DISUSUN OLEH
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN
i
Laporan akhir Praktek Kerja Lapangan Surveilans Gizi T.A 2019/2020 pada
tanggal 16 s/d 29 Desember 2020 di Puskesmas Amonggedo Baru, Kabupaten Konawe,
Provinsi Sulawesi Tenggara telah mendapat persetujuan, dan diajukan pada seminar PKL
Surveilans Gizi.
Menyetujui, Menyetujui,
Koordinator Mata Kuliah Survailans Gizi Clinical Instructure (CI) PKM Amonggedo Baru
Mengetahui,
Ketua Jurusan Gizi
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan akhir Praktek Kerja Lapangan Surveilans Gizi T.A 2019/2020 pada tanggal
16 s/d 29 Desember 2020 di Puskesmas Amonggedo Baru, Kabupaten Konawe, Provinsi
Sulawesi Tenggara telah mendapat persetujuan, dan diajukan pada seminar PKL
Surveilans Gizi.
Menyetujui, Menyetujui,
Koordinator Mata Kuliah Survailans Gizi Pembimbing Lahan/institusi
Mengetahui,
Ketua Jurusan Gizi
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Persentase Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan ..................................18
Grafik 6. Presentase Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 Tablet Selama Masa Kehamilan...............................................................................23
Grafik 7. Presentase Ibu Hamil KEK) yang Mendapat Makanan Tambahan ...............................24
Grafik 12. Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan < 2500
gram ..........................................................................................................................................28
Grafik 14. Persentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)..................................30
Grafik 15. Persentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya (T).............................30
Grafik 16. Persentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya Dua Kali Berturut
...................................................................................................................................................31
vi
Grafik 20. Persentase Wasting ...................................................................................................34
DAFTAR GAMBAR
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga laporan kegiatan PKL Surveilans GiziDi Puskesmas Amonggedo BaruKabupaten
Konawe ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Penyusunan laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam mata
kuliah PKL Surveilans Gizi. Dalam laporan ini membahas mengenai surveilans gizi yang
telah dilakukan di Puskesmas Amonggedo Baru. Surveilans Gizi ini mengkaji data
sekunder yang terdapat di Puskesmas tersebut dengan melihat capaian program
berdasarkan 21 indikator gizi masyarakat.
Penyusun
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk membentuk suatu bangsa yang dapat menghasilkan generasi – generasi
yang produktif maka diperlukan suatu program pembangunan yang dapat
mengubah pala pikir serta gaya hidup masyarakat. Salah satunya pembangunan
bangsa dalam bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah
upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi – tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara social dan ekonomis. Keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh keseimbangan antar upaya
program dan sector, serta kesinambungan dengan upaya – upaya yang telah
dilaksanakan oleh periode sebelumnya.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang
Kesehatan 2015 – 2019 telah ditetapkan sasaran pokok pembangunan sub bidang
Kesehatan dan Gizi Masyarakat yang bertujuan meningkatkan status gizi
masyarakat. Dan untuk mencapai sasaran RPJMN tahun 2015 – 2019 bidang
kesehatan, Kementrian Kesehatan telah menetapkan Rencana Strategi Kementrian
Kesehatan tahun 2015 yang memuat indicator keluaran yang harus dicapai,
kebijakan dan strategi. Di bidang perbaikan gizi telah ditetapkan 8 indikator
keluaran, yaitu : 100% balita gizi buruk ditangani/dirawat 80% balita ditimbang
berat badannya, 70% bayi usia 0 – 6 bulan mendapat ASI ekslusif, 80% rumah
tangga mengonsumsi garam beryodium, 80% balita 6 – 59 bulan mendapat kapsul
vitamin A, 90% ibu hamil mendapat Fe 90 tablet, 100% kabupaten/kota
melaksanakan surveilans gizi, dan 100% penyediaan buffer stock MP – ASI untuk
daerah bencana. Surveilans gizi akan meningkatkan efektifitas program dengan
mempertajam upaya penanggulangan masalah gizi tepat waktu, tempat, sasaran
dan jenis tindakannya.
Dalam Rencana pembagunan jangka Menengah Nasional (RPJMN)
dibidang kesehatan 2015 – 2019 telah ditetapkan sasaran pokok pembangunan Sub
Bidang Kesahatan dan Gizi Masyarakat, yang bertujuan meningkatkan status gizi
masyarakat, dengan target indikator pada tahun 2019 sebagai berikut:
1
1. Anemia pada ibu hamil sebesar 28%
2. Bayi Dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sebesar 8%
3. Bayi usiakurang dari 6 bulan mendapat ASI Ekslusif sebesar 50%
4. Anak Balita kekurangan Gizi (Underweight) sebesar 17%
5. Anak Balita Kurus (Wasting) sebesar 9,5%
6. Anak Baduta (dibawah 2 tahun) Stuntng (Pendek dan sangat pendek) sebesar
28%
Untuk mencapai sasaran RPJM bidang kesehatan 2015-2019, dalam
rencana Startegis Kementerian Kesehatan 2015-2019,disebutkan bahwa sasaran
kegiatan pembinaan gizi masyarakat adalah meningkatnya pelayanan gizi
masyarakat. Indikator pencapaian sasaran tersebut pada tahun 2019 adalah :
1. Presentase ibu hamil KEK yang mendapatkan makanan tambahan sebesar 95%
2. Presentase ibu hamil yang mendapatkan 90 TTD selama masah kehamilan
sebesar 98%
3. Presentase bayi usia kurang 6 bulan yang mendapatkan ASI Ekslusif sebesar
50%
4. Presentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusui Dini ( IMD) sebesar %
5. Presentase balita kurus yang mendapat makanan makanan tambahan sebesar
90%
6. Presentase remaja putri yang mendapat Tabel Tambahan Darah ( TTD) sebesar
30%
Berkaitan dengan upaya penanggulangan masalah gizi oleh karenanya laporan
PKL surveilans ini disusun agar kita dapat mengetahui bagaimana cakupan dari
seluruh program gizi yang telah dilaksanakan pada Puskesmas Amonggedo Baru
agar dapat pula di berikan rancangan tindak lanjut menurut waktu, tempat, sasaran
dan jenis tindakannya demi tercapainya seluruh target pada setiap program yang
dilaksanakan.
