Akademi Gizi (2014) Standar Praktik dan Standar Kompetensi Profesional untuk RD
SN berkaitan dengan aktivitas fisik termasuk manajemen berat badan, latihan dan performa fisik. Gizi
bermain peran penting dalam pencegahan dan mengatasi obesitas dan penyakit kronis dan untuk
mempertahankan kesehatan dan kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik, olahraga dan berbagai
aspek performa fisik.
1. Kualitas praktik
3. Ketentuan pelayanan
4. Aplikasi penelitian
Novice (pemula), Advanced Beginner, Competent (mampu), Proficient (cakap), Expert (ahli)
RDN memulai praktik setelah mendapat STR. Mengakuisisi tambahan skill dalam rangka
melanjutkan pendidikan formal. Teknikal training dan interaksi profesional untuk meningkatkan
kemampuan. 7area tidak terbatas pada komunitas, klinik, konsultasi dan bisnis, penelitian,
pendidikan, manajemen pangan dan gizi.
≥3 tahun masuk profesi, telah melakukan pekerjaan dan skil operasional, perlu tugas spesialis.
Derajat tertinggi dari skill dan pengetahuan dengan tambahan pendidikan formal, pengalaman
dan pelatihan. Karakter kepemimpinan dan visi, mendemonstrasikan perencanaan efektif,
pendapatan, evaluasi, dan komunikasi target hasil. Tanggungjawab lebih luas dan kompleks.
Tubuh manusia harus disuplai dengan energi untuk melakukan berbagai fungsi
Suplai energi untuk tubuh berasal dari metabolism aerobik dan anaerobik
ATP disimpan di dalam otot dalam jumlah yang terbatas. Pemisahan ikatan energi tingkat
tinggi melepaskan adenosine diphosphate (ADP), inorganic phosphate (P) dan energi yang
dapat digunakan untuk banyak proses tubuh termasuk kontraksi otot. ATP yang tersimpan
dapat digunakan maksimal dengan cepat, semua ledakan kekuatan yang berlangsung sekitar
satu detik. ATP harus diisi ulang dari sumber lain untuk keberlangsungan kontraksi otot.
Serat Otot
- Kontrak (slide mendekat bersamaan) ketika seuah impuls saraf meningkatkan Ca2+
Resintesis ATP
PCr (phosphocreatine) disimpan di dalam otot dalam jumlah terbatas. Pemisahan ikatan
energi tinggi dapat digunakan untuk sintesis cepat. ATP dari ADP dan P.
ATP dan PCr disebut fosfagen dan bersama menghadirkan sistem energi ATP-PCr. Sistem in
berguna secara primer untuk kecepatan, maksimal latihan bertahan lama hingga 1-6 detik
seperti lari sprint.
Glikogen otot dapat menguraikan tanpa penggunaan oksigen. Proses ini disebut glikolisis
anaerobik. ATP diproduksi dengan cepat tetapi asam laktat sebagai produk akhir. Asam laktat
dapat menjadi penyebab utama kelelahan otot. Sistem energi asam laktat digunakan secara
primer selama latihan dengan intensitas berat, maksimal 30-120 detik.
Piruvat: Kondisi anaerobik
Di bawah kondisi anaerobik (tanpa oksigen), piruvat dikonversi menjadi laktat, NADH
dioksidasi menjadi NAD+, membuat glikolisis berlanjut, akumulasi laktat di dalam darah
menyebabkan kelelahan
Jalur Aerobik
Asetil koA masuk siklus TCA, membentuk 36-38 ATP per molekul glukosa
Anaerobik vs Aerobik
Aerobik: berenang, bersepeda, jogging, gym, dansa aerobik, mendaki (240 detik)
ATP: 4 detik
90-120 detik usaha maksimum membutuhkan 50% energi dari setiap proses aerobik dan
anaerobic. Jalur asam laktat untuk produksi energi pada titik maksimum.
Intensitas <-- Produksi energi dan latihan <-- durasi dan tipe aktivitas
Intensitas
- Glukosa plasma (fed) sedikit menurun namun masih tetap ada hingga 4 jam lebih
- FFA plasma meningkat
- TG otot tetap
a. Energi: komponen yang palling penting untuk keberhasilan latihan dan performa
Makrinutrien: KH, P, L
Lk 1600-1800
SDA adalah penggunaan energi sebagai akibat dari makanan itu sendiri, yaitu pencernaan,
absorbsi, dan transportasi zat gizi. Diukur berdasarkan 10% dari besarnya BMR.
CONTOH
BB Adjusted 74,8 75 kg
Karbohidrat
Latihan moderat hingga berat 60-70% dari total kalori (5-8 g/kg/hari)
KH sebelum latihan menahan rasa lapar, mempertahankan kadar gula darah, 3-4 jam sebelum
event
Untuk atlet yang berkompetisi dalam event seperti lari atau berenang, sepakbola, basket, voli,
turnamen gulat, bergizi, makanan yang mudah dicerna dan memperhatikan pemilihan cairan.
