Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS DIETETIK II

MASALAH SYARAF

Dosen pengampu :
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si.
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Fillah Fithra Dieny, S.Gz, M.Gz

Disusun oleh :

Charysa Zaimatussoleha 22030117140004

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
ILMU GIZI
2020
Clarence seorang pria kulit putih usia 74 tahun yang dirawat di RS guna
pengecekan progresi demensia dan riwayat kesulitan mendengar yang dialami.
Dia didiagnosis penyakit Parkinson 5 tahun lalu. Dia mengonsumsi obat L-
dopa dan furosemide (Lasix). Dia tinggal bersama istrinya yangmana
pengasuh utamanya. Calrence memiliki TB 177,5 cm dengan BB 70,3 kg.
Grafik medisnya menunjukkan beratnya 77,11 kg pada kunjungan rumah sakit
terakhirnya 6 bulan lalu, setelah jatuh. Istri Clarence mencatat bahwa nafsu
makan dan pendengarannya tampaknya telah berubah dan dia menunjukkan
sedikit minat pada makanan saat makan utama. Mereka tidak banyak bicara
selama makan dan staf mengamati istri Clarence membantunya makan dan
mencurigai adanya masalah gizi. Istrinya menjelaskan bahwa makannya
sangat lambat, terkadang memakan waktu 2 jam untuk makan. Clarence
banyak batuk setelah makan. Ketika ditanya tentang apakah Clarence
menurunkan berat badan, istrinya tidak yakin, tetapi mengatakan celananya
sepertinya semakin longgar.
Inadekuat asupan energi berkaitan dengan penurunan asupan makan
ditandai oleh penurunan BB dan pakaian semakin longgar.
Kesulitan menelan berkaitan dengan penyakit Parkinson ditandai oleh
kecepatan makan yang lambat dan tersedak/batuk selama makan.

Pertanyaan dan Jawaban:


1) Saran diet apa yang Anda miliki untuk Clarence dan pengasuhnya?
A. Tujuan Intervensi Gizi
1. Memberikan asupan guna mencegah penurunan berat badan dalam
menjaga status gizi serta menjaga masa otot guna kekuatan dan
mobilitas
2. Memberikan asupan yang tepat guna mencegah memperparah
kesulitan menelan yang dialami hingga mampu terasup mencukupi
kebutuhan
B. Perencanaan (planning)
1. Preskripsi Diet
- Jenis diet : Diet saring 1900 kkal
- Rute diet : Oral
- Bentuk makanan : makanan saring modifikasi
- Jadwal pemberian : 3 kali makan utama 3 kali selingan
- Energi diberikan sebanyak 2400 kkal kkal per hari secara
bertahap: dimulai dari 1900 kkal (memenuhi 80% kebutuhan)
pada hari pertama dan dilanjutkan 2400 kkal pada hari ketiga.
Tabel 1. Rencana Pemberian Asupan Gizi Tn C
Hari Jenis Diet Frekuensi Uraian
1 Diet lunak 3x E: 1900 kkal
saring makanan P: 1 gr/KgBB = 70,3 gr
1900 kkal utama, 3x L: 30% energi = 63 gr
makanan KH: 1900 – (281,2+567) = 262.95
selingan gr (55% dari energi)

3 Diet lunak 3x E: 2400 kkal


saring makanan P: 1 gr/KgBB = 70,3 gr
2400 kkal utama, 3x L: 30% energi = 81 gr
makanan KH: 2400 – (281,2+729) = 347,45
selingan gr (57% dari energi)

- Zat gizi makro :