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Merencanakan dan melaksanakan surveilans gizi di tingkat administratif,
serta dapat member informasi kesehatan khusus di bidang gizi sebagai hasil dari
kegiatan surveilans gizi di Puskesmas Amonggedo BaruKabupaten Konawe.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui struktur organisasi, sarana dan prasarana serta jumlah dan
jenis ketenagaan yang ada di Puskesmas
b. Mengetahui presentase kasus balita gizi buruk yang mjendapat perawatan
c. Mengetahui presentasi balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
d. Mengetahui presentasi pemberian ASI Ekslusif pada bayi 0-6 bulan
e. Mengetahui presentasi rumah tangga yang mengkonsumsi garam
beryodium
f. Mengetahui presentasi balita 6-59 bulan mendapat kapsul Vitamin A
g. Mengetahui presentasi ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah
(TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan
h. Mengetahui presentasi ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang
mendapat makanan tambahan
i. Mengetahui presentasi balita kurus yang mendapat makanan tambahan
j. Mengetahui presentasi remaja putri mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
k. Mengetahui presentasi ibu nifas mendapat kapsul Vitamin A
l. Mengetahui presentasi bayi baru lahir yang mendapat Inisiasi Menyusu Dini
(IMD)
m. Mengetahui presentasi bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan
< 2500 gram)
n. Mengetahui presentasi balita yang mempunyai buku KIA/KMS
o. Mengetahui presentasi balita yang ditimbang naik berat badannya (N/D)
p. Mengetahui presentasi balita yang ditimbang tidak naik berat badannnya
(T/D)
q. Mengetahui presentasi balita yang ditimbang tidak naik berat badannnya
dua kali berturut-turut (2T/D)
r. Mengetahui presentasi balita di Bawah Garis Merah (BGM)
s. Mengetahui presentasi ibu hamil anemia
3
t. Mengetahui presentase balita dan anak stunting
u. Mengetahui presentase anak wasting
v. Mengetahui factor-faktor determinan masalah gizi dan intervensinya di
PKM
3. Ruang Lingkungan
a. Pemantauan kasus balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan.
b. Pemantauan balita gizi buruk yang mjendapat perawatan
c. Pemantauan balita yang ditimbang berat badanya.
d. Pemantauan balita usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Ekslusif.
e. Pemantauan rumah tangga mengonsumsi garam beryodium.
f. Pemantauan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A.
g. Pemantauan ibu balita hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (TTD)
minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
h. Pemantauan ibu hamil kurang energy kronik (KEK) yang mendapat makanan
tambahan.
i. Pemantauan balita kurus yang mendapat makanan tambahan.
j. Pemantauan remaja putri yang mendapat TTD.
k. Pemantauan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A.
l. Pemantauan bayi baru lahir yang mendapat IMD.
m. Pemantauan bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan <2500
gram).
n. Pemantauan balita mempunyai buku KIA/KMS.
o. Pemantauan balita yang ditimbang naik berat badannya.
p. Pemantauan balita yang tidaka naik berat badanya (T).
q. Pemantauan balita yang ditimbang yang tidak naik berat badanya dua kali
berturut – turut (2T).
r. Pemantauan balita dibawa garis merah (BGM).
s. Pemantauan ibu hamil anemia.
t. Pemantauan balita stunting.
u. Pemantauan balita wasting.
4
BAB II
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data sekunder surveilans terkait laporan 21 indikator program
gizi di Puskesmas Amonggedo Baru.Pengumpulan data dipuskesmas Mekar dumulai
dengan pengumpulan data,pengolahan dan analisis dan intepretasi data, diseminar
laporan dan tahap umpan balik/RTL.
5
2. Presentase Balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
% Bayi <6 bulan mendapat ASI =Jumlah bayi <6 bulan masih mendapat ASI
Eksklusif Eksklusif
x 100%
Jumlah bayi <6 bulan yang direcall
4. Presentase Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium
% Ibu Hamil KEK mendapat =Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat
Makanan Tambahan makanan tambahan x 100%
6
8. Presentase Balita Kurus yang mendapat Makanan Tambahan
% Ibu Nifas mendapat Kapsul = Jumlah ibu nifas dapat kapsul vit. A
x 100%
Vitamin A Jumlah seluruh ibu nifas
11. Presentase Bayi baru lahir yang mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
% Bayi baru lahir yang =Jumlah bayi baru lahir hidup yang
mendapat IMD mendapat IMD x 100%
7
Jumlah seluruh balita yang ditimbang
16. Presentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya 2 kali berturut –
turut (2T)
8
b. Seriouseness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan
melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja,
pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
c. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
9
BAB III
HASIL SURVEILANS GIZI
Adapun wilayah kerja Puskesmas Amonggedo Baru terdiri dari satu kecamatan
yaitu Kecamatan Amonggedo dengan jumlah Desa Binaan sebanyak 15 Desa
dengan rincian Kelurahan/Desa terdiri atas :
10
Tabel 1. Nama-nama Desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Amonggedo Baru
1 Lalombonda
2 Wawohine
3 Matabura
4 Dunggua
5 Benua
6 Amonggedo
7 Mendikonu
8 Kel. A. Baru
9 Watulawu
10 Lalonona
11 Mataiwoi
12 Amendete
13 Anahinunu
14 Puasana
15 Ulu Benua
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Amonggedo Baru, 2020
11
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS AMONGGEDO BARU, KECAMATAN AMONGGEDO BARU, PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BERDASARKAN PERMENKES NO. 43 TAHUN 201
Bendahara
UKM Esensial UKM Pengembangan Upaya Kes. Perorang Jejaring & Jaringan BPJS/JKN
HIV FILARIASIS
12
2. Sarana dan Prasarana
Puskesmas Amonggedo Baru Tahun 2020 memiliki upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang terdiri dari 3 Pustu, 1 Polindes, 10
Posbindu PTM, dan 15 Posyandu.