Seorang atlet sebaiknya mempertimbangkan jumlah waktu antara makan dan performa ketika
memilih makanan selama kompetisi. Menu yang direkomendasikan:
- 1 smoothie rendah gula dengan beri, pisang, dan 1 scoop kedelai atau whey protein
- Putih telur orak arik dengan roti putih panggang (selai rendah gula) dan pisang
- 1 bagel dengan krim keju bebas lemak atau rendah lemak dan jelly rendah gula dan 1
pisang
- 85 gr dada ayam panggang dengan kentang potong kecil panggang, roll dan air
- 1 kaleng sport shake rendah lemak dengan tidak lebih dari 25 gr protein, 1 sport bar, 1
pisang dan air
PROTEIN
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein untuk atlet: usia, jenis kelamin, berat, level fitness, fase
training
Nitrogen balance
Atlet endurance: 1,2-1,4 gr/kg/hari
LEMAK
Kebutuhan: 25-35% total kalori (0,5-1,5 g/kg/hari) cth: 98-137 gr atau 37,5-112,5 gr/hari
Oksidasi lemak menurun ketika intensitas latihan meningkat bergantung pada produksi anaerobic
VITAMIN
B : bagian dari koenzim dari siklus energi, meningkatkan metabolism energi, membutuhkan banyak
vitamin B
C : terlibat dalam jalur penting metabolisme yang penting untuk latihan dan kesehatan atlet
E : melindungi dari serangan kerusakan oksidatif karena latihan dan perubahan respon imun
MINERAL
Fe : performa kritis, transportasi oksigen dari paru ke jaringan, komponen vital enzim sitokrom terlibat
dalam produksi ATP
Ca : mencegah osteoporosis, khususnya wanita, menstruasi tidak teratur/amenor, kerapuhan tulang yang
parah, extra kalsium tidak mengimbangi ketidakteraturan mens, kesehatan tulang, mencegah stres
fraktur
ANTIOKSIDAN
Jus ceri membantu mengurangi inflamasi, kerusakan oror dan stres oksidatif pada pelari marathon
CAIRAN
Keseimbangan cairan mempertahankan volume darah, mensuplai darah ke kulit dan regulasi suhu tubuh
1. Pantau kehilangan cairanL Berat sebelum dan sesudah latihan khususnya selama musim panas
dan kondisi musim
4. Minum lebih awal dan pada interval yang teratur selama beraktivitas
5. Jangan mengonsumsi alkohol sebelum, selama dan sesudah latihan karena dapat menjadi
diuretik dan mencegah penambahan cairan
6. Menghindari minuman berkafein selama beberapa jam sebelum dan setelah aktivitas fisik
karena efek diuretik
a. SEBELUM LATIHAN
Minum sekitar 400-600 ml (14-22 oz) air atau sport drink (sekitar 17 oz) 2-3 jam sebelum mulai
latihan
b. SELAMA LATIHAN
Minum 150-350 ml (6-12 oz) cairan setiap 15-20 menit, tergantung kecepatan lari, kondisi
lingkungan, dan toleransi, tidak lebih dari 1 C (8-10 oz) setiap 15-20 menit, walaupun
rekomendasi individual harus diikuti
c. SESUDAH LATIHAN
Minum 25%-50% lebih dari adanya penuruna berat badan untuk memastikan hidrasi 4-6 jam
sesudah latihan
Minum 450-675 mL (16-24 oz) cairan setiap pound penurunan BB selama latihan
Jika atlet berpartisipasi dalam multiple workout dalam sehari maka 80% kehilangan cairan harus
digantikan pada workout berikutnya
d. PENAMBAHAN ELEKTROLIT
Natrium: 0,5-0,7 g/L sepanjang aktivitas dan 1 jam untuk menambah palatabilitas (tingkat
kesukaan) dan minum untuk menurunkan risiko hiponatremia dan mengurangi risiko kram otot
e. KALIUM
Kalium sebagai elekrolit terbesar pada sel tubuh, kalium bekerja di dalam asosiasi NaCl untuk
mempertahankan cairan tubuh dengan membantu impuls elektrik saraf, otot dan jantung.
Keseimbangan kalium diatur oleh aldosterone dan tepat. Meskipun aldosterone bekerja pada
kelenjar keringat untuk meningkatkan resorpsi.
4. Bantuan Ergogenik
Setiap teknik pelatihan, alat mekanis, metode farmakologi, atau teknik fisiologi yang dapat
meningkatkan kapasitas kinerja latihan dan adaptasi pelatihan
- Asam amino
- HMB (hidroksimetilbutirat)
- Keratin
- Prohormon
- Glutamin
- Protein