Kasus
Tn. B berusia 61 tahun, didiagnosa Diabetes Melitus + bronchopneumonia. Pasien MRS
dengan keluahan batuk dahak sulit keluar, sesak nafas. Pasien memiliki riwayat penyakit
dahulu Diabetes Melitus. RPS yaitu Diabetes Melitus dan bronchopneumonia. Tidak ada
riwayat penyakit yang sama dari keluarga. Data antropometri pasien: BB 47 Kg, RL 155 cm,
LLA 24,5 cm. Data biokimia pasien Hb 11,3 g/dl (11-16,5 g/dl); leukosit 11,2 rb/uL (3,5-10
ribu/mm3 ); GDS (08.49) 359 mg/dl); (<140 mg/dl); GDS (20:18) 409 mg/dl; Bilirubin 0,5
mg/dl (0,1-1,2 mg/dl);protein 5,7 mg/dl (6,6 8,8 mg/dl); Albumin 3,7 mg/dl (2,5-5,2 mg/dl);
Asam urat 8 mg/dl (3,2 -7 mg/dl); HDL 43 mg/dl; LDL 158 mg/dl (122-200 mg/dl).
Pemeriksaan fisik KU composmentis, sedang; Tekanan darah 113/64 mmHg; Suhu 36,4C;
Nadi 90 x/menit; Respirasi 20 x/menit.
Hasil anamnesa diet pasien kebiasaan makan pasien yaitu 2 kali sehari; pasien
mengkonsumsi nasi 1 ctg 2x/hari; telur ayam 1 btr 2x/minggu; tempe/tahu 3 ptg/hari; tumis
soun 4x/minggu; tumis (wortel, buncis, kacang, daun pepaya muda) 2x/hari; apem 3
bh/minggu; air putih 4-5 gls/hari (500ml), teh manis 1 gls/bln; roti krombeng 2x/minggu;
pengolahan lauk digoreng, dibacem, konusmsi buah pisang dan pepaya 3 bh/minggu. Hasil
recall Energi 568,5 Kkal; Protein 10,92 gram; Lemak 19,86 gram; Karbohidrat 25,8 gram.
A. Identitas Pasien
Nama
Umur
Sex
Pekerjaan
Diagnosa medis
IS
60 tahun
Laki-laki
Petani
Obstruksi Dispnea Suspensi Oedem
Pulmo, Chronic Kidney Disease (CKD).
Energi (Kkal)
563,65
1762,5
31,9
Protein (g)
24,105
49,27
48,9
Lemak (g)
17
49,27
34,5
KH(g)
75,915
264,5
28,7
Kesimpulan :
Dari anamnesa riwayat makan pasien diatas diketahui pasien meiliki pola
makan yang kurang baik dan teratur. Hal tersebut dibuktikan kebiasaan makan
pasien hanya 2 kali sehari. Variasi dalam pengolahan makan kurang baik yaitu
hanya di goreng dan dibacem. Padahal olehan bacem menggunakan gula jawa
yang termasuk kedalam karbohidrat sederhana. Selain itu,kebiasaan konsumsi
snack pasien mengandung karbohidrat tinggi (apem 3x/minggu dan roti 2x/minggu).
Konsumsi gula sederhana yang berlebihan dan jangka panjang akan menyebabkan
kadar gula darah tinggi. Meningkatnya kadar gula dalam darah tersebut sebagai
akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh. Organ tubuh yang
terganggu adalah pankreas, jika Pankreas terganggu, maka kemampuan untuk
memproduksi hormon insulin juga terganggu
Asupan makan pasien saat MRS kurang dari kebutuhan pasien. Prosentase
asupan makan dibandingakan dengan KGA (koreksi BBI) untuk energi, protein,
lemak dan karbohidrat mengalami defisiensi tingkat berat (<70%) (WNPG, 2008).
Asupan makan yang menurun mungkin disebabkan karena motivasi dalam
menghabiskan makanan yang sangat kurang.
b. Data Biokimia
Pemeriksaan
urin/darah
Hb
Leukosit
Hematokrit
GDS (08.49)
GDS (20.18)
Bilirubin
Protein
Albumin
Asam urat
HDL
LDL
Hasil
Satuan/Nilai
Keterangan
Pemeriksaan
11,3%
11,2 rb u/L
33%
359 mg/dl
409 mg/dl
0,5 mg/dl
5,7 mg/dl
3,7 mg/dl
8 mg/dl
43 mg/dl
158 md/dl
normal
11-16,5%
3,5-10 rb u/L
35-59%
<140 mg/dl
<140 mg/dl
0,1-1,2 mg.dl
6,6-8,8 mg/dl
2,5-5,2 mg/dl
3,2-7 mg/dl
45-45 mg/dl
122-200 mg/dl
Normal
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Normal
Normal
Normal
Tinggi
Normal
Normal
Kesimpulan:
Dari hasil pemeriksaan biokimia diketahui nilai leukosit, GDS dan asam urat
pasien diatas angka normal (tinggi) sedangkan nilai hematokrit dibawah angka
normal(rendah). Adanya peningkatan kadar GDS berkaitan dengan riwayat DM
(gangguan toleransi glukosa) pada pasien. Peningkatan jumlah leukosit (Leukositosis)
menunjukkan
adanya
proses
infeksi
atau
radang
akut
pada
pasien
yaitu
c. Data Antropometri
BB
RL
LLA
47 Kg
155
24,5
perlunya meningkatkan dan menjaga asupan makan sehingga nilai IMT dan LLA tetap
normal.