Tabel 2. Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Amonggedo Baru Tahun 2020
13
desa yang ada. Puskesmas Amonggedo Barujuga memiliki3 unit Pustu, memiliki
1 unit Polindes, dan 10 unit posbindu PTM. Dalam pelaksanaanya posyandu
terkait dengan beberapa program puskesmas, yaitu Program Gizi, Imunisasi,
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KB, dan Promosi Kesehatan. Sehingga dalam
pengklasifikasiannya juga didasarkan pada krieria hasil pencapaian Presentase
Program tersebut di samping berdasarkan frekuensi penimbangan setiap tahun
dan jumlah kader 5 orang pada masing-masing wilayah kerja Puskesmas
Amonggedo Baru.
Tabel 3. Jumlah Posyandu dan Kader Puskesmas Amonggedo Baru
14
Tabel 4. Ketenagaan di Puskesmas Amonggedo Baru Tahun 2020
15
Anak balita adalah kelompok usia setelah bayi. Anak balita adalah anak
yang berusia 12 – 59 bulan 29 hari.
3. Anak Sekolah (remaja)
Kelompok sasaran surveilans gizi untuk target TTD yaitu remaja. Dalam
hal pendistribusian tablet Fe (TTD) remaja, maka yang menjadi sasaran adalah
remaja puteri. Remaja puteri adalah remaja puteri yang berusia 12 – 18 tahun
yang bersekolah di SMP dan SMA yang ada di kecamatan Amonggedo.
4. Ibu hamil
Gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin. Perubahan fisiologis
pada ibu mempunyai dampak besar terhadap diet ibu dan kebutuhan gizi,
karena selama kehamilan ibu harus memenuhi kebutuhan janin yang sangat
pesat dan keluaran kehamilannya berhasil, baik dan sempurna. Sasaran ibu
hamil yang disurveilans yaitu jumlah ibu hamil yang tercatat di wilayah kerja
Puskesmas Amonggedo.
5. Ibu Menyusui
Peran ibu menyusui sangatlah penting. Tak hanya bagi tumbuh kembang
bayi, tetapi juga untuk kesehatan dirinya sendiri. Beragam manfaat menyusui,
mulai dari mencegah infeksi penyakit hingga mengurangi depresi, patut menjadi
pertimbangan bila Bunda masih ragu untuk menyusui Si Kecil.Pemberian ASI
eksklusif sebaiknya dilakukan hingga bayi berusia 6 bulan dan boleh diteruskan
sampai usianya mencapai 2 tahun. Manfaat dari pemberian ASI ini bahkan dapat
dirasakan hingga anak memasuki usia dewasa. Semakin lama Bunda
memberikan ASI, semakin besar pula manfaat yang dapat diperoleh.
6. Masalah Gizi
Salah satu masalah gizi pada bayi dan balita yang masuk pada 18
indikator yaitu balita kurus dan masalah gizi pada ibu hamil adalah ibu hamil
anemia.
a. Balita Kurus
Balita kurus anak usia 6 bulan 0 hari sampai dengan 59 bulan 29 hari
dengan status gizi kurus (BB/PB atau BB/TB = - 3 SD sampai dengan < - 2 SD).
b. Ibu Hamil Anemia
Ibu hamil sangat rentan mengalami anemia. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya kebutuhan tubuh Ibu akan zat besi, seiring dengan
16
bertambahnya usia kehamilan.Saat Ibu mengalami anemia, darah Ibu tidak
memiliki sel darah merah yang cukup sehat untuk mengangkut oksigen ke
jaringan Ibu dan kepada janin. Selama masa kehamilan, tubuh Ibu akan
memproduksi lebih banyak darah demi mendukung perkembangan janin di
dalam kandungan Ibu. Jika Ibu tidak mendapatkan zat besi yang cukup atau
nutrisi penting lainnya, maka tubuh Ibu tidak akan mampu memproduksi sel
darah merah.
17
. Persentase Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat
Perawatan
100% 100% 100% 100% 100%
100%
80%
18
Persentase Balita Yang Ditimbang Berat Badannya
(D/S)
160% 146%
140%
120%
87%
100% 75% 80% 80%
73%
80%
60%
40%
20%
0%
tahun 2015 tahun 2019 tahun 2020
19
terlindung dari berbagai penyakit, dan merangsang pertumbuhan fisik dan
perkembangan dan sel-sel otak.
Data presentasi pemebrian ASI Ekslusif pada bayi 0-6 bulan terdapat
di tahun 2015, 2019 dan 2020 Data presentasi pemberian ASI Ekslusif pada
bayi 0-6 bulan semua desa di wilayah kerja puskesmas Amonggedo Baru.
Berikut presentasi ditunjukkan dalam bentuk grafik yaitu :
20
Berikut presentase penggunaan garam beryodium di tingkat rumah
tangga pada tahun2015, 2019 dan 2020 :
21
Grafik 5. Persentase Balita 6 – 59 Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A
6) Presentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) Minimal
90 Tablet Selama Masa Kehamilan
Saat hamil, kebutuhan akan zat-zat penting yang dibutuhkan oleh
tubuh tentu mengalami peningkatan. Peningkatan ini berhubungan dengan
perubahan tubuh ibu sekaligus untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dalam
kandungan. Salah satu zat gizi yang mengalami peningkatan dan sangat
dibutuhkan oleh ibu hamil adalah zat besi. Ibu hamil disarankan untuk
mencukupi kebutuhan zat besinya saat hamil karena jika tidak, maka dapat
menyebabkan masalah pada ibu dan bayinya.
