Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS BESAR

KEPANITERAAN GIZI KLINIS PROSES ASUHAN GIZI


TERSTANDAR PADA PASIEN
HIPERGLIKEMIK dengan DEHIDRASI dan ULKUS DM

Diruang Baitul izzah 1 RSI Sultan Agung Semarang

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas kepaniteraan


Gizi Klinis di RSI Sultan Agung Semarang

Disusun oleh :

Azka Salsabila Rahmat


NIM: 3720167281504

PROGRAM STUDI ILMUGIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
NGAWI
2019/2020
ii
Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
I. LATAR BELAKANG...................................................................................1
A.Identitas Pasien...........................................................................................1
B.Gambaran Kasus.........................................................................................1
II. SKRINING.....................................................................................................3
A.Pemilihan Metode Skrining........................................................................3
B.Pengisian Formulir Skrining......................................................................3
C.Kesimpulan kuestioner...............................................................................3
III. ASESMEN (PENGKAJIAN)GIZI................................................................4
A.Pengkajian Anthropometri (AD)...............................................................4
B.Pengkajian data biokimia (BD).................................................................4
C.Pengkajian data klinis/fisik (PD)...............................................................5
D.Pengkajian riwayat terkait gizi/ makanan (FH)......................................6
E.Pengkajian data riwayat pasien (CH).......................................................8
F. Komperatif standar.....................................................................................9
IV. DIAGNOSIS GIZI....................................................................................10
V. INTERVENSI GIZI........................................................................................11
A.Perencanaan..............................................................................................11
B.Preskripsi Diet...........................................................................................11
V. IMPLEMENTASI.........................................................................................12
VI. MONITORING DAN EVALUASI............................................................19
VII. PEMBAHASAN KASUS............................................................................21
VIII. PENUTUP/ KESIMPULAN......................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
LAMPIRAN..........................................................................................................28

iii
I. LATAR BELAKANG
A. Identitas Pasien

Nama : Ny. Sr
Tanggal Lahir : 23 Februari 1966
Usia : 53 tahun
Alamat : Priqi Jero RT 03/RW01 Samberejo Bonang,
Demak
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Masuk rumah sakit : 16 September 2019
Tanggal kasus : 16 September 2019
No. Rekam medis : 013914XX
Ruang / kelas : B.Izzah 1/ J1
Diagnosisi Medis : Hiperglikemik dengan Dehidrasi dan Ulkus
Diabets Militus

B. Gambaran Kasus

Dihadapkan dengan pasien Ny. Sr berusia 53 tahun datang ke


Rumah Sakit pada tangga 16 september 2019 dengan keluhan luka tidak
kunjung sembuh karena digigit tikus sudah hampir satu bulan, nyeri di
bagian kaki yang terluka (tumit), pusing, pandangan kabur dan mual sejak
seminggu. Riwat penyakit terdahulu adalah pasien menderita penyakit
gula (diabets melitus) dan kolestrol sejak 2 tahun yang lalu dan selalu
melakukan pemeriksaan di dokter keluarga. Aktifitas fisik pasien sehari-
hari adalah berdagang, semenjak kaki terasa sakit, pasien masih dapat
berdagang namun pergerakan terbatas, dan 1 minggu sebelum dibawa ke
Rumah Sakit, pasien tidak berdagang lagi. Pasien masuk IGD dengan
diagnosa hiperglikemik dengan dehidrasi dan ulkus diabets militus. Saat

1
dilakukan asesmen pasien mengaku bahwa masih merasakan sakit di
bagian luka, pusing, pandangan kabur. Selain itu, pasien mempunyai
gangguan mengunyak dikarenakan gigi pasien yang sudah tidak lengkap.
Hasil pemeriksaan Antropometri pasien didapatkan LLA 28,5 cm,
tinggi lutut 46 Cm. Hasil pemeriksaan Biokimia Ny. Sr yaitu kadar
hemoglobin 10,8 mg/dl, hematokrit 3,8 mg/dl, leukosit 22,7 , trombosit
470, Gula darah sewaktu 832 mm/dl, Natrium 134 mmol/L, kalium 5,49
mmol/L chloride 92,1 mmol/L. Hasil pemeriksaan fisik klinis Ny. Sr. yaitu
Pasien dalam keadaan sadar, lemah. yang ditandai dengan Respiratory
rate 20 x/menit. Denyut nadi 104 x/menit suhu 36,9 C dan tekanan darah
183/77 mmHg.
Pola makan pasein sebelum masuk rumah sakit yaitu makanan
utama 2-3x sehari. Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi 2-
3x sehari dan singkong 1x seminggu. Lauk hewani yang sering di
konsumsi adalah putih telur, ikan lele, dan ayam tanpa kulit 3x seminggu.
Lauk nabati yang sering dikonsumsi pasein adalah tahu 1x
sehari.sedangkan sayur yang biasanya dikonsumsi adalah sayur bayam,
tumis kangkung, tumis sawi, sayur sop, sayur asem setip 3x seminggu.
Buah yang dikonsumsi pasien yaitu semangka, melon. Pepaya.
Pada saat dirumah sakit, pasien mendapatkan diet DM jantung,
dengan bentuk makanan Lunak (TIM). Hasil Recall 24 jam dengan
keluarga didapatkan bahwa Asupan makan Ny. Sr saat dirumah sakit yaitu
makanan sumber karbohidrat berupa nasi tim dihabiskan ½ porsi setiap
makan, makanan sumber lauk hewani dihabiskan ½ porsi, makanan
sumber nabati dihabiskan ¼ porsi, dan sayur dihabiskan 1 porsi.
Kurangnya asupan makan sumber energi, protein hewani, dan protein
nabati disebabkan karena berkurangnya nafsu makan. Selain itu, snack
yang berikan Rumah sakit yang berupa pisang dan puding tidak dimakan.

2
II. SKRINING
A. Pemilihan Metode Skrining

Sebelum dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut, dilakukan skrining


gizi pada Ny. Sr dengan menggunakan “Malnutrition universal screening
tool (MUST). Malnutrition universal screening tool (MUST) adalah alat
skrining lima langkah untuk mengidentifikasi pasien yang malnutrisi baik
beresiko kekurangan gizi (kurang gizi), atau obesitas. MUST juga
mencakup pedoman manajemen yang dapat digunakan untuk
mengembangkan rencana perawatan.
B. Pengisian Formulir Skrining

Tabel 1. Formulir Malnutrition Universal Screening Tools (MUST)


No Kriteria Skor
1 Skor IMT
 IMT >20 (Obesitas>30) 0 0
 IMT 18,5-20 1
 IMT < 18,5 2
2 Skor Kehilangan BB yang BB hilang <5% 0 0
tidak direncanakan 3-6 BB hilang 5-10% 1
bulan terakhir. BB hilang > 10% 2
3 Skor efek penyakit akut Ada asupan nutrisi >5 hari 0 0
Tidak ada asupan nutrisi > 5 2
hari
Skor total 0
Kesimpulan Beresiko rendah V
Resiko menengah
Beresiko tinggi