d. Data Fisiki Klinis
Keadaan Umum:
Composmentis
Vital Sign:
TD 113/64 mmHg (Normal), RR 20x/menit (Normal), N 90x/menit (Normal), t 36,4c
(Normal)
Kesimpulan:
Dari keadaan umum pasien yaitu compos mentis (sadar). Tanda vital
menunjukkan bahwa respirasi rate pasien tinggi (Takipnea) .Kondisi Takipnea atau
nafas cepat dan dangkal dikarenakan gejala bronchopneumonia yang dialami oleh
pasien. Nilai nadi dan tekanan darah menunjukkan nilai normal, begitu juga dengan
suhu tubuh pasien.
e. Riwayat Personal
Keluhan utama
Riwayat Penyakit
sesak nafas
1. Bronchopneumonia
Sekarang
2. Diabetes Melitus
Riwayat Penyakit dahulu Diabetes Mellitus
Riwayat
Penyakit Keluarga
Kesimpulan:
Pasien berumur 61 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama batuk dahak
sulit keluar, sesak nafas. Adanya keluhan batuk dahak sulit keluar dan sesak nafas
menunjukkan
gejala
penyakit
bronchopneumonia
yang
diderita
pasien.
glukosa (diabetes mellitus) ditandai oleh kadar GDS tinggi yaitu 254 mg/dl.
Domain Clinic
NC.2.2 Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan gangguan fungsi pankreas,
metabolisme karbohidrat dan metabolisme purin ditandai oleh kadar GDS tinggi yaitu
GDS (08.49) 359 mg/dl dan GDS (20.18) 409 mg/dl serta nilai asam urat tinggi (8 mg/dl).
Domain Behaviour
NB.1.7 Pemilihan makanan yang kurang tepat berkaitan dengan kurangnya pengetahuan
tentang makanan seimbang ditandai dengan riwayat makan tinggi karbohidrat (snack)
dan olahan makan yang hanya ditumis dan dibacem.
3. Intervensi Gizi
a. Terapi Diet :
1) Jenis diet
2)
Prinsip Diet
3)
4)
Cara pemberian
: Oral
5)
Frekuensi
b. Tujuan Diet :
1) Memberikan cukup energi untuk mempertahankan berat badan agar tetap normal.
2) Menurunkan kadar glukosa darah agar berada pada nilai normal dengan cara
menyeimbangkan asupan makanan.
3) Menurunkan kadar asam urat hingga mencapai nilai normal
c. Syarat / prinsip Diet :
1) Kebutuhan kalori 30/kgBB
2) Protein sebesar 15 % dari energi total
3) Lemak cukup, 20% dari kebutuhan energi total karena lemak berlebih dapat
menghambat pengeluaran asamurat melalui urin.
4) Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan energi total. Karbohidrat yang dikonsumsi
merupakan karbohidrat kompleks.
5) Asupan serat dianjurkan 25gr/ hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat di dalam sayur dan buah.
6) Hindari bahan makan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >150
mg/100 gram bahan makanan.
7) Penggunaan Natrium bisa mencapai 3000 mg/hari atau 6-7 gram/hari.
8) Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan
vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.
9) Bentuk makanan lunak
10) Menekankan pada prinsip 3 J
d. Perhitungan Kebutuhan energi dan zat gizi
Kebutuhan kalori :
BB aktual : 47 kg
47 x 30 kkal
= 1410 kkal
Koreksi umur
kkal
126,9 kkal +
1395,9 kkal
Komplikasi (pnemoniua)
Energi Total
Protein
Lemak
Karbohodrat
Serat
= 25g/1000kal/hari
= (25 gx1700 kal)/1000kalori
= 42,5 gram
C.2.1 Pemberian motivasi dan peningkatan kesadaran pasien terhadap anjuran diet.
Domain Koordinasi Asuhan Gizi (RC)
(RC-1) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain terkait komplikasi penyakit yang diderita
oleh pasien
4. Monitoring dan Evaluasi
Anamnesis
Yang diukur
Waktu
Evaluasi/ target
Antropometr
(AD-1.1.2) Pemantauan BB
Pengukuran
Setiap hari
i
Biokimia
Sesuai
gizi normal
Membandingkan hasil
GDS
keputusan
dokter
sehingga diharapkan
Setiap hari
Normal
Membandingkan asupan
Asupan Gizi
Target terjadi
peningkatan asupan
b. Topik
c. Waktu
d. Tempat
: Bangsal
e. Media
f.
Metode
g. Masalah gizi
1) Agar pasien mengerti makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak
dianjurkan sehingga dapat menunjang keberhasilan diet yang diberikan.
2) Memperbaiki pola makan pasien kearah yang baik agar bisa mencapai tujuan diet
3) Agar pasien mematuhi diet yang diberikan sesuai prinsip 3 J
4) Untuk memberi gambaran mengenai proses terapi diet yang akan dijalankan oleh
pasien untuk menunjang pengobatan pasien
5) Memberikan motivasi kepada pasoen dan keluarga pasien untuk mendukung
kelancaran diet yang dijalankan oleh pasien
i. Konseling gizi :
1) Menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak dianjurkan
2) Menjelaskan tentang diet DM yang berkaitan dengan pola konsumsi pasien