Pemberian tablet tambah darah ibu hamil dicatat dan diaporkan
setiap bulan. Ibu hamil diberikan tablet tambah darah 90 tablet pada tahun
2015 hingga 2020 dipresentasikan pada grafik berikut :
22
Grafik 6. Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 Tablet Selama Masa Kehamilan
23
Grafik 7. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mendapat
Makanan Tambahan
Berdasarkan Grafik 8. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang
Mendapat Makanan Tambahan pada tahun 2015 telah mencapai target kegiatan
pembinaan gizi yakni76%.Sedangkan pada tahun 2019 tidak mencapai target
kegiatan pembinaan gizi yakni dibawah 95%. Dan pada tahun 2020 telah naik
mencapai target kegiatan pembinaan gizi yakni 95%.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan sehingga tidakmencapainya
target adalah tidak cukup tersedianya petugas kesehatan, tidak terlaksanaanya
program dan tidak tersedianya PMT bagi ibu hamil KEK.
24
Grafik 8. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan
25
Berdasarkan Grafik 9. Persentase Remaja Putri Mendapat TTD pada
Tahun 2015 data remaja putri mendapat TTD tidak ada. Sedangkan pada
tahun 2019 telah mencapai target kegiatan pembinaan gizi yakni diatas 91%.
Akan tetapi pada tahun 2020 tidak mencapai target yakni <30%.
26
11) Presentase Bayi Baru Lahir Yang Mendapat IMD
Pemberian IMD pada bayi yang baru lahir ditangani oleh lebih banyak
melibatkan bidan. Pelaporan IMD dilakukan oleh program gizi. Berikut grafik
cakupan bayi IMD di Wilayah Kerja Puskesmas Amonggedo Baru :
100% 87%
78%
80%
50% 50%
60% 38%
40%
20% 0%
0%
2015 2019 2020
Berdasarkan Grafik 11. Persentase Bayi Baru Lahir Mendapat IMD pada
tahun 2015 data bayi baru lahir yang mendapat IMD tidak ada. Sedangkan
pada tahun 2019 – 2020 telah mencapai target kegiatan pembinaan gizi
yakni diatas 78%.
Beberapa hal terkait dengan masih rendahnya IMD dan ASI eksklusif
antara lain menyangkut konselor ASI yang belum merata di seluruh
Puskesmas. Pelatihan konselor ASI sudah dilakukan sampai dengan tingkat
kabupaten, tapi pelatihan konselor ke seluruh Puskesmas tidak ada
informasi berapa persen Puskesmas yang sudah mempunyai konselor ASI.
Jika Puskesmas sudah ada konselor ASI tidak diketahui berapa persen
petugas yang berhasil memberikan konseling kepada Ibu untuk meyakinkan
agar melakukan IMD dan menyusui eksklusif.
12) Presentase Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (berat badan <
2500 gram)
Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (berat badan < 2500
gram) terlapor sebagai bayi dengan gizi kurang. Setiap kelahiran bayi harus
27
ditimbang segera untuk mengetahui berat badannya saat itu. Bayi yang
dilahir diharapakan memiliki berat badan normal di atas 2500 gram. Berikut
cakupan bayi BBLR di wilayah kerja Puskesmas Amonggedo Baru :
Grafik 12. Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat
Badan < 2500 gram
28
mencatat berat badan, memantau pertumbuhan balita setiap bulan dan
sebagai penyuluhan gizi dan kesehatan.
29
Grafik 14. Persentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)
15) Persentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
Grafik 15. Persentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
6%
4%
2% 0% 0% 0% 0%
0%
2015 2019 2020
Berdasarkan Grafik 15. Persentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat
Badannya (T) pada Tahun 2015 – 2020 telah melewati target hingga 9%.
Pada tahun 2015 dan mengalami penurunan pada tahun 2019 yakni 7%. Lalu
30
kembali mengalami penurunan pada tahun 2020 yakni 0%. Pencapaian ini
telah melewati maksimal standar persentase Balita yang ditimbang tidak
naik berat badannya yaitu 0%. Hal ini dikarenakan diharapkan tidak
terjadinya penurunan berat badanpada balita tiap bulannya.
16) Persentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya Dua Kali
Berturut – Turut (2T)
Balita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-
turut dilambangkan dengan 2 T. Berat badan yang tidak naik ini adalah hasil
penimbangan berat badan dengan grafik berat badan mendatar atau
menurun memotong garis pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan berat
badan kurang dari kenaikan berat badan minimum selama dua bulan
berturut-turut. Berikut grafik Presentase Balita Yang Tidak Naik Berat
Badannya Dua Kali Berturut-Turut (2T) :
Grafik 16. Persentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya Dua
Kali Berturut – Turut (2T)
3% 2%
2%
1%
0%
2015 2019 2020
31
4%. Dan pada tahun 2020 tidak mencapai target kegiatan pembinaan gizi
yakni di bawah 4%.
0%
0%
0% 0.0% 0% 0% 0.0% 0%
0%
2015 2019 2020
Berdasarkan Grafik 17. Persentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) pada
tahun 2015 data balita di bawah garis merah (BGM) tidak ada. Sedangkan
pada 2019 – 2020 telah mencapai target yakni <5%.
18) Presentase Ibu Hamil Anemia
Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan kadar HB < 11,0 gr/dl yang
diperiksa pada saat kunjungan pertama (K1) di posyandu. Presentase ibu
hamil anemia adalah proporsi ibu hamil anemia terhadap jumlah ibu hamil
yang diperiksa di suatu wilayah pada periode tertentu dikali 100%. Berikut
grafik Presentase Ibu Hamil Anemia :
32
Grafik 18. Persentase Ibu Hamil Anemia
28% 28%
30%
25%
Axis Title 20%
15% 8% 9%
10%
5% 0% 0%
0%
2015 2019 2020
Berdasarkan Grafik 18. Persentase Ibu Hamil Anemia pada tahun 2015
data ibu hamil anemia tidak ada. Sedangkan pada tahun 2019 – 2020 telah
mencapai target yakni < 28%.