Hasil
Skor 0: beresiko rendah, ulangi skrining setiap 7 hari
Skor 1 : resiko menengah; monitoring asupan selama 3 hari. Jika tidak ada
peningkatan, lanjutkan pengkajian dan ulangi skrining setiap 7 hati
Skor >2: beresiko tinggi, bekerjasama dengan tim Asuhan Gizi. Upayakan
peningkatan asupan gizi dan memberikan makanan sesuai dengan daya
terima. Monitoring Asupan Makan setiap hari. Ulangi skrining setisp 7
hari

3
C. Kesimpulan kuestioner

Berdasarkan hasil skrining menggunakan formulir MUST pada


tabel 1. Ny. Sr mendapatkan skor 0 sehingga dapat digolongkan dalam
kategori beresiko rendah dalam mengalami malnutrisi.
III. ASESMEN (PENGKAJIAN)GIZI
A. Pengkajian Anthropometri (AD)

Tabel 2. Asesmen Data Antropometri Ny. Sr (17 september 2019)


Domain Data Interpretasi
A.D.1.1.1. Tinggi Lutut 46 cm Status gizi baik
A.D.1.1.2 LILA 28,5 cm berdasarkan persentil
AD.1.1.1. Presentil Lila 88% LILA 88%
Kesimpulan : status gizi Ny. Sr Tergolong gizi baik berdasarkan
persentil LILA.

Sumber data : Catatan Medik dan Antropometri

Table 3. Status gizi menurut LILA


IMT/LILA Interpretasi
>85% Gizi baik
70-85% Gizi Kurang
<70% Gizi Lebih

Sumber : Almatsier, 2004

IMT/ LILA = lila/32,1x100%

= 28,5/32,1 x100% = 88 %

Berdasarkan hasil pengukuran antropometri maka dapat disimpulkan


bahwa status gizi pasien adalah Baik.

B. Pengkajian data biokimia (BD)

Tabel 4. Asesmen Data Biokimia Ny. Sr (17 september 2019)


Domain Data Nilai Satuan Interpretasi
Rujukan
(BD.1.10.1) Hemoglobin 10,8 13,2-17,3 g/dl Rendah
(BD 1.10.2) Hematokrit 31,8 33-45 % Rendah
(BD.1.10) leukosit 22,7 3,8-10,6 Ribu/ul Tinggi
(BD.1.10) Trombosit 470 150-440 Ribu/ul Tinggi
(BD-1.2.5) GDS 832 75-110 Ribu/ul Tinggi

4
(BD-1.2.5) Natrium 131,9 135-147 Mmol/l Rendah
(BD-1.2.7) Kalium 5,49 3,5-5 Mmol/l Tinggi
(BD-1.2.6) Choride 92,1 95-105 Mmol/l Rendah

Sumber Data : Data Primer Rekam Medik


Dari hasil pemeriksaan biokimia maka dapat disimpulkan bahwa Nilai
biokimia Ny. Sr yang meliputi hemoglobin, hematokrit, natrium dan
chloride tergolong rendah. Sedangkan nilai biokimia leukosit, trombosit
GDS dan kalium tergolong tinggi.

5
C. Pengkajian data klinis/fisik (PD)

Tabel 5.Asesmen Data Fisik/Klinis Ny. Sr. (15 september 2019)


N Domain Data Normal Interpretasi
o
1 PD 1.1.1 Penampilan Tampak lemas
Keseluruhan
2 PD-1.1.5 Nyeri bagian
luka, pusing
3 PD 1.1.9 tanda-tanda Rr: 28x/menit 20-30x/menit Normal
vital Nadi : 104 x 60- Kuat
/menit 100x/menit
Suhu : 36,9 C 36-37 Normal
TD : 183/77 S= < 120 Tinggi
mmHg D= < 180
Kesimpulan Ny. Sr tampak lemas, mengalami nyeri di
bagian luka, pusing, pandagan kabur dan
tekanan darah tinggi

Sumber : Data Rekam Medik Pasien


Table 6. Kategori tekanan darah menurut WHO

Kategori Sistolik Diastolik


Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi
 Ringan / tingkat 1 140-159 90-99
 Sedang/ tingkat 2 160-179 100-109
 Berat / tingkat 3 180-209 110-119
 Sangat berat/ tingkat >210 >120
4

Data klinis Ny. Sr diperoleh dari rekam medik Ny. Sr. Pemeriksaan
dilakukan pada tanggal 16 september 2019. Berdasarkan hasil pemeriksaan
fisik/klinis tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasien terlihat lemas, nyeri
bagian luka, pandangan kabur, dan tekanan darah tinggi serta tanda vital
normal.

6
D. Pengkajian riwayat terkait gizi/ makanan (FH)

1. Asupan makan dan pola makan Makan


a. Kualitatif

Tabel 3. Riwayat Pola Makan Pasien


Golongan Jenis Porsi setiap makan Bera Frekuensi
t
Makanan pokok Nasi 3/4 gls 200 3x/hari
Singkong 1 ptng 60 <3x/minggu
Lauk hewani Putih Telur 1 btr 55 4-6x/minggu
Ikan lele 1 ekor 50 < 3x/ minggu
Daging ayam 1 ptng 50 < 3x/ minggu
Lauk nabati Tahu 1 ptng 55 1x/sehari
Sayuran Tumis ½ mangkuk 50 4-6x/minggu
kangkung
Sayur Bayam ½ mangkuk 50 4-6x/minggu
Tumis sawi ½ mangkuk 50 4-6x/minggu
Sayur asem 50
Sayur sop 50
Buah - buahan Semangka 1 ptng 50 < 3x/minggu
Melon 1 ptng 100 <3x/minggu
Pepaya 1 bh 75 <3x/minggu

Sumber : wawancara dengan keluarga pasien

1) Pola makan sebelum masuk rumah sakit (SMRS)


Berdasarlkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pola
makan pasein sebelum masuk rumah sakit yaitu makanan utama 2-
3x sehari. Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi 2-
3x sehari dan singkong 1x seminggu. Lauk hewani yang sering di
konsumsi adalah putih telur, ikan lele, dan ayam tanpa kulit 3x
seminggu. Lauk nabati yang sering dikonsumsi pasein adalah tahu
dan tempe1x sehari.sedangkan sayur yang biasanya dikonsumsi
adalah sayur bayam, tumis kangkung, tumis sawi, sayur sop, sayur
asem setip 3x seminggu. Pasien mengkonsumsi buah yaitu
semangka, melon. Pepaya.
2) Asupan makan masuk rumah sakit

7
Pada saat dirumah sakit pasien mendapatkan diet DM tinggi
Protein dengan bentuk makanan lunak (TIM). Asupan makan Ny.
Sr saat dirumah sakit yaitu makanan sumber karbohidrat berupa
nasi tim dihabiskan ½ porsi setiap makan, makanan sumber lauk
hewani dihabiskan ½ porsi, makanan sumber nabati dihabiskan ¼
porsi, dan sayur dihabiskan 1 porsi. Kurangnya asupan makan
sumber energi, protein hewani, dan protein nabati disebabkan
karena berkurangnya nafsu makan. Selain itu, Snack yang berikan
Rumah sakit yang berupa susu dan pisang tidak dimakan.

b. Kuantitatif
1) Pola Makan Sebelum Masuk Rumah Sakit

Table 6. Gambaran Pola Makan Pasien


Energi Protein Lemak Karbohidrat
(kkal) (g) (g) (g)
Asupan Oral 1450 54 41 207
Kebutuhan 1586 59 44 238
% Asupan 91% 91% 93 % 86 %
Keteranga Baik Baik Baik Baik

Sumber: wawancara dengan pasien dan keluarga pasien

Pola makan pasien sebelum masuk rumah sakit yang meliputi


energi, karbohidrat, lemak dan protein tergolong baik.