 Pemberian asupan protein diberikan sebanyak 1 gram/KgBB
sebanyak 70,3 gram per hari dengan jenis protein hewani dan
nabati. Sebaran protein makan pagi dan siang masing-masing 1
penukar dan makan malam 2 penukar. Sumber protein diperoleh
dari daging ayam tanpa kulit, telur ayam, ikan, tahu/tofu, dan
kacang-kacangan.
 Pemberian asupan lemak diberikan cukup 30% dari kebutuhan
energi sekitar 63 gram per hari dengan jenis lemak tak jenuh
ganda omega 3. Sumber lemak diperoleh dari lemak nabati
berupa minyak zaitun, alpukat, dan ikan salmon.
 Pemberian asupan karbohidrat diberikan cukup 55% dari
kebutuhan energi sekitar 262,95 gram per hari dengan jenis
karbohidrat sederhana dan kompleks. Sumber karbohidrat
diperoleh dari sayur, buah, madu, tepung maizena, tepung beras.
 Pemberian asupan serat diberikan sebanyak 25 gram per hari.
Jenis serat yang diberikan yaitu serat larut bersumber dari buah
pisang lumat, kentang kupas lumat saring, buah tanpa kulit lumat
saring.
- Zat gizi mikro :
 Mineral dan vitamin diberikan yang kaya akan antioksidan,
antiinflamasi dan neuroproteksi yaitu vitamin A, D, E, C, B1, B2,
B3, folat, B12, besi, zinc, magnesium, selenium, kalium. Sumber
makanan yang mengandung vitamin dan mineral tersebut seperti
buah-buahan, sayuran, susu, daging, ikan, kacang-kacangan.
- Cairan diberikan sekitar 1500 ml per hari yang berjenis cairan
kental; dari air, kaldu, susu, yang dikentalkan dengan penambahan
tepung maizena atau krim.
a. Impementasi
1. Menu
WAKTU MENU BAHAN GRAM URT PENUKAR
SIANG Salmon Ikan salmon 40 1 ekor sdg 1P
(12.00 WIB) puree
Kaldu ayam 100 ½ gelas ½P
cair
Minyak zaitun 10 1 sdm 1P
Oat porridge Oat 50 4 sdm 1/2 P
Kaldu ayam 150 ¾ gelas ¾ P
cair
SELINGAN Mashed Alpukat 60 ½ bh bsr 1P
SORE avocado
(15.00 WIB)
Madu 10 1 sdm 1P
Jeruk nipis 5 1 sdt ¼P
MALAM Creamy Telur ayam 55 1 butir 1P
(17.00 WIB) scramble
egg
Minyak zaitun 10 1 sdm 1P
Susu cair 100 ½ gelas ½P
Keju ricotta 40 3 sdm 1P
Daun bawang 10 1 sdm 1P
Pumpkin Labu kuning 100 ¾ mgkk 1P
soup
Kaldu ayam 150 1 ½ gls 1½P
cair
Bawang 50 ¾ bh sdg ½P
bombai
SELINGAN Mix fruit Apel 100 1 bh sdg 1P
MALAM smoothie
(19.00 WIB)
Pear 100 1 bh sdg 1P
Blueberry 75 10 bh sdg ½P
Strawberry 50 3 bh sdg ¼P
Air 200 1 gelas 1P
Bubuk pala 1 ¼ sdt -
Bubuk kayu 3 ½ sdt -
manis

Analisis Zat Gizi Rencana Menu


===============================================================
Analysis of the diet plan
===============================================================
Food Amount energy carbohydr.
_______________________________________________________________________

MAKANAN PAGI
kentang 210 g 195.2 kcal 45.4 g
susu skim / tak berlemak cair 200 g 69.8 kcal 9.8 g
daging ayam 40 g 114.0 kcal 0.0 g
kaldu ayam cair 100 g 50.9 kcal 6.3 g
tepung maizena 25 g 95.2 kcal 22.8 g
kecap 10 g 6.0 kcal 0.6 g
mentega 10 g 71.0 kcal 0.0 g
kaldu ayam cair 100 g 50.9 kcal 6.3 g

Meal analysis: energy 653.1 kcal (35 %), carbohydrate 91.1 g (37 %)

SELINGAN PAGI
mangga harum manis 50 g 32.5 kcal 8.5 g
pisang ambon 100 g 92.0 kcal 23.4 g
yogurt 20 g 23.4 kcal 1.5 g
honey 10 g 30.4 kcal 8.2 g

Meal analysis: energy 178.3 kcal (9 %), carbohydrate 41.7 g (17 %)

MAKANAN SIANG
fish. salmon. canned 40 g 79.6 kcal 0.0 g
kaldu ayam cair 100 g 50.9 kcal 6.3 g
olive oil 10 g 88.4 kcal 0.0 g
oats, rolled or meal, ckd 50 g 31.0 kcal 5.4 g
kaldu ayam cair 150 g 76.4 kcal 9.5 g

Meal analysis: energy 326.3 kcal (17 %), carbohydrate 21.2 g (9 %)

SELINGAN SIANG
avocado 60 g 96.7 kcal 4.4 g
honey 10 g 30.4 kcal 8.2 g
jeruk nipis 5g 1.4 kcal 0.5 g