28% 28%
30%
25%
20%
Axis Title
15%
10% 4%
5% 0% 0% 0%
0%
2015 2019 2020
Berdasarkan Grafik 19. Persentase Balita Stunting pada tahun 2015 data
balita stunting tidak ada. Sedangkan pada tahun 2019 – 2020 telah mencapai
target yakni < 28%.
33
Hal ini pula harus menjadi perhatian khusus para TPG puskesmas
utamanya dimasa kehamilan sang ibu bayi agar semua kebutuhan nutrisinya
dapat terpenuhi dengan baik untuk meminimalisir terjadinya resiko stunting
pada saat kelahiran hingga pertumbuhan dan perkembangan anak.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan sehingga tidak
mencapainya target adalah,rendahnya berat badan bayi ketika lahir,
kurangnya kebersihan lingkungan yang menyebabkan anak terkontaminasi
bakteri, janin kekurangan asupan makanan bernutrisi dimasa kehamilan,
melewati imunisasi bisa mengalami infeksi berulang pada anak,tidak
mendapatkan ASI Ekslusif menyebabkan malnutrisi pada anak.
Merujuk pada pola pikir UNICEF/Lancet, masalah stunting terutama
disebabkan karena ada pengaruh dari pola asuh, cakupan dan kualitas
pelayanan kesehatan, lingkungan, dan ketahanan pangan, maka berikut ini
mencoba untuk membahas dari sisi pola asuh dan ketahanan pangan tingkat
keluarga.
Persentase Wasting
9.5% 9.5%
10.0%
8.0%
Axis Title
6.0%
4.0% 2%
2.0% 1% 1%
0.0%
0.0%
2015 2019 2020
Berdasarkan Grafik 20. Persentase Balita Wasting pada tahun 2015 data
balita wasting tidak ada. Sedangkan pada tahun 2019 – 2020 telah mencapai
target yakni <9,5%.
34
Adapun faktor – faktor yang menyebabkan sehingga tidak
mencapainya target adalah kurang terjangkau atau sulitnya akses ke
pelayanan kesehatan terdekat, sehingga membuat banyak orang tua enggan
memeriksakan kondisi kesehatan anaknya, pemberian asupan makana
harian yang tidak memenuhi kebutuhan gizi anak. Misalnya pemberian Asi
Ekslusif, MP ASI, maupu makanan padat tapu dengan jumlah dan kualitas
yang kurang memadai, pengetahuan yang kurang mengenai nutrisi dan
kesehatan.
35
TABEL 17. ANALISIS 20 INDIKATOR PROGRAM GIZI PUSKESMAS AMONGGEDO BARU TAHUN 2018
36
-Kurangnya -Tersedia garam
pengetahuan beryodium pada
Rumah tangga tentang yodium seluruh wilayah
yang -Tempat
4. mengkonsums 0% 100% 99% 80% 90% 90% Tercapai penyimpanan garam
i garam yang terbuka
beryodium -Terhambatnya
pengadaan dari
Dinas Kesehatan
Balita 6-59 -Pengetahuan ibu -Tersedia anggaran
Bulan tentang kapsul untuk melakukan
Tidak
5. mendapat 43% 49% 41% 80% 90% 90% vitamin A yang swipping pemberian
Tercapai
kapsul Vitamin kurang vitamin A
A -Kesibukan ibu
Bumil yang -Rasa mual yang -Integrasi program gizi
medapatkan disebabkan oleh TTD dan KIA
TTD minimal -Tersedianya TTD
6. 25% 99% 100% 82% 98% 98% Tercapai
90 tablet
selama masa
kehamilan
7. Bumil 76% 69% 95% 13% 95% 95% Tercapai -Kurangnya -Tersedianya PMT
37
kekurangan pengetahuan ibu -Kesadaran ibu untuk
energi kronik tentang gizi mengkonsumsi
(KEK) yang makanan tambahan
medapat
makanan
tambahan
Balita kurus -Stok MP-ASI kurang -Tersedianya anggaran
yang untuk distribusi MP-
8. mendapat 94% 28% 106% 70% 90% 90% Tercapai ASI
makanan
tambahan
Remaja putri Tidak -Stok TTD kurang -Dilaksanakan
9. 0% 91% 25% 10% 30% 30%
mendapat TTD Tercapai sosialisasi
Ibu nifas -Frekuensi melahirkan -Integrasi program gizi
mendapat ditolong dukun dan KIA
10. 35% 47% 100% 82% 98% 98% Tercapai
kapsul Vitamin masih tinggi
A
Bayi baru lahir -Pengetahuan ibu -Integrasi program gizi
11. yang 0% 87% 78% 38% 50% 50% Tercapai yang kurang tentang dan KIA
mendapat IMD IMD
12. Bayi dengan 3% 7% 5% 10% 8% 8% Tercapai -Ibu hamil KEK dan -Pemberian PMT
38
berat badan anemia untuk ibu hamil KEK
lahir rendah -Jarak kehamilan yang serta pemberian TTD
(BBLR) (berat terlalu dekat pada ibu hamil
badan < 2500
gram)
Balita -Balita tidak pernah -Pelayanan kesehatan
mempunyai mendapat yang menjangkauu
13. 100% 100% 100% 50% 80% 80% Tercapai
buku KMS/KIA pelayanan seluruh masyarakat
(K/S) kesehatan
Balita -Perkembangan
ditimbang kesehatan balita
yang naik serta asupan yang
14. 80% 91% 82% 71% 76% 76% Tercapai
berat baik
badannya
(N/D)
Balita yang -
tidak naik
15. 9% 7% 0% - - - -
berat
badannya (T)
16. Balita yang 2% 4% 5% 3% 4% 4% Tidak
tidak naik Tercapai
39
berat
badannya dua
kali berturut-
turut (2T)
Balita dibawah
17. garis merah - - - 0,1% - - -
(BGM)
Ibu hamil
18. - <28% <28% 0% 8% 9% Tercapai
Anemia
19. Balita Wasting 1% 2% 1% - <9,5% <9,5% Tercapai
20. Balita Stunting 0% <28% <28% - 4% 0% Tercapai
Analisis presentase 20 indikator diperoleh beberapa hasil. Terdapat empat indikator gizi yang mempunyai target dari Kegiatan
Pembinaan Gizi 2015, 2019 dan 2020 yang belum tercapai. Indikator tersebut yaitu :
1) Pemberian ASI Ekslusif pada bayi 0-6 Bulan
2) Balita 6-59 Bulan mendapat kapsul Vitamin A
3) Remaja putri mendapat TTD
4) Balita yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut (2T)
40
Untuk empat indikator lainnya belum memiliki target untuk dibandingkan. Namun perlu dikaji kembali faktor – faktor yang menjadi
penghambatnya agar dapat di minimalisir untuk dihilangkan serta mempertahankan eksistensinya sehingga mencapai cakupan yang
diharapkan. Indikator yang tidak dibandingkan dengan target yaitu :
1) Balita dibawah garis merah (BGM)
41
2. Menetapkan Masalah Gizi Masyarakat
Masalah gizi masyarakat yang disurveilans terbagi menjadi 3 tahun
dimana menurut data yang tersedia hanya 2 tahun terakhir dan ditambah data
tahun 2015. Pada tahun 2015 program gizi yang terlaksana sebanyak 17 indikator
sedangkan pada tahun 2019 dan 2020 yang terlaksana sebanyak 20 indikator.