Kategori tingkat konsumsi


Kategori Tingkat konsumsi
Baik 80-110%
Kurang <80%
Lebih >110%

Sumber : Widya karya pangan dan gizi (WNPG,2004)

2) Asupan makan Masuk Rumah Sakit

Table 7. Gambaran Asupan Makan Pasien


Energi Protein Lemak Karbohidrat
(kkal) (g) (g) (g)

8
Asupan Oral 451 10,78 16,5 72
Kebutuhan 1477 55 40 221
%Asupan 30 % 18 % 40 % 32 %
Keterangan Kurang kurang Kurang Kurang

Sumber : wawancara,comstok, standar menu RS, HWO 2005


Asupan pasien selama masuk rumah sakit yang meliputi energi,
protein, karbohidrat dan lemak kurang dari kebutuhan.
2. Pengetahuan terkait gizi
Pasien dan keluarga belum mendapatkan edukasi terkait penyakit
pasien.
3. Aktivitas Fisik
a. Sebelum sakit
Sebelum pasien didiagnosa hiperglikemik , dehidrasi dan
uleus DM Pasien sebagai ibu rumah tangga yang bekerja
sebagai swasta.
b. Saat sakit
Pasien saat ini bedrest karena sakit di bagian tungkai kaki.
4. Kemampuan menerima makanan
Saat ini pasien dalam keadaan sadar lemah, mengalami
pusing, pandangna kabur. Pasien susah mengunyah karena gigi
tidak lengkap. pasien dapat menerima makanan namun nafsu
makan pasien berkurang.
E. Pengkajian data riwayat pasien (CH)

Table 8. Asesment Data Riwayat Pasien


No Domain Data Interpretasi
1 CH.1.1.1 Usia 53 tahun
2 CH 1.1.2 jenis Perempuan
kelamin
3 CH.1.1.3 Suku Jawa
4 CH.1.1.6 Pendidikan Lulusan SD
5 CH.1.1.7 Peran dalam Istri
keluarga
6 CH 1.1.6 Edukasi Ny. Sr dan keluarga Pasien belum
belum mendapat mendapat
konseling gizi terkait konseling gizi
asuhan gizi pasien
7 CH 2.2.1 perawatan Ny. Sr Telah

9
/terapi medis diberitindakan
berupa penanganan
luka dan pemberian
obat serta
pemasangan infus
Acarbose 100 mg Antidiabets
Vit B-12 Penyembuhan luka
Metamorfin 500 mg Pereda nyeri
Captopril Obat Hiertensi
Ciprofloxacin 500 g Antibiotik infeksi
8 CH-3.1.6 Pekerjaan swasta
9 CH-3.1.7 Agama Islam
Kesimpulan : Ny. Sr sudah diberi tindakan terhadap nyeri yang
dideritanya

F. Komperatif standar

1. Perhitungan kebutuhan Zat Gizi SMRS


Estimasi TB = 156
BB 156-100 = 56- 5,6 = 51,4
Rumus perkeni = 25 kkal/BB
25 x 51,4 = 1285
BMR X F.U = 1285-5%
= 1220,7
X f. A = 1220,7+30%
E = 1586,9 kkal
P = 10 % x 1586,9= 158,6/4 = 39,6 g
L = 25% x 1586,9= 396,5/9= 44g
KH =65% x 1586,9 = 1032/4 = 258,2 g

2. Perhitungan kebutuhan Zat Gizi MRS


Estimasi TB = 156
BB 156-100 = 56- 5,6 = 51,4
Rumus perkeni = 25 kkal/BB
25 x 51,4 = 1285
BMR X F.U = 1285-5%
= 1220,7

10
X f. A + Fs = 1220,7+10% +10%
E = 1477 kkal
P = 15% x 1477 = 221/4 = 55g
L = 25% x 1477= 361/9 = 40 g
KH = 60% x 1477 = 886,2/4 = 221 g

11
IV. DIAGNOSIS GIZI

Table 9.Diagnosis Gizi


Domain Problem Etiologi Sign and sympthom
NI-2.1 Asupan oral mual dan nafsu Asupan makan Energi
tidak adekuat makan menurun ,Protein ,Lemak dan
Karbohidrat kurang dari
80% kebutuhan
NI-5.1 Peningkatan Penyembuhan Luka Terdapat Luka di bagian
kebutuhan zat ulkus DM tumit kaki
gizi protein
NC-2.2 Perubahan nilai Gangguan fungsi Kadar GDS tinggi yaitu
laboratorium endokrin (pankreas) 832 mg/dl dan DM
terkait gizi
(GDS)

Rumusan diagnosis
1. NI-2.1 : asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan mual
penurunan nafsu makandibuktikan dengan asupan makan Energi
,Protein ,Lemak dan karbohidrat kurang dari 80% kebutuhan.
2. NI-5.1 : Peningkatan kebutuhan zat gizi protein berkaitan dengan
penyembuhan luka (ulkus DM) dibuktikan dengan terdapat luka di
bagian tumit kaki.
3. NC-2.2 : perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan
gangguan fungsi endokrin (pankreas) dibuktikan dengan kadar
GDS tinggi yaitu 832 mg/dl dan DM.

12
V. INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan

jenis : Diet DM Tinggi Protein

bentuk makanan : lunak (TIM)

Cara pemberian : Oral

Frekuensi : 3 x makanan utama 2 x snack


B. Preskripsi Diet

1. Tujuan Diet
a. Memberikan makan tinggi protein untuk dapat mempercepat
proses penyembuhan luka
b. Membantu Menurunkan kadar gula darah hingga batas normal

2. Syarat dan prinsip Diet


a. Energi sesuai kebutuhan yaitu 25 kkal/kg/bb dengan
mempertimbangkan faktor usia, aktivitas fisik, dan faktor stress
b. Protein tinggi 15 % total energi
c. Lemak Sedang 25 % total energi
d. Karbohidrat 60 % total energi
e. Makanan tidak merangsang saluran cerna agar dapat
mengurangi mual
f. Menghindari makanan yang menimbulkan gas
g. Memperhatikan prinsip 3 J yaitu tepat Jenis, Jumlah dan Jadwal.
h. memberikan makanan mudah cerna dan tidak merangsang

3. Perencanaan Konseling Gizi


Sasaran : pasien dan keluarga
Materi : Diet DM tinggi Protein
- Memberikan makanan yang aman bagi penderita diabets
- Menghindari makanan yang manis dan diawetkan

13
- Menghindari penggunaan gula murni
- Menghindari makan dan minuman berkarbonasi dan
mengandung alkohol
- Menerapkan prinsip 3J yaitu makanan tepat Jenis, Jumlah, dan
Jadwal
Media : Leaflet Diet DM
Metode : konsultasi dan tanya jawab
Waktu : + 15 menit
Tempat : Ruang Baitul izzah 1 kamar J1
4. Rencana monitoring Evaluasi
Table 10. Rencana Monitoring Evaluasi

