi
Agustria. 2010. Tinjauan Higiene dan tstream/handle/123456789/4740/R
Sanitasi dalam Penyelenggaraan epositori%20desti.pdf?.sequence=
Makanan di Instalasi Gizi RSU 1. Diakses 16 April 2014. Pukul
Artha Medica Binjai. 6:30.
repository.usu.ac.id/bitstream/1234 Depkes RI. 2011. Peraturan Menteri
56789/21139/7/Cover.pdf. Diakses Kesehatan.No.1096/MENKES/PER/
pada tanggal 25 November. Pukul VI/2011Higiene Sanitasi Jasa
08:50. Boga. Jakarta.
ALPI. 2011. Isu Terbaru Keamanan Radar Banyumas. 2013. Penjamah
Pangan Global. Makanan Harus Memiliki Sertifikat.
www.alpindonesia.org/index1.php www.radarbanyumas.co.id/penjama
?view&id=621. Diakses pada h-makanan-harus-
tanggal 25 november 2013. Pukul memilikisertifikat/. Diakses 15
10:50. April 2014. Pukul 19:15.
Djarismawati, dkk. 2004. Pengetahuan Setyorini, Endah. 2013. Hubungan
dan Perilaku Penjamah tentang Praktek Higiene Pedagang dengan
Sanitasi Pengolahan Makanan Keberadaan Escherichia Coli pada
pada Instalasi Gizi Rumah Sakit di Rujak yang di Jual di Sekitar
Jakarta.ejournal.litbang.depkes.go.i Kampus Universitas Negeri
d/index.php/MPK/article/view/905/ Semarang.
819. Diakses pada tanggal 5 http://lib.unnes.ac.id/18904/1/
November 2013. Pukul 19:39. 6450408131.pdf. Diakses 15 April.
Kompas. 2012. Diduga, keracunan 19:36.
massal siswa SD akibat zat Wulandari, Melii. 2011. Gambaran
Styrofoam. Higiene dan Sanitasi Penjamah
http://forum.kompas.com/nasional/ Makanan di Rumah Sakit Haji
224796-diduga-keracunan- Jakarta. Perpus.fkik.uinjkt.ac.
massalsiswa-sd-akibat- id/file_ digital/ Melii%
Chantika, dkk, Higiene Penjamah dan Sanitasi 13

20Wulandari. pdf. Diakses pada


tanggal 5 November 2013. Pukul
20:51.

Anda mungkin juga menyukai