Setelah melalui perbandingan dengan target dari Kegiatan Pembinaan Gizi tahun
2015 – 2019 indikator tersebut akan ditentukan yang menjadi masalah prioritas
untuk dikaji lebih mendalam faktor – faktor penyebabnya.
Tabel 5. Matrik USG Penentuan Prioritas Masalah
4. BBLR 5 5 2 12
Keterangan :
berdasarkan skala likert 1-5 yaitu :
5 = sangat besar
4 = besar
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil
42
prioritas masalah dengan total skor tertinggi adalahBalita Gizi Buruk Mendapat
Perawatan, Persentase balita di bawah garis merah (BGM), BBLR, Balita yang tidak
naik berat badannya dua kali berturut-turut (2T), Persentase ASI Eksklusif, Remaja
putri mendapat TTD, Balita 6 – 59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A.
Masalah – masalah di atas bila tidak segera ditangani dikahwatirkan akan
berlangsung lebih lama sehingga dapat menimbulkan masalah yang lebih besar
seperti kematian ataupun kecacatan. Selain itu resiko yang menimbulkan masalah
gizi baru yang terkait dengan masalah gizi sebelumnya pun akan semakin
meningkat. Sehingga masalah – masalah gizi ini perlu diulas dan di selesaikan
sebagaimana berikut :
1) Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Perawatan balita gizi buruk dilaksanakan di puskemsas perawatan/TFC
atau rumah sakit setempat. Tim asuhan gizi yang terdiri dari dokter,
nutritionist/dietesien dan perawat, melakukan perawatan balita gizi buruk
dengan menerapkan 10 langkah. Tata laksana balita gizi buruk meliputii: fase
stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tindak lanjut.
Berdasarkan Grafik 1. Persentase Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat
Perawatan pada tahun 2015 program ini belum dilaksanakan. Sedangkan pada
tahun 2019 – 2020 telah mencapai target yakni 100%.
2) Presentase Balita dibawah garis merah (BGM)
Berdasarkan grafik 17 Persentase Balita di Bawah Garis Merah
(BGM)pada tahun 2015 data balita di bawah garis merah (BGM) tidak ada.
Sedangkan pada 2019 – 2020 telah mencapai target yakni <5%.Adapun faktor-
faktor yang menyebabkan sehingga tidak mencapai target adalah pekerjaan ibu
balita, tingkat pendapatan keluarga dan tingkat pengetahuan gizi.
3) BBLR
Bayi dikatakan mempunyai berat badan lahir yang rendah apabila bayi
tersebut lahir <2500 gram. Dan bayi dengan BBLR seperti ini beresiko akan
mengalami stunting serta gizi kurang apabila asupannya tidak terpenuhi
dengan baik. Hal ini pula disibebakan karena pada masa kehamilan nutrisinya
tidak tercukupi dengan baik. Bayi BBLR biasanya terjadi karena pada masa
kehamilan sang ibu pun mengalami KEK hingga berdampak pada berat badan
43
bayi. Oleh karenanya perlu penanganan yang lebih mendalam khususnya oleh
petugas gizi agar status gizinya dapat diperbaiki.
4) Balita yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut (2T)
Berat anak pada saat di bawa ke posyandu diharapkan terus meningkat
pada setiap bulannya. Dimana hal tersebut menunjukkan bahwa ia mengalami
pertumbuhan yang baik. Anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan (T)
biasa terjadi karena asupan makannya yang tidak adekuat atau adanya faktor
kesehatan yang menurun. Kesehatan yang menurun menyita energi atau kerja
komponen gizi dalam tubuh untuk menyembuhkan diri dan teralih dari proses
pertumbuhan yang optimal.
Apabila secara berturut – turut berat badan anak tidak naik (2T) serta
terjadi dalam kurun waktu yang lama, maka akan menjadi BGM apabila
ditinjau berdasarkan hasil ploting pada KMS. Sehingga perlu diberikan
penyuluhan dan konsultasi mendalam dalam meningkatkan pemahaman
orang tua untuk memberi makanan yang adekuat agar dapat memperbaiki
status gizi serta diperlukan penanganan yang cepat dari ahli gizi setempat
agar segera dirujuk di rumah sakit.