Diagnosis Gizi Intervensi Gizi Monitoring Evaluasi


NI-2.1 asupan Pemberian Monitoring Makan
oral tidak makana sesuai asupan Energi dihabiskan
adekuat diet pasien , Protein, 80%
(prinsip DM ) Lemak dan
Karbohidrat
NI-5.1 Memberikan Monitoring Makanan
peningkatan makanan asupan protein sumber
kebutuhan sumber protein protein
protein tinggi dihabiskan
80%
NC-2.2. Kontrol GDS Monitoring Kadar GDS
perubahan nilai (kolaborasi kadar GDS turun hingga
laboratorium dengan pasien batas normal.
perawat)

V. IMPLEMENTASI

1. pemberian Diet Harian

Intervensi hari pertama yaitu memberikan diet sesuai dengan


kebutuhan pasien. Pada implementasinya, diet yang diberikan kepada
pasien sesuai dengan diet standar rumah sakit, sehingga tidak ada
rekomendasi diet.

a. 17 September 2019

14
1) Kajian Terapi Diet
Jenis : Diet DM Tinggi Protein
Bentuk : Lunak (Tim)
Rute : Oral
Frekuensi : 3x makanan utama 2x selingan
Nilai Gizi

Table 11. kajian nilai gizi standar diet RS intervensi 1


E P L KH
Standar diet RS 1443 53 38,1 242,3
Target pencapaian 1477 55 40 221
% pemenuhan 98% 96% 95% 110%
Keterangan Baik Baik Baik Baik

Kategori Tingkat konsumsi


Baik 80-110%
Kurang <80%
Lebih >110%

Sumber : Widya karya pangan dan gizi (WNPG,2004)

Standar diet Rumah Sakit apabila dibandingkan dengan target asupan


pasien menunjukan bahwa ketersediaan energi, protein, lemak dan karbohidrat
sudah sesuai dengan kebutuhan pasien karena masuk dalam rentang 80-110
sehingga tidak dilakukan modifikasi menu.

Table 12. Menu Diet Intervensi 1

Menu makanan biasa hari ke 7


Standar diet RS Rekomendasi Diet
Makan pagi
Makanan pokok Nasi tim 200 g Nasi tim 200 g
Lauk hewani Telur ceplok bb rujak Telur ceplok bb rujak
Sayur Sup makaroni Sup makaroni
Selingan pagi
Selingan Pisang kepok 50 g Pisang kepok 50 g
Makan siang
Makanan pokok Nasi tim 200 g Nasi tim 200 g
Lauk hewani Ayam fillet bb balado Ayam fillet bb balado
50g 50g
Lauk nabati Rolade tahu wortel 50g Rolade tahu wortel 50g

15
Sayur Bening bayam gambas Bening bayam gambas
100 g 100 g
Buah Semangka 50 g Semangka 50 g
Selingan
Selingan Puding DM 100 g Puding DM 100 g
Makan malam
Makanan pokok Nasi tim 200 g Nasi tim 200 g
Lauk hewani Kakap krispi asam manis Kakap krispi asam manis
50 g 50 g
Lauk nabati Tempe goreng 50g Tempe goreng 50g
Sayur Sayur asem jakarta 100 Sayur asem jakarta 100 g
g
E= 1443 kkal E = 98 %
P= 53 gram P = 96 %
L= 38,1 gram L = 95 %
KH = 242,3 gram KH = 110 %
b. 18 september 2019
1) Kajian Terapi Diet
Jenis : Diet DM Tinggi Protein
Bentuk : Lunak (Tim)
Rute : Oral
Frekuensi : 3x makanan utama 2x selingan
Nilai Gizi
Table 13. kajian nilai gizi standar Diet RS intervensi 2

E P L KH
Standar diet RS 1524 53,57 36,23 243,4
Target pencapaian 1477 55 40 221
% pemenuhan 103% 97% 91% 110%
Keterangan Baik Baik Baik Baik

Kategori Tingkat konsumsi


Baik 80-110%
Kurang <80%
Lebih >110%

Sumber : Widya karya pangan dan gizi (WNPG,2004)

Standar diet Rumah Sakit apabila dibandingkan dengan target


asupan pasien menunjukan bahwa ketersediaan energi, protein,
lemak dan karbohidrat sudah sesuai dengan kebutuhan pasien

16
karena masuk dalam rentang 80-110 sehingga tidak dilakukan
modifikasi menu.

17
Table 14. Menu Diet RS Intervensi II

Menu makanan biasa hari ke 8


Standar diet RS Rekomendasi Diet
Makan pagi
Makanan pokok Nasi tim 200 g Nasi tim 200 g
Lauk hewani Telur dadar onclang 50 g Telur dadar onclang 50 g
Sayur Bening gambas wortel Bening gambas wortel
100g 100g
Selingan pagi
Selingan Pisang rebus 50 g Pisang rebus 50 g
Makan siang
Makanan pokok Nasi tim 200 g Nasi tim 200 g
Lauk hewani Pepes bandeng 50 g Pepes bandeng 50 g
Lauk nabati Kering tempe 50 g Kering tempe 50 g
Sayur Podomoro kangkung Podomoro kangkung 100
100 g g
Buah Melon 50 g Melon 50 g
Selingan
Selingan Puding DM 100 g Puding DM 100 g
Makan malam
Makanan pokok Nasi tim 200 g Nasi tim 200 g
Lauk hewani Sate bakso ayam 50 g Sate bakso ayam 50 g
Lauk nabati Tahu bacem 50g Tahu bacem 50g
Sayur Sup jagung 100 g Sup jagung 100 g
E= 1524 E = 103%
P=53,57 P = 97%
L= 36 L =91%
KH= 243,4 KH = 110 %

c. 19 september 2019
1) Kajian Terapi Diet
Jenis : Diet DM Tinggi Protein
Bentuk : lunak (Tim)
Rute : Oral
Frekuensi : 3x makanan utama 2x selingan
Nilai Gizi
Table 15. Kajian Nilai Gizi standar Diet RS intervensi III

E P L KH
Standar diet RS 1458 55,98 41,48 242,4
Target pencapaian 1477 55 40 221
% pemenuhan 99% 102% 104% 110%
Keterangan Baik Baik Baik Baik

18
Kategori Tingkat konsumsi
Baik 80-110%
Kurang <80%
Lebih >110%

Sumber : Widya karya pangan dan gizi (WNPG,2004)

Standar diet Rumah Sakit apabila dibandingkan dengan target asupan


pasien menunjukan bahwa ketersediaan energi, protein, lemak dan karbohidrat
sudah sesuai dengan kebutuhan pasien karena masuk dalam rentang 80-110
sehingga tidak dilakukan modifikasi menu.
Table 16. Meni Diet Intervensi III

