Assessment
Diagnosa Intervensi Monitoring Evaluasi
Data dasar Identifikasi masalah
a. Antropometri Status gizi berdasarkan NI-1.1 Peningkatan kebutuhan ND-1 Makanan Utama dan Snack FH-1.2.2 Intake makanan.
st
TB = 111 cm IMT/U CDC: <1 percentile energi yang berkaitan dengan Pemberian diet TETP 1603,1 kkal Paramater asupan makan,
BBA = 14 kg (Status Gizi Underweight) kondisi DHF ditandai dengan bentuk makanan biasa dengan dengan cara food recall 24 jam,
BBI = 18,6 kg kondisi pasien pusing dan mual, pemberian cairan 1,7L/hari dan target mencukupi 80% asupan
IMT = hasil FFQ; Energi = 485,3 kkal Vitamin E 15 mg/hari. dan 90% kebutuhan Fe, Vitamin
BB ( kg ) 14 (30%) Frekuensi makan 6 kali; 3 kali C, Vitamin E dan Chromium dari
= =11,36
TB ²(m ) 1 ,11²
2
Protein = 12,34 gram (15 makan utama dan 3 kali snack. makanan.
Lemak = 5,79 gram (11%) Pemberian makanan kaya akan
Status gizi pasien berdasarkan Karbohidrat = 48 gram (24%) Fe, Vitamin C, Vitamin E, dan FH-1.2. Intake cairan. Parameter
IMT/U CDC berada di <1 st
dalam kategori defisit tingkat berat. Chromium. cairan 1,7L/hari, target mencukupi
percentile menunjukkan status 90% kebutuhan cairan.
gizi underweight (<5th NI-5.1 Peningkatan kebutuhan zat E-1 Edukasi gizi
percentile) gizi tertentu (Fe, Vitamin C, dan Materi: FH-4.1. Pengetahuan terkait
b. Biokimia Trombosit : 121x103 sel/mm2 Vitamin E) berkaitan dengan - Gambaran umum DHF makanan dan gizi, parameter
Data Lab (↓)
Hematology Penurunan trombosit pada kondisi DHF yang dialami pasien - Tujuan diet yang diberikan pengetahuan pasien, dengan cara
Hb : 11,5 (normal) penderita DHF terjadi karena ditandai dengan trombosit rendah - Motivasi menghabiskan tanya jawab termasuk pre dan
PCV : 34% (normal) kompleks virus antibodi (121x103 sel/mm2) makanan post test, dilakukan setiap
Entrosit : 4,35 juta sel/mm merangsang agregasi - Bahan makanan yang dihindari, edukasi, target pengetahuan
² (normal) trombosit sehingga NB-1.1 Kurangnya pengetahuan dibatasi, dan dianjurkan meningkat.
MCV : 80 FI (normal) meningkatan destruksi tentang makanan dan gizi Waktu: Saat visit, 30-60 menit
MCH : 26 pg (normal) trombosit di perifer. dikarenakan belum pernah Frekuensi: Setiap 1 bulan FH-5.1 Kepatuhan terhadap diet
MCHC : 32% (normal) mendapat edukasi gizi ditandai Media: Leaflet, DBMP, food model yang diberikan.
RDW : 13,1 % (normal) Eosinofil : 0% (↓) dengan kurangnya konsumsi air Sasaran: An. AC dan keluarga Monitoring evaluasi terkait
Trombosit : 121x103 sel/mm2 Penurunan eosinophil putih dan jarang konsumsi sayuran kepatuhan terhadap diet yang
(↓) menandakan terjadinya RC-1 Kolaborasi dengan tenaga diberikan melalui wawancara
LED : 15 mm/jam (normal) inflamasi di dalam tubuh NC-2.2 Perubahan nilai lab kesehatan dengan bantuan form tingkat
Leukosit : 8900 sel/mm3 (trombosit, eosinophil, stab, Dokter : Pemantauan data lab, kepatuhan serta melihat data hasil
(normal) Stab : 1% (↓) segmen, limfosit, dan monosit) pemberian obat penekan mual recall 24h dan perubahan berat
Eosinofil : 0% (↓) Segmen : 46% (↓) yang berkaitan dengan kondisi dan muntah badan pasien, target pasien
Basofil : 0% (normal) Penurunan stab dan segmen DHF dan adanya infeksi virus Perawat : Pemantauan tanda vital menerapkan diet yang diberikan
Stab : 1% (↓) menandakan adanya infeksi Dengue ditandai dengan nilai dan fisik klinis secara rutin. dan terjadi peningkatan berat
Segmen : 46% (↓) virus di dalam tubuh. trombosit, eosinophil, stab, dan badan.
Limfosit : 38% (↑) segmen yang rendah, serta
Monosit : 15% (↑) Limfosit : 38% (↑) peningkatan limfosit dan monosit. AD-1.1 Komposisi tubuh,
Monosit : 15% (↑) pertumbuhan, riwayat berat
Menandakan adanya infeksi badan.
virus Dengue sehingga Pengukuran antropometri dengan
aktivasi makrofag (limfosit parameter berat badan apabila
dan monosit) untuk memungkinkan untuk dilakukan
memfagositosis kompleks penimbangan berat badan agar
virus-antibodi meningkat. diketahui apakah ada perubahan
berat badan terkait status gizi
c. Fisik Klinik Tekanan Darah : 80/50
pasien, target IMT normal.