Meal analysis: energy 128.5 kcal (7 %), carbohydrate 13.1 g (5 %)


MAKAN MALAM
telur ayam 55 g 85.3 kcal 0.6 g
olive oil 10 g 88.4 kcal 0.0 g
susu skim / tak berlemak cair 100 g 34.9 kcal 4.9 g
cheese soft fresh (ricotta pa 40 g 55.2 kcal 2.0 g
daun bawang 10 g 2.1 kcal 0.5 g
pumpkin. cooked 100 g 20.1 kcal 4.4 g
kaldu ayam cair 150 g 76.4 kcal 9.5 g
onion, bulb, raw or boiled 50 g 22.0 kcal 5.1 g

Meal analysis: energy 384.3 kcal (20 %), carbohydrate 27.0 g (11 %)

SELINGAN MALAM
apple. white 100 g 59.0 kcal 15.3 g
pear. canned 100 g 78.2 kcal 20.3 g
blueberries (beku, tanpa pemanis) 75 g 38.2 kcal 9.1 g
strawberry 50 g 23.5 kcal 5.9 g
water 200 g 0.0 kcal 0.0 g
nutmeg 1g 2.6 kcal 0.8 g
cinnamon ground 3g 7.8 kcal 2.4 g

Meal analysis: energy 209.4 kcal (11 %), carbohydrate 53.8 g (22 %)

===============================================================
Result
===============================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
_______________________________________________________________________
energy 1879.8 kcal 2198.9 kcal 85 %
PUFA 8.8 g - -
cholesterol 303.9 mg - -
protein 77.7 g(16%) 46.0 g(12 %) 169 %
fat 71.5 g - -
carbohydr. 247.9 g - -
dietary fiber 25.3 g - -
retinol 243.2 µg - -
phytic acid 395.3 mg - -
calcium 720.1 mg 1200.0 mg 60 %
magnesium 226.5 mg 280.0 mg 81 %
niacineequiv. 0.0 mg 15.0 mg 0%
zinc 5.4 mg 12.0 mg 45 %
iron 7.0 mg 15.0 mg 46 %
Vit. B1 0.8 mg 1.1 mg 75 %
Vit. B2 1.4 mg 1.3 mg 104 %
niacine 8.2 mg - -
Vit. B6 2.3 mg 1.6 mg 145 %
pantoth. acid 5.4 mg - -
tot. fol.acid 147.0 µg - -
Vit. B12 6.6 µg 2.0 µg 328 %
Vit. C 118.9 mg 60.0 mg 198 %
Vit. A 271.3 µg 800.0 µg 34 %
Kecukupan rencana menu dengan kebutuhan
Zat Gizi Rencana Menu Kebutuhan % kecukupan Interpretasi
Energi (kkal) 1879,8 1900 98% Cukup
Protein (gr) 77,7 70,3 110% Cukup
Lemak (gr) 71,5 63 113% Cukup
Karbohidrat (gr) 247,9 262,95 94% Cukup

Pemberian Konseling Gizi


Tabel 2. Rencana Konseling Tn C dan caregiver
Pelaksanaan Konseling Gizi
Tempat Kamar Rawat Inap Rumah Sakit Tn C
Topik Penggalian masalah dilanjutkan menemukan solusi permasalahan
secara 2 arah, pemilihan jenis makanan sesuai kondisi,
pengedukasian seputar menjaga kebersihan oral, peningkatan
motoric diikuti anjuran aktivitas ringan
Metode Sharing (2 arah)
Sasaran Tn C dan istri
Waktu 15 menit, 2 kali kunjungan per hari
Media Leaflet
Tujuan  Meningkatkan pengetahuan Tn C dan istri mengenai penyakit
yang diderita dan hubungan terkait gizi berupa jenis dan jumlah
makanan yang tepat dikonsumsi bagi pasien
 Meningkatkan perilaku yang bermanfaat pagi penurunan progresi
penyakit seperti menjaga kebersihan mulut dan tips mengatasi
gangguan menelan yang dialami
 Memberikan alternative rekomendasi menu yang sesuai prinsip
diet lunak saring bagi pasien diikuti pengenalan makanan
berbagai tekstur
 Memberikan motivasi pasien agar lebih termotivasi semangat
sembuh dan semangat dalam menghabiskan asupan MRS dengan
mempertimbangkan berbagai cara untuk mengurangi tanda gejala
yang dialami
 Menganjurkan beberapa kegiatan aktivitas ringan yang mampu
melatih motoriknya