Menu makanan biasa hari ke 9


Standar diet RS Rekomendasi Diet
Makan pagi
Makanan pokok Nasi tim 200 g Nasi tim 200 g
Lauk hewani Otak-otak bandeng Otak-otak bandeng
goreng 50 g goreng 50 g
Sayur Sambal goreng labusiam Sambal goreng labusiam
100g 100g
Selingan pagi
Selingan Pisang rebus 50 g Pisang rebus 50 g
Makan siang
Makanan pokok Nasi tim 200 g Nasi tim 200 g
Lauk hewani Bothok telur 50 g Bothok telur 50 g
Lauk nabati Tahu bb bali 50 g Tahu bb bali 50 g
Sayur Bening bayam wortel Bening bayam wortel
100 g 100 g
Buah Pepaya 50 g Pepaya 50 g
Selingan
Selingan Puding DM 100 g Puding DM 100g
Makan malam
Makanan pokok Nasi tim 200 g Nasi tim 200 g
Lauk hewani Kakap krispi 50 g Kakap krispi 50 g
Lauk nabati Tahu loaf 50g Tahu loaf 50g
Sayur Lodeh 100 g Lodeh 100 g
E= 1458 E= 99%
P=55,98 P= 102%
L = 41,4 L= 104%
KH = 242,2 KH= 110%

19
2. Edukasi dan konseling gizi
a. Tujuan : Memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga
pasien terkait diet DM tinggi Protein
b. Sasaran : pasien dan keluarga pasien
c. Tempat : Ruang ranap baitul izzah 1
d. Waktu : 14.00
e. Materi
1) Tujuan dan prinsip diet yang diberikan serta contoh makanan
yang dianjurkan, dibatasi ataupun dihindari yaitu
- Memberikan makanan yang aman bagi penderita diabets
- Menghindari makanan yang manis dan diawetkan
- Menghindari penggunaan gula murni
- Menghindari makan dan minuman berkarbonasi dan
mengandung alkohol
- Memberikan makanan tinggi protein untuk membantu
penyembuhan luka
2) Motivasi kepada pasien agar memakan makanan yang
disajikan di rumah sakit
3) Menerapkan prinsip diet DM 3 J yaitu tepat jenis, jumlah dan
jadwal
4) Motivasi kepada keluarga pasien agar terus mendukung pasien
dalam menjalani perawatan di rumahsakit dan diet yang
diberikan
f. Strategi
1) Precontemplation
 Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarga pasien
mengeni pola hidup yang lebih baik
2) Completation

20
 Menjelaskan tujuan intervensi diet
 Memberikan dukungan terkait perubahan yang dilakukan

3) Preparation
 Mendukung pasien untuk melakukan perubahan spesifik
(kadar gula darah)
 Menguatkan komitmen pasien terhadap kesepakatan yang
telah didiskusikan
 Menghargai segala perubahan baik yang dilakukan pasien
4) Action
 Memberikan bantuan yang dibutuhkan pasien apabila ada
hambatan
5) Maintenance
 Mendiskusikan hambatan yang dirasakan pasien serta
alternativ pemecahannya dalam menjalankan perubahan
pola makan
g. Alat peraga : leaflet (terlampir)

3. Koordinasi dengan Tim Kesehatan Lain


Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain meliputi bekerjasama
dengan tenaga medis lain yang terlibat dalam proses perawatan
pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain meliputi dokter,
perawat, dan ahligizi ruangannya.
a. Dokter
Koordinasi dengan dokter dilakukan untuk memperoleh
informasi mengenai diagnosis medis dan diet yang diberikan
untuk pasien melalui catatan medis pasien sehingga intervensi
gizi sesuai dengan kondisi klinis pasien.
b. Perawat

21
Koordinasi dengan perawat dilakukan untuk memantau kondisi
fisik klinis pasien melalui catatan medis, buku asuhan
keperawatan, ataupun koordinasi secara langsung sehingga
dapat dilakukan intervensi lebih lanjut sesuai dengan
perkembangan pasien.

c. Ahli Gizi Ruangan


Koordinasi dengan ahli gizi ruangannya yaitu untuk memantau
kondisi pasien dan memberikan masukan terkait
perkembangan pasien.

VI. MONITORING DAN EVALUASI

Table 17. Perkembangan Asupan Makan dan Zat Gizi


Indikator waktu Metode Target Keterangan
pencapaian
17-19 Recall Tingkat asupan Kategori rata
September 24 jam makan Ny. Sr rata asupan
2019 dan saat intervensi
comstok mencapai
Asupan Energi 79 % Kurang
FH-1.1.1.1
Asupan Protein 75 % Kurang
FH-1.5.1.1
Asupan Lemak 75 % Kurang
FH-1.5.2.1
Asupan 87 % Baik
Karbohidrat
FH-1.5.3.1

Table 18. 2Tabel Analisis Recall Intervensi 1


E P L KH
Standar diet RS 977 35,3 27,94 159,4
Target pencapaian 1477 55 40 221
% pemenuhan 66% 64% 70% 72%
Keterangan Kurang Kurang Kurang Kurang

22
Pada hari pertama intervensi, asupan makanan pasien masih tergolong
rendah karena asupan pasien kurang dari 80% kebutuhan. Hal ini disebabkan
nafsu makan pasien berkurang, dan masih merasakan mual dan pandangan kabur
setiapkali duduk.

Table 19. Tabel Analisis Recall Intervensi II


E P L KH
Standar diet RS 1432 48,36 31,97 219,74
Target pencapaian 1477 55 40 221
% pemenuhan 97% 88% 80% 99%
Keterangan Baik Baik Baik Baik

Pada hari kedua, Asupan Makan pasien tergolong baik karena asupan
pasien lebih dari 80%. Hal ini disebabkan pasien mengkonsumsi makanan dari
luar berupa daging bajing yang dipercaya dapat membantu mempercepat proses
penyembuhan luka.

Table 20. Tbel Analisis Recall Intervensi III


E P L KH
Standar diet RS 1123 40,68 30,95 199,1
Target pencapaian 1477 55 40 221
% pemenuhan 76% 74% 77% 90%
Keterangan Kurang Kurang Kurang Baik

Pada hari ketiga, asupan makan pasien tergolong rendah karena asupan
makan pasien kurang dari 80%, tetapi terdapat peningkatan dibandingkan dengan
hari pertama intervensi. Hal ini disebabkan, setiap kali makan pasien menyisakan
nasi tim 1/8 dari porsi yang telah disajikan.

Table 21. Perubahan Diet Pasien Selama Perawatan


Tanggal Jenis diet Bentuk makanan Cara
pemberian
17 September 2019 Diet DM Tinggi Protein Lunak (Tim) Oral
18 September 2019 Diet DM Tinggi Protein Lunak (Tim) Oral
19 September 2019 Diet DM Tinggi Protein Lunak (Tim) Oral

Pemantauan asupan makan pasien dilakukan untuk mengetahui


asupan pasien. Pemantauan asupan makan dilakukan selama pasien
dirawat di rumah sakit. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui presentase
jumlah asupan makan pasien kemudian dibandingkan dengan kebutuhan

23
gizi sesuai perhitungan. Berikut hasil recall asupan pasien selama 3 hari
intervensi

120

100
presentase asupan makanan %

80

60

40

20

0
energi protein lemak karbohidrat
Axis Title

17-Sep-19 18-Sep-19 19-Sep-19

Gambar 1. Asupan Makan Pasien

Table 22. Perubahan Nilai Laboratorium (Gula Darah Sewaktu)


Tanggal Nilai laboratorium
16 september 2019 835 mg/dl
17 september 2019 315 mg/dl
18 september 2019 256 mg/dl
19 september 2019 241 mg/dl
20 september 2019 150 mg/dl

24
Perubahan Kadar GDS
900835
kadar glukosa darah sewaktu mg/dl
800
700
600
500
400
315
300 256 241
200 150
100
0
16-Sep 17-Sep 18-Sep 19-Sep 20-Sep
Axis Title