5) Presentasi pemberian ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah pemberian Air susu ibu (ASI) pada bayi yang berumur
antara 0-6 bulan setelah kelahiran tanpa memberikan makanan atau minuman
lain selain obat atau vaksin imunisasi, selain itu ASI juga merupakan salah satu
makanan/minuman yang bisah mencukupi semua unsur kebutuhan bayi, baik
kebutuhan untuk perkembangan fisik maupun mental anak.
44
yakni dibawah 39%. Sedangkan pada Tahun 2019 mengalami kenaikan hingga
mencapai target kegiatan pembinaan gizi yakni 62%.
45
2) Persentase balita di bawah garis merah (BGM)
pekerjaan ibu balita
Tingkat pendapatan keluarga
Tingkat pengetahuan gizi.
3) BBLR
Nutrisi selama kehamilan tidak terpenuhi dengan baik
Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi
Ibu hamil KEK dan Anemia
Adanya pantangan makanan atau tabu
4) Balita yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut (2T)
Faktor penyebab seorang anak mengalami status T hingga 2T yaitu
asupan makanan yang tidak adekuat dalam waktu yang lama serta adanya
penyakit infeksi. Asupan makanan yang tidak adekuat ini dikarenakan kondisi
ekonomi keluarga yang rentan terhadap ketersediaan pangan sehinggga
cenderung membeli bahan makanan yang bernilai gizi rendah. Selain itu juga
pengetahuan ibu ataupun keluarga terhadap gizi masih kurang.
Penyakit infeksi dapat terjadi karena kualitas lingkungan yang masih
rendah. Dalam hal ini kualitas udara yang kurang baik dikarenakan polusi
udara sehingga anak-anak rentan terkena infeksi pernapasan dan makanan
yang terkontaminasi.
5) Persentase ASI Eksklusif
penyakit yang diderita oleh ibu
puting susu ibu masuk kedalam
Asi tidak mau keluar
anak tidak mau di susui
6) Remaja putri mendapat TTD
Karena adanya pandemic covid-19 atau virus korona mengakibatkan
sekolah-sekolah diliburkan yang menjadikan tidak tersalurkannya tablet
tambah darah dengan baik dan lancar.
7) Balita 6 – 59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A
Jarak rumah dan posyandu yang berjauhan
Kurangnya pemahaman tentang manfaat vitamin A
Kesadaran ibu untuk membawa anaknya ke posyandu
46
D. Diseminasi Laporan
Berdasarkan tabel prioritas masalah pada Tabel 5, pada tahun 2015 yang
menjadi prirotas penangan oleh pihak puskesmas Amonggedo Baru ialah ibu hamil
yang mendapat Tablet TTD selama kehamilan karena ketersediaan Fe dari dinas
Kesehatan tidal ada, dan berhasil dilaksanakan dengan baik karena pada tahun 2019
dan 2020 telah memenuhi target. Dan yang menjadi prioritas penanganan masalah
gizi pada tahun 2019 ini ialah Balita kurus yang mendapat makanan tambahan dan
berhasil dilaksanakan dengan baik karena pada tahun 2020 telah mencapai target.
Dan yang menjadi prioritas penanganan masalah gizi pada tahun 2020 ini ialah Balita
yang tidak naik berat badannya berturut-turut(2T) Sehingga petugas selalu
memberikan penyuluhan maupun konsultasi mengenai gizi seimbang pada balita.
47
b. Memberikan makanan Pendamping ASI/PMT sesuai umur
5. Persentase ASI Eksklusifbelum mencapai target, sehingga respon yang perlu
diberikan kepada pihak puskesmas ialah :
a. Sosialisasikann pentingnya ASI Ekslusif
b. Motivasi ibu untuk hanya memberikan asi ekslusif
6. Remaja putri mendapat TTD blm mencapai target, sehingga respon yang perlu
diberikan kepada pihak puskesmas ialah :
a. Sosialisasikan pentingnya Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri
b. Berkordinasi dengan pihak sekolah agar pembagian TTd Rematri tepat
sasaran
7. Hasil analisis menunjukkan Balita 6-59 Bulan mendapat kapsul Vitamin A belum
mencapai target pada tahun 2018 sehingga respon yang perlu diberikan kepada
pihak puskesmas ialah :
a. Meningkatkan koordinasi dengan Kepala desa guna mengingatkan warganya
untuk membawabalitanya saat pendistribusian kapsul Vitamin A
b. Pemberdayaan kader guna membantu pelaksanaan sweeping Vitamin A agar
optimal.
48
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencapaian cakupan indikator program gizi di puskesmas Amongedo Baru pada
Tahun 2015, 2019 dan 2020 sebagai berikut :
1. Indikator kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan cakupan yang
dicapai Puskesmas Amonggedo Baru pada Tahun 2015 program ini belum
dilaksanakan. Sedangkan pada tahun 2019 – 2020 telah mencapai target yakni
100%.
2. Indikator kasus balita yang ditimbang berat badannya D/S cakupan yang dicapai
Puskesmas Amonggedo Barupada Tahun 2015 mengalami penurunan hingga
tidak mencapai target kegiatan pembinaan gizi yakni 73%. Sedangkan pada
tahun 2019 – 2020 mengalami kenaikan hingga mencapai target kegiatan
pembinaan gizi yakni diatas 80%.
3. Indikator kasuspemberian ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulancakupan yang
dicapai Puskesmas Amonggedo Barupada Tahun 2015 dan 2020 tidak mencapai
target kegiatan pembinaan gizi yakni dibawah 39%. Sedangkan pada Tahun
2019 mengalami kenaikan hingga mencapai target kegiatan pembinaan gizi
yakni 62%.
4. Indikator kasusrumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodiumcakupan
yang dicapai Puskesmas Amonggedo Baru pada tahun 2015 tidak mencapai
target kegiatan pembinaan gizi yakni 0%. Sedangkan pada Tahun 2019 – 2020
telah mencapai target kegiatan pembinaan gizi yakni di atas 99%.