Koordinasi dengan profesi kesehatan lain


 Pertemuan antara tim medis
Melakukan pertemuan antara tim medis yang terdiri dari dokter, perawat,
dan ahli farmasi lainnya untuk mendiskusikan dan menentukan rencana
perawatan tepat khususnya terkait terapi medikamentosa yang dapat
mempengaruhi terapi gizi yang akan diberikan kepada pasien yang
mengalami penyakit Parkinson disertai gangguan menelan. Adanya
pertimbangan pemberian formula enteral perlu dikoordinasikan kembali jika
kondisi pasien tidak ada perkembangan setelah diberi intervensi gizi diatas.
 Kolaborasi antara tim medis
Melakukan kolaborasi antara tim medis yang terdiri dari dokter, perawat,
dan ahli farmasi yang bertujuan untuk melakukan intervensi yang tepat bagi
pasien dan mengupayakan proses penyembuhan yang optimal dengan
mengkolaborasikan tindakan asuhan pasien yang tepat dari berbagai latar
belakang profesi tenaga medis. Selain itu sangat penting dalam kolaborasi
antara tim medis membahas dan menerapkan terkait terapi medikamentosa
yang diberikan dan terapi gizi yang tepat agar tidak menimbulkan interaksi
yang merugikan.

2) Perubahan apa dalam diet Clarence yang akan Anda rekomendasikan?


Pola diet yang dianjurkan yaitu makanan gizi seimbang dengan
pergantian tekstur makanan yang sesuai kondisi Tn C. Tekstur yang
disarankan yaitu lembut/lunak dari hasil olahan makanan yang dibuat
bubur dengan cara pengolahan dihaluskan, diblender, ditumbuk, disaring
agar memudahkan Tn C untuk menelan. Tekstur tersebut dikenal texture
modified food yang mana tetap mempertahankan bentuk makanan lunak
mirip makanan biasa namun dengan tekstur yang sangat lembut. Tekstur
ini dianjurkan bertahap yang dimulai dari puree (tektur lembut saring
seperti bubur lumat), dilanjutkan minced and moist (tekstur cincang sedikit
basah/lembab, tidak perlu digigit hanya perlu sedikit kemampuan
mengunyah), dilanjutkan soft and bite food (tekstur lembut namun mudah
digigit), diakhir oleh tekstur makanan biasa.1 Pada lansia yang mengalami
disfagia seperti Tn C, makanan bertekstur puree dapat dicobakan selama 1
sampai 3 hari jika mampu menghabiskan per menu dalam per harinya
maka diberikan tekstur selanjutnya.
Hal ini penting diterapkan oleh pengasuh yang mendampingi Tn C
yaitu istrinya sendiri. Konsistensi tekstur makanan puree atau lembut
saring seperti bubur yaitu lembut padat dengan tidak perlu dikunyah, tidak
bisa diminum melalui gelas, tidak bisa dihisap melalui sedotan, saat
sendok dimiringkan maka tidak langsung tumpah, tidak lengket, dan
biasanya dimakan dengan alat bantu sendok. 1
Selain memperhatikan tekstur makanan, juga perlu diperhatikan
tekstur minuman yang diberikan. Minuman bertekstur kental lebih
dianjurkan karena lebih memudahkan pasien dalam menelan dan
mengurangi risiko aspirasi dibanding tekstur cair jernih. 1,2

3) Evaluasi lain apa yang dibutuhkan Clarence?


Tabel 3. Rencana MONEV Tn C
Antropometri (AD)
Target : 1) Pencegahan penurunan berat badan hingga status gizi melalui
pengukuran BB dan LiLA tiap harinya
Asupan (FH)
Target : 1) Pencegahan penurunan asupan makanan melalui evaluasi ada
tidaknya keluhan tekstur atau jenis makanan yang diberikan
melalui konseling di ruang ranap dan penilaian visual comstock
tiap setelah makan hingga minimal 80% makanan terasup dari
pemberian MRS
2) Melakukan skrining atau tes menelan dengan metode SDQ
secara teratur per harinya guna mengetahui progresi disfagia
yang dialami

4) Interaksi makanan-obat apa yang mungkin terjadi?