Table 23. Perubahan klinis pasien

Tanggal TD Nadi Suhu Respirasi


16/09/2019 183/77 86 36 24
17/09/2019 130/70 80 36 20
18/09/2019 111/81 81 36 20
19/09/2019 100/70 70 36 20
20/09/2019 120/80 80 36 20

VII. PEMBAHASAN KASUS

Gambaran umum pada kasus ini adalah Ny. Sr masuk ke Rumah Sakit
Islam Sultan Agung pada tanggal 16 september 2019 dengan keluhan luka tak
kunjung sembuh karena digigit tikus sudah hampir satu bulan, nyeri dibagian kaki
yang terluka, pusing, pandangan kabur dan mual sejak hampir satu minggu. Riwat
penyakit terdahulu adalah pasien menderita penyakit gula (diabets melitus) dan
kolestrol sejak 2 tahun yang lalu dan selalu melakukan pemeriksaan di dokter
keluarga Pasien pasuk dengan diagnosa hiperglikemik dengan dehidrasi dan uleus
diabets militus. saat dilakukan Asesmen pasien mengaku bahwa masih merasakan
sakit di bagian luka, pusing, pandangan kabur.

Instrumen skrining MUST terdiri dari tiga pertanyaan yaitu mengenai skor
IMT, kehilangan berat badan 3-6 bulan terakhir, dan efek penyakit akut yang

25
dilihat dari ada atau tidaknya asupan dalam jangka beberapa hari. Setiap jawaban
memiliki skor sehingga didapatkan total skor yang menunjukan keadaan pasien.
Berdasarkan skrining menggunakan instrumen MUST, Ny Sr mendapatkan skor 0
yang berarti beresiko rendah terjadinya malnutrisi.

Langkah berikutnya adalah memulai proses asuhan gizi terstandar (AGT)


dengan melakukan pengkajian gizi. Pengkajian meliputi data antropometri,
biokimia, fisi/klinis, riwayat makan, dan riwayat pasien. Berdasarkan data
antropometri, didapatkan data estimasi tinggi badan sebesar 156 cm dengan
pengukuran tinggi lutut 46 cm. Ny. Sr termasuk dalam kategori status gizi baik
berdasarkan presentil IMT/LILA yaitu 88%. Status gizi pasien termasuk kategori
baik.

Berdasarkan data biokimia, Ny. Sr yaitu kadar hemoglobin dan hematokrit


dan natrium rendah. Sedangkan nilai GDS, leukosit, trombosit dan kalium tinggi.
Leukosit berperan dalam sistem kekebalan tubuh, dalam hal ini tingginya kadar
leukosit karena kondisi Ny. Sr yang sedang mengalami infeksi akibat kondisi luka
digigit tikus. Hiperglikemik merupakan keadaan peningkatan glukosa darah
rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg/dl darah, atau rentang non puasa sekitar
140-160 mg/ 100 ml darah (Almatsier, 2010). Penyebab hiperglikemik tidak
diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin adalah
penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting. Tujuan
utama terapi hiperglikemik adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati (hardinsyah dan
supariasa, 2014) Gula darah Sewaktu menggambarkan fungsi kerja pankreas
dalam menghasilkan hormon insulin. Data biokimia trombosit pasien juga
mengalami peningkatan karena trombosit berperan dalam proses penutupan luka,
termasuk kondisi Ny. Sr yang sedang mengalami luka gigitan tikus. Ulkusus DM
merupakan luka akibat penyakit gula atau kadar GDS dalam tubuh tinggi.

Ny. Sr mengalami keluhan pusing, pandangan kabur dan mual, hal ini
sesuai dengan tanda atau gejala pada pasien yang umumnya memiliki kadar gula
darah yang tinggi. Pengkajian pada riwayat makan dan asupan didapatkan data
bahwa pasien tidak mengalami kekurangan asupan energi, pritein, lemak dan

26
karbohidrat. Asupan makan yang rendah dengan aktivitas fisik sedang karena NY.
Sr bekerja sebagai swasta mempengaruhi status gizi Ny. Sr. Selama dirawat di
rumah sakit, asupan makanan pasien baik tidak kurang dari kebutuhan.

Pengkajian pada riwayat klien, pasien bekerja sebagai swasta (pedagang)


dan tinggal bersama suaminya dan 2 orang anaknya yang bekerja. Saat dirumah
sakit, pasien mendapatkan infus terapi Nacl 0,9% 20 tp, obat tindakan injeksi
berupa humalog 10 unit sc dan humalog 10 unit iv.

Berdasarkan hasil asesment, terdapat beberapa pilihan diagnosis yang


dapat ditegakkan untuk Ny. Sr. Diagnosis utama yang dipilih adalah asupan oral
tidak adekuat (NI-2.1) berkaitan dengan penurunan nafsu makan (mual, dada
berdebar, pusing) dibuktikan dengan asupan makanan sumber Energi, Protein,
Lemak, dan Karbohidrat adalah <80%. Peningkatan kebutuhan protein (NI-5.1)
berkaitan dengan penyembuhan luka Ulkus DM dibuktikan dengan terdapat luka
di bagian tumit kaki Perubahan Nilai Laboratorium terkait gizi (NC-2.2) berkaitan
dengan gangguan fugsi endokrin (pankreas) dibuktikan dengan kadar GDS tinggi
yaitu 832 mg/dl.

Kebutuhan energi Ny. Sr dihitung berdasarkan rumus Perkeni dengan


memperhitungkan koreksi usia, status gizi, dan faktor stress metabolisme. Perkeni
untuk wanita dm yaitu 25/kg/bb. Hasilnya dikurang 5% untuk koreksi usia
kemudian ditambah 10% sebagai aktifitas fisik dan 10% untuk faktor stress
metabolik. Perhitungan tersebut menghasilkan total kebutuhan energi 1477 kkal,
kebutuhan protein 55 g, lemak 40 g, dan karbohidrat 221 g.

Intervensi yang diberikan pada Ny. Sr berupa pemberian makan serta


konseling gizi. Pemberian makan direncanakan dengan target total kebutuhan
pasien karena berdasarkan hasil recall 24 jam didapatkan asupan makan masien
masih rendah dan kondisi pasien masih lemas dan belum bisa makan sesuai
kebutuhannya. Hasil intervensi hari pada hari pertama, asupan makan pasien
masih rendah. Karena pasien tidak mampu memakan makanan bentuk nasi. Dan
intervensi pada hari kedua dan ketiga makanan sumber karbohidrat telah ganti

27
menjadi tim, sehingga asupan makan pasien meningkat tetapi belum memenuhi
80% dari kebutuhan.

Dari 3 hari perlakuan intervensi, asupan makan tertinggi didapatkan dari


hasil intervensi hari 2. Hal ini dikarenakan pasien memakan makanan dari luar
Rumah Sakit. Makanan tersebut adalah daging bajing/tupai yang dipercayai
mampu mengobati diabets melitus. Pasien memakan daging bajing pada menu
makanan pagi hari namun telur dadar yang disediakan rumah sakit tidak
dikonsumsi. Asupan makan pasien hari ke 2 intervensi, dapat disimpulkan bahwa
asupan pasien sudah sesui dengan kebutuhan yaitu diatas 80%. Asupan makanan
terendah didapatkan dari hasil intervensi heri ke 1. Hal ini berkaitan dengan
kondisi pasien yang masih lemas. Selain itu, pasien belum dapat mengkonsumsi
makanan yang disediakan oleh rumah sakit.