5. Indikator kasus Balita 6 – 59 Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A cakupan yang
dicapai Puskesmas Amonggedo Baru pada tahun 2015 – 2020mengalami
penurunan hingga tidak mencapai target kegiatan pembinaan gizi yakni
dibawah 80%.
6. Indikator kasus Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) minimal
90 Tablet Selama Masa Kehamilan cakupan yang dicapai Puskesmas
Amonggedo Baru pada tahun 2015 – 2020 mencapai target kegiatan
pembinaan gizi yakni dibawah 82%.
7. Indikator kasus Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mendapat Makanan
Tambahancakupan yang dicapai Puskesmas Amonggedo Baru pada tahun 2015
49
telah mencapai target kegiatan pembinaan gizi yakni 76%. Sedangkan pada
tahun 2019 tidak mencapai target kegiatan pembinaan gizi yakni dibawah
95%.Dan pada tahun 2020 telah naik mencapai target kegiatan pembinaan gizi
yakni 95%.
8. Indikator kasus Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan akupan yang
dicapai Puskesmas Amonggedo Barupada tahun 2015 dan 2020 telah mencapai
target kegiatan pembinaan gizi yakni diatas 94%. Namun sempat mengalami
penurunan pada Tahun 2019 yakni 28%. Yang artinya belum mencapai target
yang telah ditetapkan yaitu 90%.
9. Indikator kasus Remaja Putri Mendapat TTD cakupan yang dicapai Puskesmas
Amonggedo Baru pada Tahun 2015 program ini belum dilaksanakan.
Sedangkan pada tahun 2019-2020 telah mencapai target kegiatan pembinaan
gizi yakni diatas 91%.
10. Indikator kasus Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin Acakupan yang dicapai
Puskesmas Amonggedo Baru pada tahun 2015 program ini belum
dilaksanakan. Sedangkan pada tahun 2019 – 2020 tidak mencapai target
kegiatan pembinaan gizi yakni dibawah 98%.
11. Indikator kasus Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A cakupan yang dicapai
Puskesmas Amonggedo Barupada tahun 2015 dan 2019 tidak mencapai target
kegiatan pembinaan gizi yakni dibawah 82%.. Sedangkan pada tahun 2020
telah mencapai target kegiatan pembinaan gizi yakni 100%.
12. Indikator kasus Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan <
2500 gram cakupan yang dicapai Puskesmas Amonggedo Baru pada Tahun
2015 – 2020mengalami penurunan hingga mencapai target kegiatan
pembinaan gizi yakni dibawah 8%.
13. Indikator kasus Balita Mempunyai Buku KIA/KMScakupan yang dicapai
Puskesmas Amonggedo Barupada tahun 2015 – 2020 telah mencapai target
kegiatan pembinaan gizi yakni 100%.
14. Indikator kasus Balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D)cakupan yang
dicapai Puskesmas Amonggedo Baru pada tahun 2015 – 2020 telah mencapai
target kegiatan pembinaan gizi yakni diatas 80%.
15. Indikator kasus Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya (T) cakupan
yang dicapai Puskesmas Amonggedo Barupada Tahun 2015 – 2020 telah
50
melewati target hingga 9% Pada tahun 2015 dan mengalami penurunan pada
tahun 2019 yakni 7%. Lalu kembali mengalami penurunan pada tahun 2020
yakni 0%. Pencapaian ini telah melewati maksimal standar persentase Balita
yang ditimbang tidak naik berat badannya yaitu 0%. Hal ini dikarenakan
diharapkan tidak terjadinya penurunan berat badanpada balita tiap bulannya.
16. Indikator kasusPersentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya 2
Kali Berturut – Turut (2T) cakupan yang dicapai Puskesmas Amonggedo Baru
pada Tahun 2015 mengalami penurunan hingga tidak mencapai target kegiatan
pembinaan gizi yakni dibawah 3%. pada tahun 2019 tidak mengalami
penurunan dan peningkatan target pembinaan gizi yakni 4%. Dan pada tahun
2020 tidak mencapai target kegiatan pembinaan gizi yakni di atas 4%.
17. Indikator kasusBalita di Bawah Garis Merah (BGM) cakupan yang dicapai
Puskesmas Amonggedo Barupada tahun 2015 program ini belum dilaksanakan.
Sedangkan pada 2019 – 2020 telah mencapai target yakni <5%.
18. Indikator kasusIbu Hamil Anemia cakupan yangdicapai Puskesmas Amonggedo
Barupada pada tahun 2015 program ini belum dilaksanakan. Sedangkan pada
tahun 2019 – 2020 telah mencapai target yakni < 28%.
19. Balita Stuntingpada tahun 2015 program ini belum dilaksanakan. Sedangkan
pada tahun 2019 – 2020 telah mencapai target yakni < 28%.
Rumus menghitung prevalensi stunting pada balita :
jumla h balita stunting
Prevalensi balita stunting = x 100%
jumla h balitayangdiukur
20. Balita Wastingpada tahun 2015 program ini belum dilaksanakan. Sedangkan
pada tahun 2019 – 2020 telah mencapai target yakni <9,5%.
Rumus menghitung prevalensi wasting pada balita :
jumla h balitawasting
Prevalensi Balita wasting = x 100%
jumla h balitayangdiukur
B. Saran
Pentingnya dilakukan integrasi antar program agar pencapaian setiap program
bisa mencapai target yang sudah ditetapkan dan juga perlunya perbaikan
pengarsipan dengan baik dan benar guna menciptakan pengarsipan yang
terintegritas
51
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2018. Laporan Surveilans Gizi Puskesmas Baito. Puwatu : Politeknik Kesehatan
Kendari
Anonim, 2019. Laporan Surveilans Gizi Puskesmas Mekar. Kota Kendari: Politeknik
Kesehatan Kendari
Balitbangkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta : Kemenkes RI
Kemenkes RI, 2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.
Jakarta : Kemenkes RI
52
LAMPIRAN
53
54