Interaksi obat dan makanan terjadi pada obat golongan agen
dopamine/agen antiparkinson yaitu levodopa (L-dopa) dengan vitamin B6
dan protein.3 Asupan tinggi Vitamin B6 menghambat penyerapan
levodopa sehingga perlu dihindari makanan yang tinggi vitamin B6 dan
juga suplemen vitamin B6. Enzim yang diperlukan mengubah levodopa
menjadi dopamine (dekarboksilase) bergantung pada kadar vitamin B6
tubuh. Apabila jumlah vitamin B6 terlalu tinggi, levodopa akan
dimetabolisme dalam aliran darah perifer bukan di otak (cerebral nerve
system).4 Makanan tinggi vitamin B6 seperti kacang-kacangan, kentang,
bayam, gandum.3 Interaksi antara vitamin B6 dengan aspartame juga perlu
diperhatikan.3,4
Penyerapan levodopa saling berkompetisi dengan penyerapan asam
amino dalam usus dan transportnya menuju sawar darah otak.5 Asam
amino tersebut yaitu valin, leusin, isoleusin, triptofan, tirosin, dan
fenilalanin.3
Pemberian protein pada pasien PD perlu diperhatikan karena bila
diberikan protein tinggi dapat memicu terjadinya dyskinesia (fluktuasi
motoric) yaitu tanda yang sering terjadi pada penderita PD. Pemberian
protein rendah lebih baik dalam mencegah adanya efek samping obat
seperti penurunan BB, defisiensi zat gizi mikro, lapar sebelum malam, dan
dyskinesia.5 Anjuran konsumsi levodopa guna menghindari kontraindikasi
yaitu dikonsumsi 30 menit sebelum makan atau saat perut kosong guna
memaksimalkan penyerapannya dalam usus kecil.5,6
Furosemide (Lasix) merupakan golongan obat diuretic yang
meningkat penyerapannya saat perut kosong.3 Furosemide akan menurun
efek diuretiknya jika berinteraksi dengan senyawa germanium misalnya
dalam produk ginseng. Obat golongan diuretic ini dapat mempengaruhi
status mineral darah terutama yang berperan dalam menjaga keseimbangan
elektrolit darah kalsium, kalium, natrium, magnesium.3,4

A. SKRINING (DATA UMUM)


1. Pemilihan metode skrining
Sebelum melakukan tahapan asesmen pasien untuk melakukan
pengkajian asuhan gizi, maka akan dilakukan skrining awal untuk menilai
status gizi pasien secara dini. Metode skrining yang dilakukan disesuaikan
dengan kondisi pasien. Tn C berusia 74 tahun yang mana tergolong usia
lanjut (usia diatas 60 tahun). Metode skrining yang tepat yaitu MNA (Mini
Nutritional Assessment). Metode skrining ini cukup sederhana, lengkap
dalam menilai faktor-faktor yang mungkin berperan pada status gizi pasien
lanjut usia, dan validitasnya sudah banyak diuji oleh berbagai studi di
berbagai negara dan pada berbagai kondisi. Selain itu, MNA dapat
digunakan secara berkala untuk lingkup masyarakat maupun di rumah
sakit.7
2. Pengisian kuesioner
Tn C
Pria 74 70,3 177,5