Berdasarkan hasil rata-rata asupan pasien selama 3 hari intervensi atau 9 x


makan, maka dapat disimpulkan bahwa asupan makanan sumber energi, protein,
dan lemak tidak adekuat karena dibawah angka 80%, sedangkan asupan makanan
karbohidrat adalah adekuat karena nilai rerata asupan diatas angka 80%.

Berdasarkan pemantauan kadar GDS pasien selama 5 hari perawatan,


maka dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kadar GDS secara signifikan.
Angka GDS tertinggi adalah 835 mg/dl pada tanggal 16 september 2019. Dan
angka GDS terendah adalah 150 mg/dl pada tanggal 20 september 2019.

Intervensi selanjutnya yaitu konseling gizi. Konseling gizi diberikan


kepada pasien dan keluarga pasien yaitu adik kandung pasien, dan suami pasien
mengenai diet pada pasien Diabets Melitus. Pada konseling ini lebih ditekankan
dalam hal porsi makanan, jenis bahan makanan dan waktu makan karena
berdasarkan prinsip diet Diabets Militus adalah tepat jenis, jumlah dan jadwal.
Setelah dilakukan intervensi, tahap selanjutnya adalah monitoring dan evaluasi.
Pemantauan pada asupan makan pasien menunjukan bahwa asupan pasien baik
sebelum dan sesudah intervensi ada perubahan yang signifikan. Yaitu rata rata
asupan pasien adalah >80% dari total kebutuhan.

28
29
VIII. PENUTUP/KESIMPULAN

Ny. Sr memiliki status gizi normal berdasarkan presentil LILA.


Pasien masuk kerumah sakit dengan diagnosis medis hiperglikemik
dengan dehidrasi dan uleus DM. Diagnosis gizi Ny. Sr asupan oral tidak
adekuat (NI-2.1) berkaitan dengan penurunan nafsu makan (mual, dada
berdebar, pusing) dibuktikan dengan asupan makanan sumber Energi,
Protein, Lemak, dan Karbohidrat adalam <80%. Peningkatan kebutuhan
protein (NI-5.1) berkaitan dengan penyembuhan luka Ulkus DM
dibuktikan dengan terdapat luka di bagian tumit kaki. Perubahan Nilai
Laboratorium terkait gizi (NC-2.2) berkaitan dengan gangguan fugsi
endokrin (pankreas) dibuktikan dengan kadar GDS tinggi yaitu 832 mg/dl.
Diagnosis intervensi yang diberikan berupa diet DM dengan bentuk
makanan biasa (TIM) dan konseling gizi selama intervensi. Asupan makan
pasien selama intervensIi mengalami perubahan dan memenuhi kebutuhan.
pasien dapat menerapkan edukasi yang telah diberikan yaitu berupa
anjuran untuk memakan makanan yang disediakan rumah sakit, dan tidak
memakan makanan lain dari luar.

30
DAFTAR PUSTAKA

Academy of Nutrition and Dietetic, 2013. Internasional Dietetic and Nutrition

Terminology (IDNT) Reference Manual: Standardized Language For


Nutrition Care Process, 4th ed. Chicago.

Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

ASDI_PERSAGI, 2011. Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar, Abadi

Publishing & Printing.

Hardinsyah dan Supariasa, 2014. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. PT: EGC. Jakarta.

Muttaqin, Z dkk. Dietition In Your Pocket. Ed 1. Yogyakarta: Deepublish,

Desember 2013.

PB perkeni, 2006. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia

Standards of Medical Care in Diabets, Diabetes Care. Volum 38, Supplement 1,

Januari 2015.

31
Lampiran 1. Analisis Zat Gizi Intervensi 1

Waktu Nama Masakan Bahan Makanan Penukar Gram E (Kkal) P (Gram) L (Gram) Kh (Gram)
Nasi Tim Beras 2P 200 G 240 4,8 0,8 52
Makan Pagi Telur Ceplok Bb Rendang Telur Ayam 1P 50 G 105 5 7,5 0,4
Sup Makaroni Wortel, Kubis, Makaroni 1P 100 G 60 2,8 0,15 11

Selingan Pagi Pisang Rebus Pisang Kepok 1P 50 G 109 0,8 0,5 25

Nasi Tim Beras 2P 200 G 240 4,8 0,8 52


Ayam Fillet Bb Balado Ayam , Tepung 1P 50 G 55 7 6,5 0
Makan Siang Bening Bayam Gambas Bayam, Gambas, Wortel 1P 50 G 36 1,7 0,3 7,6
Rolade Tahu Wortel Tahu, Telur, Wortel 1P 50 G 38 3,4 2,4 1,1
Semangka Semangka 1P 50 G 19 0,2 0,1 3,4

Selingan Sore Puding Dm Agar-Agar, Dan Susu 1P 150 G 139 2,7 4 23

Nasi Tim Beras 1P 200 G 240 4,8 0,8 52


Kakap Krispy Asam
Makan Manis Ikan Kakap, Tepung 1P 50 G 80 11 10 7,6
Malam
Tempe Goreng Tempe, Minyak 1P 50 G 49 3 3,1 2,2
Sayur Asem Jakarta Daun So, Labu Siam 1P 100 G 33 1 1,15 5
Total Pemenuhan 1443 53 38,1 242,3
Total Kebutuhan 1477 55 40 221
Persentase 98% 96% 95% 110%

1
Lampiran 2. Analisis Zat Gizi Recall 24 Jam Intervensi I

P
Waktu Nama Masakan Bahan Makanan Gram E (Kkal) (Gram) L (Gram) Kh ( Gram)
Nasi Tim Beras 100 G 120 2,4 0,4 26
Makan Pagi Telur Ceplok Bb Rendang Telur Ayam 48 G 100 4 7 0,4
Sup Makaroni Wortel, Kubis, Makaroni 95 G 58 2,4 0,14 13,7
Selingan
Pisang Rebus Pisang Kepok 50 G 109 0,8 0,5 25
Pagi
Nasi Tim Beras 150 G 180 3,6 0,6 39
Ayam Fillet Bb Balado Ayam , Tepung 25 G 27 3,5 3,5 0
Makan
Bening Bayam Gambas Bayam, Gambas, Wortel 50 G 36 1,7 0 7,6
Siang
Rolade Tahu Wortel Tahu, Telur, Wortel 50 G 38 3,4 2,4 1,1
Semangka Semangka 50 G 19 0,2 0,1 3,4
Selingan
Puding Dm Agar-Agar, Susu Dm 100 G 139 2,7 4 23
Sore
Nasi Tim Beras 50 G 60 1,4 0,2 13
Makan Kakap Krispy Asam Manis Ikan Kakap, Tepung 25 G 25 5,5 5 0
Malam Tempe Goreng Tempe, Minyak 50 G 49 3 3,1 2,2
Sayur Asem Jakarta Daun So, Labu Siam 75 G 17 0,7 1 5
Total Pemenuhan 977 35,3 27,94 159,4
Total Kebutuhan 1477 55 40 221
Persentase 66% 64% 70% 72%
Lampiran 3. Analisis Zat Gizi Intervensi 2