Kesadaran : CM mmHg (↓) rendah
Keadaan Umum : Cukup Nadi : 117 kali / menit (↑)
PD-1.1 Pemeriksaan Fisik yang
GCS : 456 (normal) Penurunan tekanan darah
Berfokus Pada Gizi
Tekanan Darah : 80/50 mmHg pada pasien DHF disebabkan
Parameter fisik klinis pasien
(↓) kebocoran pembuluh darah
meliputi kondisi pasien terkait
Suhu : 38˚C (↑) kapiler sehingga volume
suhu dan denyut nadi, tekanan
Respiratory Rate : 20 kali / cairan dalam pembuluh darah
darah, dan rasa mual, target: suhu
menit (normal) menurun dan terjadi
tubuh, denyut nadi, tekanan darah
Nadi : 117 kali / menit (↑) penurunan tekanan darah.
normal, rasa mual berkurang.
Pusing (+) Pada hari ketiga biasanya
Mual (+) pasien mengalami kondisi
BD-1.10 Pemeriksaan darah
Muntah (-) syok, hal tersebut
lengkap
menyebabkan denyut nadi
Parameter data laboratiorium
penderita DHF menjadi
terkait kondisi pasien mengalami
lembut, cepat, kecil bahkan
DHF dengan mengukur kadar
bisa sampai tidak teraba.
trombosit untuk mengetahui grade
Pada keadaan tersebut
DHF, eosinophil, stab, segmen,
tekanan darah sistolik dapat
limfosit, dan monosit, target kadar
turun hingga < 80 mmHg.
trombosit, eosinophil, stab,
Suhu : 38˚C (↑) tinggi segmen, limfosit, dan monosit
Pusing (+) normal
Mual (+)
Peningkatan suhu tubuh,
pusing, dan mual merupakan
gejala klinis penderita DHF
dan terjadi setelah virus
masuk ke dalam tubuh. Virus
yang masuk ke pembuluh
darah otak melalui aliran
darah mempengaruhi
hipotalamus menyebabkan
peningkatan suhu tubuh.
Pada saat terjadi kondisi
DHF, tubuh akan melawan
virus dengan peningkatan
asam lambung yang
menyebabkan kondisi mual.
Nama : An. AC
Umur : 5 tahun 9 bulan
Tanggal : 31 Januari 2019
INTERVENSI GIZI
1
Food and Drug Administration. fda.gov
2
Ekiz C, Agaoglu L, Karakas Z, Gurel N, Yalcin I. The effect of iron deficiency anemia on the function of the immune system. Hematol J. 2005; 5(7):579-83.
3
Shrivastava R, Nagar R, Ravishankar G, Upreti R, Chaturvedi U. Effect of pretreatment with chromium picolinate on haematological parameters during dengue virus infection in mice. Indian J Med
Res. 2007;126:440–446.
4
Shrivastava R, Upreti RK, Seth PK, Chaturvedi UC. Effects of chromium on the immune system. FEMS Immunol Med Microbiol. 2002;34:1–7.
5
Krisnanda, R. (2020). Vitamin C Helps in the Absorption of Iron in Iron Deficiency Anemia. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 2(3), 279-286.
6
Vaish A, Verma S, Agarwal A, Gupta L, Gutch M. Effect of vitamin E on thrombocytopenia in dengue fever. Ann Trop Med Public Health. 2012;5:282–285.
Lemak 53,44 10,69 5,34 16,03 5,34 10,69 5,34
Menu Sehari An. AC
Vitamin Vitamin
Energi Protein Lemak Karbohidrat Serat Fe Cr
C E
Makan Pagi 398,68 22,12 15,60 43,31 3,29 2,02 0,11 38,94 0,77
Snack Pagi 85,50 2,03 2,87 14,01 1,00 0,53 0,00 6,60 0,05
Makan Siang 545,46 38,18 15,48 64,30 10,50 9,59 0,00 141,56 1,10
Snack Sore 183,05 12,51 7,73 16,90 2,12 3,74 0,00 0,05 0,13
Makan Malam 268,06 11,03 8,23 37,06 2,35 1,72 0,00 28,05 0,79
Snack Malam 230,95 2,07 5,67 46,54 3,29 0,38 0,00 12,06 0,20
Total 1711,70 87,93 55,57 222,11 22,54 17,99 0,11 227,25 3,04
Kebutuhan Responden 1603,10 80,16 53,44 200,39 25,00 0,90 0,04 0,09 0,02
% Pemenuhan 106,77 109,70 104,00 110,84 90,14 1999,14 309,27 252500,0 20246,0
*kebutuhan vitamin dan dan mineral masih berada di bawah Tolerable Upper Intake Level untuk anak usi 4-8 tahun.