3. Membuat kesimpulan kuosioner


Berdasarkan hasil skrining menggunakan metode MNA, diperoleh
skor total skrining Tn C sebanyak 5 poin. Total skor ini mengindikasikan
bahwa Tn C tergolong malnutrisi sehingga perlu dilakukan tindak lanjut
terkait asuhan gizi terstandar.
W. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI
1. Pengkajian data riwayat pasien (CH)
Tabel 4. Riwayat pasien Tn C
Domain Data Interpretasi
CH 1.1.1 Usia 74 tahun Tergolong lansia
CH 1.1.2 Jenis Kelamin Laki-laki
CH 2.1.1 Keluhan gizi Makannya lambat Gangguan
dan batuk saat makan/telan
makan diikuti
perubahan nafsu
makan
CH 2.1.11 Neurologis - Penyakit Diagnosis sejak 5
parkinson tahun yll
- demensia
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil riwayat pasien Tn C dapat disimpulkan bahwa Tn
C mengalami penyakit Parkinson disertai keluhan gangguan telan.
2. Pengkajian riwayat terkait gizi/makanan (FH)
A. Riwayat Gizi/Makanan SMRS
Tidak ada data.
B. Riwayat Gizi/Makanan MRS
Tabel 5. Riwayat MRS Tn C
Domain Data Interpretasi
FH 3.1.1 Preskripsi - L-dopa Obat antiparkinson/dopamine
obat agent
- Furosamide Obat diuretik
(Lasix)
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil riwayat gizi MRS Tn C diperoleh hasil bahwa
beliau mengonsumsi obat antiparkinson dan diuretic yang dapat
menimbulkan interaksi antara obat dan makanan.
3. Pengkajian antropometri (AD)
Tabel 6. Riwayat Antropometri Tn C
Domain Data Interpretasi
AD 1.1.1 TB 177,5 cm
AD 1.1.2 BB 70,3 kg
AD 1.1.4 Perubahan BB ↓ 6,81 kg (6 Penurunan 8,83 %
bln)
AD 1.1.5 IMT 22,31 kg/m2 Status gizi : normal
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil riwayat antropometri Tn C diperoleh hasil bahwa
status gizi berdasar IMT tergolong normal namun mengalami
penurunan BB 8,83 % selama kurun waktu 6 bulan.
4. Pengkajian data biokimia (BD)
Tidak ada data..
5. Pengkajian data klinis/ fisik (PD)
Tabel 7. Riwayat Fisik Tn C
Domain Data Interpretasi
PD 1.1.1 Baju mulai longgar Indikasi
Penampakan (tampak penurunan BB) penurunan bb
keseluruhan
PD 1.1.2 Bahasa Saat makan diam saja/tidak Indikasi
tubuh banyak bicara disfagia
PD 1.1.5 Sistem Makan memakan waktu
pencernaan lama (2 jam) disertai
batuk/tersedak
PD 1.1.7 Saraf dan - Demensia
kognisi - Gangguan pendengaran
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil riwayat klinis Tn C diperoleh hasil bahwa beliau
mengalami indikasi kesulitan menelan (disfagia) dengan tanda waktu
makan sangat lama, disertai batuk/tersedak setelah makan, proses makan
pasif, disertai gangguan saraf dan kognisi berupa demensia (kepikunan) dan
sulit mendengar.
6. Comparative Standard (CS)
Domain Kebutuhan
CS 1.1.1 Estimasi total energi 2431,59 kkal
CS 1.1.2 Metode estimasi Mifflin
CS 2.1.1 Estimasi total lemak 81 gram
CS 2.1.2 Jenis lemak Lemak tak jenuh ganda omega 3
CS 2.1.3 Metode estimasi 30 % dari kebutuhan energi
CS 2.2.1 Estimasi total protein 70,3 gram
CS 2.2.2 Jenis protein Protein hewani dan nabati
CS 2.2.3 Metode estimasi 1 gram/KgBB
CS 2.3.1 Estimasi total karbo 347,45 gram
CS 2.3.2 Jenis karbohidrat KH sederhana dan kompleks
CS 2.3.3 Metode estimasi 57% dari kebutuhan energi
CS 2.4.1 Total estimasi serat 25 gram
CS 3.1.1 Estimasi total cairan 1500 ml
X. DIAGNOSIS GIZI
1. NI 1.2 Asupan energi inadekuat berkaitan dengan penurunan asupan
makan ditandai oleh penurunan BB dan pakaian semakin longgar.
2. NC 1.1 Kesulitan menelan berkaitan dengan penyakit Parkinson ditandai
oleh kecepatan makan yang lambat dan tersedak/batuk selama makan.