2
Penuka
Waktu Nama Masakan Bahan Makanan r Gram E (Kkal) P (Gram) L (Gram) Kh (Gram)
Nasi Tim Beras 2P 200 G 240 4,8 0,8 52
Makan Pagi Telur Dadar Onclang Telur Ayam 1P 50 G 77 5,3 6 0,3
Bening Gambas
Wortel Wortel, Kubis, Makaroni 1P 100 G 36 1,79 0,37 7

Selingan Pagi Pisang Rebus Pisang Kepok 1P 50 G 109 0,8 0,5 25

Nasi Tim Beras 2P 200 G 240 4,8 0,8 52


Pepes Bandeng Ikan Bandeng 1P 50 G 74 10,3 3,73 0
Makan Siang Kering Tempe Tempe, Minyak 1P 50 G 87 1,3 4,1 7
Podomoro Kangkung Kangkung 1P 50 G 48 0,4 4,3 2
Melon Melon 1P 50 G 19 0,36 0,05 5

Selingan Sore Puding Dm Agar-Agar, Dan Susu 1P 150 G 139 2,7 4 23

Nasi Tim Beras 1P 200 G 240 4,8 0,8 52


Makan Sate Bakso Ayam Ayam, Tepung 1P 50 G 80 10 6,5 3
Malam Tahu Bacem Tahu, Kecap 1P 50 G 49 3 3,1 2,1
Sup Jagung Kol, Wortel, Jagung 1P 100 G 86 3,22 1,18 13
Total Pemenuhan 1524 53,57 36,23 243,4
Total Kebutuhan 1477 55 40 221
Persentase 103% 97% 91% 110%

Lampiran 4. Analisis Zat Gizi Recall 24 Jam Intervensi 2

3
Waktu Nama Masakan Bahan Makanan Gram E (Kkal) P (Gram) L (Gram) Kh (Gram)
Nasi Tim Beras 175 G 210 4,2 0,6 45
Makan Pagi Telur Dadar Onclang Telur Ayam 0G 0 0 0 0
Wortel, Kubis,
Bening Gambas Wortel Makaroni 100 G 36 2 0,37 7,64
Selingan
Pisang Rebus Pisang Kepok 50 G 109 0,8 0,5 25
Pagi
Nasi Tim Beras 175 G 210 4,2 0,6 45
Pepes Bandeng Ikan Bandeng 25 G 37 5 1,8 0
Makan
Kering Tempe Tempe, Minyak 50 G 87 1,3 4,1 7
Siang
Podomoro Kangkung Kangkung 50 G 48 0,4 4,3 2
Melon Melon 50 G 19 0,36 0,5 5
Selingan 150 G
Puding Dm Agar,Agar 139 2,7 4 23
Sore 25 G
Nasi Tim Beras 175 G 210 4,2 0,6 45
Sate Bakso Ayam Ayam, Tepung 40 G 65 9 7 2,5
Makan
Malam Tahu Bacem Tahu, Kecap 50 G 49 3 3,1 2,1
Kol, Wortel,
Sawi, Wortel, Jagung 75 G 63 2,9 1 10,5
Total Pemenuhan 1282 40,06 28,47 219,74
Total Kebutuhan 1477 55 40 221
Persentase 87% 73% 71% 99%

Total Zat Gizi Tambahan Makanan Dari Luar Rumah Sakit

4
Waktu Nama Masakan Bahan Makanan Penukar Gram E (Kkal) P (Gram) L (Gram) Kh (Gram)
Makan Pagi Daging Daging Bajing 1p 50 G 150 8,3 3,5 0
Jumlah Pemenuhan 1282 40,06 28,47 219,74
Total Pemenuhan 1432 48,36 31,97 219,74
Total Kebutuhan 1477 55 40 221
Presentase 97% 88% 80% 99%

5
Lampiran 5. Analisis Zat Gizi Intervensi 3

Penuka
Waktu Nama Masakan Bahan Makanan r Gram E (Kkal) P (Gram) L (Gram) Kh (Gram)
Nasi Tim Beras 2P 200 G 240 4,8 0,8 52
Otak-Otak Bandeng
Makan Pagi Goreng Otak Otak Bandeng 1P 50 G 115 9 8,2 1,2
Labusiam, Kacang
Sambel Goreng Labusiam Panjang 1P 100 G 24 0,62 0,48 10

Selingan Pagi Pisang Rebus Pisang Kepok 1P 50 G 109 0,8 0,5 25

Nasi Tim Beras 2P 200 G 240 4,8 0,8 52


Bothok Telur Ayam , Tepung 1P 50 G 77 5,3 6 0,3
Makan Siang Tahu Bb Bali Tahu, Telur, Wortel 1P 50 G 48 3,6 3 2,1
Bening Bayam Bayam, Gambas, Wortel 1P 50 G 40 2,88 2,25 3,5
Pepaya Pepaya 1P 50 G 20 0,3 0,7 4,2
Selingan
Puding Dm Agar-Agar, Dan Susu 1P 150 G 139 2,7 4 23
Sore
Nasi Tim Beras 1P 200 G 240 4,8 0,8 52
Makan Kakap Krispi Ikan Kakap, Tepung 1P 50 G 50 10 7 10
Malam Tahu Loaf Tahu 1P 50 G 48 3,6 3 2,1
Lodeh Daun So, Labu Siam 1P 100 G 68 2,78 3,95 5
Total Pemenuhan 1458 55,98 41,48 242,4
Total Kebutuhan 1477 55 40 221
Persentase 99% 102% 104% 110%

6
Lampiran 6. Analisis Zat Gizi Recall 24 Jam Intervensi 3

Waktu Nama Masakan Bahan Makanan Gram E (Kkal) P (Gram) L (Gram) Kh (Gram)
Nasi Tim Beras 175 G 210 4,2 0,6 45
Otak-Otak Bandeng
Makan Pagi Goreng Otak Otak Bandeng 40 G 100 8 8 1
Sambel Goreng Labusiam, Kacang
Labusiam Panjang 90 G 22 0,5 0,4 14

Selingan Pagi Pisang Rebus Pisang Kepok 50 G 109 0,8 0,5 25

Nasi Tim Beras 120 G 130 3 0,6 32


Bothok Telur Telur Ayam 25 G 37 2,8 3 0,1
Tahu Bb Bali Tahu, Telur, Wortel 50 G 48 3,6 3 2,1
Makan Siang
Bayam, Gambas,
Bening Bayam Wortel 50 G 40 2,88 2,25 3,5
Pepaya Pepaya 50 G 20 0,3 0,7 4,2

Selingan Sore Puding Dm Agar-Agar, Susu 100 G 139 2,7 4 23

Nasi Tim Beras 150 G 180 3,6 0,6 39


Kakap Krispi Ikan Kakap, Tepung 25 G 25 5 3,5 5
Makan Malam
Tahu Loaf Tahu 10 G 12 1,2 0,8 0,7
Lodeh Daun So, Labu Siam 75 G 51 2,1 3 4,5
Total Pemenuhan 1123 40,68 30,95 199,1
Total Kebutuhan 1477 55 40 221
Persentase 76% 74% 77% 90%

7
8
9

Anda mungkin juga menyukai