Y. PEMBAHASAN
Penyakit Parkinson (Parkinson’s Disease) atau disingkat PD
merupakan penyakit neurologis (menyerang syaraf) yang dikarakteristikkan
gerakan yang semakin menurn dan melambat, kekakuan otot, sering
mengalami tremor/kejang, ketidakstabilan postural (kurang seimbang saat
berdiri, posisi kurang sempurna), dan penurunan transmisi dopamine dari
syaraf menuju otak bagian ganglia basal. Pada penyakit ini dalam
perawatannya yang perlu diperhatikan yaitu adanya interaksi obat dan
makanan khususnya obat golongan antiparkinson yang berperan sebagai agen
dopamine seperti levodopa, sinmet, dan lainnya. obat ini dapat menimbulkan
efek samping dalam meningktakan tanda yang merugikan pada penderita
Parkinson jika manajemen pemberiannya tidak dilakukan dengan baik. Salah
satunya, berkaitan dengan pengaturan banyaknya jumlah pemberian protein
bagi penderita PD yang mengonsumsi levodopa. 4 Protein yang diberikan
sebaiknya berkisar antara 0,8-1 gram/KgBB. Hal tersebut dikarenakan
pemberian protein rendah lebih meningkatkan serapan levodopa dalam usus
yang selanjutnya ditransport ke sawar darah otak. Obat levodopa berkompetisi
bersama asam amino netral seperti leusin dan isoleusin dalam proses
penyerapannya oleh usus kecil.5,6 Selanjutnya distribusi pemberian protein
juga perlu diperhatikan, sebaiknya diberikan dalam jumlah yang lebih sedikit
pada makan pagi dan siang serta lebih banyak pada makan malam. 4,5
PD meningkat risikonya pada lansia yang manaa pada usia ini sel mulai
mengalami penurunan produksi dan mengalami reaksi oksidasi yang tinggi.
Aktivitas oksidasi sel pada tubuh lansia mengakibatkan penurunan neuron
syaraf termasuk dopamine di dalamnya dan meningkatkan monoamine
oksidase (enzim yang berperan dalam menghilangkan neurotransmitter
norepinefrin, serotonin, dan dopamine menuju/dari otak).4 Sumber makanan
kaya vitamin dan mineral seperti vitamin A, C, E dan zinc, folat, selenium
perlu ditingkatkan pemberiannya guna menurunkan keparahan stres oksidatif
dalam tubuh penderita PD.4 Selain itu sumber makanan yang berperan sebagai
antiinflamasi juga diberikan seperti senyawa fenolik (buah buahan, bumbu dan
rempah) dan asam lemak omega 3.4 Pemberian asupan makanan tinggi vitamin
mineral yang berfungsi sebagai neuroproteksi pada kejadian penyakit
Parkinson juga perlu dianjurkan seperti vitamin B3, C, E, dan D.8
Keluhan yang dirasakan Tn C berupa gangguan menelan juga perlu
dipertimbangkan dalam manajemen perawatannya agar mengurangi risiko
malnutrisi akibat ketidakcukupan asupan. Skrining mengenai level
kemampuan menelan Tn C sangat perlu untuk dilakukan dan dievaluasi agar
dapat memberikan rencana pemberian asupan dengan konsistensi yang tepat
bagi kondisinya.4,5 Adanya tanda penyakit Parkinson berupa kejadian tremor
dan gangguan keseimbangan yang diikuti demensia dan gangguan makan
diperlukan pendamping untuk membantu proses perawatan Tn C yaitu istri
beliau.4,6 Oleh karena itu, sasaran konseling gizi tidak hanya pada Tn C
melainkan juga istrinya sebagai pendamping/pengasuh utama.
Monitoring dan evaluasi agar tercapainya proses asuhan gizi yang tepat
sesuai kondisi pasien dalam menurunkan tingkat keparahan penyakit dan
mencukupi asupannya yang perlu diperhatikan yaitu monitoring berat badan
rutin baik ada tidaknya peningkatan dan monitoring penilaian asupan gizi
minimal terasup 80% melalui visual comstock guna mengetahui ada tidaknya
keluhan asupan baik jumlah maupun tekstur yang diberikan. Selanjutnya juga
dilakukan evaluasi skrining tes kemampuan menelan guna mengetahu tekstur
asupan yang tepat. Metode yang digunakan yaitu SDQ (Swallowing
Disturbances Questionnaire).5 Hal ini dikarenakan metode skrining
menggunakan SDQ tergolong sebagai predictor yang baik dalam
mendiagnosis ada tidaknya gangguan menelan yang diikuti tanda yang dialami
pasien. Selain itu, metode ini dapat dengan mudah dipahami dan dibaca oleh
pasien, pengasuh/pendamping, perawat, dan dokter dalam melakukan
pengecekan rutin terhadap progresi dini risiko gangguan menelan pada
penyakit neurologis, gastroenterology, dan otolaringologi. 9
Z. DAFTAR PUSTAKA
1. Lam P, Stanschus S, Zaman R, Cichero JAY. The International Dysphagia
Diet Standardisation Initiative ( IDDSI ) framework : the Kempen pilot.
2017;(May).
2. Reber E, Gomes F, Vasiloglou MF, Stanga Z. Management of Dehydration
in Patients Suffering Swallowing Difficulties. Clin Med (Northfield Il).
2019;8(1923):1–19.
3. Bendich A. Handbook of Drug-Nutrient Interactions. second. Boullata JI,
Armenti VT, editors. New York: Humana Press; 2010.
4. Zupec-Kania B, O’Flaherty T. Medical Nutrition Therapy for Neurological
Disorders. In: Mahan LK, Raymond JL, editors. Krauses’S Food & The
Nutrition Care Process. Fourteenth. Canada: Elsevier Inc.; 2017. p. 813.
5. Cereda E, Claude J, Burgos R, Bret I, Dziewas R, Genton L, et al. ESPEN
guideline clinical nutrition in neurology. 2018;37:354–96.
6. Nelms MN, Sucher KP, Lacey K. Diseases and Disorders of The
Neurological System. In: Nutrition Therapy and Pathophysiology. third.
Boston, USA: Cengage Learning; 2014. p. 613.
7. Prasetyo WH, Pramantara IDP, Budiningsari RD. Hasil skrining
berdasarkan metode MNA (mini nutritional assestment) tidak berpengaruh
terhadap lama rawat inap dan status pulang pasien lanjut usia di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. J Gizi dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet.
2016;2(2):75.
8. Zhao X, Zhang M, Li C, Jiang X, Su Y, Zhang Y. Review Article Benefits
of Vitamins in the Treatment of Parkinson ’ s Disease. 2019;2019.
9. Cohen JT, Manor Y. Swallowing Disturbance Questionnaire for Detecting
Dysphagia Swallowing Disturbance Questionnaire for Detecting
Dysphagia. 2018;(October).
AA. LAMPIRAN
1. Leaflet
2. Perhitungan status gizi
 IMT
= BBkg/(TBm2)
= 70,3 / (1,775)2 = 22,31 kg/m2 (normal)
3. Perhitungan penurunan BB
𝐵𝐵 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝐵𝐵 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
= 𝑥100%
𝐵𝐵 𝑎𝑤𝑎𝑙
77,11−70,3
= 𝑥100%
77,11

= 6,81%
2. Perhitungan kebutuhan zat gizi
 BMR (Mifflin)
= (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5
= (10 x 70,3) + (6,25 x 177,5) – (5 x 74) + 5
= 1447,375 kkal
 Energi
= BMR x faktor aktivitas x faktor stres
= 1447,375 x 1,2 x 1,4
= 2431,59 kkal
 Protein
= 0,8 gram/KgBB
= 0,8 x 70,3
= 56,24 gram
 Lemak
= 30 % dari energi
= (0,3 x 2431,59) : 9
= 81 gram
 Karbohidrat
= energi – protein - lemak
= (2431,59 – (56,24x4) – (81x9)) : 4
= 369,4 gram
 Serat
= 25 gram
 Cairan
= 1500 ml
SOAL-SOAL MATERI GANGGUAN SYARAF
1. Pemberian protein yang dianjurkan pada pasien stroke yaitu
a. 0,5 – 0,75 gram/kgBB
b. 0,8 – 1 gram/kgBB
c. 1,25 – 1,5 gram/kgBB
d. > 2 gram/kgBB
2. Berikut hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen diet pasien disfagia
a. Berikan minuman konsistensi cair jernih agar mempercepat proses telan
b. Berikan makanan konsistensi sangat cair melalui oral guna mencegah
aspirasi
c. Berikan makanan konsistensi kental guna memperlambat proses telan
d. Berikan makanan konsistensi lunak lembut (saring) guna
mencegah aspirasi
3. Berikut syarat yang perlu diperhatikan dalam pemberian nutrisi enteral bagi
pasien disfagia
a. Pengecekan rutin reflux gastroesofageal dan pengosongan lambung
b. Pemberian nutrisi enteral < 2 bulan dapat disertai endoskopi
c. Pasien mulai sadar dan pencernaan membaik dapat dilanjutkan
pemberian parenteral
d. Pemberian nutrisi enteral > 2 bulan dapat disertai nutrisi parenteral
4. Berikut tahapan tekstus makanan yang tepat bagi penderita disfagia, kecuali
a. Level 1 : tekstur slightly thick
b. Level 2 : tekstur bite-sized pieces
c. Level 4 : tekstur moist and minced
d. Level 3 : tekstur bite-sized pieces
3. Berikut perbedaan formula enteral standard an elemental
a. Formula standar mengandung zat gizi tunggal tertentu
b. Formula elemental melalui penyerapan saluran cerna mulai dari
lambung hingga kolon
c. Formula standar biasanya mengandung 2 zat gizi tertentu
d. Formula elemental melalui proses pencernaan yang pendek
(langsung cerna)

Anda mungkin juga menyukai